Gempa bumi yang terjadi di beberapa wilayah indonesia termasuk peristiwa

Belum selesai dengan wabah virus Covid 19, berbagai musibah dan bencana alam lainnya juga  terjadi di Tahun 2021 ini. Berdasarkan informasi dari BMKG, terhitung dari bulan Januari hingga Juli tercatat ada 4.000 lebih kasus gempa bumi yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Dikutip dari situs web bnpb.go.id, gempa bumi merupakan getaran atau guncaran yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh pertemuan antar lempeng bumi yang bertumbukan, patahan aktif, aktivitas gunung berapi atau runtuhan batuan. Adapun berdasarkan informasi dari BMKG, tepat di hari Rabu (07/07/2021) ada 3 gempa yang melanda Indonesia. Gempa pertama dengan magnitudo 4.3 terjadi pada pukul 04:35:02 WIB di Galela, Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, dengan kedalaman 11 km. Gempa selanjutnya, dengan magnitudo 5,2 terjadi di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur pada pukul 07:38:06 WIB. Walaupun tidak berpotensi terjadi tsunami, namun gempa dengan kedalaman 49 kilometer ini dapat dirasakan hingga daerah Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).  Adapun gempa ketiga berpusat pada daerah Wamena, Papua dengan besar magnitudo 5.2 dan terjadi di kedalaman 98 km pada pukul 19:30:49 WIB.

Ada beberapa hal yang menyebabkan Indonesia menjadi wilayah berpotensi tinggi terjadinya gempa. Seperti hal umum yang sudah kita ketahui, bahwa Indonesia terletak di daerah cincin api pasifik yang sangat rawan. Selain itu, Indonesia juga terletak di daerah pertemuan tiga lempeng tektonik, yang apabila terjadi tabrakan dari ketiga lempeng tersebut maka besar potensi Indonesia akan mengalami bencana gempa. Berdasarkan hal itu, dapat dikatakan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia termasuk ke dalam daerah rawan gempa. Risiko seperti tsunami dan longsor juga dapat terjadi sebagai akibat dari terjadinya bencana gempa bumi. Lalu apa yang harus dilakukan jika dalam situasi seperti sekarang ini bencana gempa bumi malah justru semakin meningkat?

Berkaca dari peristiwa gempa bumi Lombok yang terjadi pada tahun 2018 silam, ada begitu banyak kerugian dan risiko yang terjadi. Gempa bumi tidak hanya merenggut nyawa, melainkan juga mengancam harta benda, tempat tinggal, dan kehidupan kita selanjutnya. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 71.962 unit rumah yang rusak, 671 unit fasilitas Pendidikan rusak, 52 unit fasilitas kesehatan rusak, 128 unit fasilitas peribadatan rusak, 20 unit perkantoran rusak, dan 6 unit jembatan serta jalan-jalan rusak dan amblas akibat gempa. Peristiwa gempa Lombok menyebabkan kerugian dan kerusakan yang sangat besar. Bahkan ketika peristiwa gempa selesai, masih banyak dari mereka yang terus berjuang hingga sekarang untuk mengembalikan keadaan kondisi finansial mereka.

Memperhatikan risiko dan besarnya potensi kerugian finansial tentunya harus selalu kamu perhatikan. Hal ini karena bencana alam gempa bumi secara langsung dapat memberikan kerugian yang tidak sedikit. Selain selalu update dan aktif mendengarkan informasi, ada berbagai hal yang perlu kamu antisipasi. Tentunya kamu tidak boleh panik dan mudah terpancing oleh berita-berita mengenai bencana alam yang tidak jelas, pastikan kamu memperoleh informasi dari sumber terpercaya. Selain selalu berdoa kepada Tuhan agar selalu sehat dan aman, berikut hal konkrit yang harus kamu lakukan guna  mengantisipasi kerugian yang terjadi akibat bencana alam gempa bumi:

  • Mengenali lingkungan tempat tinggal

Sebelum kamu memilih lokasi pembangunan atau membeli sebuah rumah, pastikan bahwa kamu tinggal di lingkungan yang aman. Kenali dengan baik struktur dan letak rumahmu, apakah aman untuk ditinggali atau tidak. Setidaknya, hal ini akan membantu kamu untuk mengetahui dimana tempat aman untuk berlindung jika terjadi bencana. Jika kamu terlanjur tinggal di lokasi yang dekat dengan pantai, segeralah pergi menjauh ketika terjadi gempa bumi. Carilah informasi, apakah gempa tersebut memiliki potensi untuk terjadi tsunami atau tidak. Sebaliknya, jika kamu tinggal di daerah pegunungan, segera hindari tempat yang berpotensi terjadinya longsor. Jangan lupa untuk selalu memeriksa keadaan lingkungan rumah mu. Pastikan bahwa kamu memadamkan listrik atau tidak menyalakan api saat terpaksa harus meninggalkan rumah untuk menyelamatkan diri.

  • Mengatur perabotan di dalam rumah

Ada baiknya saat kamu membangun atau membeli rumah, kamu sudah harus tahu  tempat yang sesuai untuk meletakkan barang-barangmu. Hal ini akan sangat membantu karena penyebab utama kecelakaan dari peristiwa bencana gempa bumi adalah kejatuhan barang-barang material atau perabotan rumah tangga, seperti lemari, lampu gantung, dan peralatan lainnya. Selain itu, kamu juga harus tau, perabotan rumah apa saja yang bisa kamu gunakan untuk berlindung saat terjadi gempa. Hal ini untuk memudahkan kamu agar tetap aman saat terjebak atau tidak sempat berlari ke luar rumah.

  • Tahu cara untuk mengamankan diri

Seperti pembahasan pada poin sebelumnya, jika saat terjadi gempa dan kamu sedang berada di dalam rumah, carilah tempat yang aman untuk menyelamatkan diri. Jika kamu tidak dapat berlari keluar, segera bersembunyi di bawah meja agar kamu aman dan tidak tertimpa oleh runtuhan dinding ataupun material dan perabotan rumah lainnya. Sebaliknya, jika kamu sedang berada di luar rumah saat gempa terjadi, pastikan bahwa kamu tidak berdiri berdekatan dengan bangunan-bangunan tinggi atau pohon dan tiang listrik. Jangan nekat mengendarai mobil atau kendaraan lainnya saat gempa terjadi, segera turun dan menjauh untuk mengamankan diri.

  • Memberikan perlindungan terhadap tempat tinggal

Langkah konkrit terakhir yang harus kamu lakukan adalah memberikan perlindungan yang aman bagi tempat tinggalmu. Tentunya tidak ada siapa pun yang menginginkan bencana alam terjadi bukan? Namun kita juga tidak dapat menghindar jika ternyata bencana gempa bumi terjadi di wilayah kita. Untuk itu perlu adanya antisipasi agar kamu tidak hanya aman secara fisik tetapi juga aman secara finansial dan terhindar dari segala risiko yang terjadi. Melalui layanan asuransi Raksa, kamu tidak hanya bisa memberikan perlindungan terhadap bangunan tempat tinggal, manfaat dari asuransi gempa bumi memberikan kamu kepastian dalam melakukan investasi untuk keamanan dan kenyamanan diri dan keluarga. Harta benda, kantor, toko, restaurant, Gudang dan pabrik dapat kamu pastikan keamanannya bahkan saat terjadi bencana gempa bumi sekalipun.

Nah, itu dia hal-hal penting yang perlu kamu antisipasi dalam menghadapi bencana gempa bumi. Penting bagi kita untuk dapat mempersiapkan diri lebih awal karena gempa bumi bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Jangan lupa untuk selalu membekali diri dengan berbagai informasi dan kesiapan finansial yang matang, sehingga kamu bisa terhindar dari segala risiko yang datang menghampiri. Apabila terjadi musibah, prosedur klaim dapat kamu peroleh tentunya dengan lebih mudah dan cepat melalui layanan hotline Raksa di 021-7226865 / WA 0858 8555 8555  atau melalui layanan di kantor cabang Raksa terdekat.

Gempa bumi termasuk peristiwa apa?

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Gempa apa saja yang terjadi di Indonesia?

6 Gempa Bumi Paling Dahsyat yang Pernah Terjadi di Indonesia.
Aceh (2004) Minggu pagi 26 Desember 2004, sebuah peristiwa alam besar terjadi di dasar Samudera Hindia, lepas pantai Sumatera. ... .
2. Nias (2005) ... .
Pangandaran (2006) ... .
4. Jogjakarta (2006) ... .
Padang (2009) ... .
6. Donggala, Palu (2018).

Bagaimana terjadinya gempa di Indonesia?

Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan gempa bumi.

Dimana biasanya gempa bumi terjadi?

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.