Jelaskan gangguan sistem ekskresi sirosis hati

Hipertensi portal akibat sirosis hati juga dapat mengalihkan aliran darah ke vena yang lebih kecil. Tekanan yang berlebih juga menyebabkan pembuluh darah kecil ini pecah dan mengalami perdarahan.

Kondisi tersebut juga dapat membuat sel darah putih dan trombosit terperangkap.

Ensefalopati hepatik

Ensefalopati hepatik atau penumpukan racun di otak terjadi akibat fungsi hati tidak bekerja dengan normal.

Alhasil, hati tidak mampu membersihkan racun dari darah yang menyebabkan penumpukan di otak, sehingga membuat Anda bingung dan sulit berkonsentrasi.

Komplikasi lainnya

Selain beberapa komplikasi di atas, sirosis yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kondisi lainnya, seperti:

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?

Pasien yang mengalami sirosis hati tahap awal biasanya tidak memiliki gejala. Bahkan, penyakit sirosis juga lebih sering terdeteksi melalui tes darah atau pemeriksaan rutin.

Setelah itu, dokter mungkin akan meminta Anda menjalani pemeriksaan untuk membantu memastikan diagnosis, meliputi:

  • tes darah untuk memeriksa fungsi hati, seperti kadar bilirubin dan enzim tertentu.
  • tes pencitraan, seperti MRI, X-Ray, dan CT-Scan, serta
  • biopsi hati.

Apa saja pilihan pengobatan sirosis hati?

Pada dasarnya, pengobatan sirosis hati itu berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan yang diderita.

Tujuan dari perawatan ini adalah memperlambat perkembangan jaringan parut pada liver dan mengobati gejala serta mencegah komplikasi. Berikut ini beberapa cara mengobati sirosis yang kerap direkomendasikan oleh dokter.

Berhenti minum minuman beralkohol

Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan sirosis hati. Namun, Anda bisa mencegah komplikasi dengan berhenti minum alkohol.

Bila Anda sulit menghentikan kebiasaan minum alkohol, minta dokter untuk referensi program pengobatan untuk kecanduan alkohol. Pasalnya, pasien dengan sirosis sangat tidak dianjurkan minum alkohol karena berdampak buruk bagi hati.

Diet rendah garam

Diet rendah garam (natrium) adalah pengobatan sirosis yang bertujuan untuk mencegah penumpukan cairan dalam tubuh. Hal ini juga membantu mengontrol asites dan pembengkakan yang terjadi pada tubuh.

Bila kondisinya sudah semakin parah, dokter mungkin akan melakukan prosedur untuk mengeluarkan cairan atau pembedahan agar tekanannya berkurang.

Minum obat sesuai aturan dokter

Walaupun sirosis tidak dapat disembuhkan, dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat untuk mengatasinya. Obat-obatan ini setidaknya dapat membantu mengendalikan penyebab dan mencegah komplikasi.

Obat yang diresepkan untuk meringankan gejala sirosis berupa:

  • kortikosteroid, seperti prednisone dan azathioprine,
  • obat-obatan antiviral,
  • antibiotik, seperti ciprofloxacin dan amoxicillin,
  • diuretik, seperti amiloride dan furosemide,
  • obat pembekuan darah, serta
  • vitamin K.

Selain itu, obat-obatan untuk mengendalikan hepatitis untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut pada sel hati akibat virus hepatitis B dan hepatitis C.

Pengobatan untuk komplikasi

Pengobatan komplikasi sirosis hati yang disebabkan oleh peningkatan tekanan di pembuluh darah pada perut tergantung pada berat badan.

Obat-obatan dan endoskopi bisa digunakan untuk pengobatan pembuluh darah yang membesar di kerongkongan (varises esofagus) untuk mencegah perdarahan.

Operasi dan transplantasi hati

Jika sejumlah pengobatan di atas tidak kunjung membuahkan hasil, operasi dan transplantasi hati mungkin dapat direkomendasi oleh dokter untuk mengatasi sirosis hati.

Bolehkah pakai obat herbal untuk mengobati sirosis hati?

Hingga saat ini sejumlah pengobatan alternatif telah digunakan untuk mengatasi penyakit liver, seperti:

  • milk thistle (silymarin),
  • merica panjang (long pepper), dan
  • minum kopi.

Meski begitu, hingga saat ini belum ada penelitian yang dapat merekomendasikan obat herbal untuk mengobati sirosis hati. Selain itu, ada sejumlah pengobatan alternatif yang dapat merusak hati.

Intinya, pilihan penanganan dan pengobatan sirosis hati bergantung pada penyebab dan tingkat kerusakan hati. Selalu diskusikan dengan dokter terkait pilihan perawatan yang tepat dengan kondisi Anda.

Pengobatan di rumah

Selain mendapatkan perawatan dari dokter, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menjalani hidup sebagai penderita sirosis hati. Berikut ini perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah yang membantu mengatasi penyakit sirosis.

Pola makan sehat

Kerusakan hati akibat sirosis hati sangat membutuhkan nutrisi yang tepat agar kerusakan hati tidak berkembang.

Itu sebabnya, mengatur pola makan pasien sirosis penting untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup dan menghindari makanan yang merusak hati. Berikut yang perlu diperhatikan.

  • Batasi atau berhenti minum alkohol.
  • Diet rendah lemak, seperti diet Mediterania.
  • Hindari makanan laut mentah, seperti tiram, karena mengandung bakteri.
  • Kurangi jumlah garam.
  • Ganti garam dengan rempah lainnya untuk membumbui makanan.

Gaya hidup sehat

Selain pola makan sehat, pengobatan sirosis hati di rumah tentu harus didukung dengan gaya hidup yang sehat pula. Berikut hal-hal yang dapat Anda lakukan.

  • Menjaga berat badan ideal.
  • Rutin berolahraga.
  • Berhenti merokok.
  • Melakukan pemeriksaan rutin secara berkala.
  • Menghindari berhubungan seks tanpa kondom.
  • Mendapatkan vaksin hepatitis B.
  • Menghindari penggunaan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen dan aspirin.

SIROSIS hati adalah suatu keadaan penyakit yang mengakibatkan cedera hati yang terjadi dalam jangka waktu lama dan menimbulkan kerusakan serius pada struktur hati. Akibatnya, kerja hati seperti produksl berbagai zat yang dibutuhkan tubuh dan fungsi penetralisasi zat racun yang masuk ke dalam tubuh menjadi berkuranq. Sirosis hati cenderung tidak mudah diobati. Penyaklt ini dapat berkembang sebagai akibat dari infeksi hepatitis B dan C menahun, penyakit hati karena konsumsi alkohol yang berlebihan, dan autoimun. Sirosis juga lebih sering terjadi pada orang dengan kelebihan berat badan (obesitas) dan perlemakan hati atau menumpuknya lemak di organ hati. Bila tidak diobati, sirosis hati dapat berujung pada komplikasi, berkembang menjadi kanker hati, hingga kematian.

Menurut Riset Kesehatan Oasar (Riskesdas, 2013), diperkirakan sebanyak 18 juta orang menderita hepatitis B dan 3 juta orang menderita  hepatitis C di Indonesia. Sekitar 50 persen dari orang tersebut memiliki penyakit hati yang berpotensi kronis dan 10 persen nya menuju sirosis hati. Sementara itu, satu kasus sirosis hati membutuhkan biaya pengobatan  sekitar Rp 1 miliar dan pengobatan kanker hati sekitar Rp 5 miliar dengan angka kesembuhan yang minimal. (Kemenkes, 2017)

Gejala sirosis hati umumnya berhubungan dengan komplikasinya. Pada tahap sirosis hati ringan, bisa tidak terlihat adanya gejala sama sekali. Jika sudah muncul gejala, kerusakan hati umumnya sudah meluas. Gejala sirosis hati, antara lain kehilangan selera makan, keletihan, kekurangan energi, dan mudah menqantuk; pembengkakan pada pergelangan kaki dan perut atau edema; penurunan atau kenaikan berat badan secara tiba-tiba; demam dan menggigil; sesak napas; kulit dan putih mata berwarna kuning atau sakit kuning (jaundice).

Komplikasi sirosis hati yang sering ditemukan, antara lain peritonitis  bakterial spontan, yaitu infeksi cairan pada rongga selaput perut. Gejala yang dapat muncul, antara lain berupa nyeri perut dan demam. Komplikasi sirosis pada susunan saraf pusat dapat berupa ensefalopati hepatik, yaitu kelainan neuropsikiatri karena gangguan detoksifikasi oleh hati. Pasien mula-mula mengalami gangguan tidur seperti insomnia atau sukar untuk tidur, kemudian kesadarannya terganggu hingga berlanjut menjadi koma. Gangguan fungsi ginjal juga dapat terjadi sebagai komplikasi sirosis yang ditandai dengan peningkatan ureum dan kreatinin. Komplikasi sirosis yang sering dijumpai adalah varises esofagus atau pelebaran pembuluh  darah yang berada di kerongkongan sehingga bila tekanan semakin tinggi dapat berakibat pecah pembuluh darah.

Dokter Anda akan melakukan terapi berdasarkan penyebab yang mendasari dan seberapa parah kerusakan hati yang ada yaitu dengan terapi obat-obatan yang harus dikombinasi  dengan terapi tanpa obat-obatan. Berikut ini akan dipaparkan mengenai terapi tanpa obat-obatan bagi pasien dengan strosis hati:

1. Diet seimbang. Insiden malanutrisi sering terjadi karena penyakit sirosis dapat mengambil nutrisi dan tubuh dan otot sehingga otot menjadi kecil. Diet pada hal ini berarti mengatur jumlah kalori yang dikonsumsi beserta menu makanan yang baik untuk hati. Kalori yang dianjurkan adalah 35-40 kkal/KgBB ideal dengan protein 1.2-1.5/KgBB/hari.

2. Aktivitas fisik. Aktivitas fisik seperti berolahraga dapat mencegah pengecilan ukuran otot (atrofi otot) dan sehat untuk tubuh.

3. Stop konsumsi alkohol. Untuk melindungi hati, Anda harus berhenti minum alkohol. Hal ini mungkin dapat menjadi hal yang tidak mudah, terutama bila Anda ketergantungan alkohol. Bila kesulitan, konsultasikan diri ke dokter.

4. Pembatasan obat-obatan yang berbahaya bagi hati (hepatotoksik) dan ginjal (nefrotoksik). Setiap obat memiliki efek samping,  tetapi bermanfaat bila digunakan sesuai anjuran dari dokter. Terdapat beberapa obat yang justru dapat berbahaya bagi hati dan ginjal di mana dapat memperparah kerusakan hati dan ginjal yang mempengaruhi perjalanan penyakit sirosis.

Penyakit sirosis hati tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat diobati. Dengan pengobatan yang adekuat, kerusakan hati lebih lanjut dapat dicegah, komplikasi menjadi berkurang, dan kualitas hidup menjadi lebih  baik. Konsultasikan dengan dokter untuk mengendalikan kondisi sirosis hati agar selalu stabil dengan komplikasi yang rendah.

Kami harap Anda sehat senantiasa.

Dapatkan info kesehatan RS St. Carolus di Harian KOMPAS setiap hari Minggu