Harga pokok standar PERHITUNGAN dan analisis selisih

RITMA RATRI NAULIA
Universitas Nusantara PGRI Kediri 14.1.01.04.0094

ABSTRAK

Show

Penelitian ini di latar belakangi dari hasil pengamatan bahwa biaya produksi yang sudah direncanakan perusahaan lebih kecil nilainya daripada biaya sesungguhnya di pasar dan adanya ketidakefisienan dalam menentukan biaya produksi terjadi sebagai akibat dari pemborosan yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan metode harga pokok standar sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya produksi pada CV. Yudistira Kediri.

Teknik penelitian ini menggunakan metode expost facto dimana data yang diperoleh dan digunakan merupakan data masa lampau. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan cara mengumpulkan informasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Dari hasil rekapitulasi selisih biaya produksi CV. Yudistira Kediri menunjukkan adanya selisih menguntungkan pada biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 40.978.200. Sedangkan untuk biaya bahan baku memperoleh laba sebesar Rp 23.075.000 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 21.938.400. Perencanaan dan pengendalian biaya produksi pada CV. Yudistira Kediri sudah cukup baik. Hanya saja masih terjadi penyimpangan biaya pada kuantitas bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, analisis anggaran dan kapasitas pada selisih BOP.

Untuk dapat menekan angka biaya produksi agar tidak membengkak, perusahaan perlu mengevaluasi naik turunnya harga-harga di pasar supaya nanti dapat mengadakan penyesuaian dan perbaikan biaya.

Kata Kunci  : harga pokok standar, perencanaan dan pengendalian biaya produksi


Keyword

harga pokok standar, perencanaan dan pengendalian biaya produksi

Reference

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Silalahi, Ulber. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

                 . 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.


Harga pokok standar PERHITUNGAN dan analisis selisih

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu.

Manfaat system biaya standar

Memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan yang lain.

Prosedur penentuan biaya standar

(1) Biaya bahan baku standar

Biaya bahan baku standar terdiri dari :

  1. masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu (kuantitas standar)
  2. harga persatuan masukan fisik tersebut (harga standar)

penentuan kuantitas standar :

  1. penyelidikan teknis
  2. analisis catatan masa lalu :
    1. menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.
    2. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.

Harga standar berupa :

  1. harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu setahun.
  2. harga yang berlaku pada saat penyusunan standar
  3. harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

(2) Biaya Tenaga Kerja Standar

Terdiri dari jam tenaga kerja standard dan tarif upah standar

Syarat berlakunya jam tenaga kerja standar :

  1. tata letak pabrik yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum.
  2. Pengembangan staf perencanaan produksi
  3. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat produksi
  4. Standardisasi kerja karyawan dan metode kerja dengan instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan

Jam tenaga kerja standar ditentukan dengan :

  1. menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu
  2. membuat test run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan
  3. mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah keadaan nyata yang diharapkan
  4. mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk

tarif upah standar ditentukan atas dasar :

  1. perjanjian dengan organisasi karyawan
  2. data upah masa lalu
  3. penghitungan tariff upah dalam keadaan operasi normal

(3) Biaya Over Head Pabrik Standar

Dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normalnya.

Analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar

Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut selisih (variance). Analisis selisih dibedakan menjadi :

  1. analisis selisih biaya produksi langsung (BBB & BTKL)
  2. analisis selisih BOP

Analisis selisih biaya produksi langsung

–    Model satu selisih (the one way model)

St = (HSt x KSt) – (HS x KS)

St  : Selisih Total     HSt : Harga Standar      KSt : Kuantitas Standar

HS : Harga Sesungguhnya       KS : Kuantitas Standar

Contoh :

PT AJP menggunakan system biaya standar. Biaya bahan baku standar perunit produk ditentukan sebesar 100.000 kg @ Rp 500. biaya bahan baku sesungguhnya untuk memproduksi dalam bulan Januari 19×1 adalah sebanyak 90.000 kg @ Rp 550.

Kuantitas                       Harga per Kg

Standar                SS               Standar       SS

BBB                     100.000 Kg          90.000 kg   Rp 500       Rp 550

St = (HSt x KSt) – (HS x KS)

St = (500 x 100.000) – (550 x 90.000) = 5.000.000 – 4.950.000 = 50.000 (L)

– Model dua selisih (the two way model)

SH : (HSt – HS) x KS

SK : (KSt – KS) x HSt

SH : Selisih Harga                    SK : Selisih Kuantitas / Efisiensi

HSt : Harga Standar                KSt : Kuantitas Standar

HS : Harga Sesungguhnya       KS : Kuantitas Sesungguhnya

Contoh :

Kuantitas                       Harga per Kg

Standar                SS               Standar       SS

BBB                     100.000 Kg          90.000 kg   Rp 500       Rp 550

SH     : (HSt – HS) x KS

: (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)

SK     : (KSt – KS) x HSt

: 100.000 – 90.000) x 500 : 5.000.000 (L)

– Model tiga selisih (the three way model)

Dalam model ini ada 3 kemungkinan

  1. harga dan kuantitas standar masing-masing lebih besar atau lebih kecil dari harga dan kuantitas sesungguhnya
  2. harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya
  3. harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya
  1. harga dan kuantitas standar lebih rendah dari sesungguhnya

SH     : (HSt – HS) x KSt

SK     : (KSt – KS) x HSt

SHK  : (HSt – HS) x (KSt – KS)

SHK  : Selisih harga/kuantitas (selisih gabungan)

Contoh :

Kuantitas                       Harga per Kg

Standar                SS               Standar       SS

BBB                     90.000 Kg     100.000 kg                   Rp 500       Rp 550

SH     : (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)

SK     : (90.000 – 100.000) x 500 : 5.000.000 (R)

SHK  : (500 – 550) x (90.000 – 100.000) : 500.000 (R)

  1. harga dan kuantitas standar lebih tinggi dari sesungguhnya

SH     : (HSt – HS) x KS

SK     : (KSt – KS) x HS

SHK  : (HSt – HS) x (KSt – KS)

Kuantitas                       Harga per Kg

Standar                SS               Standar       SS

BBB                     100.000 Kg          90.000 kg   Rp 550       Rp 500

SH     : (550 – 500) x 90.000 : 4.500.000 (L)

SK     : (100.000 – 90.000) x 500 : 5.000.000 (L)

SHK  : (550 – 500) x (100.000 – 90.000) = 500.000 (L)

  1. harga standar lebih rendah namun kuantitas standar lebih tinggi

SH     : (HSt – HS) x KS

SK     : (KSt – KS) x HSt

Kuantitas                       Harga per Kg

Standar                SS               Standar       SS

BBB                     100.000 Kg          90.000 kg   Rp 500       Rp 550

SH     : (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)

SK     : (100.000 – 90.000) x 500 : 500.000 (L)

  1. harga standar lebih tinggi namun kuantitas standar lebih rendah

SH     : (HSt – HS) x KSt

SK     : (KSt – KS) x HS

Kuantitas                       Harga per Kg

Standar                SS               Standar       SS

BBB                     90.000 Kg            90.000 kg   Rp 550       Rp 500

SH     : (550 – 500) x 90.000 : 4.500.000 (L)

SK     : (90.000 – 100.000) x 500 : 5.000.000 (R)

Contoh

Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar :

Biaya bahan baku 5 Kg @ Rp. 1.000                            Rp.   5.000

Biaya tenaga kerja 20 jam @ Rp. 500                          Rp. 10.000

Biaya Overhead Pabrik :

Variable 20 jam @ Rp. 400                                                 8.000
Tetap 20 jam @ Rp. 300                                                    6.000

Total                                                                 Rp. 29.000

Jam kerja kuantitas standar 5000 jam

Kapasitas produksi perbulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja langsung

Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari 19×1 adalah :

  1. biaya bahan baku yang dibeli adalah 1500 Kg @ Rp. 1.100
  2. jumlah produksi yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan Januari 19×1 adalah 250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sbb :
    1. biaya bahan baku050 Kg @ Rp. 1.100 : 1.155.000
    2. biaya tenaga kerja 5.100 jam @ Rp. 475 : 2.422.500
    3. BOP      : 3.650.000

Biaya Bahan Baku

Selisih biaya bahan baku

(HSt x KSt) – (HS x KS)

(1.000 x 1.250) – (1.100 x 1.050) : 95.000 (L)

Selisih harga biaya bahan baku

(HSt – HS) x KS

(1.000 – 1.100) x 1050            : 105.000 (R)

Selisih kuantitas biaya bahan baku

(KSt – KS) x HSt

(1.250 – 1.050) x 1.000           : 200.000 (L)  –

Total selisih biaya bahan baku   :   95.000 (L)

Selisih harga biaya bahan baku

(HSt – HS) x KS

(1.000 – 1.100) x 1.050           : 105.000 (R)

Selisih kuantitas bahan baku

(KSt – KS ) x HSt

(1.250 – 1.050) x 1.000           : 200.000 (L)

Selisih harga/kuantitas              :      0

Biaya tenaga kerja

Selisih biaya tenaga kerja

(TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)

(500 x 5000) – (475 x 5100) : 77.500 (L)

Selisih tariff upah

(TUSt x TUS) x JKS

(500 – 475) x 5100     : 127.500 (L)

Selisih efisiensi upah

(JKSt – JKS) x TUSt

(5000 – 5100) x 500 : 50.000 (R)  –

Total selisih BTKL        : 77.500 (L)

Selisih tariff upah

(TUSt – TUS) x JKSt

(500 – 475) x 5000  : 125.000 (L)

Selisih efisiensi upah

(JKSt – JKS) TUS

(5000 – 5100) x 475 : 47.500 (R)

Selisih harga/efisiensi upah

(JKSt – JKS) x (TUSt – TUS)

(5000 – 5100) x (500 – 475) : 0

Total selisih BTKL  : 77.500 (L)

Selisih Biaya Overhead Pabrik

BOP ss                 : 3.650.000

BOP dibebankan  : 3.500.000  –

(250x20jamxRp700)

Selisih total BOP  : 150.000 (R)

selisih terkendalikan (controllable variance)

BOP ss                                              : 3.650.000

BOP tetap pada kapasitas normal       : 1.560.000 –

(5200 x Rp. 300)

BOP ss                                              : 2.090.000  –

BOP variable pada jam standar           : 2.000.000

(5000 x Rp 400)

Selisih terkendalikan                         :      90.000 (R)

Selisih volume (volume variance)

Jam tenaga kerja pada kapasitas normal : 5.200 jam

Jam tenaga kerja standar                       : 5.000 jam

Selisih volume                                       :    200 jam

Tariff BOP tetap                                          300/ jam

Selisih volume                                       : 60.000 (R)

selisih pengeluaran (spending variance)

BOP ss                                              : 3.650.000

BOP tetap pada kapasitas normal      : 1.560.000 –

(5200 x 300)

BOP variable ss                                 : 2.090.000

BOP variable dianggarkan pada jam

Sesunguhnya : 5.100 x 400             : 2.040.000  –

Selisih pengeluaran                          :      50.000 (R)

Selisih kapasitas (idle capacity variance)

Kapasitas normal                              : 5.200 jam

Kapasitas sesungguhnya                   : 5.100 jam

Kapasitas tidak terpakai                    :    100 jam

Tariff BOP tetap                                : Rp. 300 perjam

Selisih kapasitas                               : Rp. 30.000 (R)

Selisih efisiensi

Jam standar                                    : 5000 jam

Jam sesungguhnya                          : 5100 jam

Selisih efisiensi                                :   100 jam

Tariff BOP                                        : Rp. 700

Selisih efisiensi                                : Rp. 70.000 (R)

Selisih pengeluaran                                     : Rp. 50.000 (R)

Selisih kapasitas                                          : Rp. 30.000 (R)

Selisih efisiensi dipecah menjadi

Selisih efisiensi variable 100 jam x Rp 400   : Rp. 40.000 (R)

Selisih efisiensi tetap 100 jam x Rp 300       : Rp. 30.000 (R)

Total selisih BOP                                          : Rp. 150.000 (R)

Akuntansi Biaya Standar

  1. Pencatatan Biaya Bahan Baku

BDP – BBB                             1.155.000

Pers Bhn Baku                        1.155.00

(Pemakaian Bhn Baku ss 1.050 x 1.000)

BDP – BTKL                 2.422.500

Gaji dan upah                          2.422.500

(Pembebanan BTK ss 5.100 x 475)

BOP ss                                              3.650.000

Berbagai rekening dikredit                          3.650.000

(BOP ss yang terjadi)

BDP – BOP                                                3.650.000

BOP ss                                                       3.650.000

(Pembebanan BOP ss ke rekening BDP)

Persediaan Produk Jadi                     7.250.000

BDP BBB                                                   1.250.000

BDP BTK                                                  2.500.000

BDP BOP                                                   3.500.000

(BBB :   5.000 x 250)

(BTK : 10.000 x 250)

(BOP : 14.000 x 250)

  1. Pencatatan Harga Pokok Produk dlm Proses

Persediaan Produk dlm Proses                   xxx

BDP BBB                                                   xxx

BDP BTK                                                   xxx

BDP BOP                                                   xxx

Harga Pokok Penjualan                    xxx

Persediaan Produk Jadi                              xxx

(kuantitas produk yang dijual selama periode akuntansi dengan biaya standar persatuan)

  1. Pencatatan Selisih antara Biaya Sesungguhnya dengan biaya standar

Selisih Harga Bahan Baku                105.000

BDP BBB                                           95.000

Selisih Kuantitas Bahan Baku                    200.000

Selisih efisiensi upah                         50.000

BDP – BTKL                                    77.500

Selisih tariff upah                                       127.500

(model dua selisih)

Selisih efisiensi upah                         47.500

BDP – BTKL                                    77.500

Selisih tariff upah                                       125.000

(model tiga selisih)

Selisih terkendalikan                         90.000

Selisih volume                                   60.000

BDP – BOP                                                          150.000

(pencatatan selisih BOP model 2 selisih)

Selisih pengeluaran                           50.000

Selisih kapasitas                               30.000

Selisih efisiensi                                  70.000

BDP – BOP                                                          150.000

(Pencatatan selisih BOP dengan model 3 selisih)

Selisih pengeluaran                           50.000

Selisih kapasitas                               30.000

Selisih efisiensi variable                    40.000

Selisih efisiensi tetap                         30.000

BDP – BOP                                                          150.000

(Pencatan selisih BOP dengan model 4 selisih)

Untuk Lebih Jelas Bisa Download File ini > Analisis Biaya <