Jelaskan langkah langkah berdamai dengan allah berikut ayat alkitabnya

Berdamai dengan Allah

Dosa membuat hubungan antara manusia dengan Allah menjadi rusak. Untuk memperbaiki hubungan tersebut, satu-satunya jalan adalah dengan mengadakan pendamaian. Bagaimana caranya berdamai dengan Allah? Berdamai merupakan tindakan yang melibatkan dua pihak. Jika salah satu pihak tidak setuju dengan apa yang ditawarkan pihak lain, niscaya perdamaian keduanya tidak akan terwujud. Allah menawarkan jalan damai kepada manusia, sekalipun sebenarnya manusialah yang telah berbuat dosa. Lantas, apa yang harus kita lakukan untuk menyambut tawaran pendamaian dari Allah? Di bawah ini adalah langkah-langkah yang bisa Anda ambil. Langkah Untuk Berdamai dengan Allah

1. Pahami tujuan Allah. Tuhan mengasihi dan menghendaki kita memperoleh damai sejahtera dan hidup kekal [Roma 5:1; Yohanes 3:16; Yohanes 10:10]. 2. Sadari bahwa dosa merupakan pemisah antara kita dengan Allah. Tuhan menciptakan kita menurut rupa dan gambar-Nya agar kita memperoleh hidup yang kekal. Dia tidak menciptakan kita seperti robot. Tuhan memberikan kita keinginan dan kebebasan untuk memilih. Kita bebas memilih untuk menuruti Tuhan dan menuruti kemauan diri kita sendiri. Namun, jika kita salah memilih kita bisa jatuh dalam dosa. Inilah yang memisahkan kita dari Tuhan [Roma 3:23; Yesaya 59:2]. Dosa itu juga yang membawa kita ke dalam kematian kekal [Roma 6:23].

Berdamai Dengan Sesama

Kadang-kadang kita mengalami perbedaan pendapat dan berusaha memberikan alasan-alasan untuk membenarkan pendapat kita. Padahal, beda pendapat, hikmat, dan prinsip-prinsip alkitabiah dapat merangsang adanya diskusi yang sehat dan mengarahkan dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat. Kesulitannya adalah membuat diskusi tetap bersemangat tanpa bersifat merusak, sebab apabila kita menjadi marah atau frustrasi, maka kita berdekatan dengan dosa. Percakapan-percakapan yang merusak meninggalkan kepahitan dalam suatu hubungan. Tetapi, jika kita memutuskan untuk saling menghindari, maka kita melanggar perintah-perintah Alkitab. Setiap kita perlu melatih diri dengan keterampilan ketidaksepakatan yang sehat. Keterampilan dalam ketidaksepakatan akan membantu kita hidup dalam keselarasan. Alkitab memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk tidak sepakat dan setiap pihak benar. Allah lebih peduli pada sikap kita masingmasing terhadap satu sama lain dibandingkan pendapat kita tentang sebuah masalah. Menjadi benar dengan cara yang salah bisa saja terjadi. Oleh sebab itu, dalam jangkauan-jangkauan di mana Alkitab memberikan kebebasan untuk tidak sependapat, kita memiliki tanggung jawab untuk tidak sependapat secara ikhlas. Roma 15:1-13 memberikan dua cara untuk tidak sepakat dengan ikhlas. Pertama, Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. [ayat 2] Kedua, Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah. [ayat 7]

Berdamai Dengan Alam

Bumi telah memasuki babak baru yang menggelisahkan. Pemanasan global yang kini menjadi isu bersama yang menghentakkan sehingga kita dalam posisi penuh tanya. Apakah betul manusia diberi kuasa atas bumi? Alam yang sekian tahun dikelola dan seperti terkendali di tangan manusia kini bergerak liar. Hujan, badai, erosi, longsor yang tidak terduga seperti mempertanyakan ulang hubungan manusia dengan alam. Apakah perintah Allah dalam Kej. 1:28b, penuhilah bumi dan taklukanlah itu, masih berlaku? Seharusnya orang Kristen pahami bahwa ketika menciptakan alam semesta, Allah melihat semuanya baik. Itulah kata kunci dari segala keluhan manusia. Dalam perkembangannya teologi Kristen menginterpretasikan dengan keliru. Kata kuasai dikonotasikan bebas untuk mengeksploitasi alam. Akibatnya melewati ambang batas ekosistem dan rusak. Tentang hal ini, ada dua hal yang perlu dimengerti. Zaman dahulu, kosa kata yang bisa diterjemahkan ke arah pelestarian belum ada. Yang kedua, dalam suasana yang masih utuh dan berlimpah terjadi kepicikan manusia yang kurang perduli. Sebetulnya, dalam Kej. 2:17, ketika Allah melarang manusia memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, Dia telah meletakkan dasar-dasar ilmu Ekologi. Bahwa ada sesuatu yang tidak boleh dilanggar. Kalau dilanggar ada akibatnya. Ternyata manusia melanggar dan kita semua merasakan akibatnya.

Berdamai Dengan Diri Sendiri

Memaafkan diri sendiri juga berarti menghapus segala kekhawatiran dan ketakutan yangkerap muncul dalam menghadapi masa-masa sulit. Rasa takut ini seringkali menjadijebakan yang membuat Anda pesimis dan menyalahkan diri sendiri. Padahal, jika Andadapat berdamai dengan diri sendiri, Anda dapat melalui masa-masa sulit dengan fokusdan penuh ketenangan. 1. Menerima kenyataan Alih-alih protes pada diri sendiri akan segala keterbatasan yang dimiliki, mengapatidak menerima diri Anda apa adanya? Menerima kenyataan merupakan titik awal darisikap optimis dan pandangan jernih terhadap diri. Kesempatan promosi dari atasanjatuh pada sahabat Anda, bukan pada Anda? Jangan dulu mengira Anda tidak layakmendapat kesempatan emas. Anggap ini sebagai perpanjangan waktu bagi Anda untukmenunjukkan usaha lebih keras. Percayalah, keterbatasan apapun yang Anda miliki,Anda akan menemukan solusi alternatif untuk menyiasatinya. 2. Belajar ikhlas Mengalah bukan berarti kalah. Saat Anda menghadapi kegagalan, di saat itu pulalahkekuatan Anda bertambah. Pepatah mengatakan, orang yang kuat adalah orang yangbanyak menerima cobaan. Kekuatan akan semakin bertambah jika Anda mempertebalkeikhlasan dalam menerima kegagalan. Alihalih menggerutu sambil menahan kecewa,mengapa tidak mencari tahu titik kelemahan dan mencoba untuk memperbaikinya? 3. Senyum Saat Anda gagal meraih keinginan, tersenyumlah. Gerakan rahang dan tulang pipi saattersenyum akan mengaktifkan sensor syaraf dalam otak yang memicu produksi hormonbahagia.Saat Anda tersenyum-walau dipaksakan--hormon-hormon baik dalam otak akanmembuang bad mood dari pikiran. Hindari menyalahkan diri sendiri atas kegagalan yangdialami dan mulailah memasang senyum termanis di wajah Anda. Berdamai dengan diri sendiri merupakan cara yang paling ampuh untuk bisa lebih menikmati hidup. Latihlah diri Anda untuk terus berdamai!

Pengertian dan Contoh Tentang Berdamai Dengan Allah Berdamai Dengan Sesama Berdamai Dengan Alam Berdamai Dengan Diri Sendiri

Oleh : Nama Kelas : Wilda Meilani Sipayung : XII RPL 3

SMK NEGERI 1 SETIA JANJI Kec. Setia JanjiT.A : 2012 / 2013

sebutkan 2 jenis teknologi kontruksi dan beri contoh masing masing 4 contoh​

Tentukan satu permasalahan yang akan dicarikan solusinya secara berkelompok di lingkungan tinggal atau sekolah kalian. Jelaskan faktor penyebab permas … alahan tersebut dapat terjadi.​

tolong artikan bahasa Jawa terimakasihtolong artikan secepatnya​

Q 5 Agama terbesar di dunia berdasarkan jumlah pemeluknya nt = kira kira agama apa yg paling banyak ?

Tangga nada yang mempunyai jarak nada 1 dan setengah disebut tangga nada....​

Adonan kue merupakan contoh materi yang dikelompokkan dalam ....​

Q. cara mengubah diri pada masa remaja? oh iya sebelum aku pamit berangkat Terima kasih kepada brainly karna sudah memberikan pelajaran yang berguna u … ntuk aku dan yang udah jawab pertanyaan ku makasih banyak ya poin terakhir ​

pola lantai yang digunakan pada tari Gantar yaitu.....,......,dan.....​

31. Perhatikan bidang koordinat berikut! 10 9 8 7 6 S. R 4 2 1 XA . 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -10-9-8-7-6-5-4-3 P. 2-19 -2 -3 4 -5 6 -7 -8 10 Koordinat titik … Q pada bidang koordinat tersebut adalah .... A. [-5,5] C. [4, 1] B. [-4,-3] D. [7.4]​

sebutkan beberapa Strategi model Pelayanan ​

Bapak, Ibu, Saudara, Pemirsa Mimbar Kristen Kementerian Agama dan umat Kristen Indonesia yang saya kasihi. Renungan hari ini mengangkat tema: “Berdamai Dengan Diri Sendiri.” 

“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” [1 Yohanes 1:9]

Bapak, Ibu, Saudara yang kekasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Apakah syarat untuk berdamai dengan diri sendiri? Syaratnya adalah harus berani mengaku dosa di hadapan Tuhan. 

Lalu apa yang dikatakan berdamai dengan diri sendiri itu? Berdamai dengan diri sendiri adalah orang yang mampu menjaga tingkat kedamaian dan kesejahteraan di dalam hidupnya tanpa dipengaruhi oleh keadaan apapun, baik di dalam maupun di luar kehidupannya. 

Bapak, Ibu dan Saudara. Ada beberapa prinsip mengalami damai sejahtera. Pertama,  di mana ada kekudusan dan kebenaran, di situlah ada damai sejahtera [Yesaya 57:51]. Kedua, damai sejahtera hanya ada di dalam diri Tuhan Yesus Kristus [Efesus 2:14]. Dan ketiga, damai sejahtera tidak akan pernah terjadi jikalau hal baik dan hal jahat tetap bersatu. 

Bapak, Ibu dan Saudara. Mengapa orang sulit berdamai dengan diri sendiri? Hari ini, mari kita belajar, mengapa orang sulit berdamai dengan diri sendiri. Pertama, karena masih keras kepala. Dalam Kejadian 4:6-7 dijelaskan: “Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." 

Alasan pertama  mengapa kita sulit berdamai dengan diri sendiri adalah karena keras kepala atau tegar tengkuk. Orang yang keras kepala,  tidak mau menurut nasihat manusia. Penyebab keras kepala adalah selalu menutupi kekurangannya dan selalu menutupi kesalahannya. Akibatnya adalah orang yang memiliki sikap keras kepala itu sulit diajak berdiskusi, sulit diajak ngomong baik-baik dan sulit memiliki teman atau sahabat. 

Padahal, seorang pembawa damai itu adalah orang yang selalu setia kepada Firman Tuhan dan menjadikan Firman itu sebagai landasan hidup walau banyak yang harus dihadapi dalam tantangan. Pembawa damai adalah orang yang berani menghadapi semua persoalan dan kesulitan yang ada tanpa berniat untuk menghindar apalagi lari dari kenyataan yang dihadapi. 

Pembawa damai adalah mereka yang berani mengambil keputusan dalam situasi sulit apapun agar tidak terjerat dalam lingkaran kesulitan yang berlarut-larut. Saudara, kalau damai itu definisinya seperti itu sementara pembawa damai belum berdamai dengan diri sendiri, mana mungkin akan terjadi kedamaian? 

Alasan kedua  mengapa orang sulit berdamai dengan dirinya sendiri adalah karena masih hidup dalam kesombongan dan keangkuhan. Dalam Yesaya 2:11 dijelaskan, “Manusia yang sombong akan direndahkan,  dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya Tuhan sajalah yang Maha Tinggi  pada hari itu.” 

Orang sombong hanya menghargai dirinya sendiri dan secara berlebihan, orang sombong maunya dianggap hebat dari yang lain, orang sombong suka merendahkan orang lain dan tidak mau menghargai orang lain. 

Padahal, pembawa damai itu berarti hanya berniat untuk selalu berbuat kebaikan bagi sesamanya. Pembawa damai itu berarti orang yang rela berkorban menahan diri walaupun harus menderita dan yang penting tidak terjadi keributan atau kekacauan. Pembawa damai selalu mengutamakan kepentingan orang lain ketimbang kepentingan diri sendiri. Kalau damai itu definisinya atau artinya begitu sementara yang membawa damai belum mengalami damai pribadi, yaitu masih ada suatu kesombongan, mana mungkin damai itu akan terjadi. 

Alasan ketiga mengapa orang sulit berdamai dengan diri sendiri, karena masih hidup dalam kemunafikan. Dalam 1 Yohanes 4:20 dijelaskan, “Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” 

Orang munafik selalu mengatakan yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukannya. Orang munafik selalu ingin terlihat baik, sementara dia itu adalah tidak baik. Orang munafik adalah orang yang bermuka dua. 

Padahal, pembawa damai itu ibarat pertemuan orang yang saling berjabat tangan atau salaman, hingga ada keinginan untuk merasakan damai. Tidak ada kesombongan, kebohongan, benci, dan gosip di setiap percakapan dalam pertemuan tersebut. Bahkan, percakapan yang terjadi hanya menyenangkan hati tanpa ada unsur ketidakbaikan. 

Pembawa damai adalah orang yang selalu pro aktif untuk melakukan yang baik, selalu menyelesaikan setiap masalah dan persoalan yang ada. Pembawa damai adalah orang yang tidak pernah kecil hati pada saat orang lain tidak menghargai apa yang ia lakukan, meski dia telah melakukannya dengan penuh pengorbanan dan perjuangan keras. Kalau pengertian damai yang seperti itu sementara pembawa damai masih munafik, apakah akan terjadi damai? Tidak mungkin.

Bapak, Ibu dan Saudaraku. Oleh sebab itu, agar dapat berdamai dengan diri sendiri, maka kita harus berhenti hidup dari keras kepala, berhenti hidup dari kesombongan dan keangkuhan, berhenti hidup dari kemunafikan. 

Bapak, Ibu dan Saudara. Keberadaan orang percaya seharusnya selalu membawa damai bagi semua orang. Sebab, membawa damai berarti mengekspresikan kasih Allah. Bukan sebaliknya, kita justru menjadi batu sandungan dan membuat orang lain kecewa dan sakit hati. 

Bukti bahwa kita sudah menjalankan tugas pendamaian adalah ketika hidup kita sudah menjadi kesaksian bagi banyak orang. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” 

Oleh karena itu, libatkan selalu Allah dalam langkah kehidupan kita, maka sebutan anak-anak Allah akan menjadi predikat dalam kehidupan kita. Kalau kita disebut anak-anak Allah, maka kita adalah ahli waris di dalam kerajaan Sorga. 

Oleh sebab itu, marilah kita terus-menerus mengoreksi diri kita, membereskan hidup kita, senantiasa bertobat secara sungguh-sungguh, tetap memelihara iman kepada Tuhan Yesus dan hubungan kasih dengan sesame, supaya hubungan kita dengan Tuhan semakin akrab, semakin karib sehingga Tuhan sayang kepada kita. Amin.

Pdt. Hariyadi, M.Th. [Ketua Sinode Gereja Anugerah Injil Sepenuh]

[sumber: kemenag.go.id]

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề