Fungsi resonator dalam tubuh manusia adalah membantu getaran suara menjadi

Menyajikan karya seni musik berarti mempertontonkan karya musik. Pada prinsipnya untuk menjadi penyanyi profesional, dibutuhkan latihan rutin dan pemeliharaan anatomi tubuh.

Selain ditentukan oleh organ-organ tubuh, mutu, dan pembentukannya, suara manusia juga didukung oleh beberapa teknik vokal, di antaranya intonasi, resonansi, artikulasi, pernapasan, dan pembawaan.

a. Intonasi

Intonasi merupakan salah satu latihan dasar yang penting bagi seorang penyanyi karena tanpa pembenahan intonasi (ketepatan bunyi tiap nada), suara yang dihasilkan menjadi sumbang dan tidak merdu. Istilah intonasi mempunyai pengertian yang berbeda apabila diterapkan dalam bahasa atau seni vokal. Namun, sebenarnya saling mendukung dan

memperkaya khazanah penguasaan teknik bagi seorang penyanyi, musisi, dan komponis. Banyak suku kata yang memiliki teknik pengucapan tersendiri. Perbedaan pengucapan terletak pada tekanan atau jumlah suku kata.

Intonasi mengandung arti ketepatan suatu nada (pitch). Bunyi nada yang tepat akan menghasilkan suara jernih, nyaring, dan enak didengar. Untuk mendapatkan intonasi yang baik, coba nyanyikan nada-nada berikut secara berulang.

Untuk menjadi seorang penyanyi yang baik, kita harus mengetahui, memahami, dan mempergunakan organ-organ tubuh tersebut secara betul. Pemeliharaan organ-organ tubuh sangat penting agar suara tidak rusak atau terganggu.

Oleh karena itu, dalam bab ini akan dibahas tentang proses pembentukan suara. Mutu suara manusia ditentukan oleh organ-organ suara yang ada di dalam tubuh. Organ-organ tersebut, antara lain sebagai berikut.

a.   Sumber suara manusia, yaitu pita suara berbentuk selaput tipis merentang pada pangkal tenggorokan. Pita suara anak laki-laki lebih panjang dibanding pita suara anak perempuan.

b.   Ruang resonansi, yaitu rongga tenggorokan, mulut, hidung, dan dada. Fungsi resonator adalah membantu getaran suara menjadi kuat.

c.   Alat pernapasan, yaitu paru-paru yang di dalamnya terdapat gelembung yang disebut bronchi sebagai penampung suara.

d.   Pernapasan, yaitu ke luar masuknya udara melalui paru-paru.

e.   Alat-alat motorik atau alat penggerak, yaitu otot-otot sekitar punggung, diafragma, dan dada.

Berlatih kelenturan suara dapat dilakukan dengan cara menyanyikan nada-nada dengan teknik staccato dan legato. Staccato adalah menyanyikan lagu dengan cara patah-patah. Legato adalah menyanyikan lagu dengan cara disambung. Adapun langkah-langkah berlatih kelenturan adalah sebagai berikut.

a)   Tahap pertama, nada dinyanyikan dengan tempo lambat, lalu lebih cepat.

b)   Tahap kedua, nada dinyanyikan dengan tempo bervariasi.

c)   Tahap ketiga, menyanyikan interval yang bervariasi dimulai nada bawah ke nada tinggi dengan artikulasi na, ka, la, dan ra. Contohnya: na na ka ka la la ra ra

d)   Tahap keempat, menyanyikan nada-nada kromatis. Contoh: la la la la la la la la la la la la la

e)   Tahap kelima, menyanyikan lagu yang sesuai tahap-tahap latihan.

b. Artikulasi

Artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam menyanyi agar pesan lagu dapat dimengerti dan dipahami pendengar.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan artikulasi yang baik, antara lain sikap badan yang tegap, posisi mulut yang benar, latihan vokalisis, pembentukan bunyi vokal, dan pembentukan bunyi konsonan.

1) Sikap

Sikap badan yang benar akan membantu memperlancar sirkulasi udara sebagai pendorong utama produksi suara. Sikap yang baik, antara lain :

a) kepala harus tegak, pandangan ke depan;

b) tulang punggung lurus;

c) dada sedikit membusung;

d) kedua kaki terpancang kukuh di lantai dan sedikit renggang.

2) Posisi Mulut

Bentuk mulut yang salah akan mengganggu proses pembentukan suara. Bentuk dan posisi organ mulut saat memproduksi suara adalah sebagai berikut :

a)   Buka mulut selebar tiga jari secara vertikal (bentuk mulut elips) sehingga suara yang ke luar tidak lemah dan bulat.

b)   Bentuk gigi seri sebelah atas tertutup setengah bagian oleh bibir sebelah atas.

c)   Posisi bibir bawah ditekan pada gigi seri sebelah bawah supaya kekuatan suara tidak berkurang.

d)   Aliran udara diarahkan ke langit-langit keras supaya suara yang ke luar menjadi jelas dan lantang.

e)   Langit-langit lunak dan anak lidah ditarik ke atas untuk menutup lubang yang menuju ke rongga hidung.

f)    Lengkung langit-langit dibuka lebar dan dijaga agar lidah tetap mendatar, sedangkan ujung lidah menyinggung gigi seri sebelah bawah.

Bentuk dan posisi yang salah pada waktu menyanyi akan berakibat suara yang dihasilkan menjadi pekak, lemah, dan tidak nyaring.

3) Latihan Vokalisis

Di dalam buku Prattica di Musika, komponis Lodovico Zacconi menjelaskan bahwa latihan dasar vokal yang baik adalah berusaha menjadikan semua bunyi menjadi huruf-huruf hidup. Tujuan latihan vokalisis adalah memelihara dan menyempurnakan huruf vokal ataupun konsonan dengan teknik agar produksi suara yang dihasilkan menjadi bulat, merdu, dan indah.

4) Teknik Pembentukan Bunyi Vokal

Bunyi vokal adalah bunyi yang ke luar karena udara dari paru-paru tidak mendapat rintangan. Jenis dan macam vokal tergantung dari posisi bibir, tinggi rendah lidah, dan maju mundurnya lidah. Teknik pembentukan vokal meliputi Vokal o, u, dan a; Vokal e, i; dan Vokal e (pepet).

5) Teknik Pembentukan Bunyi Konsonan

Bunyi konsonan adalah bunyi yang keluar dari paru-paru mendapat rintangan atau hambatan. Terbentuknya bunyi konsonan tergantung peranan lidah sebagai artikulator dan sasaran titik artikulasi.

c. Resonansi

Resonansi adalah suatu gejala bunyi yang dikembalikan dari suatu ruangan, semacam gema yang timbul karena adanya ruangan berdinding keras sehingga sanggup memantulkan suara. Tanpa ruangan resonansi, pita suara hanya menimbulkan bunyi yang lemah karena panjangnya hanya 1,5–2 cm. Dengan adanya resonansi, suara manusia menjadi keras, indah, dan gemilang.

d. Pernapasan

Pernapasan adalah keluar masuknya udara melalui paru-paru. Udara yang digunakan saat menyanyi lebih banyak dibandingkan persediaan untuk bernapas sehari-hari. Oleh karena itu, usahakan mengisi paru-paru sebanyak mungkin waktu menyanyi. Teknik pernapasan dalam menyanyi dibagi menjadi tiga macam, yaitu teknik pernapasan dada, perut, dan diafragma.

Petunjuk Teknis Pernapasan : Hirup udara . tahan . keluarkan Perhatian!

a)   Waktu menghirup udara diusahakan pelan-pelan, perut mengembung sehingga rongga dada terbuka lebar dan udara yang masuk maksimal.

b)   Setelah udara masuk, tahan selama 5 detik, 10 detik, atau 15 detik secara bertahap.

c)   Keluarkan udara sedikit demi sedikit (stabil) dengan suara mendesis (sis ... sis ...). Lakukan latihan ini secara berulang-ulang.

e. Pembawaan

Salah satu keberhasilan seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu adalah ketepatan dalam menginterpretasikan sebuah karya musik atau lagu. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan karya musik, antara lain tema lagu, unsur-unsur musik (tanda tempo, tanda dinamik, tanda ekspresi, irama, dan birama), pesan dan kesan yang disampaikan, kesulitan-kesulitan lagu, gaya, dan klimaks lagu.

Sehingga dapat disimpulkan beberapa hal yang diperhatikan dalam teknik vokal, antara lain intonasi, resonansi, artikulasi, pernapasan, dan pembawaan. Organ-organ suara dalam tubuh manusia, antara lain pita suara, alat pernapasan, ruang resonansi, dan alat motorik. Intonasi adalah ketepatan suatu nada (pitch). Untuk membentuk intonasi yang benar, dibutuhkan pendengaran yang baik; pernapasan yang baik; sense of music (rasa musikalitas); dan teknik latihan kelenturan.