Hipertensi yang diikuti dengan diabetes dan kolesterol tinggi merupakan kondisi yang

 

Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 2

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 3

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 4

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 5

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 6

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 7

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 8

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 9

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 10

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 11

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 12

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 13

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 14

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 15

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 16

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 17

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 18

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 19

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 20

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 21

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 22

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 23

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 24

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 25

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Page 26

  Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba. Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia [WHO] menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak [plak] yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner. Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi [energi] bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting [esensial] bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu. Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak [plak] di pembuluh darah koroner. Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala. Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut. Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh Hipertensi yaitu komplikasi pada Ginjal dan Jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya. Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula.  

Setelah kita mengetahui tanda-tanda dari hipertensi. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit hipertensi: 1. Berlebihan mengonsumsi minuman kopi dan minuman beralkohol. 2. Merokok. 3. Rasa cemas, terkejut, dan stress yang berlebihan atau sulit dikendalikan. 4. Kandung kemih yang penuh [seperti selalu ingin buang air kecil].

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan alat sphygmomanometer dan pengukur tekanan darah digital [tanpa air raksa]. Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya Anda buang air kecil terlebih dahulu, tidak minum kopi dan minuman beralkohol, tidak merokok, serta menenangkan pikiran dan perasaan. Berikut adalah cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer:

  1. Pasang manset [sabuk] di lengan atas, tepat di atas lipatan siku.
  2. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
  3. Perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan dengan cara mengendurkan [membuka] kran penutup udara pada pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer pun perlahan-lahan turun.
  4. Pada saat denyut nadi terdengar lagi, tinggi air raksa sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah sistolik.
  5. Pengenduran [pembukaan] kran dilanjutkan, sehingga tekanan dalam manset terus turun dan air raksa dalam sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah, sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah, tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan darah diastolik.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề