Istilah dalam bioteknologi dengan menerapkan teknik rekayasa genetika adalah

Genetically Modified Organism [GMO] merupakan organisme yang gen-gennya telah diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika. Produk rekayasa genetika diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu generasi pertama: satu sifat; generasi kedua: kumpulan sifat; generasi ketiga dan keempat: near-intragenic, intragenic, dan cisgenic. Adapun produk rekayasa genetika pada tanaman di Indonesia di antaranya adalah padi, tomat, tebu, singkong, dan kentang [Prianto dan Yudhasasmita, 2017].

Dalam SNI 6729:2016 tentang Sistem Pertanian Organik disebutkan bahwa benih dari hasil GMO tidak diperkenankan untuk digunakan. Selain benih, GMO tidak diperbolehkan untuk digunakan sebagai bahan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan [OPT], tidak diperbolehkan untuk pakna hewan ternak yang kotorannya digunakan untuk bahan pembuatan pupuk, tidak diperbolehkan menggunakan mikroorganisme yang berasal dari GMO, dan bakteri pengurai/dekomposer bukan merupakan GMO.

            Sampai saat ini produk GMO masih menjadi sebuah kontroversi. Produk GMO dianggap dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan, lingkungan, agama, psikologi, dan lain-lain. Dengan penggunaan produk GMO, dikhawatirkan dapat terjadi mutasi tidak terduga pada objek dan memberik dampak pada lingkungan sekitarnya yang menyebabkan kondisi tidak terkendali. Dengan kondisi tersebut tentu berpotensi untuk mengganggu ekosistem.

Hal tersebut bertolak belakang dengan prinsip sistem pertanian organik. Dalam SNI 6729:2016 tercantum definisi sistem pertanian organik adalah sistem manajemen produksi yang holistik untuk meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus, biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik menekankan penerapan praktek-praktek manajemen yang lebih mengutamakan input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, dengan mempertimbangkan daya adaptasi terhadap keadaan/kondisi setempat. Jika memungkinkan hal tersebut dapat dicapai dalam penggunaan budidaya, metoda biologi dan mekanik, yang tidak menggunakan bahan sintesis untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam sistem. Tujuan utama dari pertanian organik adalah untuk mengoptimalkan produktivitas komunitas organisme di tanah, tumbuhan, hewan dan manusia yang saling tergantung satu sama lain.

Pertanian organik sangat mendorong untuk penggunaan input lokal dengan mengembangkan pertanian terintegrasi yang mana bermuara pada zero waste dengan memanfaatkan kembali limbah lahan. Oleh karena itu, GMO yang masih menjadi kontroversi ini tidak diperbolehkan masuk di dalam pengelolaan sistem pertanian organik.

Penulis: Ratriani Puspita Hastuti, S.T.P. [Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Pertama Daerah Istimewa Yogyakarta]

Referensi:

Prianto, Yuwono dan Swara Yudhasasmita. 2017. Tanaman Genetically Modified Organism [Gmo] dan Perspektif Hukumnya di Indonesia. Jakarta. Universitas Islam Negeri Jakarta

SNI 6729:2016 tentang Sistem Pertanian Organik

Lihat Foto

Sciencedaily.com

Tomat ungu seperti buah blueberry merupakan pangan rekayasa genetika hasil temuan ilmuwan Inggris.

KOMPAS.com - Rekayasa genetik digambarkan sebagai ilmu di mana karakteristik suatu organisme sengaja dimodifikasi dengan manipulasi genetik.

Hal tersebut biasanya menggunakan DNA dan transformasi gen tertentu untuk menciptakan variasi yang baru.

Febrina ST Siregar dalam jurnal Rekayasa Genetik: Manfaat dan Dampak Negatifnya Terhadap Kehidupan Manusia [2018] mengatakan dengan memanipulasi DNA dan memindahkannya dari suatu organisme ke organisme lain, memungkinkan untuk memasukkan sifat dari hampir semua organisme.

Organisme transgenik saat ini diproduksi secara massal seperti enzim, antibodi monoklonal, nutrien, hormon, dan produk farmasi yaitu obat dan vaksin.

Manfaat rekayasa genetik

Penerapan rekayasa genetik sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, diantaranya menyediakan kebutuhan pangan masa depan dengan kualitas yang lebih baik.

Dijadikan alternatif sumber energi yang dapat diperbarui, misalnya biomass dan biofuel yang dapat menggantikan sumber energi konvensional.

Baca juga: Kali Pertama, Restoran AS Gunakan Minyak dari Kedelai Hasil Rekayasa Genetik

Kemudian perawatan kesehatan yang lebih baik, dengan obat-obatan yang lebih efektif. Serta efisiensi pertanian yang lebih baik dan penggunaan pestisida kimia yang relatif lebih sedikit.

Produk hasil rekayasa genetik

Para ahli melakukan rekayasa genetik pada beberapa produk, yaitu:

Pemenuhan kebutuhan produk farmasi tertentu bila dilakukan dengan teknologi konvensional akan memerlukan bahan dan biaya yang banyak.

Contohnya hormon somatostatin, yaitu hormon pertumbuhan pada manusia. Hormon ini memerlukan setengah juta otak domba untuk mendapatkan 0,005 gram somatostatin murni.

Baca juga: Pasien Leukemia Berhasil Disembuhkan dengan Rekayasa Genetik

Sedangkan melalui OHRG, 9 liter produk frementasi bakteri sudah menghasilkan somatostatin dengan jumlah yang sama.

Teknologi rekayasa genetik dalam bidang farmasi menghasilkan protein, vaksin, dan antibiotik.

Selain itu xenotransplantasi, yaitu transplantasi dari hewan ke manusia juga dilakukan. Kemudian terapi gen sebagai pengobatan penyakit kronis dan beberapa kelainan makrogenetik.

Rekayasa genetik juga menyentuh di bidang lain seperti peternakan, perkebunan, dan kehutanan.

Produk tersebut misalnya, vaksin, antibiotik, dan hormon pertumbuhan untuk hewan.

Ternak kloning, berbagai macam tanaman tahan herbisida, insek, jamur, dan cacing, serta tanaman yang toleran terhadap kekeringan dan cuaca dingin.

Baca juga: Nyamuk Rekayasa Genetik untuk Melawan Zika

Ada juga tanaman transgenetik seperti tanaman anggrek yang tahan lama dengan warna bunga yang diinginkan, tanaman karet yang menghasilkan lateks dengan kadar protein tinggi, dan masih banyak lainnya.

Teknik rekayasa genetik juga dilakukan pada bahan pangan, antara lain tomat, jagungm kedelai, kanola, bunga, kol, keju, tepung susu, kentang, beras, dan sebagainya.

Pangan transgenik pertama yang diperdagangkan adadlah tomat Flav Savr pada tahun 1994. Di Amerika Serikat lebih dari 52 varietas tanaman dari 13 spesies yang berbeda.

Produk-produk pangan yang diolah dari bahan transgenik masih mengandung OHRG di dalamnya.

Artinya proses pengolahan menjadi produk pangan tidak menghilangkan jejak transgenetik bahan tersebut.

Baca juga: Virus Zika dan Kecurigaan Rekayasa Genetik

Positif rekayasa genetik

Berikut dampak positif dari rekayasa genetik:

  1. Tanaman hasil rekayasa genetika biasanya tahan lebih lama terhadap hama serta dapat meningkatkan hasil panen.
  2. Mamalia GMO seperti tikus dan kelinci digunakan dalam penelitian kesehatan.
  3. Virus dimodifikasi secara genetik yang digunakan dalam terapi gen untuk memberikan gen ke dalam tubuh manusia yang dapat menyembuhkan penyakit manusia.
  4. Insulin sintetis telah diproduksi dan digunakan dalam perawatan pasien diabetes. Hal tersebut menjadi rekayasa genetik.

Kekurangan rekayasa genetik

Rekayasa genetik tetap memiliki kekurangan, yaitu:

  • Keseimbangan ekosistem bisa terganggu karena dominasi GMO atas spesies alami.
  • Gangguan kesehatan akibat penggunaan hasil rekayasa genetik ialah reaksi alergis yang sudah dapat dibuktikan.
  • Peperangan bisa berbahaya karena senjata biologis yang diproduksi dengan rekayasa genetika.
  • Penelitian telah membuktikan bahwa beberapa produk makanan mempertahankan bahan genetik buatan yang akan menciptakan efek merugikan pada kesehatan manusia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Rekayasa genetika adalah manipulasi DNA secara manual untuk mengubah karakteristik suatu organisme dengan menggunakan bioteknologi. Hal ini berarti mengubah susunan genetik dari sel, dengan menghapus dan menambah DNA atau gen untuk meningkatkan organisme. Dengan kata lain, mengambil DNA organisme lain lalu menggabungkannya ke DNA organisme penerima, sehingga menambah sifat baru yang sebelumnya tidak terdapat pada organisme penerima.

Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah A.

Organisme Transgenik. Sebagian dari kita mungkin telah paham bahwa teknologi sebagai sebuah produk kemajuan zaman tak hanya terbatas pada alat-alat elektronik saja. Ini juga diterapkan dalam ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Bioteknologi, demikian kita mengenalnya, yakni sebuah upaya pemanfaatan organisme hidup atau perekayasaan proses biologi dari suatu agen biologi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat bermanfaat bagi manusia.

Dalam perjalanannya, bioteknologi ini dibagi menjadi dua, yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Bioteknologi modern adalah bioteknologi yang memanfaatkan prinsip biologi sel dan molekuler untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Ini termasuk dalam bidang pangan. Dimana bioteknologi modern dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi tanaman.

Selain itu, ini juga digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya agar tidak ikut terkonsumsi oleh manusia dengan cara menerapkan teknik rekayasa genetik.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, rekayasa genetik adalah suatu proses yang mengubah susunan genetik dari suatu organisme dengan menghapus atau memasukkan DNA. Tidak seperti pengembangbiakan hewan dan pemuliaan tanaman secara tradisional, yang melibatkan beberapa persilangan dan kemudian organisme terpilih dengan fenotip tertentu, rekayasa genetik mengambil gen secara langsung dari satu organisme dan memasukkan ke organisme lain.

Alhasil, dihasilkanlah organisme dengan sifat-sifat yang sesuai dengan kebutuhan. Teknik manipulasi gen ini dikenal dengan istilah DNA rekombinan. Salah satu produk hasil rekayasa genetik adalah organisme transgenik.

Organisme transgenik atau termodifikasi secara genetik merupakan organisme yang material genetikanya telah dimodifikasi menggunakan metode rekayasa genetik. Organisme yang telah diubah material genetiknya akan memiliki sifat yang berbeda dengan organisme biasa. Organisme yang telah diubah material genetiknya diantaranya bakteri, ragi, serangga, tumbuhan, ikan, dan mamalia.

[Baca juga: Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Bioteknologi Modern]

Beberapa jenis tanaman pertanian juga telah menjadi organisme transgenik dan dibudidayakan secara luas. Pun demikian dengan hewan. Berikut penjelasannya.

Tanaman Transgenik

Tanaman transgenik telah mengalami perubahan susunan informasi genetik dalam tubuhnya sehingga tanaman ini dapat bertahan terhadap serangan hama, bahkan mampu membunuh hama yang menyerang. Secara tidak langsung, tanaman transgenik memberikan hasil panen yang lebih banyak.

Pada tahun 2003, tujuh juta petani di delapan belas negara menanam tanaman transgenik seperti tanaman kacang kedelai dan kapuk yang tahan hama pada lahan seluas 67,7 juta hektar. Contoh tanaman transgenik lain yang telah dikembangkan adalah kentang manis tahan virus, semangka tanpa biji, dan golden rice atau beras dengan kandungan vitamin A yang tinggi.

Pada umumnya, teknik rekayasa genetika pada tanaman dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1] Fragmen DNA yang akan disisipkan pada DNA tanaman tertentu disiapkan

2] Vektor [perantara] baik plasmid atau virus disiapkan

3] Fragmen DNA yang akan disisipkan tersebut digabungkan dengan vektor

4] DNA gabungan [DNA rekombinan] disisipkan pada sel-sel tanaman

5] Tanaman tersebut akan tumbuh menjadi tanaman dengan sifat baru, sesuai dengan sifat yang ditambahkan pada DNA rekombinan.

Hewan Transgenik

Penerapan teknologi rekayasa genetik pada hewan bertujuan untuk menghasilkan hewan ternak yang menghasilkan produk bermutu tinggi secara kualitas dan kuantitas. Sebagai contoh, hewan ternak yang tahan terhadap penyakit, hewan dengan produksi susu dan daging yang berkualitas, dan lain sebagainya.

Setiap produk baik dari tanaman maupun hewan transgenik yang dijual di pasaran harus diberi label khusus bahan pangan transgenik dan masyarakat dapat memilih untuk mengkonsumsi ataupun tidak mengkonsumsi bahan pangan tersebut.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề