Jelaskan secara filosofis kelebihan manusia dengan yang lain

Journalpapers.org- Dalam buku filsafat pendidikan

 (jalaludin dan Abdullah, 2013), Dalam hal ini

 menjelaskan, ada empat aliran yang akan dibahas.

a.       Aliran serba zat. Aliran ini mengatakan yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. Menurut Muhammad nursyam (1991). Mengatakan bahwa “Alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam. Maka dari itu, manusia adalah zat atau materi”.

b.      Aliran serba roh. Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini ialah roh.  Sementara zat adalah maniifestasi dari roh. Menurut fiche, segala sesuatu yang ada (selain roh) dan hidup itu hanyalah perumpamaan, perubahan atau penjelmaan dari roh. Dasar pikiran aliran ini adalah bahwa roh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari pada materi.

c.       Aliran dualism. Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya  terdiri dari dua substansi, yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsure asal, yang adanya tidak tergantung satu sama lain

d.      Aliran eksistensialisme. Aliran fisafat modern berpandangan bahwa hakikat manusia merupakan eksistensi dari manusia. Hakikat manusia adalah apa yang menguasai manusia secara menyeluruh.

Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.

Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu: Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus. Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut pithecanthropus erectus. Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan. Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis). Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya.

Manusia pada hakekatnya sama saja dengan mahluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan keunggulan yang dimiliki manusia dibanding dengan mahluk lain.

Manusia sebagai salah satu mahluk yang hidup di muka bumi merupakan mahluk yang memiliki karakter paling unik.Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan yang paling utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. 

Kebudayaan hanya manusia saja yang memlikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.

Dibanding dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik di darat, di laut, maupun di udara. 

Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas.Walaupun ada binatang yang bergerak di darat dan di laut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Diantara karakteristik manusia adalah :


 Jalaludin dan Abdullah, 2013. filsafat pendidikan (manusia, filsafat, dan pendidikan). Jakarta. Rajawali Pers

 Musthofa,Rembagy.2008. Pendidikan Transformatif .Yogyakarta.Teras

Prayitno, 2009.dasar teori dan praksis pendidikan. Jakarta. PT grasndo

Tirtahardja, Umar dan La Sulo,S.L, 2010. Pengantar pendidikan. Jakarta. PT. Rineka Cipta

Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan kesempurnaan dalam cara berpikir serta caranya untuk mengendalikan diri. Manusia diberikan nafsu juga hasrat. Yaitu hasrat untuk mencapai tujuan dengan memenuhi syarat untuk menjadi manusia yang berkarakter.

Dengan kelebihan akal pikiran dan budi pekerti yang Tuhan titipkan, manusia mampu berpikir tentang bagaimana cara ia hidup, dan bagaimana caranya untuk bertahan hidup. Dengan perkembangan pola pikir yang luas, setiap bentuk dari masalah yang dialaminya akan menemui jalan keluar sendiri.

Dan dengan budi pekerti, manusia dapat dikatakan sebagai makhluk yang perasa. Makhluk yang senantiasa menggunakan kata hati, berupa panduan akal dan perasaan yang dapat membedakan antara perbuatan baik dan yang buruk.

Apa yang dimaksud dengan hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk sosial?

Menurut Murtadlo Munthahari, manusia adalah makhluk serba dimensi (1992:125) Hal ini dapat dilihat dari;

  • Dimensi pertama, secara fisik manusia hampir sama dengan hewan yang membutuhkan makan, minum, istirahat dan menikah supaya ia dapat tumbuh dan berkembang.

  • Dimensi kedua, manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu ingin memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian.

  • Dimensi ketiga, manusia memiliki perhatian terhadap keindahan.

  • Dimensi keempat, manusia memiliki dorongan untuk menyembah Tuhan.

  • Dimensi kelima, manusia memiliki kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda, karena ia dikarunia akal, pikiran dan kehendak bebas, sehingga ia mampu menahan hawa nafsu dan menciptakan keseimbangan dalam hidupnya.

  • Dimensi keenam, manusia mampu mengenal dirinya (Assegaf, 2005: 57).

Kamu sudah tidak asing lagi dengan kalimat yang menyatakan bahwa “manusia adalah makhluk sosial” bukan? Interaksi yang terjadi antara seseorang dengan yang lain, merupakan bentuk atau ciri dari makhluk itu sendiri.
Antara manusia yang satu dengan yang lainnya, akan saling membutuhkan. Sekali pun kamu menampik dengan mengatakan bahwa semua hal mampu kamu lakukan dengan sendiri, namun kamu masih membutuhkan keberadaan orang-orang disekitarmu.

peranan manusia sebagai makhluk sosial, sejatinya sudah menjadi kodratnya secara lahiriyah. Setiap kegiatan yang dilakukan guna keberlangsungan hidupnya, disadari atau tidak disadari memiliki konteks dalam kehidupan sosial

Mengapa manusia perlu untuk bersosialiasi?

Setiap interaksi yang dilakukan sesama manusia digunakan untuk berkomunikasi. Mulai dari interaksi dalam ruang lingkup keluarga hingga mencapai ranah umum untuk pemenuhan kegiatan sosial. Misalnya dalam hal pekerjaan.

Kegiatan sosialisasi pun dianggap berhasil jika setiap individu mampu mengetahui perannya di dalam suatu masyarakat.

Untuk mengetahui hakikat manusia sebagai makhluk sosial, tentunya kamu harus memulai ini secara pribadi. Maksudnya pahami dulu makna yang terkandung dari manusia sebagai pribadi yang berhakikat.

Kemudian setelah kamu tahu makna tersebut, setiap individu akan menjadikan setiap norma-norma sosial yang tumbuh di masyarakat akan dijadikannya sebagai patokan atau acuan dalam kehidupan berkelompok atau lebih luasnya bermasyarakat.

Sejak kapan manusia dituntut untuk memiliki jiwa sosial yang tinggi?

Pendidikan sosial kiranya sudah mulai ditanamkan didalam diri setiap insan saat kita masih kanak-kanak. Dimana anak usia lima tahun, sudah mulai mengenali lingkungan, berinteraksi dengan anak sebayanya dan juga yang paling penting dengan keluarganya sendiri.

Pendidikan sosial yang diberikan pada anak jika dilakukan secara tepat sasaran, mampu membentuk pribadi anak yang mandiri dan pandai bersosialiasi. Sehingga, dalam menjajaki masa-masa pertumbuhannya kelak tak akan ada istilah kesulitan dalam pergaulan atau pun timbulnya rasa minder.

Ruang lingkup sosial bagi setiap manusia apakah sama?

Seperti telah dipaparkan diatas, ruang lingkup sosialisasi yang pertama kali kamu kenal adalah di dalam keluarga. Interaksi yang terjadi pun sangat kompleks, sehingga bisa dikatakan bahwa ruang lingkup setiap orang bersumber dari satu hal, yaitu keluarga.

Untuk selanjutnya, kegiatan sosial pun berlanjut pada tahap jenjang pendidikan. Dimana kepribadian diri kita semua dibentuk dalam lingkungan pendidikan secara bertahap.

Namun, pemahaman setiap orang tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial belum dipahami secara mendalam. Kebanyakan dari mereka hanya tahu konsepnya saja, tanpa tahu bagaimana penerapan dalam kehidupan sosial bermasyarakat yang nyata.

Lalu bagaimana langkah-langkah bersosialiasi yang baik dan sesuai dengan norma dalam masyarakat?

Hendaknya setiap orang menjaga perilaku dalam bersosialiasi. Perilaku manusia dalam menyikapi kehidupan, bisa menjadi tolak ukur baik buruknya seseorang di mata publik. Sikap mencerminkan pribadi kita. Bagaimana seseorang bersikap dan bagaimana cara ia dalam berperilaku, merupakan wujud jati diri yang ia miliki.

Dalam bersosialiasi, seseorang bisa mendapatkan citra yang baik jika halnya perilakunya sopan dan santun. Begitu pun sebaliknya, jika ia terkesan menunjukkan emosionalnya secara terang-terangan, berperilaku buruk dan terkesan acuh tak acuh, maka publik akan melabeli dirinya sebagai orang asos atau anti sosial.

Di negara indonesia pada umumnya, kehidupan bermasyarakat lebih mengacu pada budaya timur tengah. Sehingga nilai-nilai kepercayaan terhadap agama yang dianut pun, menjadi dasar manusia dalam hidup bersosialiasi maupun dalam berperilaku.

PENUTUP

Cara setiap individu mungkin berbeda-beda dalam mengekspresikan diri. Namun, jati bangsa ditentukan oleh perilaku bangsanya sendiri dalam memahami hakikat kedudukan manusia. Setiap manusia mempunyai harkat dan derajat yang sama di mata Tuhan. Tak ada lagi istilah diskriminasi dalam sejarah bangsa kita.

Stop dehumanisasi. Wujudkan Indonesia yang sejahtera dan bangsa yang berharkat sosial yang tinggi.