Jelaskan bagaimana proses perumusan teks proklamasi sampai dengan kemerdekaan indonesia

JAKARTA - Proses penyusunan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak dilakukan pada waktu yang singkat. Terdapat beberapa proses dan juga rintangan yang harus dilalui para pendiri bangsa ini.

Proklamasi negara Indonesia dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 yang dibacakan langsung oleh Ir Soekarno, yang mana menjadi presiden nomor satu di Indonesia. Dengan mengumumkan kemerdekaan, berarti rakyat Indonesia telah merdeka dari penjajahan yang telah terjadi ratusan tahun dan juga mengartikan bahwa bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa lain.

Proses penyusunan teks proklamasi kemerdekaan pun tidaklah mudah dan memerlukan wajtu yang panjang dikarenakan mendapat berbagai halangan. Melansir dari berbagai sumber, Jumat [11/2/2022], tercatat dalam sejarah Indonesia, proses penyusunan teks proklamasi dibagi menjadi dua bagian, seperti berikut :

Peristiwa Pertemuan di Dalat

Pada 12 Agustus 1945 tepat dua hari sebelum Jepang menyerah pada sekutu, tiga tokoh nasional yang terdiri atas Ir Soekarno, Drs Moh Hatta, dan Dr Radjiman Wedyodiningrat datang memenuhi undangan Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam. Pada pertemuan itu, sang jenderal menyampaikan beberapa hal salah satunya adalah Pemerintah Jepang akan memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.

Peristiwa Pertemuan Ir Soekarno dan Moh Hatta dengan Laksamana Muda Maeda

Sepulangnya dari Dalat, Soekarno dan Hatta diantarkan oleh Laksamana Muda Maeda untuk menemui Kepala Staf Tentara Angkatan Darat Jepang. Pada pertemuan itu, pihak Jepang mengatakan bahwa Pemerintah Jepang belum bisa memberikan kemerdekaan bagi Indonesia. Hal tersebut jelas membuat kecewa karena sebelumnya pada saat di Dalat, pihak Jepang mengatakan sebaliknya.

Setelah urusannya sudah selesai, Soekarno dan Hatta kemudian pergi ke kediaman Laksamana Maeda untuk melakukan rapat persiapan pembuatan teks proklamasi. Penyusunan dilakukan oleh Soekarno, Moh. Hatta, Achmad Soebardjo, serta disaksikan oleh Sukarni, BM Diah Sudiro, dan Sayuti Melik.

Pada proses penyusunan ini, terdapat gangguan dari Shigetada Nishijima yang mencampuri penyusunan teks proklamasi dengan saran agar pemindahan kekuasaan berarti kekuasaan administratif saja. Tentu hal itu tidak disetujui oleh para tokoh.

Selanjutnya, setelah konsep teks sudah dibuat kemudian disalin oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik milik Mayor Dr. Hermann Kandele yang merupakan tentara angkatan laut Jerman.

SEMARANG, suaramerdeka.com - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 17 Agustus 1945 telah melalui proses yang sedianya tidak mudah.

Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kaisar Hirohito menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 setelah Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 serta kota Nagasaki.

Namun dwitunggal yakni Soekarno dan Hatta menolak karena belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Jepang.

15 Agustus 1945. Para pemuda di bawah pimpinan Sukarni, Chairul Saleh, Wikana bersepakat untuk mengamankan dwitunggal bersama Ibu Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok, dengan harapan agar mereka menuruti keinginan para pemuda.

Baca Juga: Layak Ditonton, 7 Film Ini Mengisahkan Kemerdekaan Republik Indonesia

Malam itu juga, rombongan berangkat ke Jakarta, menuju rumah Laksamana Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas masalah tersebut.

Setibanya di sana, tuan rumah menjelaskan permasalahan dan informasi yang sebenarnya terjadi.

Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh menemui Gunseikan [Kepala Pemerintah Militer] Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindaklanjut yang akan dilakukan.

Namun, setibanya di Markas Gunseikan di kawasan Gambir, mereka bertiga mendapat jawaban yang mengecewakan karena Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan melarang segala bentuk upaya perubahan situasi yang dilakukan. Mereka diharuskan menunggu Sekutu datang terlebih dahulu.

Baca Juga: Ketua Umum MUI Kecelakaan: Kondisi Stabil, Hanya Mengalami Luka Ringan

Ketiga tokoh bersepakat bahwa Jepang tidak dapat diharapkan lagi dan kemerdekaan harus segera dirancang secepatnya.

Anggota PPKI yang menginap di hotel Des Indes segera dikawal oleh Sukarni dan kawan-kawan menuju rumah Maeda.

17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, naskah proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo di ruang makan Maeda.

Naskah sebanyak dua alinea yang penuh dengan pemikiran tersebut lalu selesai dibuat 2 jam kemudian.

Naskah kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Tanpa waktu lama, Sayuti Melik didampingi BM Diah lalu mengetik naskah proklamasi. Setelah itu, naskah diserahkan kembali kepada Soekarno untuk ditandatangani.

17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, di halaman rumah Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, naskah proklamasi dibacakan dalam suasana khidmat.

Prosesi yang sebenarnya tanpa protokol nyatanya tidak menghalangi gelora euforia rakyat dalam merayakan dan menyebarluaskan berita luar biasa ini.

Page 2

Jadi Tersangka, Dea OnlyFans Tidak Ditahan

Sabtu, 26 Maret 2022 | 15:52 WIB

Page 3

SEMARANG, suaramerdeka.com - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 17 Agustus 1945 telah melalui proses yang sedianya tidak mudah.

Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kaisar Hirohito menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 setelah Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 serta kota Nagasaki.

Namun dwitunggal yakni Soekarno dan Hatta menolak karena belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Jepang.

15 Agustus 1945. Para pemuda di bawah pimpinan Sukarni, Chairul Saleh, Wikana bersepakat untuk mengamankan dwitunggal bersama Ibu Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok, dengan harapan agar mereka menuruti keinginan para pemuda.

Baca Juga: Layak Ditonton, 7 Film Ini Mengisahkan Kemerdekaan Republik Indonesia

Malam itu juga, rombongan berangkat ke Jakarta, menuju rumah Laksamana Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas masalah tersebut.

Setibanya di sana, tuan rumah menjelaskan permasalahan dan informasi yang sebenarnya terjadi.

Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh menemui Gunseikan [Kepala Pemerintah Militer] Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindaklanjut yang akan dilakukan.

Namun, setibanya di Markas Gunseikan di kawasan Gambir, mereka bertiga mendapat jawaban yang mengecewakan karena Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan melarang segala bentuk upaya perubahan situasi yang dilakukan. Mereka diharuskan menunggu Sekutu datang terlebih dahulu.

Baca Juga: Ketua Umum MUI Kecelakaan: Kondisi Stabil, Hanya Mengalami Luka Ringan

Ilustrasi Perumusan Naskah Proklamasi. [Foto: //flickr.com]

Tahukah kamu bahwa terdapat peristiwa yang berperan penting dalam pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia? Peristiwa Rengasdengklok dan proses perumusan naskah proklamasi merupakan peristiwa yang berperan penting dalam pelaksanaan pembacaan proklamasi.

Dikutip dari buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan [PPKn] SMP/MTs Kelas 7 yang ditulis oleh Sri Nurhayati & Iwan Muharji [2021: 16], peristiwa Rengasdengklok terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB. Pada saat itu para pemuda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ke daerah Rengasdengklok, sebelah utara Kota Karawang, Jawa Barat. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah Jepang mempengaruhi Soekarno Hatta dan sekaligus mendesak kedua tokoh penting tersebut agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa Rengasdengklok berakhir setelah Soekarno dan Hatta menyetujui untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia selambat-lambatnya tanggal 17 Agustus 1945.

Proses Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Ilustrasi Perumusan Naskah Proklamasi. [Foto: //flickr.com]

Dikutip dari buku Sejarah 3 SMA Kelas XII Program Ilmu Sosial yang ditulis oleh Sardiman [2008], perumusan teks proklamasi dilakukan pada tanggal 16 Agustus 1945 di rumah Laksamana Maeda. Teks proklamasi merupakan hasil dari buah pikiran Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo.

Berikut isi teks proklamasi:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoesaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia,

Soekarno menuliskan konsep proklamasi pada secarik kertas, sedangkan Moh. Hatta dan Ahmad Subardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Teks proklamasi kemudian ditandatangani oleh dua orang saja, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Ide tersebut diusulkan oleh seorang tokoh pemuda bernama Sukarni. Adapun Fatmawati berperan dalam menjahit bendera merah putih yang akan dikibarkan pada saat proklamasi kemerdekaan.

Pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung pada hari Jumat 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Itulah proses perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Semoga informasi ini bermanfaat! [CHL]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề