jelaskan perbedaan alquran dengan hadis qudsi
dissertationreviews.org Hadits menurut bahasa bermakna baru. Hadits juga punya makna “sesuatu yang dibicarakan dan dinukil”, juga “sesuatu yang sedikit dan banyak”. Bentuk jamaknya adalah ahadits. Adapun “Qudsi”menurut bahasa dinisbatkan kepada “Qudus” yang seperti kita tahu artinya suci. Yaitu sebuah penisbatan yang menunjukkan adanya pengagungan dan pemuliaan atau penyandaran kepada Allah yang Mahasuci. Jadi, apa itu Hadits Qudsi? Dalam Mabahats Ulumul Hadits karya Syaikh Manna’ AlQaththan, adalah apa yang disandarkan oleh Nabi dari perkataan-perkataan beliau kepada Allah. Lalu apa bedanya dengan kitab suci Al-Qur’an? Menurut kitab yang sama, disebutkan bahwa:
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus. Hadits Qudsi (bahasa Arab: الحديث القدسي, translit. al-ḥadīṡ al-qudsī Harkan kepada Tuhannya. Secara sederhana dikatakan hadits qudsi adalah perkataan Nabi Muhammad, tentang wahyu Allah yang diteriadits Qudsiy) salah satu jenis hadits di mana perkataan Nabi Muhammad disandarkan kepada Allah atau dengan kata lain Nabi Muhammad meriwayatkan perkataan Allah.[1] Hadits ( الحديث ) Segala yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad, baik berupa ucapan, perbuatan, persetujuan, atau karakter, kemudian Qudsi ( القدسي ) secara bahasa diambil dari kata quddus, yang artinya suci. Disebut hadis qudsi, karena perkataan ini dinisbahkan kepada Allah, القدس al-Quddus, yang artinya Dzat Yang Maha Suci.
Secara istilah (terminologis) adalah sesuatu (hadits) yang dinukil kepada kita dari Nabi Muhammad yang disandmanya secara langsung, atau dengan perantaraan malaikat Jibril.
Terdapat perbedaan yang banyak sekali antara keduanya, di antaranya adalah:
Dibandingkan dengan jumlah hadits-hadits nabi, maka hadîts qudsi bisa dibilang tidak banyak. Jumlahnya ada 4444, tetapi tidak banyak yang mengetahui, umumnya kurang lebih 200 hadits yang diketahui secara umum. Karena Hadits qudsi sebenarnya adalah untuk Muhammad sebagai pribadi nabi, bukan sebagai rosul, maka nabi pun "pilih-pilih" dalam memberikannya kepada sahabat-sahabatnya. Hanya sahabat-sahabat terpilih yang mempunyai kecerdasan tinggi saja yang menerimanya. Karena memang Hadits qudsi bukan untuk konsumsi umum. Sampai sekarang pun masih banyak kalangan umat Islam yang tak mampu menerima "kebenaran" hadits qudsi. Tinggi kandungan "isi"-nya adalah penyebabnya. Hanya sahabat-sahabat khusus saja yang menerima hadits qudsi dari Nabi Muhammad, semisal Sayyidina Ali bin Abu Tholib dan sahabat Abu Hurairah. Bagi orang yang meriwayatkan hadits qudsi, maka dia dapat menggunakan salah satu dari dua lafazh-lafazh periwayatannya:
Contoh hadits-hadits qudsi sebagai berikut:
Di antara buku yang paling masyhur mengenai hadits qudsi adalah kitab Al-Ithâfât as-Saniyyah Bi al-Ahâdîts al-Qudsiyyah karya 'Abdur Ra`uf al-Munawiy. Di dalam buku ini terkoleksi 272 buah hadits. Sebenarnya hadits qudsi tidak pernah dibukukan (kodifikasi) secara resmi, sebagaimana Al Qur'an yang dibukukan secara resmi pada zaman Khalifah Utsman dengan nama Al Qur'an Mushaf Utsmani (yang berarti jika ada Al Qur'an di luar itu maka itu adalah Al Qur'an palsu). Yang ada Hadits qudsi tersimpan pada pribadi-pribadi sahabat nabi dan disampaikan lewat mulut ke mulut. Karena "isinya" yang tinggi, hadits qudsi tercecer hanya pada sahabat-sahabat khusus saja, yang menyimpannya bagi dirinya sendiri dan kemudian menurunkannya pada orang-orang tertentu pula. Sebagaimana Abu Hurairah berkata, "Aku menerima sekantung ilmu dari rosululloh. Separuh kantung aku bagikan kepada kamu semua dan separuhnya lagi aku simpan buat aku sendiri. Karena jika yang separuh lagi itu aku bagikan juga, niscaya kalian akan mengkafirkanku dan menggantungku."
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hadis_Qudsi&oldid=19308685" |