Jelaskanlah prospek dan tantangan perekonomian Indonesia pada masa sekarang

Jakarta: Ketua Badan Anggaran DPR RI MH Said Abdullah mengungkapkan di 2022 Indonesia masih bakal menghadapi sejumlah tantangan yang tidak mudah. Untuk itu, semua pihak harus bisa bergotong royong menyelesaikan semua tantangan tersebut guna memacu pertumbuhan ekonomi lebih maksimal.  "Dua hari lagi kita akan segera berganti tahun menuju 2022. Jatuh dan bangun adalah guru bagi insan yang bijak. Menapaki 2022 kita masih akan menghadapi segenap tantangan yang tidak mudah. Kita harus mewaspadai segenap hal," kata Said, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 30 Desember 2021. 

Berikut delapan tantangan tersebut:

Segenap negara di dunia kembali mengkoreksi pertumbuhan ekonomi. European Center for Desease Prevention and Control (ECD) telah mengingatkan sejumlah otoritas di Eropa bahwa varian Omicron akan menyebabkan tingkat infeksi yang tinggi secara dominan di Eropa.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Kita di penghujung tahun ini juga sudah kebobolan akibat sejumlah kedatangan orang dari luar negeri. Kita harus disiplin pengendalian kedatangan luar negeri, jangan sampai terjadi berbagai tindakan memalukan, seperti kabur dari karantina dengan menyuap petugas, atas nama pangkat dan kedudukan seseorang ditoleransi kebijakan karantina," tegasnya. Khususnya minyak bumi dan gas terus naik di 2022 berkonsekuensi terhadap membesarnya kebutuhan subsidi energi. Pemerintah harus segera melakukan reformasi subsidi energi agar plafon subsidi energi di tahun depan sebesar Rp134 triliun tidak membengkak. Lebih penting lagi agar subsidi energi lebih tepat sasaran. Hal ini memaksa Indonesia merumuskan strategi percepatan penurunan kemiskinan yang tepat. Diperkirakan tingkat kemiskinan di akhir 2021 sebesar 10,25 persen. Mengentaskan kemiskinan rakyat adalah salah satu pesan utama konstitusi. 

"Oleh sebab itu agenda menurunkan tingkat kemiskinan rakyat harus menjadi porsi besar dalam kinerja pemerintahan kita. Agenda menurunkan kemiskinan harus dipadukan dengan penurunan stunting, dan reformasi subsidi untuk orang miskin," ucapnya.

Pangkal masalahnya karena pandemi covid-19 masih akan berlanjut di sejumlah negara, dan ketidakpastian sejumlah bank sentral negara maju menjalankan kebijakan tapering off, khususnya The Fed. Situasi ini berpotensi adanya stagflasi dan supply chain disruption. Pemerintah perlu memitigasi suplai komoditas kita yang berasal dari luar negeri, dan perlu menyiapkan antisipasinya bila sewaktu waktu terjadi tersendatnya pasokan suplai komoditas utama kita di dalam negeri. Terlebih Indonesia menunjukkan komitmennya di berbagai forum forum internasional, baik di G20 maupun COP 26. Langkah itu harus dilakukan nyata pemerintah di tahun depan untuk mendorong transformasi ekonomi kita menuju pembangunan yang yang rendah emisi dan ramah lingkungan. Tren kenaikan Debt Service Ratio (DSR) terjadi secara konsisten sejak 2013. Pada 2020 DSR Indonesia mencapai 46,76 persen, dan tahun ini kemungkinan di 48 persen, lalu tahun depan diperkirakan 49 persen. 

"Tekanan beban bunga dan pokok utang pemerintah ini harus dimitigasi dengan upaya penurunan tingkat bunga utang kita, keragaman sumber pembiayaan serta dukungan investasi, dan meningkatkan tingkat pendapatan negara," ucapnya.

Hal ini terkait sebagai alternatif pembayaran digital dan investasi harus diantisipasi oleh Bank Indonesia, OJK, dan Bappebti. Saat ini Indonesia masih memberlakukan rupiah sebagai alat pembayaran yang paling sah berdasar Undang Undang Mata Uang.  "Bank Indonesia sebagai otoritas pembayaran harus mempersiapkan antisipasi bila uang kripto makin merongrong kewibawaan rupiah. Penegasan ini untuk memastikan bahwa rupiah defacto maupun dejure masih dijalankan. Setidaknya Bank Indonesia harus memastikan kesiapan rupiah digital sebagai alat bayar," pungkasnya. 

(ABD)

Peluang dan Tantangan Ekonomi Bisnis Indonesia di Tengah Wabah Covid-19

Jelaskanlah prospek dan tantangan perekonomian Indonesia pada masa sekarang

Oleh: Puspa Indah Sari

Virus Corona adalah Virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut Covid-19 (Corona Virus Disease 2019). Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Infeksi Virus Corona pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan  telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan Lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona.

Sejauh ini jumlah terpapar Covid-19 di Global telah mencapai 3.727.301 orang di dunia. Sedangkan di indonesia sendiri sebanyak 12.776 orang yg sudah positif terjangkit Virus ini, dengan begitu  indonesia berada diurutan 36 dari 215 negara yang sudah terpapar (Menurut data WHO).  Covid-19 yang merebak di Indonesia tidak hanya berdampak serius pada kesehatan masyarakat, namun juga mengancam stabilitas ekonomi Bumi Pertiwi.

Upaya mengatasi penyebaran Corona juga sudah gencar dilakukan oleh pemerintah, mulai dari menerapkan Physical Distancing dan kini telah ditingkatkan menjadi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Menurut Pemenkes Nomor  9 Tahun 2020, PSBB Merupakan Pembatasan Kegiatan Tertentu Penduduk Suatu Wilayah yang diduga Terinfeksi Covid-19 Tujuannya yaitu Mencegah Penyebaran Covid-19 Disuatu Wilayah dan kini sudah secara resmi telah diterapkan oleh pemerintah. Kebijakan tersebut meningkatkan resiko sektor industri menghadapi gangguan signifikan dari sisi rantai pasok, tenaga kerja, kesinambungan bisnis hingga arus kas  usaha mereka.

Menurut penelitian Driven Innovation Lab Singapore University Of Technology And Design prediksi usainya pandemi covid-19 di Indonesia akan usai dalam 3 waktu. Yakni 97% di 7 Juni 2020, 99% di 29 Juni 2020, dan 100% di 7 September 2020. Sedangkan untuk seluruh dunia, penelitian ini memperkirakan Covid-19 akan selesai pada Desember 2020.

Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, mengatakan kunci untuk bertahan adalah tetap optimistis dan selalu beradaptasi dengan keadaan. Pengusaha yang dapat menyusun rencana terstruktur baik di masa pandemi ini maupun setelah krisis mereda akan mampu bergerak lebih cepat kembali pada trajektori pertumbuhan seperti semula.

Pandemi Virus Corona ini mengakibatkan terganggunya hampir semua industri bisnis dari berbagi sektor, kecuali bidang kesehatan, dan merubah perilaku masyarakat dunia di semua kalangan.  Ini menjadi tantangan yang sangat berat untuk ke depan, dimana selain menghadapi pandemi Virus Corona, bisnis ini dihadapkan pula dengan saatnya masuk puasa dan Lebaran, serta adanya tahun ajaran baru sekolah.

Kendati begitu, dalam keadaan saat ini juga memunculkan peluang dan harapan, yakni seperti yang dikatakan oleh Honorary Founder of IMA Hermawan Kartajaya, tidak semua sektor bisnis pun anjlok.

Ada sektor-sektor relevan yang justru bisnisnya membaik. Sebut saja sektor medis dan kesehatan, perdagangan online atau e-commerce, sampai fast moving consumer goods (FMGC) seperti obat-obatan, barang elektronik, produk makanan dan minuman kemasan.

Apalagi produk FMCG yang sangat kuat di offline kini harus beralih distribusinya secara online. Beberapa produk mulai beradaptasi dengan penjualan via e-commerce, yang ternyata lonjakannya signifikan.

Di tengah berkecamuknya kehidupan masyarakat karena merebaknya virus corona, membuat setiap orang hidup dalam ketidakpastian (uncertainty) global, oleh karena itu kita harus memiliki kemampuan untuk berinovasi dengan menciptakan ide bisnis yang sesuai dengan kondisi saat ini. Bahkan setiap negara harus merespon perubahan alam dan persaingan teknologi secara terintegrasi dan komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global, mulai dari sektor publik, swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan pandemic Covid-19 di era revolusi industri 4.0 saat ini dapat dikelola menjadi peluang.

Sebagaimana Salah satu pengusaha sukses Indonesia Sandiaga Uno mengatakan: "Whenever There is Danger, There is Opportunity" yang artinya "Di setiap ada Bahaya di situ ada Peluang"

Beberapa peluang bisnis yang dapat kita maksimalkan, dari meluapnya wabah Covid-19 di antaranya yaitu:

1. Munculnya Peluang Bisnis Online Baru (E-Business)

Dengan kemajuan teknologi dan informasi yang terjadi, maka peluang membangun bisnis online yang besar akan semakin memungkinkan. Bagaimana tidak, seiring dengan berkembangnya waktu, maka teknologi akan semakin berkembang. Dan hal tersebut tentunya dapat dimanfaatkan sebagai inovasi untuk mengembangkan bisnis akan semakin besar.

Di antara peluang bisnis di era Revolusi Industri 4.0 antara lain adalah , Bisnis jual beli online dan on-demand service (contohnya : aplikasi Gofood dan Gosend).

2. Mengurangi Biaya Produksi dan Biaya Operasional

Seperti yang disampaikan di atas, bahwa bisnis online merupakan bisnis yang membutuhkan modal sangat sedikit. Bagaimana tidak, karena dilakukan secara online, tentu operasional yang dilakukan hanya sedikit.

3. Proses Komunikasi dan Monitoring Antar Karyawan Semakin Mudah

Untuk membangun sebuah perusahan yang besar, tentu di dalamnya perlu ditunjang dengan tim atau karyawan yang solid. Dan dengan adanya media online ini akses antar karyawan tentunya semakin mudah, Lebih dari itu, waktu yang Anda butuhkan juga tak begitu banyak. Bahkan hal ini juga akan bermanfaat untuk Anda dalam mengawasi kinerja  para karyawan. Contohnya menggunakan aplikasi zoom, youmeetme, cloudx dsb.

4. Media Pemasaran Semakin Tak Terbatas

Dalam suatu bisnis, tentu teknik pemasaran merupakan hal yang paling wajib dilakukan. Di mana dengan adanya pemasaran, maka peminat produk Anda menjadi semakin banyak. Nah, dengan adanya teknologi yang berupa media online, tentu untuk melakukan pemasaran menjadi semakin mudah. Sebagai contoh, saat ini media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan WhatsApp telah digunakan hampir setiap orang, tentunya ini dapat digunakan sebagai peluang untuk memasarkan produk yang Anda jual.

5. Proses Transaksi Menjadi Semakin Mudah

Inilah yang menjadi alasan mengapa bisnis online mampu memberikan keuntungan. Ya, seperti yang dapat dilihat fenomena saat ini, segala sesuatunya seseorang lebih memilih dengan cara online. Bahkan berbagai macam opsi pembayaran online memudahkan proses transaksi karena tidak perlu menggunakan cash ataupun lewat perantaraan Bank (mbanking).

6. Peluang bisnis di bidang kesehatan dalam rangka pencegahan Covid-19

adanya aturan social distancing dan physical distancing sehingga menjadi sebuah langkah dan peluang bisnis dalam bidang kesehatan, di antaranya meningkatnya permintaan obat-obatan baik terhadap rumah sakit maupun perlunya tenaga apoteker, memproduksi cairan disinfektan, hand sanitizer, pembuatan masker dengan berbagai model dan berbagai macam bahan, pembuatan APD atau alat pelindung diri, sarung tangan kesehatan. Dalam bisnis tersebut pun tidak mungkin dilakukan secara face to face akan tetapi dijalankan melalui bisnis online.

7. Penyedia tools dalam bidang metode pembelajaran

Mewabahnya virus corona juga berdampak pada dunia pendidikan, dari mulai pendidikan dasar sampai ke jenjang pendidikan tinggi. Jika sekolah atau perguruan tinggi baik negeri maupun swasta tidak menerapkan e-learning, otomatis pembelajaran kepada siswa atau mahasiswa akan terhambat. Disinilah pentingnya pembelajaran daring (dalam jaringan) yang memanfaatkan kecanggihan teknologi yang dimiliki lembaga pendidikan tersebut. Sehingga bagi perusahaan yang bergerak di bidang IT, ini merupakan peluang bisnis dalam menyediakan perlengkapan untuk menunjang pembelajaran online.

Puspa Indah Sari adalah Mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh yang sedang Melaksanakan KKN di bawah bimbingan Romi Asmara MHum.

Artikel ini telah terbit di halaman nanggroe.net edisi Kamis, 7 Mei 2020