Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemajuan Islam pada abad pertengahan?
Faktor-Faktor Kemajuan Peradaban Islam (Umayyah dan Abbasiyah) Februari 23, 2022 Kejayaan Islam di abad pertengahan merupakan pencapaian yang luar biasa yang mungkin tidak akan bisa terulang kembali. Kejayaan Islam yang sangat pesat ini terjadi antara kurun waktu abad ketiga sampai dengan abad kelima Hijriah, yaitu pada masa pemerintahan daulah Abbasiyah. Dalm kurun waktu tersebut telah banyak melahirkan tokoh-tokoh intelektual dan cendekiawan muslim yang berkompeten dalam berbagai bidang keilmuan, baik itu kelimuan Islam maupun ilmu-ilmu umum. Olah karena itu, di periode ini disebut juga dengan periode kabangkitan pemikiran,budaya, ilmu pengetahuan, dan peradaban. Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650-1250. Periode ini disebut periode klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Ummayah atau sering disebut daulah Ummayah dan Kerajaann Abbasiyah yang sering disebut daulah Abbasiyah. Pada masa bani Ummayah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer. Sementara perkembangan Islam pada masa bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer. Faktor-Faktor Kemajuan Peradaban Islam 1. Terjadinya Asimilasi antara Bangsa Arab dan Bangsa Lain 2. Gencarnya Gerakan Penerjemah 3. Berkembangnya Kebudayaan Islam secara Mandiri 4. Termotivasi oleh Metode Berpikir Filsuf Yunani 5. Adanya semangat untuk Mancapai Kamajuan dalam Berbagai Ilmu Pengatahuan Faktor-Faktor Kemajuan Peradaban Islam Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kejayaan Islam juga ditunjang oleh beberapa faktor berikut. 1. Terjadinya Asimilasi antara Bangsa Arab dan Bangsa Lain Asimilasi dengan bangsa lain membuat perkembangan ilmu pengetahuan cukup terbantu. Salah satunya adalah asimilasi dengan Persia, yang pengaruhnya sangat kuat di bidang pemerintahan. Selain itu, juga berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat, dan sastra. Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, matematika, dan astronomi, sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui terjemahan-terjamahan dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat. 2. Gencarnya Gerakan Penerjemah Dalam proses terjemahan ini dilakukan dalam tiga fase, yaitu sebagai berikut. Pada masa Khalifah Al-Mansyur hingga Harun ar-Rasyid. Pada fase ini penerjemahan didominasi oleh karya-karya di bidang astronomi dan mantik. Pada masa Khalifah Al-Makmun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah bidang filsafat dan kedokteran. Setelah tahun 300H. Dalam fase ini proses penerjemahan semakin berkembang, terutama setelah adanya pembuatan kertas. 3. Berkembangnya Kebudayaan Islam secara Mandiri Hal ini ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam, madrasah-madrasah dan universitas-universitas yang merupakan pusat-pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam. Pada masa ini pendidikan Islam berkembang seiring dengan perkembangan dan kemajuan-kemajuan budaya Islam sendiri yang berlangsung sangat cepat. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awalnya memang merupakan perpaduan antara unsur-unsur pembawaan ajaran Islam sendiri dan unsur-unsur yang berasal dari luar, yaitu dari unsur budaya Persia, Yunani, Romawi, dan India dan unsur budaya lainnya. Kemudian, dalam perkembangannya potensi atau pembawaan Islam tidak merasa cukup hanya menerima saja unsur budaya dari luar itu, tetapi juga mengembangkannya lebih jauh sehingga kemudian warna dan unsur-unsur Islamnya tampak lebih dominan dalam perkembangan Ilmu pengetahuan dan kebudayaan. (deris_04) Home Pendidikan Sejarah Hasil Telusur Faktor-faktor yang Menyebabkan Kemajuan Islam Pada Abad Pertengahan
Islam telah ada dan berkembang lebih dari 14 abad. Sejak permulaan Nabi Muhammad Saw mengembannya sampai sekarang. Tidak ada satu pun peradaban dunia yang pernah hidup sepanjang itu, kecuali peradaban Islam. Sepanjang sejarah panjang peradabannya, Islam mengalami masa kemajuan dan kemunduran. Perkembangan sejarah politik Islam dimulai sejak Nabi Saw mendirikan kekuasaan Islam yang berpusat di Madinah. Di Madinah, beliau membangun sebuah negara dan sistem pemerintahan khas yang berbeda dengan sistem kenegaraan dan pemerintahan yang ada pada saat itu. Sistem inilah yang terus dipertahankan oleh umat Islam hingga tahun 1924 Masehi.
Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, tampuk kepemimpinan umat Islam dipegang oleh para khalifah yang mendapatkan petunjuk (khulafaur rasyidin). Dalam mengurusi urusan umat, para khalifah menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dan konsisten, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Saw. Mereka juga menggunakan sistem pemerintahan yang diwariskan oleh Nabi Saw, yakni kekhilafahan Islam. Mereka tidak pernah menerapkan sistem pemerintahan lain, semacam kerajaan, kekaisaran, maupun sistem pemerintahan demokrasi Yunani. Pasalnya, Rasulullah Saw telah menetapkan sistem pemerintahan khas bagi umat Islam, yakni kekhilafahan Islamiyah. Para khalifah Islam, membangun dan menyebarkan peradaban Islam hingga tahun 1924 Masehi.
Saat itu, Khilafah Islamiyah menjadi negara super power dunia, yang kekuasaan dan pengaruhnya meliputi hampir 2/3 belahan dunia. Kaum Muslim berada pada puncak kegemilangan peradaban; mulai dari bidang ekonomi, hukum, sains dan teknologi. Penemuan dan penelitian ilmiah berkembang sangat pesat. Teori dan penemuan ilmiah sarjana-sarjana Muslim di bidang matematika, kimia, fisika, biologi, sosiologi, peradilan, administrasi, dan lain-lain telah menjadi pijakan dasar kemajuan sains dan teknologi barat. Sejarah abad pertengahan adalah sejarah umat Islam yang terjadi pada kurun tahun 1250 - 1800 M. Pada masa kekhilafahan Mamalik, umat Islam mengalami kemajuan di berbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi modal dasar untuk menguasai daerah-daerah sekitarnya. Kekhilafahan Mamalik ini juga berhasil melumpuhkan tentara Salib di sepanjang Laut Tengah.
Dalam bidang ekonomi, dibuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Bagdad oleh tentara Timur Lenk. Kairo menjadi kota yang sangat penting yang menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan Eropa. Hasil pertanian juga meningkat. Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Bagdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Tagribardi, dan Ibnu Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al Tusi. Di bidang matematika Abu aAl-Faraj Al-‘Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali An-Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al- Dimyati seorang dokter hewan, dan Ar-Razi, perintis psykoterapi. Dalam bidang opthalmologi dikenal nama alah Ad-Din Ibnu Yusuf. Di bidang arsitektur, mereka membangun bangunan-bangunan yang megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah, dan menara masjid. Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam, al Suyuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu hadis dan lain-lain. Kekhilafahan Mamalik berakhir tahun 1517, setelah dijatuhkan oleh Bani Usmani yang kemudian membangun kekhilafahan Islam dari Bani ‘Usmaniyah di Turki. Mesir dijadikan sebagai salah satu kewalian (daerah setingkat propinsi) kekhilafahan Turki ‘Usmani. Di sepanjang abad pertengahan, tiga jalur penting berhasil dikuasai oleh kaum Muslim. Penguasaan tiga jalur ini telah membuka jalan bagi penyebaran agama dan kekuasaan Islam di seluruh penjuru dunia. Tiga jalur tersebut adalah sebagai berikut:
Pada abad pertengahan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam berkembang sangat pesat. Penemuan-penemuan ilmiah sarjana Muslim di berbagai disiplin ilmu menjadi pijakan dasar bagi perkembangan sains dan teknologi modern. Pusat-pusat peradaban Islam, seperti Mesir, Bagdad, Turki, dan Spanyol menjadi pusat peradaban dunia, sekaligus sebagai tempat bagi mahasiswa-masiswa Eropa untuk menyerap ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, dalam semua disiplin ilmu. Para Ilmuwan Islam yang berpengaruh pada saat itu adalah Al-Khawarizmi orang pertama yang menyusun aljabar, Jabir bin Hayan ahli kimia yang terkenal, Al-Biruni, orang yang menyatakan, “Saya temukan (eureka..!)! Beliau adalah peletak dasar teori sederhana guna mengetahui volume dari lingkungan geologis, Muhammad, Ahmad dan Hasan Bin Musa (Banu Musa asy Syakir) astronom yang terkenal pada masa Khalifah Al- Makmun, Avicena (Ibnu Sina 980 - 1037) dan Algazel (Al Gazali 1053 – 1111) sudah memikirkan hitung diferensial, 700 tahun sebelum orang Inggris Newton dan orang Jerman Leibniz. Jadi, Rahasia kesuksesan atau faktor yang menyebabkan kemajuan kaum Muslim pada zaman keemasan peradaban Islam adalah sebagai berikut:
|