Jelaskan apa saja nilai budaya peninggalan masyarakat praaksara pada zaman batu

TRIBUNNEWS.COM - Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau, membuat penduduk di setiap pulau hidup dan menetap terpisah satu sama lain.

Penduduk membentuk suku sendiri-sendiri yang masing-masing memiliki kebiasaan hidup dan adat istiadat yang berbeda.

Seiring berjalannya waktu, kebiasaan hidup dan adat istiadat menjadi budaya yang diwariskan kepada generasi penerusnya secara turun-temurun dan terus dilestarikan hingga saat ini.

Baca juga: Pengertian Zat Campuran Homogen, Heterogen, Suspensi, dan Koloid, Beserta Contohnya

Baca juga: Mengenal Struktur Lapisan Bumi, Berikut Pengertian dan Susunan Kimianya

Ternyata kebudayaan masyarakat Indonesia sudah ada sejak zaman praaksara.

Praaksara berasal dari gabungan dua kata, yaitu pra dan aksara.

Pra artinya sebelum dan aksara berarti tulisan.

Masa praaksara merupakan masa sebelum manusia mengenal bentuk tulisan.

Jelaskan apa saja nilai budaya peninggalan masyarakat praaksara pada zaman batu
KAPAK GENGGAM - Deretan artefak batu berupa kapak genggam dari budaya Acheulean yang ditemukan di situs Safaqqa, Saudi Arabia. Produk kapak genggam itu dari hasil penelitian berusia sekitar 190.000 tahun. (ScienceDaily/Palaeodeserts (Ian R. Cartwright))

Dikutip dari Buku IPS SMP/MTs VII oleh Ahmad Mushlih dkk (2014), berikut beberapa hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa praaksara.

Hasil kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan

1. Kapak Perimbas

Kapak perimbas adalah sejenis kapak yang digenggam dan berbentuk masif.

Kapak perimbas tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara menggenggam.

Alat ini berupa batu yang dibentuk menjadi semacam kapak.

Teknik pembuatannya masih kasar, dan tidak mengalami perubahan dalam waktu yang panjang, bagian tajam kapak jenis ini hanya pada satu sisi.

Tempat ditemukannya antara lain di Lahat (Sumatra Selatan), Kamuda (Lampung), Bali, Flores, Timor, Punung (Pacitan, Jawa Timur), Jampang Kulon (Sukabumi, Jawa Barat), Parigi, Tambangsawah (Bengkulu).

2. Kapak Penetak

Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak perimbas, bagian tajamnya berliku-liku.

Kapak ini dibuat dari fosil kayu.

Kapak ini memiliki bentuk lebih besar dari kapak perimbas.

Namun cara pembuatannya sama-sama masih kasar.

Fungsi dari kapak ini yakni untuk membelah kayu, pohon, bambu, atau disesuaikan dengan kebutuhannya.

Kapak penetak ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia.

3. Pahat Genggam

Pahat genggam dibuat dari kalsedon dan fosil kayu, berukuran sedang dan kecil.

Pahat genggam memiliki bentuk yang lebih kecil dari kapak genggam.

Para ahli menafsirkan bahwa pahat genggam mempunyai fungsi untuk menggemburkan tanah.

Alat ini digunakan untuk mencari umbi-umbian yang dapat dimakan.

4. Alat Serpih

Alat serpih merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk menjadi tajam.

Alat ini berfungsi sebagai serut, gurdi, penusuk, dan pisau.

Alat serpih ditemukan antara lain di Punung (Pacitan, Jawa Timur), Sangiran, Ngandong (lembah Sungai Bengawan Solo), Gombong (Jawa Tengah), Lahat, Cabbenge, dan Mengeruda (Bagian Barat Flores, NTT).

5. Alat-alat dari Tulang

Alat-alat ini dibuat dari tulang-tulang binatang buruan, seperti tanduk menjangan, duri ikan pari, ada kemungkinan digunakan sebagai mata tombak.

Alat-alat dari tulang ditemukan di Gua Lawang di daerah Gunung Kendeng, Bojonegoro.

Di gua-gua di daerah Tuban (Gua Gedeh dan Gua Kandang) ditemukan alat-alat dari kulit kerang berbentuk sabit (lengkung).

(Tribunnews.com/Fajar)

Materi sekolah lainnya