Hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi

Siklus menstruasi terjadi berbeda-beda pada setiap wanita. Bisa terjadi antara 22-35 hari, tetapi rata-rata terjadi selama 28 hari. Selama proses itu, ada hormon-hormon tertentu yang memengaruhi siklus menstruasi.

Jenis-jenis hormon yang berperan dalam siklus menstruasi

Hormon-hormon di bawah ini juga dimiliki oleh pria, namun pada wanita, hormon berikut memiliki peran penting dalam sistem reproduksi.

Hormon perangsang folikel atau follicle stimulating hormone (FSH)

Hormon perangsang folikel merupakan salah satu bagian penting dari sistem reproduksi. Pada wanita, hormon ini berperan penting menyiapkan folikel, yang berisikan sel telur, dan menjadi tempat sel telur hingga matang dan melepaskannya untuk menuju tuba falopi. 

Hormon estrogen

Hormon ini juga terdapat dalam tubuh pria dan wanita. Tapi pada tubuh wanita terdapat lebih banyak hormon estrogen. Estrogen dihasilkan oleh ovarium, kelenjar adrenal dan jaringan lemak. 

Di dalam tubuh wanita, estrogen memiliki banyak peran. Di antaranya, estrogen di ovarium berfungsi merangsang pertumbuhan folikel telur. 

Sedangkan di dalam vagina menjaga ketebalan dinding vagina dan meningkatkan pelumasan. Di rahim, estrogen meningkatkan dan memelihara selaput lendir yang melapisi rahim. 

Terakhir, di payudara, hormon ini berperan dalam pembentukan jaringan payudara. Hormon ini juga membantu menghentikan aliran ASI setelah disapih. 

Hormon luteinizing atau luteinizing hormone (LH)

Hormon LH terdapat pada tubuh pria dan wanita. Pada wanita hormon ini memiliki peran dalam perkembangan dan fungsi seksual. LH juga membantu mengontrol siklus menstruasi dan memicu pelepasan sel telur atau yang terjadi dalam fase ovulasi. 

Hormon progesteron

Hormon ini dikenal sebagai salah satu dari dua hormon seks wanita, selain hormon estrogen. Progesteron memiliki fungsi mengatur menstruasi dan mendukung kehamilan pada wanita. 

Di luar itu, progesteron juga memiliki peran lain sebagai pembawa pesan kimiawi dalam tubuh yang memengaruhi siklus tidur hingga pencernaan.

Hormon human chorionic gonadotropin (hCG)

Hormon ini disebut sebagai hormon kehamilan karena dibuat oleh sel-sel yang terbentuk di dalam plasenta. Hcg ini yang akan membuat tes kehamilan mendeteksi telah terjadinya proses kehamilan. 

Berikut peran hormon-hormon tersebut dalam siklus menstruasi 

Dalam satu siklus menstruasi terdapat beberapa fase, yaitu fase menstruasi, fase saat wanita mendapatkan menstruasi hingga fase folikuler, saat tubuh mulai menyiapkan kembali sel telur. 

Fase berikutnya adalah fase ovulasi, saat sel telur sudah matang dan dilanjut dengan fase luteal, saat tubuh menyiapkan kehamilan. Nah berikut ini peran kelima hormon yang sudah disebutkan dalam fase-fase tersebut. 

Hormon perangsang folikel atau follicle stimulating hormone (FSH)

Ini adalah hormon yang berperan di masa sebelum ovulasi yang disebut fase folikuler. Di mana hipotalamus mengirim sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepas FSH. Kemudian FSH akan merangsang ovarium untuk menghasilkan 5 hingga 20 kantung kecil yang disebut folikel. 

Setiap folikel berisi telur yang belum matang. Hanya telur yang paling sehat yang akhirnya akan matang. Bisa satu telur atau beberapa wanita mungkin memiliki dua sel telur yang matang. Sementa sisa folikel akan kembali diserap ke dalam tubuh. 

Fase ini disebut fase folikuler, berlangsung sekitar 16 hari di dalam siklus menstruasi. Tapi bisa berlangsung lebih cepat atau lebih panjang, tergantung dari siklus menstruasi pada setiap orang. 

Hormon estrogen

Melanjutkan fase folikuler, sel telur yang sudah matang akan memicu lonjakan hormon estrogen. Lonjakan hormon estrogen itu yang kemudian membuat rahim menebal. Penebalan rahim disiapkan untuk menciptakan lingkungan kaya nutrisi untuk pertumbuhan embrio. 

Hormon luteinizing atau luteinizing hormone (LH)

Lonjakan kadar estrogen yang disebutkan di atas, akan memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan LH. Di sini fase ovulasi dimulai. Ovulasi adalah saat ovarium melepaskan sel telur yang matang, kemudian telur tersebut bergerak ke tuba falopi untuk dibuahi sperma. 

Jika sel telur tidak dibuahi akan mati atau larut. Dan ovulasi hanya berlangsung sekitar 24 jam. Ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 jika memiliki siklus menstruasi 28 hari. Atau tepat di tengah siklus menstruasi. 

Hormon progesteron

Tadi sudah disebutkan jika sel telur yang matang akan dilepaskan dari folikel menuju tuba falopi. Nah folikel itu kemudian akan menjadi korpus luteum, struktur yang akan mengeluarkan hormon progesteron dan hormon lainnya. Fase ini disebut fase luteal.

Hormon progesteron diperlukan agar kehamilan layak dan dapat berlanjut. Progesteron juga membantu menebalkan lapisan rahim untuk memungkinkan implantasi sel telur yang sudah dibuahi. 

Hormon human chorionic gonadotropin (hCG)

Jika terjadi kehamilan, tubuh akan memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG), hormon yang akan dideteksi oleh alat tes kehamilan. Hormon ini juga membantu menjaga korpus luteum dan menjaga lapisan rahim tebal. 

Namun jika tidak terjadi pembuahan, kehamilan tidak terjadi, korpus luteum akan menyusut, begitu juga dengan hormon progesteron yang menurun. Lapisan rahim kemudian dilepas menjadi menstruasi. 

Demikian jenis hormon dan juga fungsinya dalam sistem reproduksi wanita. Punya pertanyaan lebih lanjut?

Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!

Hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi

Hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi
Lihat Foto

freepik

Ilustrasi proses menstruasi dan hormon yang berperan

KOMPAS.com - Menstruasi adalah tanda berkembangnya organ reproduksi pada wanita. Menstruasi terjadi sebagai siklus rutin yang terjadi setiap bulan. Prosesnya terjadi karena adanya perubahan hormon yang terjadi di dalam tubuh wanita. Artikel ini akan menjelaskan proses terjadinya menstruasi dan hormon yang berperan.

Proses menstruasi

Proses menstruasi adalah bagian dari siklus menstruasi. Siklus menstruasi terbagi menjadi 4 proses: menstruasi, fase folikuler, ovulasi, dan fase luteal.

Menstruasi adalah proses meluruhnya dinding rahim karena tidak terjadi kehamilan. Pada proses ini, akan terjadi keluarnya cairan menstruasi yang isinya terdiri dari darah, sel dinding rahim, dan mukus. Normalnya, durasi proses menstruasi adalah tiga sampai tujuh hari.

Menstruasi terjadi akibat turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini akan menurun secara drastis jika tidak terjadi kehamilan. Menurunnya kedua hormon ini akan menyebabkan luruhnya endometrium dan disertai perdarahan yang normal.

Siklus normal menstruasi terjadi dalam 21 sampai 35 hari. Namun, rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari. Perubahan hormon yang terjadi pada wanita mungkin mempengaruhi wanita secara fisiologis. Proses ini akan terus berlangsung hingga wanita mengalami menopause.

Baca juga: 4 Tahapan Siklus Menstruasi

Hormon yang berperan dalam proses menstruasi

Hormon yang mengontrol siklus menstruasi adalah sebagai berikut:

  1. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH): hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini berfungsi untuk memicu sintesis hormon FSH dan LH.
  2. Follicle-stimulating hormone (FSH): hormon glikoprotein yang berfungsi untuk pematangan folikel selama fase folikuler.
  3. Luteinizing-hormone (LH): hormon yang berfungsi untuk ovulasi
  4. Progesteron: hormon yang dihasilkan oleh korpus luteum setelah terjadinya ovulasi. Fungsi progesteron adalah untuk mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium dan mendukung kehamilan.
  5. Estrogen: hormon yang berfungsi mempengaruhi pertumbuhan endometrium.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi
Hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi

Wanita normalnya mengalami menstruasi setiap bulan. Namun, rentang siklusnya bisa berbeda-beda. Ada yang rutin haid setiap 21-35 hari sekali, ada yang lebih cepat atau lambat daripada itu. Sepanjang siklus tersebut, tidak banyak yang tahu bahwa ada proses yang terjadi secara bertahap di dalam rahim. Padahal, mengetahuinya bisa membantu Anda memprediksi kapan haid lagi di bulan berikutnya. Untuk Anda yang ingin memiliki anak, mengetahui tahapan fase menstruasi juga sangat berguna agar tahu kapan waktu paling subur untuk mulai merencanakan kehamilan.

Siklus menstruasi adalah proses bulanan yang ditandai dengan serangkaian perubahan pada tubuh dan organ reproduksi wanita. Dalam proses ini ada dua hal utama yang akan terjadi, yaitu menstruasi atau kehamilan.

Setiap bulan, ovarium akan melepaskan sel telur selama proses yang disebut ovulasi. Di saat yang sama, perubahan hormon akan membantu mempersiapkan rahim Anda sebagai cikal bakal tempat untuk bayi tumbuh dan berkembang.

Jika sel telur sudah lepas dan tidak kunjung dibuahi, lapisan rahim yang tadinya dipersiapkan untuk kehamilan akan luruh. Meluruhnya lapisan rahim melalui vagina inilah yang disebut dengan menstruasi.

Dalam siklus menstruasi, ada empat fase yang terjadi yaitu:

  • Fase menstruasi
  • Fase folikuler atau pra-ovulasi
  • Fase ovulasi
  • Fase luteal

Panjang setiap fase bisa berbeda antara satu wanita dengan yang lainnya. Panjangnya fase pada satu orang juga bisa berubah seiring berjalannya waktu.

Hormon yang memengaruhi siklus dan fase menstruasi

Siklus menstruasi sangat kompleks dan dikendalikan oleh banyak hormon yang diproduksi oleh sejumlah kelenjar dalam tubuh.

Berikut adalah hormon-hormon yang berperan mengatur fase menstruasi:

Estrogen

Estrogen bertugas mengatur siklus dan berperan dalam pertumbuhan lapisan rahim. Jika sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen akan menurun tajam dan saat itulah haid dimulai.

Namun jika sel telur dibuahi, estrogen bekerja sama dengan progesteron untuk menghentikan ovulasi selama kehamilan.

Progesteron

Dilansir dari Hormone Health Network, progesteron memicu lapisan rahim untuk menebal untuk mempersiapkannya sebelum kehamilan.

Selain itu, progesteron juga mencegah otot rahim berkontraksi yang bisa membuat sel telur tidak dapat menempel.

Ketika hamil, progesteron akan merangsang tubuh untuk menciptakan pembuluh darah di lapisan rahim. Tujuannya untuk memberi makan janin yang akan tumbuh nantinya.

Jika wanita tidak hamil, korpus luteum (massa dari folikel yang matang) yang menempel akan rusak sehingga menurunkan kadar progesteron di dalam tubuh.

Hormon luteinizing (LH)

Hormon ini membantu merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen.

Dalam fase menstruasi, lonjakan hormon luteinizing menyebabkan ovarium melepaskan sel telur selama ovulasi.

Jika pembuahan terjadi, hormon luteinizing akan merangsang corpus luteum menghasilkan progesteron untuk menebalkan dinding rahim.

FSH adalah hormon yang membantu pertumbuhan folikel di ovarium dan melepaskan sel telur. Folikel menghasilkan estrogen dan progesteron dalam ovarium untuk menjaga siklus haid tetap teratur.

Ketika wanita tidak memiliki cukup hormon ini, ia akan cenderung lebih sulit untuk hamil.

Hormon pelepas gonadotropin (GnRh)

Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) adalah hormon yang mengendalikan dan merangsang pelepasan LH dan FSH. Hormon ini dikeluarkan dari hipotalamus dalam otak.

Fase menstruasi yang terjadi di setiap siklus

Berangkat dari kerja sama antara hormon-hormon kesuburan di atas, fase menstruasi terbagi menjadi empat tahapan. Berikut urutannya:

1. Fase menstruasi

Fase menstruasi adalah tahap pertama dari siklus haid setiap bulannya. Fase ini dimulai ketika sel telur yang dikeluarkan ovarium dari siklus sebelumnya tidak dibuahi. Hal ini membuat kadar estrogen dan progesteron turun.

Lapisan rahim yang menebal dan sudah dipersiapkan untuk mendukung kehamilan pun tak lagi dibutuhkan.

Akhirnya lapisan rahim ini luruh dan keluar dalam bentuk darah yang disebut dengan menstruasi. Selain darah, vagina juga akan mengeluarkan lendir dan jaringan rahim.

Pada fase ini, Anda juga akan mengalami berbagai gejala yang dapat dirasakan berbeda oleh tiap orang, seperti:

  • Kram perut
  • Payudara terasa kencang dan nyeri
  • Perut kembung
  • Mood atau suasana hati mudah berubah
  • Menjadi mudah marah
  • Sakit kepala
  • Merasa lelah dan lemas
  • Sakit pinggang

Dalam satu siklus, menstruasi rata-rata berlangsung selama 3-7 hari. Namun, sebagian wanita juga bisa mengalami haid lebih dari 7 hari.

2. Fase folikuler (pra-ovulasi)

Fase folikuler atau pra-ovulasi dimulai di hari pertama haid. Di hari pertama Anda haid, di saat itu pula hormon perangsang folikel (FSH) mulai meningkat.

Kondisi ini dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari dan melepas zat kimia yang disebut dengan hormon pelepas gonadotropin (GnRH).

Hormon ini mendorong kelenjar hipofisis untuk menghasilkan peningkatan kadar hormon lutein (LH) dan FSH. FSH bertugas merangsang indung telur menghasilkan 5-20 kantong kecil yang disebut folikel.

Setiap folikel mengandung sel telur yang belum matang. Dalam prosesnya, hanya sel telur yang paling sehatlah yang akhirnya akan matang. Sementara sisa folikel yang lainnya akan diserap kembali ke dalam tubuh.

Folikel yang matang akan memicu lonjakan estrogen untuk menebalkan lapisan rahim. Lapisan rahim menebal dikondisikan untuk menciptakan lingkungan kaya nutrisi bagi embrio (bakal janin) untuk tumbuh.

Fase ini berlangsung sekitar 11-27 hari, tergantung pada siklus bulanan Anda. Namun umumnya wanita mengalami fase folikuler selama 16 hari.

3. Fase ovulasi

Meningkatkan kadar estrogen selama fase folikel atau pra ovulasi memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Di fase inilah proses ovulasi dimulai. Ovulasi biasanya terjadi di pertengahan siklus, yaitu sekitar 2 minggu atau lebih sebelum mulai menstruasi.

Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepaskan satu sel telur yang matang. Telur ini kemudian bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma. Masa hidup sel telur biasanya hanya sekitar 24 jam untuk sampai bertemu sperma.

Fase ovulasi adalah satu-satunya kesempatan terbaik sepanjang siklus menstruasi untuk Anda berkesempatan hamil. Setelah 24 jam, sel telur yang tak bertemu sperma akan mati.

Ketika ovulasi, wanita biasanya mengalami keputihan kental dan lengket berwarna bening seperti putih telur. Suhu basal tubuh juga akan meningkat.

Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai selama istirahat atau dalam keadaan tidur. Suhu normal tubuh berada pada kisaran 35,5 sampai 36º Celsius. Namun saat ovulasi, suhu akan naik menjadi 37 sampai 38º Celsius.

Suhu basal diukur dengan termometer yang ditempatkan di mulut, vagina, atau anus. Jika berencana hamil, pastikan mengukur suhu tubuh setiap hari di lokasi dan waktu yang sama selama 5 menit.

Pengukuran suhu basal paling baik dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur dan sebelum mulai beraktivitas apa pun.

4. Fase luteal

Saat folikel melepaskan telurnya, bentuknya berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum melepaskan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon di fase ke-empat menstruasi ini berfungsi menjaga lapisan rahim tebal dan siap untuk ditanamkan telur yang telah dibuahi.

Jika positif hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini membantu menjaga korpus luteum dan menjaga agar lapisan rahim tetap tebal seterusnya.

Namun jika Anda tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap oleh lapisan rahim. Kemudian kadar estrogen dan progesteron akan perlahan menurun, membuat lapisan rahim akhirnya terlepas dan meluruh.

Apabila positif tidak hamil, di fase ini Anda akan mengalami gejala yang disebut dengan sindrom pramenstruasi (PMS). Berbagai gejala yang biasanya muncul yaitu:

  • Perut kembung
  • Payudara membengkak dan sakit
  • Suasana hati mudah berubah
  • Sakit kepala
  • Berat badan bertambah
  • Merasa ingin terus makan
  • Sulit tidur

Fase luteal biasanya berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Namun, rata-rata wanita mengalaminya selama 14 hari.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.