Jelaskan perbedaan antara karangan ilmiah semi ilmiah dan non ilmiah

PAPER

PERBEDAAN PENULISAN ILMIAH, SEMI ILMIAH DAN NON ILMIAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH TATA TULIS DAN KOMUNIKASI ILMIAH

Jelaskan perbedaan antara karangan ilmiah semi ilmiah dan non ilmiah

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIESDA EMYLIANDA

NPM : 37413645

KELAS 1ID07

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2013

1. Karangan Ilmiah

Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).

Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.

Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:

1.  Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.

2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.

3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.

4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar,

yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.

5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung

dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.

6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi

(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).

Ciri – Ciri Karya Ilmiah:

Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :

a. struktur sajian

Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. komponen dan substansi

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. sikap penulis

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. penggunaan bahasa

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:

  • Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
  • Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
  • Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
  • Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
  • Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
  • Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
  • Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.

Macam – macam karangan ilmiah:

Ada berbagai macam karangan ilmiah, berikut diantaranya :

  • Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
  • Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
  • Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
  • Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
  • Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
  • Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.

2. Karangan Semi Ilmiah

Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :

  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
  • Fakta yang disimpulkan subjektif;
  • Gaya bahasa formal dan popular;
  • Mementingkan diri penulis;
  • Melebih-lebihkan sesuatu;
  • Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.

Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.

3. Karangan Non Ilmiah

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:

  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
  • Fakta yang disimpulkan subyektif.
  • Gaya bahasa konotatif dan populer.
  • Tidak memuat hipotesis.
  • Penyajian dibarengi dengan sejarah.
  • Bersifat imajinatif.
  • Situasi didramatisir.
  • Bersifat persuasif.
  • Tanpa dukungan bukti.

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.

Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah:

Istilah karya ilmiah dan non ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel,  feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

KESIMPULAN

Perbedaan Karangan Non ilmiah, Semi Ilmiah, dan Ilmiah

1. Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.

2. Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karakteristiknya :  berada diantara ilmiah.

3. Ilmiah adalah  karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:

·  Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).

·  Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.

·  Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.

·  Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.

·  Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.

——————————————————————————————————————————————–

Tugas terkait materi tersebut :

Pada tugas tersebut saya mengambil contoh cerpen yang termasuk non ilmiah. berikut cerpen yang saya ambil :

SUMBER : MAJALAH BOBO

Saskia dan Peony adalah sahabat baik. Mereka selalu berbagi makanan kecil di sekolah. Juga berbagi dalam segala hal.

Suatu hari Sabtu, Saskia bangun seperti biasa. Ia minum segelas susu, makan roti, merapikan kamar, memberi makan kucing, dan membuang sampah.

Di rumahnya, Peony juga melakukan hal yang sama, pada waktu yang hampir sama. Setelah selesai bekerja, mereka ngobrol di telepon untuk merencanakan kegiatan mereka sepanjang hari itu.

Biasanya, mereka bersepeda bersama ke taman untuk bermain ayunan. Di siang hari, mereka membeli es krim. Mereka selalu saling mencicipi es krim, agar bisa membandingkan rasanya. Setelah itu, mereka pulang dan bermain boneka hingga tiba saat makan siang.

Mereka selalu makan siang bersama. Jika Sabtu ini mereka makan siang di rumah Saskia, maka minggu depannya, makan siang di rumah Peony.

Akan tetapi, pada Sabtu ini, hingga menjelang siang, Saskia masih belum menerima telepon dari Peony.

“Halo, selamat pagi. Ini dari Saskia, bisa bicara dengan Peony?”

Ternyata yang menerima telepon adalah Ricky, kakak Peony. “Oh Saskia, selamat pagi. Mencari Peony ya? Waaah, Kakak tidak yakin dia ada di rumah atau tidak. Sejak tadi pagi dia bermain dengan seseorang dan baru saja pergi membeli es krim. Mm, tunggu ya, Kakak coba panggil…”

Saskia mendengar Ricky memanggil Peony, kemudian…

“Maaf Saskia, kata Peony, dia tidak bisa menerima teleponmu hari  ini. Katanya, hari Senin saja berjumpa di sekolah.”

Saskia sedih dan terkejut mendengar hal itu. Sambil meletakkan gagang telepon, perasaan Saskia campur aduk. Rasa sedih dan terkejut perlahan-lahan berubah menjadi kecewa dan marah. “Yah, kalau memang Peony tidak mau bermain denganku, aku juga tidak paduli. Siapa yang butuh teman seperti dia?” kata Saskia dalam hati.

Sepanjang hari Sabtu itu Saskia terus-menerus menggerutu. “Lihat saja hari Senin nanti. Aku akan tunjukkan kalau aku juga tidak butuh Peony sebagai temanku.” Hingga malam menjelang, Saskia masih tetap marah-marah.

Sehabis makan malam, mama Saskia melihat sikap Saskia yang aneh. Saskia tampak murung dan tidak bernapsu makan, padahal makanan yang dihidangkan adalah kesukaan Saskia. Mama Saskia meraba dahi Saskia. Ternyata Saskia demam. Malam itu Ia harus minum obat dan cepat tidur.

Keesokan harinya, demam Saskia masih belum hilang. Saskia makan di tempat tidur dan beristirahat. Mama Saskia menemani sambil bercerita tentang indahnya persahabatan. Di akhir cerita, Saskia berkata “Aku tidak punya seorang sahabat pun! Aku hanya memiliki Peony yang tidak mau bermain denganku lagi. Aku benci Peony!” Saskia mulai menangis dan menceritakan kejadian kemarin kepada mamanya.

Mama Saskia tersenyum menenangkan, “Saskia, kamu dan Peony sudah lama berteman. Jangan marah-marah dulu. Kamu kan belum tahu, kenapa Peony tidak bisa bermain bersamamu. Coba pikirkan kebaikan Peony selama ini. Besok, berikan kesempatan pada Peony untuk menjelaskan semua itu…”

Sore harinya, bel rumah Saskia berbunyi. Ternyata Peony datang membawa sekantong apel merah kesukaan Saskia.”Sebutir apel akan mengusir penyakitmu.” Kata Peony sambil tersenyum. “Wah, aku kangen sekali padamu. Hari Jumat malam Om Han, teman ayah, datang. Rumah Om Han baru terbakar. Tidak ada yang terluka dalam kejadian itu, tetapi Om Han minta tolong ayah untuk menjaga Sari, anak Om Han. Soalnya Om Han akan membersihkan rumah dari asap dan sisa-sisa benda yang terbakar. Sari sangat sedih karena rumahnya terbakar. Aku berusaha menghiburnya seharian.

Aku tahu, kamu temanku yang baik. Kamu pasti tidak akan marah jika aku tidak bisa bermain denganmu seperti biasa.

Ups, Saskia tertegun mendengar cerita Peony. Saskia menjadi malu. Sepanjang hari dia marah-marah pada Peony. Padahal ternyata Peony memiliki alasan yang mulia, mengapa tidak bisa bermain bersama Saskia.

Saskia duduk di tempat tidurnya dan berkata, “Oh Peony, aku minta maaf. Aku telah menjadi teman yang jahat. Aku sudah berpikir jelek tentang kamu. Aku hampir tidak mau memberikanmu kesempatan untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Maukah kau memaafkanku?”

Peony mendekati Saskia dan memeluknya. “Tentu saja aku memaafkanmu. Itulah gunanya teman. Aku mengerti kalau kamu kecewa karena aku tidak menelponmu. Cepatlah sembuh supaya kita bisa sama-sama bermain dan belajar di sekolah.

Saskia gembira sekali karena tidak jadi kehilangan sahabat yang disayanginya dan berhati mulia itu. Dalam hati Saskia berjanji akan menjaga persahabatan yang dia jalin bersama Peony selamanya.

—————————————————————————————————————————————————-

Setelah saya lihat kembali dan telah berulang-ulang membaca, terdapat kesalahan. adapun hasil analisa yang saya temukan adalah sebagai berikut :

A. Penempatan tanda baca

Tanda Titik (.)

– Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

– Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

– Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjujkan    waktu.

– Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.

Tanda Koma (,)

– Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

– Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului olah kata seperti tetapi atau melainkan.

– Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimatdari induk kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

– Tanda koma tidak dipkai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Tanda Titik Koma (;)

– Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

– Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.

Tanda Titik Dua (:)

–  Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.

– Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

– Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

– Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Tanda Hubung (-)

– Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris

– Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.

– Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang

– Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal

Tanda Tanya (?)

– Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

– Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Tanda Kurung ((…))

– Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan

– Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan

– Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

Tanda Petik (“…”)

– Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.

– Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

– Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

B. Penggunaan kalimat efektif

Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah sebagai berikut :

– Memiliki unsur penting atau pokok (S,P,O,K).

– Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.

– Menggunakan diksi yang tepat.

– Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran logis yang sistematis.

– Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.

– Melakukan penekanan ide pokok.

– Mengacu pada kehematan penggunaan kata.

– Menggunakan variasi struktur kalimat.

C. Pemilihan kata (Diksi)

Diksi memiliki beberapa bagian pendaftaran kata formal atau informal dalam konteks sosial adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks. Oleh karena itu diksi berperan penting dalam keberhasilan menulis sebuah karya ilmiah.

d. Kutipan

 1.  Kutipan langsung

    Adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap atau persis     kata   demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli. Cara     penulisannya sebagai berikut  :

    Kutipan yang panjangnya kurang dari 4 baris :

  ·     Diketik seperti ketikan teks.

  ·     Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“ “).

   ·    Jarak antar baris kutipan dua spasi.

   ·    Sesudah kutipan selesai, langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil (Penulis, Tahun:Halaman).

 Kutipan yang terdiri dari 4 baris atau lebih :

   ·    Jarak antar baris kutipan satu spasi.

   ·    Dimulai 5-7 ketukan dari batas tepi kiri sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka   baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.

  ·     Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.

   ·    Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan.

   ·    Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian kalimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.

  ·     Di belakang kutipan diberi sumber kutipan.

  ·     Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.

   ·    Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris.

   ·    Apabila pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi   bagian  yang dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan.   Keterangan tersebut berada diantara tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh pengutip.

  ·    Apabila penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan, dapat dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!) langsung setelah  kesalahan tersebut. 

                Kutipan langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi sebagai data. Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat, titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai adanya kesalahan dalam kalimat.

2.  Kutipan tidak langsung

              Penulis melakukan parafrase atau menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri (hanya mengambil pokok pikiran/inti sari dari sumber yang dikutip) untuk dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh pengutip menjadi ikhtisar atau intisari berdasarkan apa yang dikutipnya. Adapun cara peraturan dalam pembuatannya adalah sebagai berikut:

  ·  Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana teks biasa.

  ·  Semua kutipan harus dirujuk.

 ·   Kutipan di integrasikan dengan teks.

  ·  Kutipan tidak diapit tanda kutip.

  ·  Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan.

  ·  Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan     diantara tanda kurung .

  ·  Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan.