Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Dalam ensiklopedi Indonesia, seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis dan ruang), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari dan drama).

Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni dalam Islam sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu Al-Quran yang dalam hal ini adalah masyarakat Arab.

Dari definisi di atas, bisa jadi seni islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara maupun ruang. Hal ini juga bisa kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam perkembangannya baik seni suara maupun ruang.

Kita dapat melihat beberapa contoh perkembangan seni islam yang terus berkembang hingga saat ini. Yakni, seni kaligrafi, seni syair atau suara, seni arsitektuk, seni sastra atau bahasa, dan lain sebagainya. Namun, banyak yang menyalahpahami sikap Islam terhadap seni atau paling tidak mempersempit ruang lingkup yang dibenarkan agama ini. Padahal ruang lingkupnya amat luas. Bermula dalam bentuk mengekspresikan keindahan lahirnya manusia, pakaian, penampilan, cara dan susunan tuturnya, hingga keindahan batin melalui kepekaan rasa yang melahirkan budi pekerti dan interaksi harmonis.

Dalam Al-Quranpun terdapat pula seni-seni islam yang terkandung. Keindahan bahasanya, saat dibaca, melahirkan apa yang dinamai oleh sementara pakar dengan istilah “Musik Al-Quran”, yakni nada dan langgam yang menyentuh pendengarnya, baik yang dipahami makna ayatnya maupun tidak. Bukan hanya itu, Nabi Muhammad Saw pun membenarkan nyanyian-nyanyian yang menggugah hati atau yang menimbulkan semangat.

Memang ada sebagian seni yang menurut beberapa pandangan, dilarang secara Islam. Seperti contohnya Seni Pahat atau Patung. Dahulu memang seni ini secara tegas terlarang, karena patung- patung tersebut dijadikan sarana ibadah kepada selain Allah. Namun, menurut beberapa pendapat tidak masalah jika pahatan atau patung-patung tersebut tidak mengarah kepada penyembahan selain Allah, tetapi hanya untuk mengekspresikan keindahan, maka ia boleh-boleh saja. Bukankah kata ulama, Nabi Sulaiman pun memerintahkan untuk membuat antara lain patung-patung (QS. Saba (34):[13]) yang tentunya bukan untuk disembah, tetapi hanya untuk dinikmati keindahannya.

Begitu juga mengenai seni musik, yang menurut beberapa pendapat ada yang melarang dan juga tidak. Namun, kembali lagi kita melihat secara kontekstual. Musik akan menjadi terlarang jika konteksnya untuk mengeduakan Allah, semisal untuk ritual-ritual tertentu yang tidak ada kaitannya dengan Islam. Namun jika musik hanya sekadar untuk dinikmati, maka hal tersebut tidaklah mengapa. Bahkan seni musik juga dapat sebagai sarana terapi dan menyampaikan pesan-pesan syair secara tersirat.

Seni Islam tidak harus berbicara tentang Islam atau hanya dalam bentuk kaligrafi ayat-ayat Al-Quran saja. Lalu, yang pasti seni Islam bukan sekadar nasihat langsung atau anjuran mengikuti kebajikan. Ia adalah ekspresi keindahan tentang alam, kehidupan dan manusia yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Seni Islam adalah yang mempertemukan keindahan dengan hak/kebenaran. Karya indah yang menggambarkan sukses perjuangan Nabi Muhammad Saw, tetapi dilukiskan sebagai buah kegeniusan beliau terlepas dari bantuan Allah, karya itu bixcasala dilukiskan demikian tidak dapat dinilai sebagai seni Islami. Sebaliknya, mengekspresikan keindahan yang ditemukan pada ternak ketika kembali ke kendang dan ketika melepaskannya ke tempat penggembalaan, sebagaimana diungkapkan oleh QS. An-Nahl [16]: (6) dapat merupakan seni Islami selama mengundang keagungan Allah.

Boleh jadi ada yang menduga bahwa Islam tidak merestui seni, pandangan itu keliru. Memang Islam tidak menyetujui seni yang terlepas dari nilai-nilai Islami atau yang melukiskan kelemahan manusia dengan tujuan mengundang tapuk tangan dan membangkitkan selera rendah.

Demikian. Waallahualam bishawab.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Islam merupakan agama yang luas dan fleksibel. Islam mengkaji banyak hal. Kajian ilmu dalam islam tidak hanya pada inti ajaran islam itu sendiri, melainkan juga pada ilmu lain yang relevan terhadap ajaran islam. Semua aspek dan hal dalam kehidupan manusia diatur oleh islam. Cakupan kajian islam sangatlah luas karena tidak ada satupun hal yang tidak diatur dan dibahas dalam islam, mulai dari keindahan dalam hal ini seni dan budaya, ilmu pengetahuan, hingga cara berpikir dengan filsafat. Islam agama yang mencintai keindahan sehingga dalam islam terdapat aspek hubungan islam dengan seni dan budaya. Islam merupakan agama yang berkembang, fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Namun hal ini perlu dipikirkan secara lebih mendasar, logis dan menyeluruh sehingga perkembangan yang terjadi tidak bertentangan dengan inti ajaran islam.

Islam adalah agama yang sangat menghargai seni. Hampir dalam setiap masa penyebaran islam diberbagai belahan dunia, seni selalu dianggap sebagai cara dakwah yang paling tepat. Karena masyarakat akan lebih mudah memahami nilai-nilai yang dibawa oleh agama islam melalui seni tanpa perlu ada kekerasan. Setelah agama islam diterima hampir diseluruh dunia, timbul lah banyak jenis kebudayaan islam.

1.2   Rumusan Masalah

Dari pembahasan diatas, maka dapat di ambil rumusan masalah, sebagai berikut:

1.        Apa pengertian dan macam-macam seni ?

2.        Bagaimana sejarah seni dalam Islam ?

3.        Bagaimana konsep seni menurut perpektif Islam ?

4.        Bagaimana hukum seni dalam Islam ?

5.        Apa pandangan Ulama tentang seni ?

6.        Prinsip dan ciri-ciri kesenian Islam.

7.        Seni apa yang boleh dan yang dilarang oleh Islam.

8.        Bentuk dan korelasi karya seni.

1.3   Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam seni.

2.      Untuk mengetahui sejarah seni dalam Islam.

3.      Untuk mengetahui hukum seni dalam Islam.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Seni & Macam-Macam Seni

Secara harfiah, seni merupakan bentuk dari karya manusia yang mengandung keindahan; mengandung pesona karya dan rasa jika diamati dan dinikmati. Kemudian memberikan kepuasan dan kesenangan pada setiap jiwa manusia dan seni adalah keindahan yang memberikan kepuasan dalam kehidupan kita sehari-hari. Maka seni dan kesenian adalah suatu jelmaan dari rasa keindahan yang wujud dari kerja manusia untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Disusun berdasarkan pemikiran-pemikirannya sehingga ia menjadi suatu karya yang indah dan menimbulkan kesenangan untuk dinikmati.

Secara filsafat, kalau segala sesuatu yang baik dan buruk dapat dinilai dengan dimensi etika, maka seni dan keindahan ini selalu dibahas dengan dimensi estetika yaitu melalui penghayatan dan pengalaman-pengalaman indra manusia.

Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, yang dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), indera pendengar (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama). Dilihat dari ruh ajaran Islam dan kaedahnya Islam tidak melarang sesuatu yang baik, indah dan kenikmatan yang diterima akal sehat. Sebagaimana dalam Surah Al-Maidah ayat 4 "Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang dihalalkan Allah, katakanlah dihalalkan kepadamu segala yang baik-baik". Seni merupakan fitrah yang Allah ciptakan dalam diri manusia.

Dari segi makna literal, seni ialah halus, indah atau permai. Dari segi istilah, seni ialah segala yang halus dan indah lagi menyenangkan hati serta perasaan manusia. Dalam pengertian

yang lebih padu, ia membawa nilai halus, indah, baik dan suci : berguna dan bermanfaat serta mempunyai fungsi dan nilai sosial.

Keindahan adalah sesuatu yang wujud di luar diri manusia yang menikmati keindahan itu. Ia dapat dirasa, ditanggapi dan dihayati. Allah adalah sumber daya dan sumber pemikiran manusia manakala imaginasi dan keupayaan mencipta yang ada pada manusia adalah percikan dari daya kreatif Allah. Oleh itu, seni boleh dibahagikan kepada 2 :

a)      Seni ciptaan Allah

b)      Seni ciptaan manusia

2.2  Sejarah Perkembangan Seni Dalam Islam

Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS 50: 6].

Allah juga mengajak manusia untuk melihat dari perspektif keindahan. Ajakan-ajakan kepada manusia pada dasarnya manusia dianugerahi Allah potensi untuk menikmati dan mengekspresikan keindahan. Seni merupakan fitrah dan naluri alami manusia. Kemampuan ini yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Karena itu, mustahil bila Allah melarang manusia untuk melakukan kegiatan berkesenian.

Nabi Muhammad Saw sangat menghargai keindahan. Suatu ketika dikisahkan, Nabi menerima hadiah berupa pakaian yang bersulam benang emas, lalu beliau mengenakannya dan kemudian naik ke mimbar. Namun tanpa menyampaikan sesuatu apapun, Beliau turun kembali. Para sahabat sedemikian kagum dengan baju itu, sampai mereka memegang dan merabanya. Nabi Muhammad Saw bersabda: “Apakah kalian mengagumi baju ini?” Mereka berkata, “Kami sama sekali belum pernah melihat pakaian yang lebih indah dari ini.” Nabi bersabda: “Sesungguhnya saputangan Sa’ad bin Mu’adz di surga jauh lebih indah daripada yang kalian lihat.” Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin juga menuliskan bahwa: “Siapa yang tidak berkesan hatinya di musim bunga dengan kembang-kembangnya, atau oleh alat musik dan getaran nadanya, maka fitrahnya telah mengidap penyakit parah yang sulit diobati.”

Seni dijadikan sebagai alat menyebarkan agama dan memperkukuhkan amal kebajikan dan kebaikan dikalangan umat. Hasil seni boleh menjadi faktor pendorong yang intensif bagi mengingati dan memuji Allah. Daya seni yang dikurniakan oleh Allah adalah bertujuan untuk menimbulkan keikhlasan dan kesedaran dalam diri manusia. Dengan bakat seni yang ada, para seniman muslim ternyata mampu menggunakan berbagai teknik, bentuk seni yang terbuka di tempat yang berlainan ke dalam daerah seni dan budaya Islam. Kesenian Islam menyangkut perintah asas masyarakatnya. Seni juga mengukuhkan persiapan individu untuk mematuhi ajaran Allah selaras dengan tujuan asas penciptaan mereka.

Pernyataan seni ibarat kaidah di antara zat spiritual dan rangka material. Oleh itu, menjadi tanggungjawab para seniman untuk menterjemahkan idea Islam ke dalam bahasa seni. Menurut perspektif Islam, daya kreatif seni adalah dorongan atau desakan yang diberikan oleh Allah yang perlu digunakan sebagai bantuan untuk memeriahkan kebesaran Allah.

Pada masa awal perkembangan Islam (zaman Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya) belum tampak jelas ekspresi kaum muslim terhadap kesenian. Bahkan, terasa adanya banyak pembatasan-pembatasan yang menghambat perkembangan seni. Hal ini karena pada masa itu, kaum muslim masih dalam tahap penghayatan nilai-nilai Islam dan memfokuskan pada pembersihan gagasan-gagasan jahiliyah yang sudah meresap dalam jiwa masyarakat sejak lama. Sedangkan sebuah karya seni lahir dari interaksi seseorang atau masyarakat dengan suatu gagasan, menghayati dengan sempurna sampai menyatu dengan jiwanya. Karena itu, belum banyak karya seni yang tercipta pada masa awal perkembangan Islam itu. Pembatasan-pembatasan terhadap kesenian karena adanya sikap kehati-hatian dari kaum Muslim. Kehati-hatian itu dimaksudkan agar mereka tidak terjerumus kepada hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menjadi titik perhatian pada waktu itu. M Quraish Shihab menjelaskan bahwa Umar Ibnul Khaththab, khalifah kedua, pernah berkata, “Umat Islam meninggalkan dua pertiga dari transaksi ekonomi karena khawatir terjerumus ke dalam haram [riba].” Ucapan ini benar adanya, dan agaknya ia juga dapat menjadi benar jika kalimat transaksi ekonomi diganti dengan kesenian. Atas dasar kehati-hatian ini pulalah hendaknya dipahami hadits-hadits yang melarang menggambar atau melukis dan memahat makhluk-makhluk hidup. Apabila seni membawa manfaat bagi manusia, memperindah hidup dan hiasannya yang dibenarkan agama, mengabadikan nilai-nilai luhur dan menyucikannya, serta mengembangkan serta memperhalus rasa keindahan dalam jiwa manusia, maka sunnah Nabi mendukung, tidak menentangnya.

Kesenian Islam baru berkembang dan mencapai puncak kejayaan pada saat Islam sampai di daerah-daerah Afrika Utara, Asia Kecil, dan Eropa. Daerah-daerah tersebut didefinisikan sebagai Persia, Mesir, Moor, Spanyol, Bizantium, India, Mongolia, dan Seljuk. Di daerah-daerah tersebut, Islam membaur dengan kebudayaan setempat. Terjadilah pertukaran nilai-nilai Islam dengan budaya dan seni yang menghasilkan ragam seni yang baru, berbeda dengan karakter seni tempat asalnya. Seni berpotensi untuk menyampaikan sebuah pesan. Seperti seni Islami yang menyampaikan pesan kebaikan dalam Islam. Seni Islami tidak sama dengan seni Arab. Seni Islami bisa bersumber dari budaya daerah di Indonesia. Justru dengan pendekatan seni dan budaya lokal, pesan Islam akan mudah diserap. Contohnya masyarakat Jawa zaman dahulu.Masyarakat Jawa dahulu mudah menerima nilai-nilai Islam yang dibawa Walisongo, karena menggunakan pendekatan seni dan budaya.

Contoh seni dalam Islam Pada dasarnya, sesuatu yang indah itu disukai oleh Allah kerana Dia zat yang Maha Indah dan menyukai yang indah. Islam mempunyai kriterianya yang tersendiri untuk dijadikan pengukur pedoman bagi menentukan halal atau haramnya sesuatu karya seni itu. Kriteria pertama ialah seni atau karya seni itu mestilah baik iaitu yang mempunyai cirri-cirinya yang khusus. Antaranya ialah tidak merosakkan budi pekerti yang mulia serta tidak melalaikan orang dari beribadat dan mengingati Allah. Kriteria penolakan pula ialah seni atau karya seni tersebut buruk yaitu boleh merusakkan moral, melalaikan diri daripada beribadat kepada Allah dan sekaligus melupakanNya.

1. Seni Suara

Menurut pandangan Islam, seni suara dibagi menjadi 2 kriteria yaitu seni suara yang baik dan seni suara yang buruk. Seni suara yang baik meliputi bacaan al-Quran dengan suara yang merdu, syahdu dan lunak, melagukan azan, menyanyikan lagu-lagu jihad, berzikir, mendendangkan nyanyian hari-hari raya, menyanyikan selamat jalan dan selamat kembali kepada para jemaah haji, berzanji dan lain-lain. Seni suara yang buruk pula meliputi nyanyian-nyanyian yang sering menimbulkan nafsu berahi, lagu-lagu joget dan tarian yang bercampur antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrim, lagu-lagu yang merusak budi pekerti muda mudi serta melalaikan mereka dari beribadat kepada Allah.

Al-Quran adalah kalam Allah dan kitab suci umat Islam. Ia bukan saja mempunyai nilai sastera yang amat indah dan tinggi tetapi juga mempunyai seni bacaan yang unik. Oleh karena itu, membaca al- Quran diberikan prioriti yang pertama dan utama dalam Islam. Kita dituntut oleh syariat Islam supaya membaca al-Quran mengikut tajwidnya yang betul dan dengan suara yang baik bukan dengan cara berlagu sebagaimana lagu-lagu qasidah. Ini kerana ia boleh merusak dan mungkin akan menambah atau mengurangkan huruf-huruf al-Quran dan dianggap suatu bida’ah pula. Menurut Ibn Hajar al-Haithami dalam kitabnya, Kaff al-Ri’a’ al Muharramat al-Sama’, kesengajaan membaca al-Quran secara berlagu dengan menambahkan huruf atau menguranginya untuk memperindah dan memperhias adalah fasiq. Bahkan menurut fatwa Imam al-Nawawi mengenai golongan yang membaca al-Quran dengan berlagu yang buruk serta banyak perubahannya, maka hukumnya adalah haram menurut ijmak para ulama’

2. Seni Rupa

Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir hingga akhir masa keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya Islam dan keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap bertahan hingga sekarang. Seni rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni rupa yang memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa yang dikenal pada masa ini. Peranan seni rupa sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni rupa modern. Antara lain dalam pemunculan unsur kontemporer seperti abstraksi dan filsafat keindahan. Seni rupa Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi menjadi motif hias.

Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk menutupi sifat asli medium arsitektur daripada yang banyak ditemukan pada masa ini, perabotan. Dekorasi ini dikenal dengan istilah arabesque. Peninggalan seni rupa Islam banyak berbentuk masjid, istana, ilustrasi buku, dan permadani.

2.3  Konsep Seni Menurut Perspektif Islam

Seni islam merupakan sebagian daripada kebudayaan islam dan perbedaan antara seni islam dengan bukan islam ialah dari segi niat atau tujuan dan nilai akhlak yang terkandung dalam hasil seni islam. Pencapaian yang dibuat oleh seni islam itu juga merupakan sumbangan daripada tamadun islam di mana tujuan seni islam ini adalah kerana allah swt. Walaupun seni merupakan salah satu unsur yang disumbangkan tetapi Allah melarang penciptaan seni yang melampaui batas. Firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang melampaui batas." Keindahan merupakan salah satu ciri keesaan, kebesaran dan kesempurnaan Allah swt lantas segala yang diciptakanNya juga merupakan pancaran keindahanNya.

 Manusia dijadikan sebagai makhluk yang paling indah dan paling sempurna. Bumi yang merupakan tempat manusia itu ditempatkan juga dihiasi dengan segala keindahan. Allah swt bukan sekadar menjadikan manusia sebagai makhluk yang terindah tetapi juga mempunyai naluri yang cintakan keindahan. Di sinilah letaknya keistimewaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain seperti malaikat, jin dan hewan. Konsep kesenian dan kebudayaan dalam Islam berbeda dengan peradaban Islam yang lain.

Dalam pembangunan seni, kerangka dasarnya mestilah menyeluruh dan meliputi aspek-aspek akhlak, iman, masalah keagamaan dan falsafah kehidupan manusia. Seni mestilah merupakan satu proses pendidikan yang bersifat positif mengikut kaca mata Islam, menggerakkan semangat, memimpin batin dan membangunkan akhlak. Artinya seni mestilah bersifat "Al-Amar bil Ma'ruf dan An-Nahy 'an Munkar" (menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran) serta membangunkan akhlak masyarakat, bukan membawa kemungkaran dan juga bukan sebagai perusak akhlak ummat. Semua aktivitas kesenian manusia mesti ditundukkan kepada tujuan terakhir (keridhaan Allah dan ketaqwaan). Semua nilai mestilah ditundukkan dalam hubunganNya serta kesanggupan berserah diri. Seni juga seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan ketaqwaan. Diantara masalah yang paling rumit dalam kehidupan Islami adalah yang berkaitan dengan hiburan dan seni. Karena kebanyakan manusia sudah terjebak pada kelalaian dan melampaui batas dalam hiburan dan seni yang memang erat hubungannya dengan perasaan, hati serta akal dan pikiran.

Sebagian orang menggambarkan umat islam sebagai masyarakat ahli ibadah dan kerja keras, maka tak ada tempat bagi orang-orang yang lalai dan bermain-main, tertawa bergembira ria, bernyanyi atau bermain musik. Tidak boleh bibir tersenyum, mulut tertawa, hati senang, dan tak boleh kecantikan terlukis pada wajah-wajah manusia . Mungkin sebagian orang yang ekstrim setuju terhadap sikap mereka yang bermuka masam, dahi berkerut, dengan penampilan seram dan orang yang keras, putus harapan, gagal atau gagap. Namun sebenarnya, kepribadiaan yang buruk ini bukanlah dari ajaran agama. Maksudnya mereka sendirilah yang mewajibkan tabiat buruk tersebut atas nama agama. Sementara agama sendiri tidak memerintahkannya, tetapi persepsi merekalah yang salah.

Sedangkan Islam adalah agama yang realistis. Ia tidak berada didunia khayal dan idealisme semu, namun mendampingi umat manusia didunia yang nyata dan dapat dirasakan. Ia tidak memperlakukan manusia seakan-akan malaikat yang mamiliki sayap, akan tetapi memperlakukannya sebagai manusia yang makan dan minum. Karena itu Islam tidak menuntut dan tidak mengasumsikan umat manusia agar seluruh kata-katanya adalah dzikir, seluruh diamnya adalah pikir, seluruh pendengarannya adalah lantunan Al-Qur’an, dan semua waktu luangnya berada di masjid. Akan tetapi mengakui eksistensi mereka secara seutuhnya, fitrah dan instingnya, yang telah Allah ciptakan dengannya. Allah SWT telah menciptakan mereka dengan tabiat bersuka cita, bersenag-senang, tertawa, bermain-main, sebagaimana mereka diciptakan senang makan dan minum .

Kebalikan dari tabiat diatas adalah orang-orang yang bebasa mengumbar hawa nafsunya. Hidupnya diisi dengan hiburan dan kesenangan, mencampuradukkan antara yang di syari’atkan dan yang dilarang, antara yang halal dan yang haram. Mereka serba permisif dan mengeks-ploitasi kebebasannya, menyebarkan kesesatan terselubung maupun terang-terangan,semuanya mengatas namakan seni refreshing, mereka lupa bahwa hukum agama tidak melihat label namanya tetapi pada esensinya.

Maka, untuk menghindari kekeliruan dalam memutuskan masalah tersebut dibutuhkan ketelitian dan pemahaman nash-nash yang benar dan tepat, jelas argumentasinya, dan juga menguasai maksud-maksud syari’at serta kaidah-kaidah fiqh yang telah ditetapkan.
Rosulullah merupakan teladan yang indah bagi kehidupan manusia seutuhnya. Dalam kesendiriannya, beliau shalat berlama-lama dalam kekhusyukan, dalam tangis, serta dalam berdirinya sehingga bengkaklah kedua kaki beliau tidak peduli kepada siapapun. Akan tetapi ketika ditengah-tengah kehidupan masyarakat, baeliau adalah manusia biasaa yang mencintai kelezatan hidup, bermuka manis, dan tersenyum, bermain-main dan bersenda gurau, namun tetap tidak mengatakan sesuatu kecuali kebenaran. . Salah satu gurauan Rosulullah adalah seperti yang diriwayatkan, anatara lain: Seorang wanita tua datang kepada Nabi, sembari berkata : “wahai Rosulullah, mohonkanlah kepada Allah agar Allah memasukkan say ke dalam surga”. Dan Rosulullah menjawab :”wahai ummu fulan, surga itu tidak dimasuki oleh orang tua”. Mendengar itu , tentu saja siwanita tua gemetar dan menangis, karena mengira bahwa dirinya tidak akan masuk surge. Ketika Rosulullah SAW. Melihat reaksi wanitra tua itu , beliau lalu menjelaskan maksud ucapannya, “sungguh orang tua tidak masuk surge dalam keadaan tua. Namun Allah menciptakannya dalam benruk yang lain, lalu memasukkannya kesurga dalankeadaan muda belia. (kemudian beliau membacakan ayat al-Qur’an surat: Al-Waqi’ah ayat 35-37) yang artinya: sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya”.

2.4  Hukum Seni Dalam Islam

1.      Perhatian Islam pada kebutuhan manusia.

Islam merupakan agama realistis, yang  memperhatikan tabiat dan kebutuhan manusia, baik jasmani, rohani, akal dan perasaannya. Sesuai dengan kebutuhan dalam batasan-batasan yang seimbang. Jika olah raga merupakan kebutuhan jasmani, beribadah sebagai kebutuhan rohani, ilmu pengetahuan sebagai kebutuhan akal, maka seni merupakan kebutuhan rasa (intuisi ) yaitu : seni yang dapat meningkatkan derajat dan kemulyaan manusia, bukan seni yang dapat menjerumuskan manusia dalam kehinaan.

2.      Pandangan Al quran pada keindahan alam.

Seni adalah perasaan dalam menikmati keindahan, dan inilah yang diungkapkan dalam al quran untuk di perhatiakan dan di renungkan, yaitu merenungkan keindahan makhluq ciptaan Allah, dan mengambil manfaat yang di kandungnya, seperti Q.S. an nahl : 5-6, al a'rof : 26.

3.      Apresiasi mukmin terhadap keindahan alam.

Jika kita mentadaburi ayat-ayat al quran akan terlihat jelas bahwa al quran ingin menggugah akal dan hati setiap mukmin untuk menyelami keindahan alam semesta, di angkasa, dasar samudra dan seisinya, bumi, langit, flora, fauna dan manusia.

4.      Al quran mukjizat yang indah.

Al quran adalah bukti yang agung dalam Islam, dan mukjizat terbesar bagi Rasulullah Salallahu alaihi wasallam, dengan kata lain mukjizat yang sangat indah, di samping sebagia mukjizat yang rasional, al quran telah melemahkan kesombongan bangsa arab dengan kindahan ungkapannya, sya'ir dan uslub katanya, serta menpunyai lirik dan lagu tersendiri, sehingga sebagian mereka menganggapnya sihir.

Ulama' balaghoh dan sastrawan arab menerangkan sisi kemukjizatan ungkapannya atau keindahan kitab ini sejak Abdul Qohir sampai Ar Rofa'ie, Sayyid Qutb dan sastrawan zaman ini.

Salah satu anjuran dalam mengumandangkan al quran adalah mengkolaborasikan kemerduan suara memperindah bacaan dan intonasi. Setelah sebelumnya telah dipaparkan perhatian Islam pada keindahan, serta menganjurkan untuk mengembangkan instuisi sehingga manusia dapat merasakan dan menikmatinya, keindahan dapat dirasakan oleh pendengaran, penglihatan dan indra yang lain.

Disini kita akan membahas beberapa contoh seni keindahan yang bisa dirasakan manusia khususnya pada pendengaran dan indra yang lain. Oleh karena sangat luasnya pembahasan masalah ini sesuai dengan perkembangan pada zaman modern ini, maka kami membatasi pada hal yang mempunyai posisi cukup setrategis di mata masyarakat kita yaitu seni musik, suara ( nyanyian dan lagu ). Sesuai dengan pemahaman salafus sholeh ummat ini dengan bersandar pada Al quran dan As sunnah.

2.5  Seni Yang Dibolehkan & Seni Yang Dilarang Dalam Islam

A.  Seni Yang Dibolehkan Dalam Islam

1.    Seni Membaca Al – Qur’an (Tilawatil atau Qiro’atil Qur’an).

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

     Sebagaimana Nabi Muhammad SAW melagukan Surat Al Fath ketika Fathul Makkah atau sahabat Abu Musa Al Anshary yang paling bagus bacaan Qur’annya. Dari Al-Barra’ bin ‘Azib RA, ia berkata: telah bersabda Rasulullah SAW: “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’I dan lain-lainnya)

2.    Seni Kaligrafi/Tulis.

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Kaligrafi adalah seni menulis sebuah tulisan, di Jepang menulis huruf kanji dengan sebutan “Shodo”, “Seoye” di Korea dan di China disebut dengan Shufa/Yi-shu. Sedangkan seni tulis arab sering disebut dengan khat. Khusus kaligrafi yang baik dan sesuai dengan Islam adalah seni kaligrafi yang isinya me ngambil ayat-ayat Al-Quran. Bentuknya bermacam-macam, tidak selalu pena diatas kertas, tetapi seringkali juga ditatahkan di atas logam, bangunan, atau kulit.

3.    Seni Beladiri.

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Seni bela diri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang itu mempertahankan diri. Selama Bela Diri berazaskan ke-taukhidan, tidak syirik, serta membela kebenaran dan keadilan, maka Islam membolehkan. Bahkan Allah SWT menyukai mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah.

4.    Seni Melipat Kertas.

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Seni melipat kertas atau lebih popular dengan sebutan Origami ini tidak banyak pengaruhnya, han ya saja bagi ummat Islam ketika memilih kertasnya hendaknya kertas yang yang tidak ternoda dengan najis.

5.    Seni Arsitektur.

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *


Arsitektur selain sebagai ilmu dalam merancang bangunan, aritektur juga adalah seni. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil pr
oses perancangan tersebut. Banyak manfaatnya dari seni arsitektur ini.

6.    Seni Berpidato.

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *


Beripidato (orasi) dalam Islam sering disebut dengan khutbah. Berpidato dalam Islam tidak sama dengan berpidato biasa, karena dala
m khutbah, ada muqaddimah (pembukaan), isi khutbah, dan penutup. Berbeda dengan berpidato, khubah juga ada seninya agar orang tidak bosan mendengar, dan apa yang disampaikan juga mudah diserap oleh pendengar.

7.    Seni Sastra.

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *


Seni sastra adalah semua jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Al Qur’an termasuk seni sastra tertinggi yang dimiliki oleh ummat Islam. Dengan seni sastra seseorang dapat menyampaikan pikiran-pikiran atau ajaran ajaran tertentu dengan indah.

8.    Seni Merajut.


Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

          Merajut adalah salah satu dari kesenian. Selain menuntut keterampilan merajut juga dapat menenangkan pikiran yang sedang kusut. Hati dapat terasa damai karena hanya focus sama raj utan kita. Yang penting dalam merajut tidak lupa waktu sholat dan hasil rajutannya bukan untuk maksiyat kepada Allah.

B.  Seni Yang Dilarang Dalam Islam

Ada beberapa seni berikut yang dilarang dalam islam tetapi tidak seluruhnya haram, tetapi haram dalam kasus-kasus tertentu.

1.    Seni Rupa.

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *


Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Islam membolehkan se
ni rupa selama tidak mengarah kepada maksiat dan ingkar kepada Allah Tuhan semesta alam. Namun, para ulama berpendapat, seni rupa yang dilarang adalah yang menggambarkan makhluk hidup atau manusia.

2.    Menyanyi.

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum menyanyi (al-ghina’/at-taghanni). Sebagian mengharamkan nyanyian dan sebagian lainnya menghalalkan. Masing-masing mempunyai dalilnya sendiri-sendiri. Menyanyi yang diharamkan Islam karena: “Dan di antara manusia ada orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna (lahwal hadits) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu ejekan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan.” (Qs. Luqmân [31]: 6) Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Auf ra bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya aku dilarang dari suara yang hina dan sesat, yaitu: 1. Alunan suara nyanyian yang melalaikan dengan iringan seruling syaitan (mazamirus syaithan). 2. Ratapan seorang ketika mendapat musibah sehingga menampar wajahnya sendiri dan merobek pakaiannya dengan ratapan syetan (rannatus syaithan).”

3.    Musik.

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Begitu juga dengan bermain musik, sebagian ulama berbeda pendapat mengenai hukum bermain musik Sebagian mengharamkannya dan sebagian lainnya menghalalkannya. Hal ini berdasarkan pada hadits dari Abu Malik Al-Asy’ari ra bahwa Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya akan ada di kalangan umatku golongan yang menghalalkan zina, sutera, arak, dan alat-alat musik (al-ma’azif).” [HR. Bukhari, Shahih Bukhari, hadits no. 5590].

4.    Tarian.

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *


Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik p
engiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Saat tarian tersebut mempertontonkan aurat, dan mengundang nafsu birahi maka Islam melarang tarian tersebut. Apalagi tarian yang ditujukan untuk memuja sesuatu dan bersifat ritual syirik.

5.      Vandalisme

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *


Vandalisme adalah contoh seni yang merusak. Bisa jadi kegiatan vandal ini dianggap sebagai suatu seni bagi pelakunya. Contoh lain dari vandalisme sendiri adalah penambahan, penghapusan, atau pengubahan isi yang secara sengaja dilakukan untuk mengurangi kualitas ensiklopedia. Biasanya tulisan yang ada diganti dengan hal
-hal yang menyebalkan, mengosongkan halaman, atau menyisipkan lelucon yang konyol dan hal-hal yang tak berguna lainnya. Vandalisme yang terjadi pada anak-anak adalah suka mencorat coret dengan cat tembok di jalan – jalan sebagai bentuk ekspresi dia.

6.      Seni Patung

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara  memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Islam melarang seni patung sebagaimana Hadist Rasulullah saw, “Manusia yang paling pedih siksanya di hari kiamat ialah yang meniru ciptaan Allah. Sedangkan para pelukis dan penggambar adalah orang-orang yang meniru ciptaan Allah.” (Muttafaqun ‘alaih).

7.      Tindik (Body Piercing)

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *


Body Piercing atau seni tindik pada tubuh akhir-akhir ini menjadi sangat berkembang di dunia dan di Indonesia pada khususnya. Sama halnya dengan tatto, maka body
 piercing telah mewabah hampir kesemua kalangan. Tindik konvensional yang dahulu hanya dilakukan diseputar telinga saja, saat ini telah dilakukan pada hampir seluruh bagian tubuh. Seni tindik tidak sesuai dengan agama Islam.

8.      Operet (Seni Pertunjukan)

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Seni Pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Bia sanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Yang tidak diizinkan Islam adalah ketika seseorang menunjukkan tubuhnya tanpa penutup aurat.

2.6 Prinsip dan Ciri-Ciri Kesenian Islam

1.    Mengangkat martabat insan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai yang ada disekelilingnya, manakala manusia menjadi seniman yang menggarap segala unsur kesenian untuk tunduk serta patuh kepada keridhaan Allah swt.

2.    Mementingkan persoalan akhlak dan kebenaran yang menyentuh aspek-aspek estetika, kemanusiaan, moral dan lain-lain lagi.

3.    Kesenian islam menghubungkan keindahan sebagai nilai yang tergantung kepada keseluruhan kesahihan islam itu sendiri. menurut islam, kesenian yang mempunyai nilai tertinggi ialah yang mendorong ke arah ketaqwaan, kema'rufan, kesahihan dan budi yang mantap.

4.    Kesenian islam terpancar daripada wahyu Allah, sama seperti undang-undang Allah dan syariatnya. maknanya ia harus berada di bawah lingkungan dan peraturan wahyu. ini yang membedakan kesenian islam dengan kesenian bukan islam.

5.    Kesenian islam menghubungkan manusia dengan tuhan, alam sekitar dan sesama manusia Dan juga makhluk.

   Terdapat lima hukum dalam seni dapat diperincikan di antaranya :

a.       Wajib : jika kesenian itu amat diperlukan oleh muslim yang mana tanpanya individu tersebut boleh jatuh kepada mudarat seperti keperluan manusia untuk membina dan untuk memperindah bentuk masjid yang dimaksudkan untuk menarik hati orang agar ramai untuk mengunjungi rumah Allah swt tersebut.

b.      Sunnah : jika kesenian itu diperlukan untuk membantu atau menaikkan semangat penyatuan umat islam seperti dalam nasyid, qasidah dan shalawat kepada Rasulullah saw yang diucapkan beramai-ramai dalam sambutan maulid rasul atau seni lagu Al-Quran (tilawah).

c.       Makruh : jika kesenian itu membawa unsur yang sia-sia seperti karya seni yang tidak diperlukan oleh manusia.

d.      Haram : jika kesenian itu berbentuk hiburan yang Melengahkan manusia sehingga mengabaikan kewajiban-kewajiban yang berupa tanggung jawab asas terhadap Allah swt khasnya seperti ibadah dalam fardhu ain dan kifayah. Memberi khayalan kepada manusia sehingga tidak dapat membedakan antara yang hak (benar) dan yang batil (salah). Dicampuri dengan benda-benda haram seperti arak, judi, narkotika dan berbagai kemaksiatan yang lain. Ada percampuran antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram seperti pergaulan bebas tanpa batas dalam bentuk bersuka-suka yang melampaui batas. Objek atau arca dalam bentuk ukiran yang menyerupai patung sama ada yang dibuat dari kayu, batu dan lain-lain. Seni yang merusak akhlak dan memudaratkan individu atau yang berbentuk tidak bermoral seperti tarian terkini (kontemporari). Jenis-jenis seni yang dipertontonkan sebagai maksud atau niat untuk memamerkan dengan sikap kesombongan.

e.       Mubah : apa saja bentuk seni yang tidak ada nash yang mengharamkannya

2.7 Pandangan Ulama Islam Tentang Seni

1.      Seni musik: Jumhur ulama sepakat bahwa bentuk seni musik (nyanyian) yang memalingkan dari dzikrullah hukumnya haram, namun kemudian berbeda pandangan mengenai seni musik yang tidak memalingkan daridzikrullah. Pendapat pertama yang menyatakan bahwa nyanyian dan seni musik merupakan seruling syaitan yang dilarang.

2.      Seni Pahat/ Seni Patung/ Seni Lukis: Para ulama berpendapat bahwa tingkat pengharaman itu semakin bertambah manakala patung tersebut berbentuk orang yang diagungkan seperti Al-Masih. Sedang boneka untuk mainan anak-anak diperbolehkan. Adapun mengenai filosofis ulama mesir al-Allamma Syaikhk Muhammad Baqith al-Muthi’i berpendapat bahwa fotografi itu hukumnya mubah, karena aktivitas fotogrfi tidak termasuk dalam aktivitas mencipta sebagaimana yang disinyalir dalam ungkapan hadist…”(mencipta seperti ciptaanKu….), karena foto itu hanya menahan bayangan. Pendapat lain banyak disetujui oleh banyak ulama termasuk Syaikh Yusuf Qardhawi, dengan catatan foto wanita telanjang diharamkan.

3.      Seni Tari: Seni tari sudah dikenal dimasa Rasulullah, seperti tarian Habasyah yang dipertunjukkan oleh orang-orang Habasyah (ethiopa sekarang) ketika mereka menari meluapkan kegembiraan menyambut kedatangan Rasulullah di kota madinah, bahkan suatu sat Rasulullah pernah mengizinkan Aisyah untuk menonton pertunjukan tarian habasyah yang sangat sederhana dengan menjinjitkan kaki. Namun di kalangan ulama persoalan seni tari ini masih menjadi perdebatan antara yang membolehkan dengan syarat sesuai dengan adab-adab Islam, ataupun yang sama sekali tidak membolehkan. Hal ini berdasarkan fenomena yang ada di masyarakat bahwa seni tari yang dikenal saat ini cenderung mengarah kepada tindakan tabarruj (memamerkan diri di kalangan yang bukan mahrom), maupun ikhthilath (campur baur laki-laki dan wanita dalam satu majelis tanpa mengindahkan adab-adab Islam).

4.      Seni Penulisan (Sastera) : Manakala seni penulisan telah dikaitkan dengan seni kesusatetraan. Seni kesusasteraan memang mendapat sambutan yang sangat hangat di kalangan umat Islam dan itu terjadi karena kesusateraan Islam bersumberkan Al-Quran dan al-Sunnah yang mana kesusasteraan Al-Quran dapat dilihat dari dua aspek yaitu keindahan bahasa dan dari segi isinya. Di sini dapat dilihat bahwa hasil atau sumbangan kesusateraan yang berteraskan al-Quran dan al-Sunnah telah menyebabkan kaum musyrikin memeluk agama Islam hanya apabila mendengar al-Quran. Contohnya al-Walid al-Mughirah yang merupakan penyair yang terkenal pada zaman Jahiliyyah dan pengkritik yang paling tajam terhadap Rasulallah saw, Umar al-Khattab serta Labid, Rabiah dan Jubair bin Mat'am. Al-Quran telah berjaya melumpuhkan keangkuhan dan kejaguhan sastrawan Arab dari segi keindahan bahasa kesusteraan dan yang lebih menakjubkan lagi ianya bukan saja menggetarkan jiwa mereka yang memahami bahasa arab malah melintasi batas pribadi, bahasa, keturunan, kebudayaan, geografi, pangkat dan sebagainya. Kesussastraan Islam mula disebarkan oleh Rasulallah s.a.w dan terus berkembang pada zaman khalifah-khalifah al-Rashidin, Umaiyah dan Abbasiyyah. Selain al-Quran, karya kesusteraan Islam juga meliputi Syair, Rubai', Burdah, Prosa dan sebagainya.

2.8 Bentuk dan Korelasi Karya Seni Islam

Seni Islam bukanlah seni yang berfokus pada agama saja tetapi juga merangkumi kebudayaan Islam yang kaya dan berbagai macam. Ia seringnya menggunakan unsur sekular serta juga unsur yang tidak disukai oleh ahli teologi Islam, walau jika tidak diharamkan.
Seni Islam berkembang daripada banyak sumber, dengan gaya-gaya
seni Roma, seni Kristen awal, dan seni Romawi Timur diserap ke dalam seni dan seni bina Islam yang awal, khususnya seni Sassanid Persia pra-Islam. Gaya Asia Tengah juga diserap menerusi serangan mendadak oleh berbagai pengembara. Seni Cina juga merupakan salah satu pengaruh yang penting dalam lukisan, tembikar, dan tekstil Islam."

Lukisan Islam mengandungi unsur-unsur berulang, misalnya penggunaan reka bentuk geometri berbunga-bunga atau bersayur-sayuran dalam gaya ulangan yang dikenali sebagai arabes. Arabes dalam lukisan Islam sering dipergunakan untuk melambangkan sifat Allah yang unggul, tidak terbahagi, dan tidak terbatas.[3] Kesilapan pengulangan dalam lukisan Islam mungkin disengajakan sebagai penampilan rendah hati oleh pelukisnya yang mempercayai bahawa hanya Allah dapat menghasilkan kesempurnaan. Walau bagaimanapun, teori ini telah dipertikaikan.

Kebanyakan penganut Islam Sunni dan penganut Islam Syiah mempercayai bahawa penggambaran makhluk umumya adalah haram. Bagaimanapun, lukisan yang berkenaan manusia boleh didapati pada seluruh zaman seni Islam. Perlambangan manusia bagi tujuan penyembahan berhala diharamkan oleh hukum Islam yang dikenali sebagai Syariat. Meskipun begitu, terdapat banyak penggambaran Muhammad, Nabi utama Islam, dalam seni Islam sejarah.

1.      Seni rupa asli Jazirah Arab

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Seni rupa asli Jazirah Arab bisa terlihat dari arsitektur di sekitar wilayah Makkah dan Madinah. Kedua kota ini merupakan pusat pemerintahan pada masa Nabi Muhammad. Biasanya arsitektur asli Jazirah Arab berupa bentuk bangunan segi empat sederhana yang difungsikan sebagai tempat ibadah. Bagian tengah merupakan lapangan terbuka dengan dikelilingi pilar, dinding, dan kamar-kamar. Lapangan berfungsi sebagai tem pat salat berjamaah dan di bagian depan kiblat terdapat mimbar untuk khatib yang memberikan ceramah keagamaan. Contoh bangunan yang masih memperlihatkan ciri arsitektur ini adalah Masjid Nabawi.

2.      Seni rupa Umayyah

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Masjid Umayyah, Syria, Seni rupa pada zaman Umayyah banyak dipengaruhi oleh kesenian Bizantium, sebagai akibat dipindahkannya pusat pemerintahan Islam dari Makkah ke Syria. Seni rupa ini banyak memperlihatkan ciri seni rupa kristen awal, yaitu bentuk-bentuk basilika dan menara. Seperti bisa dilihat di Masjid Umayyah yang awalnya adalah Gereja Johannes di Damaskus. Interior masjid ini digarap seniman-seniman Yunani dari Konstantinopel. Pada masa ini ragam hias mosaik dan stucco yang dipengaruhi oleh pengulangan geometris sebagai tanda berkembang pesatnya ilmu pengetahuan. Selain itu ciri khas lapangan di tengah masjid mulai diganti oleh ruangan besar yang di tutup kubah.

Pada masa ini pula dikenal kalifah yang sangat memperhatikan kelestarian masjid-masjid, yaitu Kalifah Abdul Malik dan Kalifah Al-walid. Kalifah Abdul Malik membangun Kubah Batu Karang (dikenal pula dengan nama Masjid Quber esh Sakhra dan Masjid Umar) sebagai pengingat tempat dinaikkannya Nabi Muhammad ke langit pada peristiwa Isra-Miraj. Selain itu dibangun pula Masjid Al Aqsa. Dinasti Umayyah juga meninggalkan banyak istana yang memiliki ciri tersendiri, yaitu bangunan di tengah-tengah gurun pasir yang terasing, walaupun kini banyak yang telah rusak. Contohnya adalah Istana Kusair Amra.

3.      Seni rupa Abbasyiah

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Perkembangan seni rupa periode ini dimulai sejak tahun 747 M sebagai akibat keruntuhan Dinasti Umayyah akibat revolusi oleh Keluarga Abbasiyah bersama kelompok Syiah. Seni rupa ini terkonsentrasi di pusat pemerintahan baru di daerah Baghdad dan kemudian pindah ke Sam mara, Persia (sekarang wilayah Iran dan Irak). Walaupun sebenarnya Baghdad adalah pusat pemerintahan dan kebudayaan, namun penyerangan oleh bangsa Mongol membuat hampir seluruh peninggalan di daerah ini musnah, sehingga bukti karya lebih banyak didapat di daerah-daerah sekitarnya. Seni rupa pada zaman ini maju akibat lancarnya perdagangan dengan bangsa Syria, Tiongkok, India, dan bahkan Nusantara. Selain itu dimulai banyak penerjemahan tulisan-tulisan kuno Yunani, sehingga seni ilustrasi berkembang. Peninggalan penting dari masa ini adalah Masjid Mutawakkil, Masjid Abu Delif, dan bekas istana kalifah. Masjid pada zaman ini berciri mirip bangunan kuno mesopotamia, yaitu menara yang semakin mengecil di bagian ujungnya dan motif hias abjad Kufa, yaitu motif hias dari kaligrafi berbentuk tajam dan kaku. Selain itu ditemukan bentuk tiang melengkung. Pindahnya kekuasaan dari keluarga Abbasyiah ke Fatimiyah dan dipindahkannya ibukota ke Mesir membuat pengaruh seni Afrika Utara menjadi kuat.

4.      Seni rupa Turki

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Pengaruh Turki didapat dari penaklukan Iran oleh bangsa Turki pada abad ke-11 M. Di bawah kekuasaan ini Romawi Timur, Iran, Mesopotamia, dan Asia Kecil bersatu di bawah kerajaan bercorak Islam. Pada masa ini seni rupa yang berkembang adalah dekorasi dan tekstil. Antara lain ditemukan teknik hias batu bata. Selain itu ditemukan kaligra fi dengan abjad nashi dan juga banyak pengaruh keramik-keramik Tiongkok dari dinasti Sung.

5.      Seni rupa Kordoba

Islam tidak melarang kesenian. namun, kesenian dalam islam harus memperhatikan.... *

Dimulai pada tahun 750, Seni rupa Kordoba meliputi daerah Spanyol dan Moor. Contoh peninggalanny a adalah Masjid Kordoba. Ia merupakan gabungan kesenian Yunani klasik dan kesenian lokal yang tidak terorganisasi dengan baik menjadi satu kesatuan. Ciri utamanya adalah pelengkung tapal kuda. Ciri khas seni rupa dari Moor adalah pemakaian motif yang diinspirasi oleh pengulangan ilmu ukur.

Kontroversi hukum seni rupa

Tatakan lilin dari Iran berbentuk hewan, kini di Museum Louvre,Ada banyak sekali pendapat mengenai seni rupa di dalam Islam. Pandangan kaum konservatif yang populer pada awal kemunculan Islam beranggapan bahwa segala bentuk peniruan adalah usaha menyaingi kesempurnaan Tuhan dan wujud keinginan menciptakan Tuhan baru. Tetapi banyak pula yang menyatakan bahwa bagaimanapun hasil penciptaan manusia tetap tidak akan bisa menyamai apa yang telah diciptakan Tuhan ataupun Tuhan itu sendiri, sehingga seni rupa tidak bisa dianggap penjiplakan saja, tetapi diiringi pula dengan stilasi yang memperlihatkan keagungan Pencipta. Sementara pendapat lain terbentuk atas pengaruh kebudayaan Eropa, yang menganggap proses seni rupa adalah hal normal, ia sama sekali tidak bisa dianggap sebagai usaha menciptakan makhluk baru ataupun Tuhan baru, sehingga sama sekali tidak perlu dilarang.

Bagaimanapun sangat sulit menemukan peninggalan seni patung dari seni rupa Islam, karena sejarahnya yang berhubungan langsung dengan tindakan berhala. Tetapi tidak sulit menemukan bentuk-bentuk makhluk hidup dalam bentuk perabotan. Juga dengan mudah bisa ditemukan lukisan-lukisan di dinding istana dan gambar ilustrasi untuk buku-buku terjemahan ilmu pengetahuan walaupun hanya sebagai tiruan dari ilustrasi buku aslinya.

BAB 3

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Islam adalah agama yang realistis. Ia tidak berada didunia khayal dan idealisme semu, namun mendampingi umat manusia didunia yang nyata dan dapat dirasakan. Ia tidak memperlakukan manusia seakan-akan malaikat yang mamiliki sayap, akan tetapi memperlakukannya sebagai manusia yang makan dan minum. Karena itu Islam tidak menuntut dan tidak mengasumsikan umat manusia agar seluruh kata-katanya adalah dzikir, seluruh diamnya adalah pikir, seluruh pendengarannya adalah lantunan Al-Qur’an, dan semua waktu luangnya berada di masjid. Akan tetapi mengakui eksistensi mereka secara seutuhnya, fitrah dan instingnya, yang telah Allah ciptakan dengannya. Allah SWT telah menciptakan mereka dengan tabiat bersuka cita, bersenag-senang, tertawa, bermain-main, sebagaimana mereka diciptakan senang makan dan minum.

Dari apa yang telah kami sajikan diatas , ada beberapa hal yang bisa kami simpulkan mengenai konsep seni dalam islam:

Pertama, seni suara / musik dalam islam dibolehkan dengan syarat seni yang diekspresikan sejalan dengan adab-adab islam , tidak bercampur dengan aneka ragam bentuk kemunkaran seperti yang biasa terjadi di diskotik-diskotik maupun di pub-pub.

Kedua, seni patung diharamkan bila berbentuk utuh dan mengarah kepada pengkultusan individu, yang dikhawatirkanakan mengarah kepada kemusyrikan. Adapun seni fotografi bersifat mubah, bilamana hal ini dilakukan dalam konteks yang ma’ruf.

Ketiga, adapun menyangkut seni tari, para ulama masih banyak memperdebatkan mengenai kebolehan hal ini, meskipun ada hadist-hadist yang memberi dasar kebolehan seni tari cukup kuat sehingga perlu pembahasan lebih rinci mengenai batas tertentu.

3.2  Saran

Maka di perbolehkan oleh Islam jika manusia memiliki seni dalam hidupnya tetapi harus sesuai dengan syariat islam dan tidak melanggar kaidah atau aturan islam.

DAFTAR PUSTAKA

As-syam, Umu. 2012. Hukum Seni Dalam Pandangan Islam. Http://Umuassyam.blogspot.com.18 September 2017, Pukul 18: 40.

Hermawan. 2010. Seni Dalam Islam. Http://setyahermawan.blogspot.com. 18 September 2017, Pukul 18:40.

Islamid. 2011. Seni Dalam Prepestif Islam. Http://Islamind.blogspot.com. 18 September 2017, Pukul 20:30.

Naufal, Abdurahman. 2012. Seni dan Tradisi Halal & Haram Dalam Islam. Http://arnaufal.blogspot.com. 18 September 2017 , Pukul 20:30.



Page 2