Jelaskan tentang perkembangan perdagangan pada masa daulah Umayyah

Jelaskan tentang perkembangan perdagangan pada masa daulah Umayyah

Jelaskan tentang perkembangan perdagangan pada masa daulah Umayyah
Lihat Foto

Encyclopædia Britannica

Masjid Agung Damaskus atau Masjid Umayyah yang berdiri di Kota Tua Damaskus, Suriah.

KOMPAS.com - Dinasti Bani Umayyah merupakan pemerintahan Islam yang berlangsung sejak tahun 661 hingga 750.

Pendiri dari Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan atau Muawiyah I, yang sekaligus menjadi khalifah pertama dari dinasti ini.

Sebagai khalifah pertama, Muawiyah I dipandang dapat menghadirkan budaya baru dalam sistem pemerintahan tata negara dan kehidupan beragama.

Selama memimpin, ia berusaha sebaik mungkin untuk memulihkan kembali persatuan dalam wilayah Islam.

Muawiyah I juga berusaha membangun sistem pemerintahan monarki Islam dengan menunjuk putranya, Yazid, sebagai putra mahkota.

Keputusan ini kemudian diikuti oleh para khalifah sesudahnya. Oleh sebab itu, Muawiyah I dianggap sebagai pembawa budaya baru karena mendirikan sistem monarki dalam sejarah politik Islam.

Berikut ini kebudayaan yang dikembangkan pada masa Dinasti Bani Umayyah.

Baca juga: Latar Belakang Berdirinya Dinasti Bani Umayyah

Bidang pemerintahan

Masa kekuasaan Muawiyah I telah mengubah sistem pemerintahan dari demokrasi menjadi monarki atau kerajaan.

Kemudian, Dinasti Bani Umayyah juga menerapkan sistem pemerintahan konfederasi provinsi, yakni dengan menggabungkan beberapa provinsi berbeda menjadi satu.

Muawiyah I juga membentuk empat diwan (departemen), yaitu:

DOI: https://doi.org/10.56644/adl.v1i1.8

Keywords: Dinasti Umayyah, Kemajuan, Kemunduran, Ekonomi

Artikel ini membahas tentang perekonomian pada masa dinasti Umayyah di Andalusia sejarah dan pemikiran. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana perekonomian Islam pada masa dinasti Umayyah di Andalusia. Artikel ini menggunakan penelitian kualitatif berbasis kepustakaan (library research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknis analisis deskriptif dan content analysis. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa perekonomian Islam pada masa Dinasti Umayyah mengalami kemajuan dengan berbagai kebijakan seperti mendirikan lembaga-lembaga pemerintahan yang independen sehingga memudahkan relasi antar mereka tanpa ada intervensi dari kekuatan lain, menjadikan Cordova sebagai pusat bisnis dan ilmu pengetahuan,  melakukan reformasi agraria dan pembukaan pasar khusus, menjalin hubungan harmonis, penguasa, pengusaha dan ulama, serta peningkatan bidang perindustrian dan kelautan. Sedangkan kemunduran ekonomi dinasti Umayyah di Andalusia banyak dilatarbelakangi kepemimpinan yang tidak berintegritas, kehadiran kelas sosial baru yang sering mengganggu kelancaran aktivitas ekonomi, dan sikap diskriminatif terhadap golongan tertentu seperti Barbar, Nasrani dan Yahudi serta menganakemaskan kaum Arab.

Affan, Muhammad, “Peperangan Proxy, Mozarab dan Cordova dalam Sejarah Umayyah II di Andalusia”, JUSPI: Jurnal Sejarah Peradaban Islam, Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 Ali, Wijdan, Islamic Coins During The Umayyad, Abbasid, Andalusian And Fatimid Dynasties, Faoundation for Service Technology and Civilisation, 2004. Anwar, Ahmad Masrul, “Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam pada Masa Bani Ummayah”, Jurnal Tarbiya, Volume: 1 No: 1 2015. Aravik, H. 2016. Konstribusi Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf Terhadap Perkembangan Ekonomi Islam Modern. Ekonomica Sharia, 2(1), 29-38. Aravik, Havis. 2017. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer, Jakarta: Kencana. Aravik, Havis., & Zamzam, F., 2020. Filsafat Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana. Buchori, Didin Saefuddin, Sejarah Politik Islam, Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009. Fauziah, Nur Dina, Muhammad Mujtaba Mitra Zuana, “Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol)”, Al-‘Adalah; Jurnal Syariah dan Hukum Islam, Vol. 1, No. 1, Maret 2016. Hamzani, Achmad Irwan, Zainuddin, Arif, & Aravik, Havis, 2019. Model Contribution of Islamic Law As a Law Of Material Sources in the Development of National Criminal Law Perspective Paradigm Of Islamic Modernism, Proceedings International Conference On Islam And Muslim Societies (Iconis) 2019, Salatiga: Pascasarjana IAIN Salatiga. Irfanullah, “ Hubungan Harmonis antara Muslim dan Yahudi sejak Masa Kenabian sampai Masa Umayyah di Al-Andalus”, Haluya; Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies, Vol. 1, No. 1, Januari 2017, h. 74. DOI:https://doi.org/10.21009/hayula.001.1.04. Jones, Lindsay, Encyclopedia of religion, United States of America, 2005. Latiff, Zainab Abdul & Maheran Mohd Yaman, Revisiting Andalusian Garden: Visions for Contemporary Islamic Garden Design, Planning Malaysia: Journal of the Malaysian Institute of Planners, Volume 15 Issue 1, 2017. Mahrat, Isam Miloud, Ahmad Faisal bin Abdul Hamid, “The Umayyad Caliphate in Andalusia: Its Diplomatic Relations with the German Empire (976-929 / 366-316)”, JOURNAL AL-MUQADDIMAH: Journal of Postgraduate Studies In Islamic History and Civilization, Vol.5 (1), Jun 2017. Maryam, dkk, Siti, Sejarah Peradaban Islam; Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta: Lesfi, 2002. Napitupulu, Dedi Sahputra, 2019. “Romantika Sejarah Kejayaa Islam di Spanyol”, Mukadimah: Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-Ilmu Sosial, 3(1), 2019. Nasution, Syamruddin, Sejarah Peradaban Islam, Depok: Rajawali Press, 2018. Pulungan, J. Suyuthi, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2018. Supriyadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Pelajar, 2008. Yusuf, Noranizah, Ezad Azraai Jamsari, “Perkembangan Sektor Perdagangan Andalus Zaman Pemerintahan KerajaanBanu Umayyah”, Islamiyyat, 34, 2012. Zamzam, H. F., & Aravik, H. 2019. Perekonomian Islam: Sejarah dan Pemikiran. Kencana.

Zamzam, F., & Aravik, H. 2019. Perekonomian Islam Pada Masa Dinasti Fatimiyah. Mizan: Journal of Islamic Law, 3(1), 99-116

Bani Umayyah memiliki wilayah yang luas sehingga perlu manajemen ekonomi yang baik

Wikipedia

Koin Islam Pertama yang menampilkan Khalifah Umayyah, Abdul Malik.

Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Asep Nurhalim     

Baca Juga

Bani Umayyah adalah dinasti pertama dalam yang mewarisi tampuk kepemimpinan Islam setelah berakhirnya masa khalifah ar-rasyidin. Berbeda dengan pemerintahan sebelumnya yang berpusat di Madinah dan Kufah, Bani Umayyah memusatkan pemerintahannya di Damaskus.

Itu merupakan kota yang terletak dipersimpangan dua peradaban besar, yakni Persia dan Romawi. Hal itu tidak terlepas dari posisi Mu'awiyah bin Abi Sofyan--khalifah pertama Bani Umayyah. Dia merupakan gubenur Damaskus pada masa pemerintahan sebelumnya.

Selain itu, Damaskus memang strategis secara ekonomi. Daerah ini merupakan kota pelabuhan yang penting. Di sinilah titik akhir sebelah barat Jalur Sutra.

Mu'awiyah bin Abi Sofyan bin Harb bin Umayyah menjadi khalifah ketika situasi perpolitikan sedang tidak stabil. Ada friksi dan perbedaan pendapat di antara para sahabat dalam upaya mengungkap pembunuhan Utsman bin Affan.

Selain itu, masih banyak pula pihak yang menyusup ke dalam barisan Muslimin. Tujuan para penyusup itu tak lain mengadu domba dan mengobarkan semangat permusuhan. Semua itu mencapai klimaks dengan meletusnya Perang Shiffin di antara Muslimin.

Salah satu efek domino perang saudara ini adalah lahirnya Syi'ah. Kalangan itu mencela Mu'awiyah bin Abi Sofyan ra dan mengultuskan Ali bin Abi Thalib ra.

Padahal sebagai ahlu sunnah wal jamaah, dalam memandang sejarah pahit ini kita dianjurkan agar tidak memilih salah satu pihak, untuk kemudian menyalahkan pihak lain. Sebab, Allah sendiri telah menyebutkan dalam Alquran, para sahabat adalah hamba-hamba yang diridhai-Nya. "Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha pada Allah."

***

Mu'awiyah bin Abi Sofyan adalah salah satu dari sahabat penulis wahyu pada zaman Rasulullah shallahu'alai wa salam. Ia adalah salah seorang administrator dan negarawan ulung, menjabat menjadi khalifah sejak tahun 661–680 Masehi. Jabatan itu kemudian dilanjutkan oleh anaknya, Yazid bin Muawiyah.

Secara tidak langsung, Bani Umayyah telah mengubah sistem pemerintahan Islam dari kekhalifahan menjadi monarki. Perubahan sistem pemerintahan tersebut memberikan dampak yang cukup luas ke berbagai macam sektor, termasuk dalam aspek pengelolaan perekonomian di tengah-tengah masyarakat Muslim.

Salah satu perubahan yang cukup terlihat di masa itu adalah perubahan mekanisme pengelolaan Baitul Maal.

Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, Baitul Maal dibagi menjadi dua bagian yang berbeda, yaitu bagian umum yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat, dan yang diperuntukkan bagi sultan dan keluarganya.

Meski demikian, dalam praktiknya, terjadi berbagai penyimpangan dalam penyaluran dana Baitul Maal, sehingga sejumlah dana tidak teralokasikan secara proporsional.

Selain itu, pembangunan perekonomian di masa Muawiyyah dilakukan melalui pencetakan mata uang khusus, pengembangan beberapa jabatan menjadi jabatan profesional (seperti hakim) sehingga memperbesar jumlah lapangan kerja bagi masyarakat Muslim. Pemberian gaji tetap kepada tentara berdampak pada peningkatan kesejahteraan para tentara Muslim.

Ada pula \pengembangan dalam aspek birokrasi seperti fungsi pengumpulan pajak dan administrasi. Di masa Muawiyyah ibn Abi Sufyan, pajak yang ditarik dari setiap kaum Muslimin ditetapkan sebesar 2,5 persen dari pendapatan mereka. Atau, dapat dikatakan sesuai dengan nilai zakat penghasilan di era modern saat ini.

Perbaikan ekonomi yang dilakukan pada masa awal pendirian Daulah Bani Umayyah secara tidak langsung memberikan dampak yang luas bagi berbagai macam sektor di luar perekonomian.

Pengembangan qadhi (Hakim) menjadi jabatan profesional dengan pemberian gaji berkala dari Baitul Maal, misalnya, telah berdampak pada pena taan hukum di bawah kekuasaan Bani Umayyah.

Hal ini menjadikan seorang qadhi bersifat independen dan dapat memutuskan satu perkara dengan leluasa, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan tindakan para pejabat tinggi negara.

Pembangunan perekonomian yang dijadikan sebagai salah satu pilar utama di zaman Bani Umayyah juga telah berhasil mendorong terbentuknya suatu struktur masyarakat Muslim yang tertata rapi, terutama dalam aspek kerukunan antar umat beragama.

Luasnya wilayah kekuasaan yang terhimpun saat itu berakibat pada lebih beragamnya kondisi sosial masyarakat di bawah naungan Bani Umayyah, baik dalam aspek sosial, budaya, maupun agama.

Meski demikian, peningkatan kesejahteraan yang terjadi di tengah masyarakat telah berhasil membentuk tatanan yang lebih kokoh dan ruang yang lebih terbuka bagi setiap masyarakat untuk mengambil perannya masing-masing di dalam pembangunan, dan pada akhirnya berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat di masa mendatang. Wallahu a'lam bish shawab.

  • islam digest
  • sejarah
  • bani umayyah
  • ekonomi

Jelaskan tentang perkembangan perdagangan pada masa daulah Umayyah

sumber : Pusat Data Republika