jelaskan 5 faktor untuk menangani kebakaran

Kebakaran merupakan momok yang sering menghantui kita, karena meskipun kita bisa mencegah kebakaran tetapi musibah tak pernah bisa diprediksi kehadirannya. Kerugian kebakaran juga bisa tak hanya berupa materi, namun juga kerugian nonmateri. “Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih.”

Begitulah kiranya yang dapat digambarkan ketika terkena musibah. Untuk itu, ada baiknya Anda menyimak langkah-langkah mencegah kebakaran dan peralatan apa saja yang harus disiapkan sebagai pengamanan ekstra dari bahaya kebakaran jika musibah datang menghampiri.

Cara mencegah kebakaran di rumah

1. Menjauhkan alat pemantik dan barang-barang yang mudah terbakar dari jangkauan anak-anak.

Karena rasa ingin tahu yang besar, anak-anak seringkali mengabaikan bahaya yang mungkin saja terjadi jika mereka memainkan barang-barang yang tidak seharusnya berada di jangkauan mereka. Untuk mencegah kebakaran di rumah, simpanlah segala macam alat pemantik dan barang-barang yang mudah terbakar seperti korek api, rokok, lilin, peralatan elektronik agar tidak mudah dijangkau anak-anak.

Baca Juga:   Small Act, Big Impact: For Home

2. Menjauhkan sumber api dengan barang-barang mudah terbakar

Lilin yang menyala di dekat tirai sangat mudah menimbulkan bahaya kebakaran, begitu pula dengan rokok yang masih menyala dan dibiarkan tanpa pengawasan. Awasi penggunaan api dan jangan pernah meninggalkan api menyala di dekat barang-barang yang mudah terbakar untuk mencegah kebakaran.

3. Gunakan peralatan elektronik sewajarnya dan sesuai prosedur

Jangan membiasakan diri menggunakan listrik paralel karena mudah memicu hubungan arus pendek. Begitu pula dengan menyalakan peralatan elektronik dalam waktu yang sangat lama. Selain membuat tagihan listrik meningkat, juga bisa membuat peralatan elektronik overheat sehingga memicu hubungan arus pendek.

Peralatan yang harus disiapkan sebagai pengaman ekstra:

1. Siapkan alat pemadam api

jelaskan 5 faktor untuk menangani kebakaran
Tabung pemadam kebakaran ukuran portable

Selalu siap alat pemadam api di rumah yang kualitasnya diperiksa secara berkala. Kebakaran kecil dapat segera dipadamkan dengan alat pemadam api ini.

Baca Juga:   4 Cara Mudah Memasang Plafon PVC Di Rumah

2. Pasang alat pendeteksi asap

jelaskan 5 faktor untuk menangani kebakaran
Alat detektor asap akan berbunyi jika ada asap

“Tak ada asap kalau tak ada api” bukan hanya sekadar pribahasa. Asap yang dideteksi secara dini mampu menyelamatkan Anda dari kebakaran yang besar, karena tak hanya mampu mendeteksi asap, alat ini juga bisa mengeluarkan air untuk memadamkan api.

3. Simpan barang berharga di dalam brankas tahan api

jelaskan 5 faktor untuk menangani kebakaran
Brankas Tahan Api Dengan Kunci Biometrik

Karena bencana tak dapat dihindarkan, maka kita harus siap menjaga barang-barang berharga di tempat yang paling aman. Gunakan brankas tahan api untuk menyimpan barang-barang dan dokumen berharga Anda agar tidak ikut dilalap si Jago Merah. Pilih brankas yang tahan api dan air yang memiliki sistem kunci yang baik dan tahan api hingga waktu yang cukup lama.

Kini Anda sudah mengetahui cara mencegah kebakaran di rumah serta peralatan yang harus disiapkan sebagai pengamanan ekstra jika kebakaran terjadi. Tak perlu khawatir berlebihan, yang terpenting adalah Anda tetap waspada dan siap menjaga keamanan rumah Anda dari bahaya kebakaran.

Kebakaran yang terjadi di gedung atau tempat kerja merupakan resiko yang harus diminimalkan. Sebab efeknya bakal menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan. Sekalipun gedung atau tempat kerja juga telah dilindungi asuransi, namun tetap saja langkah pencegahan harus dilakukan. Sebab dengan begitu proses kerja yang ada dalam perusahaan bisa terus berlangsung, tanpa perlu ada hambatan karena mengalami insiden ini.

Nah untuk mencegah terjadinya kebakaran di pabrik, gedung atau tempat kerja, perusahaan perlu menerapkan manajemen keselamatan kebakaran yang tepat. Berikut manajemen pencegahan kebakaran yang bisa dilakukan.

1. Identifikasi Bahaya Kebakaran

Ya, inilah langkah yang perlu pertama kali dilakukan. Dengan melakukan identifikasi terhadap potensi penyebab kebakaran yang mungkin timbul. Seperti dengan mengidentifikasi sumber api yang mungkin berasal dari bahan yang mudah terbakar.

Selain itu dengan melihat kondisi tempat yang dijadikan sumber panas di tempat kerja. Misalnya pada colokan listrik dan soket. Jika kondisinya berubah warna atau hangus, berarti hal itu perlu diwaspadai. Demikian juga jika terdapat tanda bekas terbakar pada meja atau kursi karena misalnya terkena rokok, maka hal itu pun perlu diidentifikasi sebagai salah satu tempat yang diwaspadai.

Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah untuk terbakar. Termasuk juga untuk peralatan maupun perlengkapan di tempat kerja. Perhatikan juga bagaimana bahan bangunan dan struktur bangunan. Semua barang yang bisa berkontribusi terhadap penyebaran api ini juga harus diidentifikasi.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana mengidentifikasi sumber oksigen yang bisa memudahkan terjadinya kebakaran. Misalnya saja, Anda bisa identifikasi bagaimana aliran udara alam melalui pintu, dan jendela. Dengan melakukan identifikasi ini, Anda bisa mendapat gambaran yang komprehensif bagaimana potensi kebakaran di tempat kerja itu mungkin terjadi.

2. Identifikasi Orang yang Berisiko Terkena Kebakaran

Bukan hanya identifikasi tempat kerja, bahan, dan peralatan, perusahaan juga perlu melakukan identifikasi terhadap orang-orang yang mungkin beresiko terkena dampak jika kebakaran terjadi. Yang perlu diidentifikasi adalah siapa saja yang mungkin terkena kebakaran, berapa jumlahnya. Hal ini bukan hanya pada karyawan, tapi juga pada konsumen, tamu, maupun rekanan.

Selain itu perlu diidentifikasi juga secara jelas orang-orang yang mungkin akan mengalami kesulitan untuk  dievakuasi ketika kebakaran terjadi. mereka ini bisa konsumen yang sudah lanjut usia, konsumen yang memiliki kekurangan fisik, anak-anak, dan juga petugas cleaning service, petugas keamanan, petugas pemeliharaan yang mungkin berada di ruang yang terisolasi.

3. Lakukan Evaluasi dan Pengurangan Resiko

Pada tahap ini, proses asesmen atau penilaian potensi kebakaran kerja sudah dilakukan. Nah, langkah selanjutnya adalah dengan mengevaluasi bagaimana kemungkinan titik awal api muncul. Kemungkinan ini bisa dilakukan dengan melihat semua potensi bahaya munculnya api seperti sudah diidentifikasi sebelumnya.

Bila perlu, pada tahap ini dilakukan uji coba dengan menyalakan api pada tempat yang diduga bisa mudah terbakar. Dengan begitu, Anda bisa langsung mendapatkan gambaran bagaimana ketika kondisi itu terjadi. Sehingga Anda bisa perhitungkan seberapa cepat api itu akan menyebar ke bagian yang lain.

Nah, setelah Anda melakukan uji coba ini, Anda jadi tahu apa yang harus dilakukan agar jangan sampai bahaya kebakaran itu muncul. Anda bisa mengambil langkah-langkah untuk mengurangi resiko terjadinya kebakaran. Yang bisa dilakukan seperti:

  • Mengurangi potensi sumber api
  • mengurangi atau menghilangkan bahan yang mudah terbakar
  • melakukan pengaturan aliran udara agar tidak mempercepat penyebaran api
  • dan juga termasuk perlu dipikirkan kemana orang-orang perlu berlari jika sampai kebakaran terjadi.

Prinsipnya adalah tingkat tindakan keselamatan kebakaran yang diambil di tempat kerja harus sebanding dengan risiko kebakaran yang mungkin timbul. Artinya, semakin tinggi risiko kebakaran, maka semakin tinggi standar langkah-langkah keselamatan kebakaran yang diperlukan.

4. Dokumentasikan, Rencanakan, Informasikan, Instruksikan dan Lakukan Pelatihan

Pada tahap keempat manajemen keselamatan kebakaran di tempat kerja meliputi proses tersebut. Jadi berbagai temuan dalam identifikasi maupun tindakan yang diambil harus didokumentasikan dan disimpan dengan baik. Dengan begitu, proses yang dijalankan untuk mencegah kebakaran di tempat kerja dapat terdata dengan baik. Memang untuk melakukan semua ini, perlu ada karyawan yang melakukannya. Staf inilah yang bertugas untuk mengawal semua proses pencegahan kebakaran di tempat kerja.

5. Lakukan Penilaian Resiko secara Teratur

Benar, penilaian risiko keselamatan kebakaran harus dilakukan secara teratur. Dengan begitu, kondisi keselamatan kebakaran ini dapat terkontrol dengan baik. Jika misalnya terjadi perubahan yang membuat resiko terjadinya kebakaran meningkat, hal itu juga dengan mudah dapat diketahui.

Nah, inilah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan manajemen pencegahan kebakaran di tempat kerja. Jika proses ini dilakukan dengan benar, konsisten, dan berkelanjutan, tempat kerja yang aman seperti yang diharapkan bisa tercapai.

Semoga Bermanfaat, Salam safety!

Sumber: www.mediak3.com

HSE Prime member of HSE Center Indonesia memberikan solusi bagi perusahaan anda untuk terciptanya K3 yang berstandard Nasional, dengan mengadakan Pelatihan Ahli K3 Kebakaran, informasi silabus pelatihan dapat dilihat di link berikut.