Fungsi hadits terhadap Al quran beserta contohnya brainly

Jakarta -

Hadits adalah satu dari 4 sumber hukum Islam yang disepakati para ulama. Hadits menjadi rujukan bagi umat muslim untuk menjelaskan hukum-hukum yang terdapat dalam Al Quran.

Dikutip dari buku Memahami Ilmu Hadits oleh Asep Herdi, secara etimologis hadits dimaknai sebagai jadid, qarib, dan khabar. Jadid adalah lawan dari qadim yang artinya yang baru. Sedangkan qarib artinya yang dekat, yang belum lama terjadi.

Sementara itu, khabar artinya warta yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada yang lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Secara terminologis, hadits dimaknai sebagai ucapan dan segala perbuatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan secara bahasa, hadits berarti perkataan, percakapan, berbicara.

"Segala ucapan, segala perbuatan, dan segala keadaan atau perilaku Nabi Muhammad SAW," tulis Asep dalam bukunya seperti dikutip pada Senin (31/5/2021).

Definisi hadits dikategorikan menjadi tiga, yaitu perkataan nabi (qauliyah), perbuatan nabi (fi'liyah), dan segala keadaan nabi (ahwaliyah). Sebagian ulama seperti at-Thiby berpendapat bahwa hadits melengkapi sabda, perbuatan, dan taqrir nabi. Hadits juga melengkapi perkataan, perbuatan, dan taqrir para sabahat dan Tabi'in.

Hadits memiliki makna yang relatif sama dengan sunnah, khabar, dan atsar. Hanya saja penyebutannya bisa disamakan atau dibedakan.

Fungsi hadits

Terdapat 4 macam fungsi hadits terhadap Al Quran yang ditetapkan oleh ulama Atsar, sebagai berikut:

1. Bayan at-Taqrir
Bayan at-Taqrir disebut juga dengan bayat at-Ta'kid dan bayan at-Isbat. Dalam hal ini hadits berfungsi untuk menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan dalam Al Quran.

2. Bayan at-Tafsir
Fungsi hadits sebagai bayan at-Tafsir yaitu memberikan rincian dan tafsiran terhadap ayat-ayat Al Quran yang masih mujmal (samar atau tidak dapat diketahui), memberikan pesyaratan ayat-ayat yang masih mutlak, dan memberikan penentuan khusus ayat-ayat yang masih umum.

3. Bayan at-Tasyri
Bayan at-Tasyri adalah mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak didapati dalam Al Quran. Fungsi ini disebut juga dengan bayan za'id ala al kitab al-karim.

4. Bayan an-Nasakh

Secara bahasa, an-naskh memiliki arti yang beragam, di antaranya al ibtal (membatalkan), al ijalah (menghilangkan), at tahwil (memindahkan) atay at taqyir (mengubah). Adapun yang disebut dengan bayan an nasakh adalah adanya dalil syara' (yang dapat menghapuskan ketentuan yang telah ada) karena datangnya dalil berikutnya.

Menurut jumhur ulama, kedudukan hadits menempati posisi kedua setelah Al Quran. Ditinjau dari segi wurud atau tsubutnya Al Quran bersifat qath'i (pasti) sedangkan hadits bersifat zhanni al wurud (relatif) kecuali yang berstatus mutawatir (berturut-turut).

(nwy/nwy)

Al-Quran dan Sunnnah Rasul adalah dasar dari pengetahuan islam. Sunnah Rasul dalam hal ni diberitakan dan diinformasikan melalui hadist yang ditulis oleh para ulama atau perawi di zaman dulu. Untuk itu, sebagai dasar hukum islam, tentunya hadist memiliki fungsi terhadap pemahaman dan penafsiran Al-Quran.

Fungsi hadist terhadap Al-Quran tentu saja sangat dipengaruhi dari kevalidan hadist tersebut. Jika dipahami dengan benar maka akan berfungsi bagi manusia mengamaliahkan Al-Quran secara lebih lengkap dan juga dalam mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

Akan tetapi dalam penafsiran dan fungsi hadist ini tidak bisa sembarangan, dan harus dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli dan memiliki ilmu pengetahuan terkait tentangnya. Untuk itu, berikut adalah penjelasan mengenai fungsi hadist terhadap Al-Quran.

Fungsi Al-Quran

Al-Quran yang diturunkan oleh Allah melalui Malaikat Jibril terhadap Rasulullah adalah kitab sepanjang masa yang tidak akan luput walaupun sudah zaman yang berganti. Untuk itu, apa-apa yang ada dalam Al-Quran harus menjadi dasar, dipahami hukum universalnya, dan dikaji secara mendalam oleh umat islam. Jika salah memahami, tentu saja akan salah juga dalam mengamaliahkannya.

Jika salah dan tidak sesuai dengan maksud yang disampaikan dalam Al-Quran, maka dampaknya bukan kemaslahatan, melainkan kemudharata. Berikut adalah fungsi Al-Quran yang dapat kita pahami secara umum.

“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al A’raf: 52)

  1. Sebagai Cahaya Keselamatan

“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS Al Maidah : 16)

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS Yusuf : 111)

Kedudukan Hadist dan Al-Quran

Hadist adalah Sunnah Rasul yang dituliskan kembali. Sebagai penyampai risalah dari Allah, sudah pasti apa yang disampaikan oleh Rasul adalah benar. Yang menjadi permasalahan adalah bukan pada hadist atau pada apa yang disampaikan oleh Allah, melainkan pada penulisan atau periwayatan hadist-hadist yang terdapat dalam Al-Quran. Beberapa juga beredar mengenai hadist-hadist yang palsu atau sudah dimuati oleh kepentingan politik tertentu di masa tersebut.

Untuk itu, perlu adanya metode mengenai pengujian kevalidan hadist. Apalagi dulu Rasul pernah melarang ummatnya untuk menuliskan apa yang Rasul katakan khawatir jika bercampur dengan Al-Quran. Untuk itu, hadist harus dipahami dengan benar terlebih dahlu, diuji kevalidannya. Akan tetapi, sunnah rasul apa yang dilakukan rasul, haruslah selalui kita lakukan sebagaimana  hal ini disampaikan dalam ayat-ayat berikut:

  1. Rasul Adalah Utusan Allah

“Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” (QS An-Nisa : 164)

  1. Rasul Adalah Pembawa Berita Gembira dan Peringatan

“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. “ (QS An Nisa : 165)

 “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS An-Nahl : 36)

Fungsi Hadist Terhadap Pemahaman Al-Quran

Dalam eksistensinya, tentu saja hadist memiliki manfaat dan juga fungsi terhadap Al-Quran sebagai dasar dari pengetahuan islam. Hadist yang memiliki fungsi ini harus dipastikan dulu bahwa hadist tersebut adalah hadist yang benar-benar valid dan juga sudah diuji kebenarannya. Berikut adalah fungsi hadist terhadap Al-Quran menurut para ulama tafsir.

Bayan At Taqrir adalah menetapkan juga memperkuat dari apa yang sudah diterangkan dalam Al-Quran. Hadist ini berfungsi untuk membuat kandungan Al-Quran semakin kokoh dengan adanya  penjelasan hadist tersebut.

Contoh fungsi ini seperti hadist yang menjelaskan QS Al Baqarah 185 (“… maka barang siapa yang mempersaksikan pada waktu itu bulan, hendaklah ia berpuasa….” (Q.S. Al-Baqarah: 185), mengenai masalah puasa. : “Apabila kalian melihat (ru’yah) bulan, maka berpuasalah, juga apabila melihat (ru’yah) itu maka berbukalah.” (HR Muslim)

Bayan At Tafsir memiliki arti sebagai fugsi perincian dan penafsiran Al-Quran. Mungkin di Al-Quran masih bersifat umum, sedangkan dalam hadist diperinci dan didetailkan serta mentekniskan apa yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran.

Misalnya saja Allah memerintahkan manusia beriman untuk melaksanakan shalat. Mengenai teknis detail dan caranya, hal ini diperjelas dengan hadist sebagaimana yang telah Rasulullah lakukan.

Bayan At Tasyri memiliki maksud untuk mewudukan hukum atau aturan yang tidak didapat dalam Al-Quran secara eksplist. Hal ini berfungsi untuk menunjukkan suatu kepastian hukum dengan berbagai persoalan yang ada di kehidupan namun tidak dijelaskan Al-Quran.

Hal ini misalnya tentang Hukum merajam wanita yang masih perawan, tentang hak waris anak, tentang masalah hukum ekonomi, dan sebagainya.

Bayan Nasakh memiliki maksud untuk menghapus ketentuan yang ada dengan ketentuan yang lain karena datangnya suatu permasalahan yang baru. Namun tentunya bukan menghapus isi dan substansi dari Al-Quran hanya saja masalah teknisnya yang berbeda.

Semoga umat islam selalu dapat mengamaliahkan islam sesuai dengan rukun islam , rukun iman , Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia.

fbWhatsappTwitterLinkedIn