Hal yang perlu diperhatikan saat pemasangan benda kerja pada mesin bubut adalah
2.2.2 Kegiatan Pembelajaran 2: Prosedur Pengoperasian Mesin Bubut danMesin Frais1. Tujuan Pembelajaran Show • Mengetahui jenis-jenis pahat bubut. • Mengetahui jenis-jenis pisau frais. • Menyebutkan peralatan pendukung dalam menjalankan mesin bubut dan mesin frais. • Memahami cara memasang pahat bubut. • Memahami cara memasang pisau frais. • Memahami cara menjepit benda kerja pada chuck mesin bubut. • Memahami cara menjepit benda kerja pada ragum mesin frais. • Menghitung putaran mesin bubut dan mesin frais. • Menghitung kecepatan potong mesin bubut dan mesin frais. 2. Aktivitas Belajar Siswa Uraian materi A. Mesin Bubut Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Adapun prosedur yang harus diperhatikan dalam mengoperasikan mesin bubut antara lain: 1) Memilih pahat bubut 2) Menentukan putaran mesin bubut 3) Menjepit pahat bubut 4) Mencekam benda kerja 1) Memilih Pahat Bubut Pahat adalah alat potong yang sangat penting dari proses pembubutan. Syarat yang harus ada pada mesin bubut adalah: a) Bentuk dan sudut pahat harus sesuai dengan material yang akan dibubut. b) Dari material pahat itu sendiri harus mempunyai sifat: Keras dan tahan pecah. Liat dan tidak mudah bengkok. Tahan aus dalam waktu yang lama. Tahan terhadap panas. Sumber: Dokumen kemdikbud Gambar 2.1. Macam-macam pahat bubut Sudut pada sisi potong (Alpa) α = sudut bebas benda kerja (Beta) β = sudut baji (Gamma) γ = sudut bebas tatal α + β = sudut potong Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.2. Sudut potong pahat bubut Pengaruh ketinggian pahat bubut terhadap sudut pada sisi potong a) Pahat bubut di tengah benda-kerja (center): • Menghasilkan sudut bebas dan sudut tatal normal. b) Pahat bubut lebih rendah dari titik tengah benda-kerja : • menghasilkan sudut bebas yang besar dan sudut tatal yang lebih kecil. c) Pahat bubut lebih tinggi dari titik tengah benda-kerja : • menghasilkan sudut bebas yang lebih kecil dan sudut tatal yang lebih besar. Pemegang klem dan mata pahat mempunyai macam-macam bentuk, sehingga memungkinkan pemecahan hampir semua persoalan kerja permesinan. Mata pahat memiliki antara 2 sampai 8 sisi potong utama. Apabila sudah tidak dapat digunakan, maka mata pahat dapat diputar pada sisi yang lain atau dibuang dan diganti dengan yang baru. Sumber: http://www.boltontools.net/ Gambar 2.3. Holder pemegang klem dan mata pahat Keuntungannya : * penghematan waktu kerja dengan penggantian perkakas yang cepat * tidak perlu pekerjaan pengasahan yang mahal 2) Menentukan Putaran Mesin Bubut Putaran mesin bubut tergantung pada besarnya kecepatan potong yang akan digunakan. Sedangkan kecepatan potong sendiri akan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: a) Kekerasan bahan yang dibubut. b) Ukuran tatal atau beram yang dipotong. c) Tingkat kehalusan yang diinginkan d) Bahan yang digunakan. e) Bentuk pahat. f) Pencekaman benda kerja. g) Macam, bentuk dan jenis mesin yang dipakai. Pada pemotongan yang kasar digunakan putaran yang tidak terlalu tinggi dan kecepatan pemakanan yang tinggi atau besar, sedangkan pada pemotongan tingkat finishing maka digunakan putaran tinggi dan kecepatan pemakanan yang rendah sehingga hasilnya akan baik dan halus. Gerakan utama pada pembubutan ialah gerakan perputaran benda kerja. Karena kecepatan gerakan utama sama dengan kecepatan potong atau sayat, maka kecepatan potong atau kecepatan sayat pada pembubutan adalah kecepatan melingkar. Kecepatan potong (v) adalah jarak yang ditempuh oleh pahat pada setiap putaran benda kerja selama satu menit atau dengan kata lain kecepatan potong adalah panjangnya tatal yang terpotong selamat 1 menit. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.4. Proses Penyayatan benda kerja • Jika benda kerja dengan garis tengah d berputar 1 putaran, maka panjang tatal yang tersayat adalah 1 x keliling benda kerja v = π . d • Jika benda kerja berputar selama 1 menit, maka benda kerja akan berputar n putaran, sehingga panjang tatal yang tersayat v = n x keliling Dimana: v = kecepatan sayat (potong) dalam m/menit d = diameter benda kerja dalam mm n = putaran mesin tiap menit dalam rpm Pada dasarnya kecepatan potong tidak dapat dipilih sembarangan. Jika kecepatan sayat terlalu rendah, maka waktu pengerjaan akan menjadi lama. Tetapi jika kecepatan sayat terlalu tinggi, maka sisi potong pahat akan cepat tumpul sehingga harus sering di asah. v = n. π. d 1000 3) Menjepit Pahat Bubut Pahat bubut dipasang pada pemegang pahat yang kemudian dijepit pada rumah pahat (toolpost). Untuk memasang atau menyetel pahat bubut pada mesin bubut yang baik harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a) Sisi potong atau mata potong harus setinggi titik pusat (center) benda kerja. b) Pahat terjepit kokoh dan tidak terlalu menjulur keluar. c) Kedudukan sisi-sisi potong pahat harus tepat pada benda kerja. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.5. Posisi pahat bubut harus sejajar dengan titik pusat Sumber: http://littlemachineshop.com Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.7. Posisi pahat terlalu menjulur keluar dengan pelat pengganjal yang tidak teratur Kesalahan yang sering terjadi dalam memasang pahat bubut antara lain: a) Pemasangan pahat terlalu tinggi sehingga ujung pahat diatas sumbu benda kerja, maka garis sumbu dan sudut tatal akan membuat sudut yang lebih besar dan sudut bebas muka berkurang akibatnya akan melentur dan sisi depan bagian bawah akan masuk kedalam benda kerja. b) Pemasangan pahat bubut terlalu rendah, maka ujung pahat dibawah sumbu benda kerja sehingga sudut garis sumbu dengan sudut tatal berkurang dan sudut bebasnya menjadi akibatnya benda kerja akan terangkat. 4) Mencekam Benda Kerja Untuk mencekam benda kerja pada mesin bubut di pakai chuck pencekam yang terletak pada kepala tetap mesin bubut. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan pencekaman benda kerja pada chuck mesin bubut antara lain: a) Jenis chuck yang dipakai dengan rahang 2, rahang 3 atau rahang 4 harus disesuaikan dengan kebutuhan kerja. b) Bentuk benda kerja yang akan dicekam berbentuk bulat pejal, segi tiga, segi empat, segi enam atau pipa. c) Ukuran benda kerja dengan diameter kecil, sedang, besar, pendek atau panjang. Sumber: http://www.mini-lathe.com Gambar 2.8. Pencekaman benda kerja dengan chuck rahang 3 Ada beberapa macam jenis chuck dengan rahang atau pencekam, antara lain: 1. Chuck rahang 2 2. Chuck rahang 3 3. Chuck rahang 4 4. Chuck rahang 6 Chuck dengan 2 rahang, biasanya untuk menjepit benda kerja dengan bentuk diameter atau segi empat kecil. Rahang pada jenis chuck ini dapat disesuikan dengan benda kerja yang tidak teratur. Sumber: http://www.kitagawaeurope.com Gambar 2.9. Chuck rahang 2 dan chuck rahang 3 Chuck dengan 3 rahang, digunakan untuk membubut benda kerja dengan bentuk penampang bulat, segitiga dan segi enam. Jenis chuck ini paling banyak dipakai pada setiap mesin bubut. Proses pencekaman benda kerja hanya dengan sekali mengencangkan, maka seluruh rahang akan bergerak menjepit benda kerja. Chuck dengan 4 rahang, lebih banyak digunakan untuk pembubutan benda kerja yang tidak beraturan bentuknya, karena setiap rahang pada chuck ini dapat di atur sendiri-sendiri. Seperti penampang segi empat, pembubutan eksentrik dan lain sebagainya. Sumber: http://www.kitagawaeurope.com Gambar 2.10. Chuck rahang 4 dan chuck rahang 6 Chuck dengan 6 rahang, digunakan untuk pembubutan benda kerja yang bentuknya bulat atau segi empat dengan ukuran besar. Chuck jenis ini biasanya dipakai untuk menjepit benda kerja dengan ketelitian pengerjaan tinggi. Sumber: http://mfgnewsweb.com Gambar 2.11. Membubut benda kerja panjang Untuk membubut benda kerja bulat yang panjang selain di cekam pada chuck kepala tetap, ujung dari benda kerja harus diberi penahan pada titik pusatnya dengan memakai kepala lepas seperti gambar 2.11 diatas. Fungsi pemberian jepitan pada ujung tersebut adalah supaya tidak terjadi lendutan dan lenturan benda kerja pada saat proses pembubutan. Sumber: http://www.mini-lathe.com Untuk membubut benda kerja dengan diameter yang lebih besar dari ukuran chuck, maka posisi pencekam dapat dibalik posisinya seperti gambar 2.12 diatas. B. Mesin Frais Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan permukaan suatu benda dengan cara gerakan penyayatan melingkar lurus menggunakan pisau frais sebagai alatnya. Dilihat dari cara kerjanya, mesin frais termasuk jenis mesin perkakas yang mempunyai gerakan utama berputar pada pisau fraisnya sebagai alat potong yang dipasang pada arbor mesin dan spindel berputar pada sumbu mesin. Spindel dapat berputar ke kiri atau ke kanan sesuai dengan keperluan kerja. Putaran spindel dapat diatur kecepatannya tergantung dari bentuk pekerjaan, bahan benda kerja., diameter dan kekerasan bahan pisau. Dibawah ini merupakan beberapa bentuk hasil kerja menggunakan mesin frais antara lain: 1) Bidang rata datar 2) Bidang rata miring menyudut 3) Bidang siku 4) Bidang sejajar 5) Alur lurus atau melingkar 6) Segi beraturan atau tidak beraturan 7) Pengeboran lubang atau memperbesar lubang 8) Roda gigi lurus, helik, payung, cacing Adapun prosedur dalam menjalankan dan mengoperasikan mesin perkakas konvensional khususnya mesin frais antara lain: 1) Memilih pisau frais 2) Menentukan arah gerakan pemotongan 3) Menentukan kecepatan potong 4) Memasang pisau frais 5) Mencekam benda kerja 1) Memilih Pisau Frais Jenis pisau potong yang digunakan pada mesin frais berbeda-beda bentuknya dan tergantung bentuk yang akan dihasilkan pada permukaan benda kerja. Selain penggunaan pisau frais tergantung pada bentuk hasil kerjanya, juga harus disesuaikan dengan mesin frais yang dipakai. Jenis pisau frais yang dipakai pada mesin frais horisontal berbeda bentuknya dengan pisau frais yang dipakai pada mesin frais vertikal ataupun mesin frais universal. Adapun jenis-jenis pisau frais yang umum dipakai antara lain: 1. Pisau frais sisi 2. Pisau frais muka 3. Pisau frais alur sisi dan muka 4. Pisau frais gergaji 5. Pisau frais roda gigi 6. Pisau frais sudut 7. Pisau frais jari (end mill) 8. Pisau frais alur T 9. Pisau frais ekor burung Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.13. Macam-macam pisau frais 2) Menentukan Arah Gerakan Pemotongan Metode proses mengefrais ditentukan berdasarkan arah relatif gerak makan meja mesin frais terhadap putaran pisau. Prinsip kerja dari penyayatan pada mesin frais adalah gerak potong dilakukan oleh putaran pisau frais kemudian gerakan pemakanan dilakukan oleh gerakan meja secara memanjang, menyilang dan naik turun. Adapun Metode proses pengefraisan ada dua macam yaitu : a) Frais naik (up milling) Gerakan dari putaran pisau berlawanan arah terhadap gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh, pada proses frais naik apabila pisau berputar searah jarum jam, benda kerja disayat ke arah kanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal. Proses frais ini sesuai untuk mesin frais konvensional, karena pada mesin konvensional backlash ulir transportirnya relatif besar dan tidak dilengkapi backlash compensation. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.14. Arah gerakan frais naik b) Frais turun (down milling) Dinamakan juga climb milling. Arah dari putaran pisau sama dengan arah gerak makan meja mesin frais. Sebagai contoh jika pisau berputar berlawanan arah jarum jam, benda kerja disayat ke kanan. Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik adalah seperti koma diawali dengan ketebalan maksimal kemudian menipis. Proses frais ini sesuai untuk mesin frais CNC, karena pada mesin CNC gerakan meja dipandu oleh ulir dari bola baja, dan dilengkapi backlash compensation. Untuk mesin frais konvensional tidak direkomendasikan melaksanakan proses frais turun, karena meja mesin frais akan tertekan dan ditarik oleh pisau. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.15. Arah gerakan frais turun Metode Pemotongan Benda Kerja Metode pemotongan pada frais dibagi menjadi tiga antara lain; pemotongan searah jarum jam, pemotongan berlawanan arah jarum jam, dan netral. a) Pemotongan searah benda kerja, yang dimaksud pemotongan searah adalah pemotongan yang datangnya benda kerja searah dengan putaran sisi potong cutter. Pada pemotongan ini hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.16. Pemotongan searah benda kerja b) Pemotongan berlawanan arah benda kerja, yang dimaksud pemotongan berlawanan arah adalah pemotongan yang datangnya benda kerja berlawanan dengan arah putaran sisi potong cutter. Pada pemotongan ini hasilnya dapat maksimal karena meja (benda kerja) tidak tertarik oleh cutter. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.17. Pemotongan berlawanan benda kerja c) Pemotongan netral, pemotongan netral yaitu pemotongan yang terjadi apabila lebar benda yang disayat lebih kecil dari ukuran diameter pisau atau diameter pisau tidak lebih besar dari bidang yang disayat. Pemotongan jenis ini hanya berlaku untuk mesin frais vertical. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.18. Pemotongan netral 3) Menentukan Kecepatan Potong Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh kemampuan pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebut menyangkut kecepatan potong dan kecepatan pemakanan. Kecepatan potong Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya beram yang terpotong oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit. Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama. Umumnya makin keras bahan, makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga sebaliknya. Kecepatan potong dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan potong menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais mempunyai diameter 100 mm maka satu putaran penuh menempuh jarak π x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais. Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang ditempuh oleh mata potong pisau frais menjadi π x d x n. Jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit disebut juga dengan kecepatan potong (vc). Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan. Pemakanan maksudnya adalah besarnya pergeseran benda kerja dalam satu putaran pisau frais. Pemakanan mempengaruhi gerakan beram terlepas dari benda. Faktor dalamnya pemotongan dan tebalnya beram juga menentukan proses pemotongan. Besarnya pemakanan dapat di hitung dengan rumus : Dimana : vc = kecepatan potong (m/menit) d = diameter pisau frais (mm) n = kecepatan putaran pisau (rpm) Tabel 2.1. Kecepatan Potong Bahan (vc) m/menit Bahan Bahan Pisau Frais Baja Karbon HSS HSS Super Stelit Tantalum Carbit Tungsten Carbid Aluminium Kuningan Perunggu Besi Tuang Besi Tempa Baja Karbon Lunak Sedang Tinggi 83 – 66 13 – 26 10 – 20 10 – 14 12 – 16 10 – 15 10 – 14 166 – 332 24 – 58 21 – 44 10 – 16 16 – 26 10 – 16 24 – 34 20 – 30 16 – 26 10 – 16 20 – 34 14 – 24 10 – 16 26 – 42 24 – 34 20 – 30 14 – 24 267 – 498 50 – 64 34 – 54 16 – 24 30 – 44 20 – 30 14 – 20 38 – 50 50 – 84 44 – 64 34 – 50 332 – 664 116 – 200 64 – 142 42 – 64 84 – 108 50 – 64 94 – 164 84 – 124 vc = π. d .n 1000 Kecepatan Pemakanan Kecepatan pemakanan (asutan) ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong, juga kesiapan mesin yang akan dipakai. Kesiapan mesin ini dapat diartikan juga seberapa mampu mesin tersebut dapat mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal. Disamping beberapa pertimbangan di atas, umumnya ditentukan juga kecepatan pemakanan tinggi untuk proses pengasaran dan pada proses penyelesaiannya digunakan kecepatan pemakanan rendah supaya kualitas permukaan hasil penyayatannya menjadi lebih bagus. Makin pendek pergeseran pahat tiap kali putaran benda kerja maka kekasarannya makin rendah atau lebih halus. Gerakan pemakanan (asutan) pisau frais dilaksanakan oleh benda kerja yang mendapat gerakan dari gerak meja mesin frais. Nilai asutan dinyatakan dalam mm permenit. Jadi merupakan pernyataan kecepatan. Pergerakan kerja dilakukan oleh motor tersendiri dan bebas dari angka putaran spindel frais. Jumlah gigi pisau frais harus dipertimbangkan mengingat beban yang akan diterima oleh setiap mata potong pisau frais. Semakin banyak jumlah mata potong, akan semakin sedikit serpih yang diungkit oleh mata potong pada laju tertentu. Pembagian mata potong yang terlalu kecil dapat menyebabkan patahnya pisau frais atau transmisi gerak laju mesin. Asutan dapat dinyatakan untuk setiap putaran pisau frais atau untuk setiap mata potong pisau frais. F = Zn . z. n Dimana: F = Kecepatan pemakanan/asutan (mm/menit) zn = asutan per mata potong (mm/mata potong) z = jumlah mata potong 4) Memasang Pisau Frais Ada berbagai macam pisau frais sesuai kegunaannya. Oleh karena itu terdapat pula berbagai macam cara pemasangannya. Secara umum cara pemasangan maupun pelepasan pisau dapat dibedakan menjadi: • Pemasangan pisau pada arbor panjang • Pemasangan pisau pada arbor pendek (pena frais) • Pemasangan pisau pada flens • Pemasangan pisau frais jari dengan gagang silindris dan dengan gagang tirus memakai collet. Peralatan pendukung untuk memasang pisau frais antara lain: a) Adaptor Digunakan untuk memegang pisau frais muka. Adaptor dibagi dua macam, yaitu adaptor dengan pasak memanjang, digunakan untuk memegang pisau frais muka ukuran besar yang mempunyai alur pasak pengikat dan adaptor dengan pasak melintang digunakan untuk memegang pisau frais muka berukuran kecil. Sumber: http://www.millerstooling.com.au Gambar 2.19. Adaptor b) Collet Digunakan untuk memegang pisau frais jari atau pisau frais alur yang bertangkai silendris. Ada dua jenis collet, yaitu collet biconical, digunakan untuk memegang pisau frais silendris tanpa ulir dan collet W digunakan untuk memegang pisau frais silindris berulir. Sumber: http://www.southbendlathe.com Gambar 2.20. Type W collet Sumber: www.glacern.com Gambar 2.21. Type collet biconical c) Sarung Pengurung (Arbor) Digunakan untuk memegang pisau frais jari atau alur berukuran besar yang bertangkai konis/tirus. Sarung arbor digunakan untuk mengunci pisau frais dan mur pengunci gunanya untuk mengunci pisau frais dan sarung arbor. Sumber: http://www.millerstooling.com.au Gambar 2.22. Arbor Dalam pemakaiannya perlu diketahui dua unsur utama dari arbor, yaitu ukuran arbor dan jenis ulirnya. Ada dua jenis ukuran arbor yaitu arbor type A, adalah arbor yang berukuran pendek, tidak perlu didukung dan tidak melentur pada saat pemakaiannya. Arbor type B, adalah arbor yang berukuran panjang, perlu didukung dibagian ujungnya dikarenakan ukurannya panjang dan mudah melentur pada saat pemakaiannya. Sedangkan jenis ulir arbor adalah ulir kiri dan ulir kanan. 5) Mencekam Benda Kerja Penjepitan atau pencekaman benda kerja secara kukuh pada saat proses pengefraisan merupakan hal yang sangat menentukan hasil pengefraisan. Sebab bila benda kerja tersebut terlepas dapat berakibat hasil pengefraisan yang tidak sempurna, terjadinya kecelakaan dan retaknya pisau frais. Sumber: http://www. metalmaster.en.made-in-china.com Gambar 2.23. Macam-macam ragum frais Salah satu keberhasilan dalam pekerjaan pengefraisan adalah ketepatan menggunakan alat-alat penjepit benda kerja yang sesuai dengan bentuk benda yang akan difrais. Untuk benda kerja yang besar dengan pengefraisan rata, berbeda cara menjepitnya dengan benda kerja yang kecil dengan bentuk yang teratur, bulat, segi empat, bertingkat, dan semacamnya. Begitu juga peralatan yang dipakai untuk membuat roda gigi memerlukan penjepitan khusus. Beberapa perlengkapan yang bisa dipakai untuk penjepitan benda kerja antara lain: 1. Ragum mesin 2. Klem 3. Blok V 4. Kepala pembagi 5. Meja putar Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.24. Pencekaman benda kerja segi empat pada ragum Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 2.25. Pencekaman benda kerja silinder memakai blok V a) Mengamati Amatilah tayangan atau gambar perlengkapan pendukung pengoperasian mesin bubut dan mesin frais konvensional yang diberikan guru. Pelajarilah prosedur pengoperasian mesin perkakas tersebut seperti uraian materi di atas. Mengamati mesin-mesin perkakas konvensional dan perlengkapannya di bengkel permesinan secara langsung dengan bimbingan guru. b) Menanya Dari pengamatan gambar-gambar mesin perkakas dan perlengkapan pendukungnya serta pengamatan langsung di bengkel permesinan, apa yang dapat kita pelajari pada kegiatan pembelajaran ini? Isilah nama pahat dan fungsinya pada tabel dibawah ini. Gambar Nama Pahat Fungsi ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. ……….. ………. ………. ………. Isilah nama pisau frais dan fungsinya pada tabel dibawah ini. Gambar Nama pisau frais Fungsi ……….. ………... ………... ………... ……….. ………... ………... ………... ……….. ………... ………... ………... ……….. ………... ………... ………... ……….. ………... ………... ………... ……….. ………... ………... ………... ……….. ………... ………... ………... ……….. ………... ………... ………... ……….. ………... ………... ………... ……….. ………... ………... ………... Beberapa pertanyaan terkait dengan pengamatan pada mesin bubut dan mesin frais konvensional antara lain: 1. Sebutkan jenis-jenis pahat bubut? 2. Sebutkan jenis-jenis pisau frais? 3. Perlengkapan apa saja yang di butuhkan dalam mengoperasikan mesin bubut dan mesin frais? 4. Bagaimana cara memasang pahat bubut? 5. Bagaimana cara memasang pisau frais? 6. Bagaimana cara menjepit benda kerja pada chuck mesin bubut? 7. Bagaimana cara menjepit benda kerja pada ragum mesin frais? 8. Bagaimana cara menghitung putaran mesin bubut dan mesin frais? 9. Bagaimana cara menghitung kecepatan potong mesin bubut dan mesin frais? c) Mencoba/Mengumpulkan informasi Pada kegiatan ini siswa mencari dan mengumpulkan informasi yang penting dalam kaitannya prosedur pengoperasian mesin perkakas konvensional dengan jalan: 1. mencari informasi dari internet, video, buku teks, media cetak, 2. bertanya ke guru pembimbing, 3. berdiskusi dengan temannya, 4. membaca informasi dari buku ini dengan bantuan guru, 5. membaca rangkaian dari buku manual suatu mesin. Kegiatan dapat dilakukan secara berkelompok. Carilah informasi: 1. Jenis-jenis pahat bubut. 2. Jenis-jenis pisau frais. 3. Perlengkapan yang di butuhkan dalam mengoperasikan mesin bubut dan mesin frais. 4. Cara memasang pahat bubut. |