Jelaskan dampak yang ditimbulkan dari pembangunan kawasan industri

Selain dampak positif yang dihasilkan, pembangunan industri juga meninggalkan beberapa dampak negatif diantaranya :

  1. Berkurangnya lahan pertanian yang subur
  2. Industri dapat menimbulkan pencemaran, terutama berupa pencemaran udara, air, tanah dan pencemaran suara
  3. Timbulnya gaya hidup yang lebih menyukai buatan luar negeri [impor]
  4. Terjadinya arus urbanisasi yang meningkat
  5. Tumbuhnya perilaku konsumerisme dalam masyarakat dan gaya hidup yang boros

Jadi, salah satu dampak negatif pembangunan industri adalah pencemaran air, tanah, dan udara.

Industri, Materi Geografi Kelas XII Edit


1] Dampak Positif Pada umumnya, negara-negara maju di dunia, sebagian besar perekonomiannya ditunjang oleh sektor industri. Pembangunan industri banyak memberikan dampak positif bagi kehidupan bangsa, di antaranya:
  • Terpenuhinya kebutuhan masyarakat oleh hasil industri dalam negeri sehingga pada barang-barang buatan luar negeri.
  • Industri turut meningkatkan pemasukan devisa bagi negara.
  • Pembangunan industri berarti membutuhkan tenaga kerja yang akan mengurangi pengangguran.
  • Meningkatkan pendapatan [income] masyarakat.
  • Memungkinkan terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri, misalnya jasa angkutan, perbankan, perumahan, dan lain-lain.
  • Mendorong masyarakat berpikir lebih maju dan ekonomis, dan.
  • Menunda usia perkawinan [usia subur] generasi muda/moral restrain.

2] Dampak Negatif Pembangunan industri memang tidak selalu menguntungkan karena ada beberapa dampak negatif yang merugikan, yaitu:
  • Berkurangnya lahan pertanian yang subur, karena pembangunan industri memerlukan lahan yang cukup luas, baik untuk mendirikan industri itu sendiri maupun untuk prasarana lainnya, seperti perumahan, perkantoran, dan lain-lain.
  • Industri dapat menimbulkan pencemaran, terutama berupa pencemaran udara, air, tanah dan pencemaran suara. Limbah industri yang tidak melalui pengolahan lebih dahulu akan merugikan kesehatan dan mata pencaharian petani di sekitarnya.
  • Timbulnya gaya hidup yang lebih menyukai buatan luar negeri [impor] karena tuntutan gengsi semata.
  • Terjadinya arus urbanisasi yang meningkat di kota-kota, dan
  • Tumbuhnya perilaku konsumerisme dalam masyarakat dan gaya hidup yang boros.

  • View Larger Image

    Kawasan Industri di Pedesaan [Sumber: kompasproperti.com]

Dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi pergeseran struktur ekonomi di Indonesia. Kontribusi pertanian pada PDB Indonesia cenderung terus mengalami penurunan, berbeda dengan sektor industri yang terus mengalami kenaikan. Berdasarkan angka distribusi dan laju pertumbuhan PDB Indonesia pada Triwulan II-2020, sektor industri pengelolaan berkontribusi sebesar 19,87% dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbangkan angka sebesar 15,46%. Apabila tidak terjadi pandemi Covid-19 diperkirakan kontribusi dari industri pengolahan akan jauh lebih besar.

Pergeseran struktur ekonomi yang sedang dialami Indonesia, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat yang ada di kota-kota besar, namun juga dirasakan oleh masyarakat yang ada di desa. Hal ini dapat dibuktikan melalui nilai PDRB di tingkat yang paling rendah yaitu nilai PDRB di tingkat kecamatan, rata-rata seluruh kecamatan yang di Indonesia mengalami penurunan kontribusi pada sektor pertanian. Hal ini disebabkan oleh banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan industri. Fenomena ini tentu membawa dampak positif dan negatif bagi masyarakat desa, apa saja dampak positif dan negatif akibat keberadaan kawasan industri di pedesaan? Yuk, kita simak ulasan berikut ini!

Perkembangan kawasan industri menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat di pedesaan. Dalam jangka waktu yang lama, masyarakat desa hanya terpaku pada satu jenis mata pencaharian saja, hal ini menyebabkan banyak desa yang mengalami ketertinggalan. Kebijakan pemerintah mengenai perluasan pembangunan industri di daerah pedesaan tentu memberikan pilihan pekerjaan baru bagi masyarakat desa. Keberadaan industri seringkali juga dapat menstimulasi kemajuan sektor lain, salah satunya yaitu ketersediaan sarana dan prasarana. Pengembangan kawasan industri di pedesaan, biasanya dibarengi dengan pembangunan jalan dan infrastruktur lainnya. Dengan kemajuan sarana dan prasarana ini tentu memberikan kemudahan kepada masyarakat desa dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Selain membawa dampak positif, keberadaan kawasan industri di pedesaan juga membawa dapat negative apabila tidak dapat dikelola dengan baik. Dampak negatif yang seringkali terjadi yaitu pencemaran lingkungan. Keberadaan industri apabila tidak dikelola dengan baik seringkali mengakibatkan polusi air, udara, tanah yang berbahaya bagi makhluk hidup di sekitar kawasan industri. Aktivitas produksi dengan jumlah yang sangat besar tentu akan menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar pula. Tanpa kapasitas pengelolaan limbah yang memadai tentu limbah tersebut akan menyerap sampai ke dalam tanah dan menyebabkan terjadinya polusi tanah yang dapat mempengaruhi kualitas air tanah. Selain itu kegiatan yang berasal dari mesin-mesin produksi menghasilkan polusi udara, polusi udara dengan jumlah yang besar tentu akan berdampak sangat buruk bagi kesehatan masyarakat pedesaan. Hal ini menyadarkan kita bahwa sangat penting untuk melakukan perencanaan yang berkelanjutan di kawasan industri yang ada di pedesaan, agar desa dapat berkembang melalui industrinya tanpa mengalami dampak negatif yang sudah disebutkan sebelumnya.

Negara melalui Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74, menyebutkan bahwa masing-masing perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang yang berkaitan dengan sumber daya wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan menjadi kewajiban bagi perusahaan sebagai timbal balik dari pemanfaatan sumber daya alam disekitar lingkungan perusahaan dan dampak yang ditimbulkan perusahaan atas aktivitas industri yang dilakukan di lingkungan masyarakat.

Untuk mendukung aktivitas perusahaan atas industri yang bertanggung jawab pada lingkungannya Internasional Standard Operational [ISO], juga mengeluarkan petunjuk teknis pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang akan dilakukan oleh perusahaan [ISO 26000]. Melalui ISO 2600 dan peraturan yang diberikan oleh negara, perusahaan industri yang melakukan aktivitas perusahaan dapat mengurangi dampak aktivitas industri yang merugikan bagi lingkungan dan masyarakat hingga dampak negatif dapat dihilangkan dalam aktivitas perusahaan baik sosial maupun lingkungan. Kawasan industri mampu mendukung pembangunan pedesaan yang ada di sekitarnya melalui pengelolaan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Istiqamah, N., & Prasetyani, D. [n.d.]. Analisis Dampak Keberadaan Kawasan Industri di Desa Butuh terhadap Peningkatan Aktivitas Perekonomian Masyarakat di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

PDB Indonesia Tahun 2020

Rahmad. [2015, 05 29]. Dampak Industri Terhadap Masyarakat Perdesaan. Retrieved from //aleharahap.wordpress.com/2009/05/29/dampak-industri-terhadap-masyarakat-pedesaan/

Ridwan, I. [n.d.]. Dampak Industri terhadap Lingkungan dan Sosial.

Pembangunan sektor industri diharapkan mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan nasional baik dari aspek ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Di lain pihak pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan politik berpengaruh pada pembangunan industri. Pembangunan ekonomi nasional adalah sebuah sistem. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan sektor industri dalam jangka panjang bukan hanya ditujukan untuk mengatasi permasalahan pada sektor industri saja, tetapi juga sekaligus harus mampu mengatasi permasalahan ekonomi secara nasional. Permasalahan tersebut antara lain rendahnya pertumbuhan ekonomi, terbatasnya infrastruktur, terjadinya ketimpangan pendapatan dan tingginya angka pengangguran serta kemiskinan. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi tersebut merupakan sebuah titik tolak dalam rangka mempercepat proses industrialisasi. Dalam konteks ini, pembangunan sektor industri memerlukan arahan dan kebijakan yang jelas, di mana salah satu kebijakan tersebut adalah menarik investasi industri dengan menyediakan lokasi berupa kawasan industri. Penelitian ini difokuskan pada arah kebijakan pembangunan industri tersebut. Kawasan industri merupakan kawasan yang berada di atas lahan satu hamparan yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana baik berupa infrastruktur dasar maupun infrastruktur penunjang yang akan digunakan oleh perusahaan industri secara bersama-sama dan dikelola oleh suatu perusahaan yang memiliki izin usaha kawasan industri. Penelitian ini bertujuan menganalisis efek pengganda pembangunan kawasan industri terhadap pendapatan faktor produksi, pendapatan rumah tangga, dan pendapatan sektor-sektor produksi lainnya serta menganalisis dampak kebijakan pembangunan kawasan industri terhadap output, penyerapan tenaga kerja, distribusi pendapatan, dan kemisikinan rumah tangga di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan 4 [empat] faktor utama dalam pembangunan industri di suatu wilayah, yaitu: [1] Jenis industri [padat karya, padat modal, berbasis sumber daya], [2] Lokasi perusahaan industri [kawasan industri/luar kawasan industri], [3] Karasteristik khusus suatu wilayah, dan [4] Capaian terhadap indikator-indikator ekonomi regional [pertumbuhan, distribusi pendapatan, dan kemiskinan]. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian tersebut adalah metode analisis Social Accounting Matrix [SAM] yang terdiri dari analisis efek pengganda, analisis keterkaitan, analisis jalur struktural dan analisis simulasi kebijakan. Hasil analisis efek pengganda menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan kawasan industri melalui peningkatan investasi sektor industri pengolahan memberi dampak terhadap peningkatan nilai tambah faktor produksi modal dan tenaga kerja. Nilai efek pengganda terhadap pendapatan faktor produksi lebih besar di kawasan industri dibandingkan dengan di luar kawasan industri. Kondisi ini diperkuat dengan hasil analisis jalur struktural yang menggambarkan bahwa jalur transmisi yang dominan dari sektor industri pengolahan di kawasan industri ke rumah tangga adalah jalur dari sektor industri pengolahan ke faktor produksi modal dan ke rumah tangga berpendapatan tinggi di perkotaan. Sementara itu, sektor industri pengolahan yang berlokasi di dalam kawasan industri di Provinsi Jawa Barat memberikan nilai efek pengganda terhadap pendapatan sektor produksi lainnya relatif lebih kecil secara kumulatif dibandingkan dengan industri pengolahan di luar kawasan industri. Kondisi ini disebabkan oleh keterkaitan industri pengolahan yang berlokasi di kawasan industri di Provinsi Jawa Barat dengan sektor lainnya masih relatif lemah, dimana dalam satu kawasan industri terdiri dari berbagai jenis perusahaan industri yang tidak dalam satu mata rantai produksi. Kebijakan pembangunan kawasan industri berupa stimulus ekonomi melalui peningkatan investasi sebesar 18 persen akan meningkatkan output perekonomian, meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada semua sektor, meningkatkan pendapatan pada semua golongan rumah tangga dan mengurangi tingkat kemiskinan rumah tangga di Provinsi Jawa Barat. Namun demikian, peningkatan indikator ekonomi regional tersebut tidak diiringi dengan pengurangan tingkat ketimpangan pendapatan rumah tangga, dimana dampak kebijakan peningkatan investasi di sektor industri pengolahan baik yang berlokasi di kawasan industri maupun di luar kawasan industri akan meningkatkan ketimpangan pendapatan antar golongan rumah tangga di Provinsi Jawa Barat. Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya perbedaan kepemilikan faktor produksi dan sumber daya, dimana kawasan industri merupakan sektor yang faktor produksi dan sumber dayanya dominan dimiliki dan dikuasai oleh rumah tangga berpendapatan tinggi di wilayah perkotaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka beberapa kebijakan yang dapat ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka mengembangkan kawasan industri yang dapat mendorong pertumbuhan perekonomian wilayah, penyediaan lapangan kerja yang luas, dan mengurangi ketimpangan pendapatan antargolongan rumah tangga serta mengurangi tingkat kemiskinan rumah tangga antara lain: kebijakan pembangunan kawasan industri diarahkan pada pendekatan klaster industri melalui pengintegrasian kegiatan-kegiatan industri pada sepanjang rantai nilai dalam satu kawasan industri dan peningkatan peran pemerintah dalam pembangunan kawasan industri bukan hanya sebagai katalis dan fasilitator tetapi juga menjadi eksekutor dalam hal pembangunan kawasan industri pada suatu wilayah yang layak secara ekonomi tapi tidak layak secara finansial. Khusus untuk wilayah hinterland, perlu dibangun proyek-proyek fisik yang mampu menciptakan keunggulan bersaing melalui pembangunan Sentra IKM yang berbasis sumber daya lokal.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề