Jelaskan bagaimana peralihan dari bahasa Melayu klasik ke bahasa Melayu modern

temaaann,, kita ketemu lagi nech.. Seperti yang kemaren aku bilang,, kali ini aku akan membahas materi kedua yang aku dapat.. Dan judul materi kali ini adalah Bahasa Indonesia.. Saat aku menyebut Bahasa Indonesia,, kalian kemungkinan besar pasti akan langsung berpikir "alaahh,, Bahasa Indonesia doank.. Ga usah dipelajarin udah pasti bisa kali.." karena Bahasa Indonesia adalah bahasa sehari - hari yang kita gunakan.. Tapi,, tahukah kalian kalau ternyata Bahasa Indonesia tidak sesederhana yang kita kira?? Kenapa?? Karena Bahasa Indonesia dengan Ejaan yang Sudah Disempurnakan [EYD] ini harus melalui proses yang panjang terlebih dahulu dan merupakan penggabungan dari ejaan Belanda yang digunakan di Indonesia dan ejaan Inggris yang digunakan di Malaysia.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan Bangsa Indonesia.. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.. Tepatnya sehari sesudahnya yang mana bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.. Dari sudut pandang linguistik, Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam Bahasa Melayu.. Dan dasar yang dipakai adalah Bahasa Melayu Riau dari abad ke - 19.. Dalam perkembangannya,, Bahasa Melayu mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke - 20.. Oleh karena itu,, penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada tgl 28 Oktober 1928 guna untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama Bahasa Melayu tetap digunakan..

Oleh karenanya,, salah satu ikrar yang dikumandangkan oleh Sumpah Pemuda menceritakan bahwa mereka menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.. Dan bukan Bahasa Melayu..

Soempah Pemoeda

Pertama:

- Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Air Indonesia.

Kedua:

- Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.

Ketiga: 

- Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mengjoenjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.

Djakarta, 28 Oktober 1928.

Lalu secara historis,, Bahasa Indonesia berakar pada Bahasa Melayu Riau karena bahasa yang dipilih sebagai Bahasa Nasional adalah Bahasa Melayu yang sudah menjadi lingua franca [bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan] di pelabuhan - pelabuhan perniagaan yang tersebar di seluruh Wilayah Nusantara.. Dan alasan mengapa Bahasa Melayu dipilih menjadi Bahasa Nasional ialah selain karena sudah berabad - abad lamanya dipakai sebagai lingua franca,, Bahasa Melayu mempunyai struktur yang sederhana sehingga mudah dipelajari, dikembangkan pemakaiannya serta mudah menerima pengaruh luar untuk memperkaya dan menyempurnakan fungsinya.. Lalu karena Bahasa Melayu bersifat Demokratis dengan tidak memperlihatkan adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya,, maka bahasa ini tidak menimbulkan perasaan sentimen ataupun perpecahan..

Bahasa Indonesia mempunyai 2 kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai bahasa nasional yang melambangkan jati diri [identitas] atau kebanggaan bangsa karena sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang yang berbeda - beda baik antarbudaya maupun antardaerah dan  yang kedua ialah sebagai bahasa resmi / negara yang memiliki dasar yuridis konstitusional, yakni bab XV pasal 36 UUD 1945 yang berfungsi sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga - lembaga pendidikan serta dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan dan sebagai pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi..

Bahasa Melayu dianggap sebagai Bahasa Nasional berdasarkan usul Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan dan ahli sejarah.. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan:
"Jika mengacu pada masa depan bahasa - bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan, yaitu Bahasa Jawa dan Melayu.. Tapi, dari dua bahasa tersebut, Bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.."

Dan karena hal inilah,, maka perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia selanjutnya banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus dan Chairil Anwar sehingga para sastrawan inilah yang banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kita, sintaksis maupun morfologi Bahasa Indonesia..

Lalu, sekarang saatnya kita masuk dalam peristiwa - peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan Bahasa Indonesia..

  • Tahun 1908, Pemerintah Kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku - buku bacaan yang diberi nama Commissie Voor de Volkslectuur [Taman Bacaan Rakyat] yang kemudian diubah menjadi Balai Pustaka pada tahun 1917. Badan ini menerbitkan novel - novel seperti Siti Nurbaya, Salah Asuhan, buku - buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan sehingga tidak sedikit sangat membantu penyebaran Bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
  • 16 Juni 1927, Jahja Datoek Kajo menggunakan Bahasa Indonesia untuk pertama kalinya dalam pidatonya di sidang Volksraad..
  • Dan pada tanggal 28 Oktober 1928, secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar Bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia..
  • Tahun 1933, sebuah angkatan sastrawan muda berdiri dengan menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana..
  • 1936, Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia..
  • Tanggal 25 - 28 Juni 1938, Kongres Bahasa Indonesia I dilangsungkan di Solo dan hasil dari kongres itu disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
  • 18 Agustus 1945 mulai ditandatanganilah UUD 1945 yang salah satu pasalnya, yaitu pasal 36 menetapkan bahwa Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara..
  • Sedangkan 19 Maret 1947 merupakan peresmian penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya..
  • 28 Oktober - 2 November 1954 adalah masa dimana Kongres Bahasa Indonesia II diadakan di Medan dan kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus - menerus menyempurnakan Bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara..
  • Lalu tanggal 16 Agustus 1972, H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan [EYD] melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972..
  • Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 31 Agustus 1972 menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukkan Istilah resmi berlaku di seluruh Wilayah Indonesia [Wawasan Nusantara]..
  • Kongres Bahasa Indonesia III dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 yang diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober - 2 November 1978 memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan Bahasa Indonesia sejak tahun 1928 yang juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia..
  • Pada Kongres Bahasa Indonesia IV yang diadakan pada tanggal 21 - 26 November 1983 di Jakarta dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55,, dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis - Garis Besar Haluan Negara,, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar,, dapat tercapai semaksimal mungkin..
  • Kongres Bahasa Indonesia V yang dihadiri oleh kira - kira 700 pakar Bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman dan Australia ini diadakan pada tanggal 28 Oktober - 3 November 1988 di Jakarta. Kongres ini ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
  • Untuk Kongres Bahasa Indonesia VI yang diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober - 2 November 1993 di Jakarta juga dihadiri oleh 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Dalam Kongres ini mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia serta mengusulkan disusunnya Undang - Undang Bahasa Indonesia..
  • Dan Kongres Bahasa Indonesia yang terakhir ialah Kongres Bahasa Indonesia VII yang dilaksanakan pada tanggal 26 - 30 Oktober 1998 di Hotel Indonesia.. Lalu hasil dari kongres ini ialah pengusulan untuk dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa..
Perkembangan Bahasapun dimulai dari: 1. Bahasa Melayu Purba Bahasa ini adalah Bahasa Melayu pada zaman prasejarah sehingga belum ada bukti sejarah yang tertulis pada masa itu.. Dan untuk mengetahui keadaan dan kedudukan Bahasa Melayu pada zaman purba, ahli - ahli bahasa ada yang membuat rekonstruksi bahasa berdasarkan maklumat - maklumat tentang bahasa dan dialek Melayu yang ada pada masa kini.. 2. Bahasa Melayu Kuno [Jaman Sriwijaya, abad 4 - 14] Bahasa ini bermula pada abad ke-4 Masehi yaitu berdasarkan penemuan sebuah prasasti berbahasa Melayu di Dong Yen Chau, di Teluk Tourane, Vietnam.. Lalu di Pulau Jawa,, prasasti berbahasa Melayu yang tertua berasal dari awal abad ke-7 Masehi dan ditemui di Sajamerta,, sebuah tempat di pantai utara Jawa Tengah.. 3. Bahasa Melayu Klasik [abad 14 - 18] Karena terputusnya bukti - bukti tertulis pada abada k-9 hingga abad ke-13,, ahli bahasa tidak dapat menyimpulkan apakah bahasa Melayu Klasik merupakan kelanjutan dari Melayu Kuno apa bukan.. Karena catatan berbahasa Melayu Klasik pertama kali berasal dari Prasasti Terengganu berangka tahun 1303.. Tapi, seiring dengan berkembanganya agama islam yang dimulai dari Aceh pada abad ke-14,, Bahasa Melayu Klasik lebih berkembang dan mendominasi sampai pada tahap dimana ekspresi "Masuk Melayu" berarti masuk agama Islam.. 4. Bahasa Melayu Peralihan [abad 19] Sering juga disebut sebagai Bahasa Melayu Zaman Peralihan atau Bahasa Melayu Zaman Pramodern.. Karena peralihan dari Bahasa Melayu Kuno menuju Zaman Bahasa Melayu Modern.. 5. Bahasa Melayu Baru [abad ke-20] Menjelang abad ini,, kekuasaan barat di negeri - negeri Melayu semakin kuat sehingga tahun 1909,, seluruh negeri Melayu di Malaka berada dalam penjajahan Inggris,, termasuk negeri Kelantam,, Kedah,, Perlis,, dan Terengganu sesuai perjanjian Bangkok yang berada antara Inggris dan Kerajaan Siam [Thailand].. 6. Bahasa Melayu Modern [dibagi menjadi 2, yaitu: Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia] 7. Resmi menjadi Bahasa Indonesia pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.. Setelah kita masuk dalam perkembangan Bahasa,, sekarang waktunya kita untuk masuk dalam ragam Bahasa Melayu.. Ada beberapa macam atau ragam Bahasa Melayu,, yaitu:
  1. Melayu Riau Johor
  2. Melayu Betawi
  3. Melayu Cina
  4. Melayu Manado
  5. Melayu Balai Pustaka,, Pujangga Baru --> termasuk dalam jenis Melayu Tinggi
  6. Dan sebagainya..
Selain ragam Bahasa Melayu,, ada pula beberapa prasasti yang menggunakan Bahasa Melayu,, antara lain:
  1. Prasasti Kedukan Bukit [Palembang, 16 Juni 682] --> peringatan pendirian Sriwijaya atau sebagai peringatan kemenangan Sriwijaya terhadap kerajaan Melayu.. 
  2. Prasasti Talang Tuo [Palembang, 23 Maret 684] --> mengenai pembuatan kebun Sriksetra atas perintah Punta Hyang Sri Jayanasa, untuk kemakmuran semua makhluk.. Selain itu juga doa dan harapan yang menunjukkan sifat agama Buddha..
  3. Prasasti Kota apur [Bangka, 28 Februari 686] --> berusaha untuk menyampaikan kepada rakyatnya agar tidak berbuat jahat..
  4. Prasasti Karang Brahi [Jambi, 692] --> Isinya tentang kutukan bagi orang yang tidak tunduk atau setia kepada raja dan orang-orang yang berbuat jahat.
  5. Prasasti Telaga Batu [Palembang, abad ke-7] --> Tulisan yang dipahatkan pada prasasti cukup panjang, namun secara garis besar isinya tentang kutukan terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan di kedatuan Sriwijaya dan tidak taat kepada perintah datu. Casparis berpendapat bahwa orang-orang yang disebut pada prasasti ini merupakan orang-orang yang berkategori berbahaya dan berpotensi untuk melawan kepada kedatuan Sriwijaya sehingga perlu disumpah.
  6. Prasasti Palas Pasemah [Lampung Selatan, abad ke-7] --> mengenai kutukan bagi orang-orang yang tidak tunduk kepada Sriwijaya.
  7. Prasasti Sojomerto [Pekalongan, abad ke-7] --> Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan tinggi 78 cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak terkikis usia. Dan Terjemahan inskripsi yang terbaca:
    Sembah kepada Siwa Bhatara Paramecwara dan semua dewa-dewa... dari yang mulia Dapunta SelendraSantanu adalah nama bapaknya, Bhadrawati adalah nama ibunya, Sampula adalah nama bininya dari yang mulia Selendra.

  8. Prasasti Manjusrigrha [Klanten, 6 November 792] --> terdiri atas 16 baris tulisan dengan tinggi huruf antara 6-8 cm. berdasarkan terjemahan Kusen yang masih sementara isi Prasasti Manjusrigrha dapat diuraikan sebagai : "Pada tahun 714 Saka, bulan Karttika tanggal 14 Paroterang, Jumat, Nas, Pon, Dang Nayaka Dirandalurawa menyempurnakan prasada bernama Wajrasana Manjusrigrha. Puaslah hati mereka yang ikut bergotong-royong. Setelah Dang Hyang Dasadisa selesai diwujudkan dalam usaha mulia tersebut. Orang dari segala penjuru berdatangan untuk mengagumi persembahan [bangunan] dari orang-orang yang telah meninggal dan berkorban. Dari segala penjuru orang-orang hadir. Semua makhluk hidup, semua penduduk kanayakan, semua makhluk yang terlindung, dan semua penduduk desa-desa yang ikut dalam usaha mulia tersebut terlihat sangat senang dengan cepat selesainya Manjusrigrha bangunan yang berpuncak serba indah. Prasada ini merupakan persembahan mulia Srinareswara yang telah menjelma kea lam kedewaan. Orang-orang yang hina terlunta-lunta dengan budak yang bodoh gelisah lagi tak berdaya mengerti maksud perintah Narendra sebagai sarana [?] dunia. Perintahnya kujunjung terus sampai mati, demikian pula apapun karyanya yang terlihat olehku sebagai kusir yang baik. Kepandaian, karya tuanku,pikiran tuanku yang menyejukkan, perhatian tuan yang teguh tak tergoyahkan merupakan makanan yang tak ternoda. Buah perbuatan mulia yang kuperoleh dari perintah Nareswara kepada manusia dan juga dari perlindungan tuan adalah keutamaan".

  9. Prasasti Kayu Mwungun [Temanggung, 824]

  10. Prasasti Kota Kapur [Bangka Barat, 686] --> Prasasti ini  membuka gambaran tentang corak masyarakat yang hidup pada abad ke-6 dan abad ke-7 dengan latar belakang agama Hindu dan Buddha.

  11. Prasasti Gandasuli [Jawa Tengah, 832] --> Teks prasasti Gandasuli II terdiri dari lima baris dan berisi tentang filsafat dan ungkapan kemerdekaan serta kejayaan Syailendra.

  12. Prasasti Bogor [Bogor, 942] --> Prasasti Batutulis Bogor berdiri setinggi 151 cm, dengan lebar dasar 145 cm dan ketebalan antara 12-14 cm. Di depan batu Prasasti Batutulis yang besar, terdapat sebuah tengara Batu Tapak berukuran kecil dengan lekukan dua telapak kaki seukuran orang dewasa yang diduga milik Prabu Surawisesa, Raja ke-2 dari Kerajaan Pakuan Pajajaran yang memerintah saat Prasasti Batutulis Bogor dibuat, dan sebuah batu berukuran lebih kecil lagi dengan lekukan lutut di atasanya..

  13. Prasasti Laguna atau Keping Tembaga Laguna [Manila, Filipina, 900] --> Isi prasasti ini mengenai pernyataan pembebasan hutang emas terhadap seseorang bernama Namwaran.

Beberapa arti dari isi Prasasti Kedukan Bukit, yaitu: • vulan = bulan • nayik = naik • samvau = sampan [perahu yang besar] • mangalap = mengambil [mencari] • marlapas = berlepas • mamava = membawa • vala = bala • laksa = menyatakan jumlah yang banyak • dangan = dengan • sarivu = seribu • tlu = tiga • sapuluh dua = dua belas • vanakna = banyaknya • sukhacitta = sukacita • marvuat = berbuat • vanua = benua • ko = ke Jadi, terjemahan isi Prasasti Kedukan Bukit adalah:

 


 

Beberapa arti dari isi Prasasti Talang Tuwo, yaitu: • tatkalana = tatkalanya • vulan = bulan • niparvuat = diperbuat • savanakna = sebanyaknya • nitanam = ditanam • hanau = enau • rumvia = rumbia • dngan = dengan • nimakan = dimakan • vuahna = buahnya • tathapi = tetapi • haur = aur • vuluh = buluh • pattung = betung • tlaga = telaga • punyana = punyanya • tmu = temu • margga = marga • sukha = suka • niminumna = diminumnya • vuatna = buatnya • manghidupi = menghidupi • prakara = perkara • varang = barang • vuatana = buatannya • marvvangun = membangun • mamava = membawa • tlu = tiga Jadi, terjemahan isi Prasasti Talang Tuwo adalah :

Terjemahan dari Prasasti Kota Kapur.

Dalam bahasa Indonesia.



Aksara dalam tulisan Aksara yang digunakan : • Melayu Kuno ditulis dalam aksara Palawa dan Dewanagari • Melayu Klasik ditulis dalam aksara Jawi [modifikasi Arab] • Melayu Peralihan dan kemudian ditulis dalam aksara Latin • Aksara Latin menurut ejaan Bahasa Belanda [Indonesia] . Contoh : Tjari Jari

• Aksara Latin menurut ejaan Bahasa Inggris [Malaysia]. Contoh : Chari  Jari

 


Aksara dalam Tulisan Melayu Kuno

*Akasara B sekarang, dulu V [diantara v dan w]  


*Tidak ada lafal E [berbentuk  A atau O]  

*Awalan di-, dulu berupa ni-  

*Awalan me-, dulu berupa ma-  

*Awalan ber-, dulu berupa mar-

*Akhiran nya, dulu na
*Ada kalanya -nya-, dulu -na-


-Dulu tulisan arab atau jawi.

-Tahun 1901 digunakan ejaan van ophuijsen.

-Tahun 1947 digunakan ejaan soewandi atau ejaan republik.

-Tahun 1972 digunakan ejaan yang disempurnakan.

-Ejaan yang disempurnakan meyeragamkan ejaan di Brunei, Malaysia, Indonesia, Singapura dalam pertemuan mabbim.

Van Ophuijsen adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda. Ia pernah jadi inspektur sekolah di maktab perguruan Bukittinggi, Sumatera Barat, kemudian menjadi profesor bahasa Melayu di Universitas Leiden, Belanda. Setelah menerbitkan Kitab Logat Melajoe, van Ophuijsen kemudian menerbitkan Maleische Spraakkunst [1910]. Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T.W. Kamil dengan judul Tata Bahasa Melayu dan menjadi panduan bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia. Ejaan ini akhirnya digantikan oleh Ejaan Republik pada 17 Maret 1947Ejaan Van Ophuijsen adalah jenis ejaan yang pernah digunakan untuk bahasa Indonesia.

Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda, antara lain:

  • huruf 'j' untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.
  • huruf 'oe' untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
  • tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma'moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.

Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan diftong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.

Kebanyakan catatan tertulis bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan Jawi.

Bahasa Melayu terdiri dari:

1. Bahasa Melayu tinggi yaitu Balai Pustaka

2. Bahasa Melayu rendah yaitu sin po dan keng po


Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:

  • 'tj' menjadi 'c' : tjutji → cuci
  • 'dj' menjadi 'j' : djarak → jarak
  • 'j' menjadi 'y' : sajang → sayang
  • 'nj' menjadi 'ny' : njamuk → nyamuk
  • 'sj' menjadi 'sy' : sjarat → syarat
  • 'ch' menjadi 'kh' : achir → akhir
  • awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD, "oe" sudah tidak digunakan.

Na,, cukup sampai sini dulu yaa materi kali inii... Moga2 bermanfaat bagi kalian semua.. N thanx yaa dah nyimak.. Oow yaa,, Di kuliah kali ini,, aku sangat senang bisa mengikutinya.. Karena dari kuliah ini,, aku jadi tahu kalau ternyata bahasa melayu ada banyak ragamnya..

Daftar Pustaka:
Pak Dali S. Naga
//michele4u.blogspot.com/2010/05/sejarah-bahasa-indonesia.html //id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia //kapita-fikom-915080050.blogspot.com/2010/09/bahasa-indonesia.html

//kapita-fikom-915080162.blogspot.com/

//sumpahpemuda.org/
google

Page 2

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề