Harga pokok standar PERHITUNGAN dan analisis selisih
RITMA RATRI NAULIA ABSTRAK Penelitian ini di latar belakangi dari hasil pengamatan bahwa biaya produksi yang sudah direncanakan perusahaan lebih kecil nilainya daripada biaya sesungguhnya di pasar dan adanya ketidakefisienan dalam menentukan biaya produksi terjadi sebagai akibat dari pemborosan yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan metode harga pokok standar sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya produksi pada CV. Yudistira Kediri. Teknik penelitian ini menggunakan metode expost facto dimana data yang diperoleh dan digunakan merupakan data masa lampau. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan cara mengumpulkan informasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Dari hasil rekapitulasi selisih biaya produksi CV. Yudistira Kediri menunjukkan adanya selisih menguntungkan pada biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 40.978.200. Sedangkan untuk biaya bahan baku memperoleh laba sebesar Rp 23.075.000 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 21.938.400. Perencanaan dan pengendalian biaya produksi pada CV. Yudistira Kediri sudah cukup baik. Hanya saja masih terjadi penyimpangan biaya pada kuantitas bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, analisis anggaran dan kapasitas pada selisih BOP. Untuk dapat menekan angka biaya produksi agar tidak membengkak, perusahaan perlu mengevaluasi naik turunnya harga-harga di pasar supaya nanti dapat mengadakan penyesuaian dan perbaikan biaya. Kata Kunci : harga pokok standar, perencanaan dan pengendalian biaya produksi Keywordharga pokok standar, perencanaan dan pengendalian biaya produksiReferenceDAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Silalahi, Ulber. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. . 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu. Manfaat system biaya standar Memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan yang lain. Prosedur penentuan biaya standar (1) Biaya bahan baku standar Biaya bahan baku standar terdiri dari :
penentuan kuantitas standar :
Harga standar berupa :
(2) Biaya Tenaga Kerja Standar Terdiri dari jam tenaga kerja standard dan tarif upah standar Syarat berlakunya jam tenaga kerja standar :
Jam tenaga kerja standar ditentukan dengan :
tarif upah standar ditentukan atas dasar :
(3) Biaya Over Head Pabrik Standar Dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normalnya. Analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut selisih (variance). Analisis selisih dibedakan menjadi :
Analisis selisih biaya produksi langsung – Model satu selisih (the one way model) St = (HSt x KSt) – (HS x KS) St : Selisih Total HSt : Harga Standar KSt : Kuantitas Standar HS : Harga Sesungguhnya KS : Kuantitas Standar Contoh : PT AJP menggunakan system biaya standar. Biaya bahan baku standar perunit produk ditentukan sebesar 100.000 kg @ Rp 500. biaya bahan baku sesungguhnya untuk memproduksi dalam bulan Januari 19×1 adalah sebanyak 90.000 kg @ Rp 550. Kuantitas Harga per Kg Standar SS Standar SS BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550 St = (HSt x KSt) – (HS x KS) St = (500 x 100.000) – (550 x 90.000) = 5.000.000 – 4.950.000 = 50.000 (L) – Model dua selisih (the two way model) SH : (HSt – HS) x KS SK : (KSt – KS) x HSt SH : Selisih Harga SK : Selisih Kuantitas / Efisiensi HSt : Harga Standar KSt : Kuantitas Standar HS : Harga Sesungguhnya KS : Kuantitas Sesungguhnya Contoh : Kuantitas Harga per Kg Standar SS Standar SS BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550 SH : (HSt – HS) x KS : (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R) SK : (KSt – KS) x HSt : 100.000 – 90.000) x 500 : 5.000.000 (L) – Model tiga selisih (the three way model) Dalam model ini ada 3 kemungkinan
SH : (HSt – HS) x KSt SK : (KSt – KS) x HSt SHK : (HSt – HS) x (KSt – KS) SHK : Selisih harga/kuantitas (selisih gabungan) Contoh : Kuantitas Harga per Kg Standar SS Standar SS BBB 90.000 Kg 100.000 kg Rp 500 Rp 550 SH : (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R) SK : (90.000 – 100.000) x 500 : 5.000.000 (R) SHK : (500 – 550) x (90.000 – 100.000) : 500.000 (R)
SH : (HSt – HS) x KS SK : (KSt – KS) x HS SHK : (HSt – HS) x (KSt – KS) Kuantitas Harga per Kg Standar SS Standar SS BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 550 Rp 500 SH : (550 – 500) x 90.000 : 4.500.000 (L) SK : (100.000 – 90.000) x 500 : 5.000.000 (L) SHK : (550 – 500) x (100.000 – 90.000) = 500.000 (L)
SH : (HSt – HS) x KS SK : (KSt – KS) x HSt Kuantitas Harga per Kg Standar SS Standar SS BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550 SH : (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R) SK : (100.000 – 90.000) x 500 : 500.000 (L)
SH : (HSt – HS) x KSt SK : (KSt – KS) x HS Kuantitas Harga per Kg Standar SS Standar SS BBB 90.000 Kg 90.000 kg Rp 550 Rp 500 SH : (550 – 500) x 90.000 : 4.500.000 (L) SK : (90.000 – 100.000) x 500 : 5.000.000 (R) Contoh Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar : Biaya bahan baku 5 Kg @ Rp. 1.000 Rp. 5.000 Biaya tenaga kerja 20 jam @ Rp. 500 Rp. 10.000 Biaya Overhead Pabrik : Variable 20 jam @ Rp. 400 8.000 Total Rp. 29.000 Jam kerja kuantitas standar 5000 jam Kapasitas produksi perbulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja langsung Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari 19×1 adalah :
Biaya Bahan Baku Selisih biaya bahan baku (HSt x KSt) – (HS x KS) (1.000 x 1.250) – (1.100 x 1.050) : 95.000 (L) Selisih harga biaya bahan baku (HSt – HS) x KS (1.000 – 1.100) x 1050 : 105.000 (R) Selisih kuantitas biaya bahan baku (KSt – KS) x HSt (1.250 – 1.050) x 1.000 : 200.000 (L) – Total selisih biaya bahan baku : 95.000 (L) Selisih harga biaya bahan baku (HSt – HS) x KS (1.000 – 1.100) x 1.050 : 105.000 (R) Selisih kuantitas bahan baku (KSt – KS ) x HSt (1.250 – 1.050) x 1.000 : 200.000 (L) Selisih harga/kuantitas : 0 Biaya tenaga kerja Selisih biaya tenaga kerja (TUSt x JKSt) – (TUS x JKS) (500 x 5000) – (475 x 5100) : 77.500 (L) Selisih tariff upah (TUSt x TUS) x JKS (500 – 475) x 5100 : 127.500 (L) Selisih efisiensi upah (JKSt – JKS) x TUSt (5000 – 5100) x 500 : 50.000 (R) – Total selisih BTKL : 77.500 (L) Selisih tariff upah (TUSt – TUS) x JKSt (500 – 475) x 5000 : 125.000 (L) Selisih efisiensi upah (JKSt – JKS) TUS (5000 – 5100) x 475 : 47.500 (R) Selisih harga/efisiensi upah (JKSt – JKS) x (TUSt – TUS) (5000 – 5100) x (500 – 475) : 0 Total selisih BTKL : 77.500 (L) Selisih Biaya Overhead Pabrik BOP ss : 3.650.000 BOP dibebankan : 3.500.000 – (250x20jamxRp700) Selisih total BOP : 150.000 (R) selisih terkendalikan (controllable variance) BOP ss : 3.650.000 BOP tetap pada kapasitas normal : 1.560.000 – (5200 x Rp. 300) BOP ss : 2.090.000 – BOP variable pada jam standar : 2.000.000 (5000 x Rp 400) Selisih terkendalikan : 90.000 (R) Selisih volume (volume variance) Jam tenaga kerja pada kapasitas normal : 5.200 jam Jam tenaga kerja standar : 5.000 jam Selisih volume : 200 jam Tariff BOP tetap 300/ jam Selisih volume : 60.000 (R) selisih pengeluaran (spending variance) BOP ss : 3.650.000 BOP tetap pada kapasitas normal : 1.560.000 – (5200 x 300) BOP variable ss : 2.090.000 BOP variable dianggarkan pada jam Sesunguhnya : 5.100 x 400 : 2.040.000 – Selisih pengeluaran : 50.000 (R) Selisih kapasitas (idle capacity variance) Kapasitas normal : 5.200 jam Kapasitas sesungguhnya : 5.100 jam Kapasitas tidak terpakai : 100 jam Tariff BOP tetap : Rp. 300 perjam Selisih kapasitas : Rp. 30.000 (R) Selisih efisiensi Jam standar : 5000 jam Jam sesungguhnya : 5100 jam Selisih efisiensi : 100 jam Tariff BOP : Rp. 700 Selisih efisiensi : Rp. 70.000 (R) Selisih pengeluaran : Rp. 50.000 (R) Selisih kapasitas : Rp. 30.000 (R) Selisih efisiensi dipecah menjadi Selisih efisiensi variable 100 jam x Rp 400 : Rp. 40.000 (R) Selisih efisiensi tetap 100 jam x Rp 300 : Rp. 30.000 (R) Total selisih BOP : Rp. 150.000 (R) Akuntansi Biaya Standar
BDP – BBB 1.155.000 Pers Bhn Baku 1.155.00 (Pemakaian Bhn Baku ss 1.050 x 1.000) BDP – BTKL 2.422.500 Gaji dan upah 2.422.500 (Pembebanan BTK ss 5.100 x 475) BOP ss 3.650.000 Berbagai rekening dikredit 3.650.000 (BOP ss yang terjadi) BDP – BOP 3.650.000 BOP ss 3.650.000 (Pembebanan BOP ss ke rekening BDP) Persediaan Produk Jadi 7.250.000 BDP BBB 1.250.000 BDP BTK 2.500.000 BDP BOP 3.500.000 (BBB : 5.000 x 250) (BTK : 10.000 x 250) (BOP : 14.000 x 250)
Persediaan Produk dlm Proses xxx BDP BBB xxx BDP BTK xxx BDP BOP xxx Harga Pokok Penjualan xxx Persediaan Produk Jadi xxx (kuantitas produk yang dijual selama periode akuntansi dengan biaya standar persatuan)
Selisih Harga Bahan Baku 105.000 BDP BBB 95.000 Selisih Kuantitas Bahan Baku 200.000 Selisih efisiensi upah 50.000 BDP – BTKL 77.500 Selisih tariff upah 127.500 (model dua selisih) Selisih efisiensi upah 47.500 BDP – BTKL 77.500 Selisih tariff upah 125.000 (model tiga selisih) Selisih terkendalikan 90.000 Selisih volume 60.000 BDP – BOP 150.000 (pencatatan selisih BOP model 2 selisih) Selisih pengeluaran 50.000 Selisih kapasitas 30.000 Selisih efisiensi 70.000 BDP – BOP 150.000 (Pencatatan selisih BOP dengan model 3 selisih) Selisih pengeluaran 50.000 Selisih kapasitas 30.000 Selisih efisiensi variable 40.000 Selisih efisiensi tetap 30.000 BDP – BOP 150.000 (Pencatan selisih BOP dengan model 4 selisih) Untuk Lebih Jelas Bisa Download File ini > Analisis Biaya < |