Hubungan perkembangan teknologi komunikasi dengan sistem informasi manajemen

A. PENDAHULUAN

Saat ini kita sudah berada di tahun millenium ketiga. Dimana persaingan global semakin terbuka. Apalagi dalam menghadapi era perdagangan bebas, maka informasi menjadi kebutuhan yang sangat penting dan strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat serta digunakan dalam pengambilan keputusan. Salah satu bekal dalam memasuki persaingan terbuka tersebut adalah penguasaan ilmu dan teknologi.

Diawali dengan kehidupan yang serba tradisional, manual kini berangsur-angsur menjadi kehidupan yang canggih. Hanya berbekal sebuah komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet, setiap orang dapat mengetahui informasi apa yang ada di dunia ini. Menurut Sugianto, komputer merupakan suatu sistem yang terdiri dari perangkat software dan hardware yang mengalami perubahan yang pesat, bahkan komputer disebut-sebut sebagai tonggak awal revolusi teknologi digital. Dengan masuknya teknologi informasi khususnya komputer telah merubah tatanan dan peran di masyarakat. Komputer yang semula sekedar untuk membantu memecahkan hitung-hitungan rumit kini dapat dipakai untuk olah kata, olah data, olah gambar dan pangkalan data berbagai bidang kehidupan. Apalagi dengan munculnya teknologi multimedia interaktif yang sanggup menyajikan tulisan, suara, gambar, animasi dan video secara bersamaan maupun bergantian.[1]

Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu untuk keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi informasi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai kebutuhan, dan teknologi komunikasi untuk penyebaran dan akses secara global.

Sedangkan manajemen informasi hampir sama dengan teknologi informasi, manajemen informasi merupakan proses menangkap, menstransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan informasi. Namun manajemen informasi memiliki sifat yang lebih tertutup dari teknologi informasi, dapat melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi.[2]

 Teknologi informasi di perguruan tinggi dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi perguruan tinggi untuk tetap eksis. Pada era ini kemungkinan besar hanya perguruan tinggi yang menerapkan teknologi informasi mutakhir yang lebih diminati oleh masyarakat. Pada masa yang akan datang sangat dimungkinkan masyarakat hanya akan berpaling pada pendidikan berteknologi yang dilengkapai dengan fasilitas e-learning, wireless, internet, perpustakaan digital dan sebagainya.[3]

Perpustakaanlah yang paling tepat sebagai pusat ilmu pengetahuan dan atau pendidikan. Untuk memenuhi tuntutan dari pengguna informasi, maka perpustakaan sebagai pengelola dan sumber informasi harus mampu memberikan pelayanan yang memadai dengan menyediakan informasi yang benar-benar relevan dengan permintaan pengguna. Keberadaan perpustakaan merupakan penunjang lembaga induk, dan pengelolaannya harus mengacu pada perkembangan teknologi informasi.

B. PEMBAHASAN

  1. Informasi Perlu Ter-organisasi Dengan Baik

Informasi adalah data yang disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang untuk membuat suatu keputusan.[4] Sumber suatu informasi adalah data, tanpa data kita tidak mengetahui kejadian yang terjadi pada suatu tempat dan waktu tertentu.

Terdapat ciri-ciri informasi, yaitu benar atau salah, baru, tambahan, korektif dan yang terakhir penegas atau informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Kualitas informasi juga sangat penting, kesalahan cara pengukuran dan pengumpulan, kegagalan dalam prosedur pemrosesan, hilang data dapat menurunkan kualitas informasi bahkan menjadi kesalahan informasi. Kualitas informasi tergantung dari 6 hal, yaitu informasi harus;

  1. Akurat, harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
  2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang tidak boleh terlambat.
  3. Relevan, informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
  4. Mudah, mudah dipahami dan mudah diperoleh.
  5. Murah, biaya murah
  6. Handal, diperoleh dari sumber yang dapat diandalkan, tanpa dikurangi atau ditambahi.

Dengan adanya ciri-ciri informasi dan kualitas informasi maka informasi itu sangat perlu disatukan atau ter-organisasi dengan baik. Menurut Ernawati, pengorganisasian suatu informasi itu sangat bermanfaat sekali karena informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok) berupa komponen input, komponen model komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.[5]

Untuk menjadikan informasi berdaya guna dan ter-organisasi dengan baik maka harus ada elemen sistem, sistem ini terdiri dari:

Setiap sistem memiliki tujuan (goal), tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan tak terkendali.

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang  diproses.

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai.

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan dan sebagainya.

Informasi apabila tidak ter-organisasi dengan baik maka akan informasi yang ditampilkan akan bias, tidak ter-struktur dengan baik dan bukan tidak mungkin tidak menjadi informasi yang tepat, akurat dan kredible.

Perkembangan teknologi informasi juga sangat berpengaruh terhadap lembaga-lembaga yang erat kaitannya dengan informasi seperti perpustakaan atau pusat informasi. Informasi yang ter-organisasi dengan baik di perpustakaan dengan pemanfaatan teknologi informasi, menurut Handerson dalam Sulistyo-Basuki manfaat teknologi informasi bagi perpustakaan adalah [6]:

  1. a) Menyediakan akses informasi yang cepat dan mudah
  2. b) Menyediakan akses jarak jauh bagi pengguna
  3. c) Menyediakan akses 24 jam, jika server-nya beroperasi 24 jam.
  4. d) Menyediakan informasi mutakhir.
  5. e) Menyediakan informasi yang dapat digunakan dengan luwes

    bagi pengguna dengan kebutuhannya.

  1. f) Meningkatkan keluwesan
  2. g) Memudahkan format ulang dan kombinasi data dari berbagai

     sumber.

Pada sisi lain teknologi informasi juga memberikan kemudahan bagi pengelola informasi (pustakawan) untuk mengolah, menyimpan dan menyebarkannya, juga membebaskan staf perpustakaan dari pekerjaan-pekerjaan yang bersifat rutin secara manual. Teknologi informasi juga menjadi sarana temu kembali informasi yang cepat, tepat dan akurat serta pemustaka dapat menelusuri dan menggunakan layanan perpustakaan dengan mandiri tanpa mengantri seperti pada konsep perpustakaan konvensional.

  1. Dampak Perkembangan Teknologi Informasi

Sebelum membahas dampak perkembangan teknologi informasi perlu diketahui ciri-ciri teknologi informasi, yaitu:[7]

  1. Era informasi lahir ditandai dengan meningkatnya masyarakat dalam penguasaan informasi
  2. Perdagangan menjadi lebih mengandalkan teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi)
  3. Menyediakan dasar untuk berfikir lagi yaitu rekayasa lagi proses bisnis tradisional.
  4. Proses kerja diubah ditransformasikan untuk meningkatkan produktivitas.
  5. Keberhasilan dalam teknologi informasi tergantung kepada keberkesanan
  6. Teknologi informasi disadari atau tidak sudah banyak menyatu dalam kehidupan umat manusia, produk dan pelayanan.

Secara umum terdapat dampak positif maupun negatif dengan adanya perkembangan teknologi informasi. Dampak positifnya antara lain:

  • Memudahkan dan mempercepat akses informasi, penyampaian atau penyebaran informasi.
  • Memudahkan masyarakat dalam berkomunikasi secara global kapan saja dan di mana  saja.
  • Menguntungkan perusahaan, dan juga menambah lapangan kerja dengan memanfaatkan jasa teknologi informasi yang ada.
  • Memudahkan masyarakat dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari dengan cepat dengan perangkat software yang selalu berkembang dan mudah digunakan oleh masyarakat banyak.
  • Memudahkan masyarakat dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Dengan adanya  search engine yang beredar, kini masyarakat lebih mudah mengakses informasi yang ada dalam dunia maya. Informasi dan berita yang ada, cenderung lebih cepat dan lebih mudah didapatkan pada web browser dibandingkan dengan media lain.
  • Keuntungan internet banking bagi nasabah antara lain menghemat waktu, menghemat biaya, dan juga lebih cepat.
  • Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pemerintahan memiliki keuntungan antara lain meningkatkan layanan kepada masyarakat, pelayanan yang lebih cepat, meningkatkan hubungan pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat karena informasi mudah diperoleh, dan juga tersedianya informasi yang mudah diakses masyarakat.

Dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi, antara lain:

  • Isu SARA, kekerasan dan pornografi.
  • Maraknya cyber crime atau kejahatan dalam dunia maya.
  • Munculnya para penipu yang memanfaatkan internet.
  • Berbagai peralatan TIK seperti TV, internet, banyak menayangkan tindakan penipuan, dan tayangan kekerasan yang dengan cepat ditiru para penikmatnya.
  • Penyebaran Virus Komputer. Virus komputer adalah sebuah program yang berukuran relatif kecil dan bersifat sebagai parasit yang mampu hidup dan menggandakan dirinya menyerupai file maupun folder dan sangat mengganggu pengguna komputer yang terinfeksi
  • Menimbulkan sifat yang cenderung malas. Seringkali pengguna internet tenggelelam dalam dunianya sendiri dan tidak mempedulikan sekitarnya, banyak dari mereka yang lebih sering berinteraksi dengan teman dunia mayanya dibandingkan dengan teman dalam dunia nyata.
  • Mentalitas teknologi, seolah-olah segala sesuatu dapat dipecahkan oleh teknologi dan sesuatu akan lebih meyakinkan kalau dilakukan dengan peralatan dan disertai angka-angka. Hal ini yang sudah biasa atau mudah diperhitungkan masih memerlukan bantuan penelitian eksperimen.
  • Munculnya budaya plagiarisme, pelanggaran hak cipta.[8]

Terdapat Ciri-ciri manajemen informasi, yaitu:

  1. Manajemen informasi dapat melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi.
  2. Manajemen informasi adalah perencanaan, pengadaan, pengolahan, distribusi dan alokasi informasi sebagai sumber daya untuk mempersiapkan dan memfasilitasi keputusan.
  3. Menggunakan informasi dengan efektif dan efisien
  4. Membuang informasi pada saat yang tepat.

Manajemen informasi sering kali disebut Sistem Informasi Manajemen yakni sebuah sistem yang cukup kompleks. Sistem ini dapat berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi, sumber daya yang berkualitas, dan yang paling penting komitmen perusahaan. Sistem Informasi Manajemen berguna untuk mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi Manajemen bertujuan menghasilkan informasi yang berguna untuk perusahaan.

Sistem Informasi Manajemen: jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu sistem (terintegrasi) dengan maksud memberikan informasi (yang bersifat intern dan ekstern) kepada manajemen, sebagai dasar pengambilan keputusan.[9]

Hubungan perkembangan teknologi komunikasi dengan sistem informasi manajemen

Gambar 1: Marliana B. Winanti: Model Sistem Informasi, 2009

Manajemen informasi yang dilakukan oleh manajer dengan mengelola lima jenis sumber daya :

Hubungan perkembangan teknologi komunikasi dengan sistem informasi manajemen
Berawal dari mendapatkan data mentah lalu mengolahnya sehingga menghasilkan informasi yang berguna, baru setelah itu memanfaatkan secara efektif untuk mengambil keputusan dan jika perlu mengganti informasi yang usang. Seluruh kegiatan tersebut: memperoleh informasi, menggunakan seefektif mungkin, dan membuangnya disaat yang tepat, disebut Manajemen Informasi.

  1. Perubahan Paradigma Kepustakawanan

Paradigma atau citra perpustakaan merupakan seperangkat kesan di dalam fikiran pemakai terhadap suatu objek.[10] Perkembangan pengguna  teknologi informasi dan telekomunikasi yang begitu pesat di kalangan masyarakat menuntut pustakawan untuk rela meninjau kembali dan merevisi paradigma maupun praktek-praktek kepustakawanan yang dianut selama ini. Pustakawan mempunyai tantangan yang luar biasa untuk meningkatkan kemampuannya dalam penguasaan teknologi informasi.

Dapat kita lihat kecenderungan pergerakan perubahan perilaku atau sikap pemustaka lebih memilih sesuatu yang instan yakni menggunakan search engine di internet untuk mencari sumber informasi, padahal informasi yang diperoleh belum tentu benar. Banjir informasi tidak lepas dari pengaruh globalisasi sehingga menjadikan informasi dari belahan dunia dalam hitungan detik dapat diakses dari belahan dunia lainnya. Kondisi demikian membuat pustakawan sebagai pusat informasi seharusnya dapat memanfaatkan peluang banjir informasi ini untuk lebih mengintensifkan peranannya sebagai penyedia informasi bagi pemustaka.

Menurut falsafah Mangkunegara, sebenarnya pelayanan pustakawan identik dengan pribadi penjual jasa. Bagaimana penjual dapat memberi kepuasan bagi kedua belah pihak, baik pihak penjual maupun pembeli. Demikian halnya dengan pelayanan pustakawan, diperlukan upaya pelayanan yang menimbulkan rasa puas bagi pemustaka maupun pustakawan sendiri. Dengan demikian pustakawan dapat memperoleh dua keuntungan yaitu perpustakaan menjadi terkenal dan citra pustakawan professional lebih meningkat.[11]

  1. Pergeseran Pelayanan di Perpustakaan

Saat ini pergeseran layanan informasi pada perpustakaan berakibat pada perubahan perilaku pola kerja dan orientasi institusi yang bergerak dalam bidang ilmu pengetahuan.

Hubungan perkembangan teknologi komunikasi dengan sistem informasi manajemen

Gambar 2. Stuart, Robert: Library and Information Center Management, 2002

Bagan di atas menekankan pada tiga hal fundamental dalam sebuah institusi perpustakaan, yakni:

Terdapat perubahan dan pergeseran dalam memanfaatkan sumber daya. Apabila pada awalnya sumber daya hanya memiliki dan dimanfaatkan sendiri dan media yang digunakan sangat terbatas, maka pada saat ini sumber daya harus dipikirkan untuk dapat di-sharing dalam wadah yang lebih luas dan berorientasi pada pemanfaatan multiple media atau ragam media. Hal ini penting karena setiap perpustakaan mempunyai keterbatasan dalam menyediakan sumber daya. Perpustakaan juga harus dapat memanfaatkan teknologi informasi yang memudahkan perpustakaan untuk melakukan sharing informasi melalui apa yang disebut virtual library.

Cara pelayanan dalam bidang informasi atau perpustakaan juga mengalami perubahan sesuai tuntutan jaman. Pelayanan tidak lagi hanya berorientasi pada pelayanan di dalam saja (internal) tetapi harus mempunyai pandangan yang lebih universal bagi akses informasi, kolaborasi dan sharing sumber daya dan layanan. Konsep pelayanannya pun harus seperti supermarket bahkan hypermarket, maka perpustakaan atau pusat informasi diharapkan memberikan pelayanan yang bervariasi, murah dan cepat akan memuaskan pengguna serta mendatangkan pengguna lebih banyak lagi.

Perlakuan terhadap pengguna dan perilaku pustakawan hendaknya mengalami perubahan. Staf perpustakaan tidak hanya sebagai penjaga buku dan menunggu datangnya pemustaka, namun perpustakaan melakukan promosi dan memberikan gambaran-gambaran kepada pemustaka bagaimana perpustakaan dapat menjawab kebutuhan informasi. Pemustaka juga diberdayakan dan dididik demi perkembangan perpustakaan.

                        Ketika orang berbicara mengenai penerapan teknologi dalam perpustakaan, orang akan berbicara transformasi perpustakaan tradisional menuju perpustakaan digital, perpustakaan elektronik atau perpustakaan virtual. Namun dari sekian banyak konsep yang berkembang tersebut, saat ini yang cukup pas dan mungkin dalam beberapa dasawarsa ke depan masih relevan adalah dengan perpustakaan hybrid.

Secara tidak sadar perpustakaan terutama perpustakaan perguruan tinggi telah mengembangkan sebuah konsep perpustakaan hybrid. Hanya saja hal ini masih kurang terasa karena terlihat berdiri sendiri-sendiri. Dalam perpustakaan ini, pengguna selain menggunakan koleksi tercetak juga memanfaatkan koleksi yang dapat diakses secara elektronik atau virtual, baik melalui jaringan lokal maupun internet. Ada sinergitas antara koleksi tercetak dengan elektronik, artinya konsep tradisional dan elektronik kedudukannya saling melengkapi.

Dalam layanan informasi perpustakaan, semula pemakai hanya dapat menemukan informasi yang ada di perpustakaan secara manual, kemudian berkembang dengan memanfaatkan komputer dan intranet dapat ditelusuri melalui OPAC, dan berkembang lagi dapat diakses melalui internet atau sekarang dikenal dengan istilah Web 1.0. Dengan ini para pengguna sudah banyak yang terpuaskan karena dapat dengan cepat menemukan informasi yang mereka dapatkan.

  Berbagai jenis program telah dikembangkan untuk penelusuran online ini. Tetapi cara penelususran informasi masih bersifat satu arah atau one-way of information, yang hanya kita baca tapi tidak bisa berkomentar. Konsep kolaborasi beberapa orang akhirnya memberi inspirasi lahirnya konsep Library 2.0 untuk mewujudkan participatory library service.

  Konsep Library 2.0 adalah konsep baru yang berkaitan dengan mengadakan perubahan di perpustakaan yang melibatkan pengguna. Perubahan ini dimaksudkan untuk perubahan yang senantiasa terjadi, tidak bersifat merombak secara drastis, tapi perubahan yang bertahap. Dengan demikian perubahan akan selalu terjadi di dalam perpustakaan, baik layanannya, infrastrukturnya, fasilitasnya dan bahkan atmosfir di perpustakaan.[12]

  Pada saat ini, keberadaan teknologi informasi telah mengubah perilaku pemustaka dalam mencari dan memilih informasi yang dibutuhkan. Pemustaka membutuhkan kecepatan dan ketepatan akses informasi di mana dan kapan saja melalui perangkat teknologi yang mereka miliki. Perpustakaan ditantang untuk mampu menyediakan informasi yang mampu diakses pemustaka yang salah satunya menggunakan handphone/ponsel.

 Menurut Murphy, smartphone, ponsel dan teknologi mobile lainnya menjadi sesuatu yang umum dan pertama-tama digunakan orang saat mencari informasi. Perpustakaan perlu mengantisipasi kondisi demikian, dapat dengan menyediakan layanan mobile web sehingga pengguna dapat mengakses informasi melalui ponsel[13]. Menurut Kroski, fasilitas layanan yang dapat diberikan perpustakaan melalui mobile web antara lain situs perpustakaan mobile (MOPACs), koleksi mobile, mobile audio tours, layanan penyampaian pesan, layanan rujukan mobile, dan sirkulasi perpustakaan mobile.[14]

  1. Hubungan Timbal balik Teknologi Informasi dan Manajemen Informasi

Pada dasarnya penerapan teknologi informasi baik di perusahaan-perusahaan, peemrintahan atau di perpustakaan hampir sama. Untuk itu dalam menilai dan menjelaskan hubungan timbal balik teknologi informasi dan manajemen informasi penulis menganalisa dari hasil penjelasan di atas, penulis akan menjelaskan berdasarkan:

Sistem manajemen informasi merupakan sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dari berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Dapat digambarkan sebagi sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status dan sebagainya.

Teknologi informasi adalah teknologi apa saja yang dapat membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan dan menyebarkan informasi.

Tujuan manajemen informasi adalah:

1). Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

2). Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan.

3). Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Sedangkan tujuan teknologi informasi adalah:

1). Memecahkan masalah.

2). Membuka kreativitas, efektivitas dan efisiensi.

3).Memotivasi kemampuan kita agar bisa berdaptasi dan  mengantisipasi perkembangan teknologi informasi.

4). Mengembangkan kompetensi

  1. Hubungan antara Teknologi Informasi dan Manajemen Informasi

Sistem informasi manajemen dengan teknologi sangat berhubungan, keduanya bergerak dibidang informasi (pengolahan) dan teknologi merupakan bagian dari sistem informasi. Karena sistem informasi dapat tersusun oleh beberapa teknologi informasi sehingga apabila teknologi informasi mengalami kerusakan maka mempengaruhi sistem informasi atau sistem informasi akan juga mengalami gangguan.

 C. PENUTUP

Dengan perkembangan teknologi informasi pada saat ini memudahkan baik bagi individu, perusahaan, perpustakaan ataupun pemerintah untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dan menerapkan sistem informasi manajemen guna mendapatkan informasi dalam pengambilan keputusan. Dampak teknologi informasi ini merupakan salah satu tantangan bagi pengguna informasi adalah menyaring banyaknya informasi yang beredar, yang harus tersampaikan secara tepat kepada penggunanya sehingga nilai efisiensi dan efektif dapat tercapai.

Manajemen informasi merupakan proses menangkap, menstransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan informasi. Namun manajemen informasi memiliki sifat yang lebih tertutup dari teknologi informasi, dapat melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi.

Sistem informasi manajemen dengan teknologi sangat berhubungan, keduanya bergerak dibidang informasi (pengolahan) dan teknologi merupakan bagian dari sistem informasi. Karena sistem informasi dapat tersusun oleh beberapa teknologi informasi sehingga apabila teknologi informasi mengalami kerusakan maka mempengaruhi sistem informasi atau sistem informasi akan juga mengalami gangguan.

DAFTAR PUSTAKA

Etty Ernawati, Pengembangan Sistem Informasi rumah Sakit Untuk Meningkatkan Kualitas Layanan http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/12/01/pengembangan-sistem-informasi-rumah-sakit-simr-untuk-meningkatkan-kualitas-pelayanan-507611.html. Diakses 27/1/2015

Hartadi, Bambang, Pengembangan Universitas di Era Teknologi Informasi dalam SKH Kedaulatan Rakyat, 26 Desember 2006. Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat, 2006.

http: file.upi.edu.DirektoriFPMIPAPRODI_ILMU_KOMPUTER diakses pada 27/1/2015

http://titissuwartiningsih.blogspot.com/2013/10/sosio-teknologi-informasi.html

Kroski, E, Library Mobile Initiatives. Libr. Tech. Report.  Juli: 33-38, 2008.

Murphy, J. Using Mobile device for research smartphones, database and libraries, Online. J. May/Jun: 14-18, 2010.

Omitaomu Alter S, Manajemen Informasi Bagi Organisasi. Jakarta: Pelita Jaya, 2002.

Pergola Irianti, Memahami Perilaku Pengguna, http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata /pusta/pirianti3.pdf diakses tanggal 1 /12/2014

Purwono, Profesi Pustakawan menghadapi Tantangan Perubahan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Sulistyo–Basuki. Dasar-dasar Teknologi Informasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1998.

Sugianto, Perancangan dan Pengembangan Teknologi Informasi Untuk Mencapai  Masa Depan, Jakarta: Univ. Indraprasta,  2012.

Suwanto, Sri Ati, Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan dan Pusat Dokumentasi dan Informasi. (Makalah disampaikan pada Diklat Teknis Perpustakaan dan Dokumentasi, Propinsi Jateng 2003)

Stuart, Robert D. and Barbara B. Moran, Library and Information Center Management. 6th edition. Greenwood Village, Colorado: Libraries Unlimited. , 2002.

Undang-Undang Perpustakaan No.43 Tahun 2007, Yogyakarta: Pustaka Mahardika, 2007.

Wahyudi Kumorotomo dan Subondo Agus Margono, Sistem Informasi Manajemen: Dalam Organisasi-Organisasi Publik, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994.

Winanti.  Marliana B., Konsep Manajemen Informasi. Bandung: Unikom, 2009.

[1] Sugianto, Perancangan dan Pengembangan Teknologi Informasi Untuk Mencapai Masa Depan (Jakarta: Univ. Indraprasta, 2012)

[2] Omitaomu Alter S, Manajemen Informasi Bagi Organisasi (Jakarta: Pelita Jaya, 2002)

[3] Bambang Hartadi. Pengembangan Universitas di Era Teknologi Informasi dalam SKH Kedaulatan Rakyat, 26 Desember 2006. (Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat) hlm. 12.

[4] Wahyudi Kumorotomo dan Subondo Agus Margono, Sistem Informasi Manajemen: Dalam Organisasi-Organisasi Publik. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994) hlm. 11.

[5] Etty Ernawati, Pengembangan Sistem Informasi rumah Sakit Untuk Meningkatkan Kualitas Layanan

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/12/01/pengembangan-sistem-informasi-rumah-sakit-simr-untuk-meningkatkan-kualitas-pelayanan-507611.html. hlm. 3.

[6] Sulistyo–Basuki. Dasar-dasar Teknologi Informasi (Jakarta: Universitas Terbuka, 1998)

[7] http: file.upi.edu.DirektoriFPMIPAPRODI_ILMU_KOMPUTER

[8] http://titissuwartiningsih.blogspot.com/2013/10/sosio-teknologi-informasi.html

[9]  Marliana B. Winanti, Konsep Manajemen Informasi. (Bandung: Unikom, 2009) hlm 3

[10] Purwono. Profesi Pustakawan menghadapi Tantangan Perubahan. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) hlm. 119.

[11] Pergola Irianti. Memahami Perilaku Pengguna, http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata /pusta/pirianti3.pdf

[12] Purwono. Profesi,  hlm. 160

[13] Murphy, J. 2010. Using Mobile device for research smartphones, database and libraries, Online. J. May/Jun: 14-18

[14] Kroski, E. Library Mobile Initiatives. Libr. Tech. Report,2008.  Juli: 33-38

(upload by R.Lalan Fuandara)