Jika kita pergi ke sekolah memakai alas kaki berupa


Page 2

Penderita? jang berat biasanja dikirim kerumah sakit kusta di Huta Salem.

Pemberantasan panjakit trachoom masih dalam tingkatan orientasi. Tjatatan angka” jang dipertjajai dalam tahun 1955 belum ada diterima. Menurut tjatatan jang berkundjung pada Balai” Pengobatan tahun 1954 terdapat 4432 orang, terbanjak ialah berasal dari murid sekolah Kabupaten Padang/Pariaman.

Penjakit Kelamin :

Pada tahu 1955 terdapat penderita” penjakit kelamin : di Tandjung Pinälg 32 orang, Kab. Agam 8 orang dan Sawah Lunto 3 orang. Oleh Djawatan Pemberantasan Penjakit Kelamin, jang sekarang dipusatkan di Surabaja telah ditetapkan tjara? pelaporan penderita” penjakit ini.

Ankylostomiasis :

Angk:2 chusus bagi penderita2 penjakit ankylostomiasis ini belum masuk pada Inspeksi Kesehatan Sum. Tengah, tetapi dalam tahun 1954 telah tertjatat : Ankylostomiasis 14.309 orang dan Ascaris

18.892 orang, kebanjakan berasal dari rakjat tani. Kebiasaan rakjat kita pergi keladangnja tidak pakai sepatu, atau alas kaki dan kalau keadaan ini telah dirobah jaitu membiasakan memakai alas kaki, tentu djumlah penderita penjakit ini dapat diatasi.

Kesedjahteraan Ibu dan Anak :

Dengan keluarnja tenaga bidan dari Sekolah Bidan di Bukittinggi semendjak beberapa tahun jang silam, maka hampir seluruh daerah dengan tingkatan ketjamatan telah mendapat beberapa bidan. Hanja ditempat jang sukar/tidak mampu menjediakan perumahan belum dapat diberikan bidan. Beberapa Balai Kesehatan untuk Ibu dan Anak (B.K.I.A.) telah terbentuk, sebagian dengan bantuan Wali? Negeri dan organisasi? wanita setempat.

Sebagai pengawas dari Balai? Kesehatan Ibu dan Anak telah ditempatkan dikantor Inspeksi Kesehatan, Pengawas Bidan Sjamsidar jang telah menempuh didikan chusus di Eropah. Tenaga bidan telah tjukup. Laindaerah hanja masih menunggu perumahan dan tempat B.K.I.A.

Tambahan2 bidan? jang mendjalankan usaha K.I.A, tahun '54 28 orang.

Tan ahan” bidanjang mendjalankan usaha K.I.A. tahun '55 23 orang. Disamping itu 12 orang jang sedang menanti besluitnja dan akan pergi ketempat jang telah diundjukkan baginja.

Djumlah bidano jang mendjalankan tugasnja buat usaha K.I.A. seluruh Sum. Tengah ada 95 orang, buat sedjumlah 120 B.K.I.A. Rumah sakit dan Balai Pengobatan :

Pada tahun 1954 didaerah Prop. Sum. Tengah terdapat 40 buah Rumah Sakit jang dapat menampung 2104 pasien jang harus dirawat tetap karena kesemuanja hanja mendapat 2104 buah tempat tidur.

Rumah Sakit jang 40 buah itu terdiri atas 27 buah R.S. kepunjaan Pemerintah dengan kekuatan 1466 buah tempat tidur, dan 13 buah RSS, Par


Page 3

tikulir atau perusahaan bangsa, asing dengan djumlah kekuatan 638 buah tempat tidur.

Pada tahun 1955 Propinsi Sumatera Tengah menjelenggarakan 3 Rumah Sakit Umum dan 24 buah R.S. Pembantu dengan djumlah tempat tidur 1593 buah. Rumah Sakit Partikelir dalam tahun 1955 itu tertjatat 12 buah dengan mempunjai tempat tidur 570 buah. Disamping itu dalem daerah ini terdapat 1 buah R.S. Djiwa atau disingkat R.P.S.D. dengan kekuatan 60 tempat tidur. Direntjanakan untuk memperbanjak tempat tidur sampai 120 buah.

Berkenaan dengan Balai’ Pengobatan dapat dinjatakan, bahwa diseluruh Sumatera Tengah terdapat 188 buah termasuk 59 buah Tjabang Balai Pengobatan. Pada tahun 1956 ini Rumah? Balai Pengobatan ditambah la. gi sebanjak 9 buah jaʼni di Pidjoan (Kab. Merangin), Rantau Pandan (Merangin), Muara Lembu (Inderagiri), Teluk Belitung (Bengkalis), Sungai Apit (Bengkalis), Sungai Bengkal (Merangin), Andalas/Merapalam (Padang), Kelajang (Inderagiri) dan Inderapura (P.S.K..).

Dinas Pentjatjaran :

Propinsi Sumatera Tengah pada tahun 1955 mempunjai 57 orang man tri tjatjar ,diantaranja 52 orang mantri tjatjar jang telah mempunjai dae rah (vaccine district).

Tenaga Dokter.

Pada tahun 1954 diseluruh Sumatera Tengah terdapat 47 orang tena. ga dokter Pemerintah, diantaranja 28 orang dokter bangsa asing dan 19 orang dokter bangsa/warga negara Indonesia dan pegawai seluruhnja berdjumlah 1.234 orang.

Kenang-kenangan dari masa darurat : Pentjatjaran tetap dilaksanakan

untuk membendung bahaja epidemi.

Dalam tahun 1955 tertjatat tenaga dokter Pemerintah sbb1. Dalam daerah Sum. Barat (Indonesia) 2. Dalam daerah Sum. Barat (bangsa asing) 3. Dalam daerah Riaų

(Indonesia) 4. Dalam daerah Riau

(bangsa asing) 5. Dalam daerah Djambi (Indonesia) 6. Dalam daerah Djambi (bangsa asing)

Keuangan :

Penerimaan wang buat belandja barang dalam tahun 1953 berdjumlah Rp. 11.878.800.-, dalam tahun 1954 Rp. 9.065.273,- dan dalam tahun 1955 sedjumlah Rp. 16.398.900,

Sebagian besar dari wang? jang diterima dalam tahun 1953 dan tahun 1954 belum lagi termasuk didalamnja untuk pembelian obat serta alat kedokteran lainnja. Sedangkan dalam tahun 1956 dalam angka itu telah termasuk wang guna pembelian obat2 sebanjak 8 djuta rupiah jang arti. nja dalam tahun 1955 hanja tinggal untuk belandja barang sebanjak Rp. 8.398.900,-. Melihat perbelandjaan jang diterima tersebut njatalah lebih kurang dari penerimaan tahun 1953 dan tahun 1954.

Kalau diatas tadi kita melihat, bahwa dari sudut keuangan kita telah sampai kepada kemunduran, akan tetapi sebaliknja dalam usaha pembangunan gedung” baru untuk kesehatan dalam tahun1953, 1954 dan 1955 kita dapat mentjapai kemadjuan, dimana dalam tahun 1953 sadja telah dikeluarkan oleh Pemerintah Propinsi wang sedjumlah Rp. 4.631.440,–, dalam tahun 1954 Rp. 4.069.540,- dalam tahun 1955 hanja 1 djuta rupiah termasuk lagi pembelian perabot baru untuk Rumah Sakit Umum jang baru didirikan.

Kalau kita tindjau sedikit kezaman jang lalu, maka njatalah bahwa perikanan darat ini barulah diintensifir usahanja dengan mendjadikannja satu djawatan pada awal tahun 1952 sesudah pemulihan.

Dizaman Hindia-Belanda urusan Perikanan Darat ini diurus oleh Djawatan Pertanian jang mempunjai satu bahagian dengan nama Binnenvisserij van de Landbouw Voorlichtingsdienst. Untuk ini ditugaskan pada Landbouw Voorlichtingsdienst Sumatera Barat seorang Adjunct Visserij Consulent jang berkedudukan di Bukittinggi. Dihalaman kantor Pertanian tersebut dibuat beberapa buah tebat peternakan ikan dan disamping itu didatangkan pula berdjenis-djenis ikan jang mudah dikembangkan seperti ikan tawes (puntius Javanticus), sapat-siam (trighogaster piktoralis) dan ikan timah (panchas-panchas). Pun diusahakan djuga untuk mengembang kan ikan mas dan ikan rajau. Dizaman Djepang didatangkan ikan mudjahir (tilapia mosangbica) dari Djawa, jang umum dinamakan waktu itu ikan Djepang. Mudjahir ini sudah menjesuaikan diri diperairan Sumatera Tengan dan segera berkembang biak dalam waktu jang singkat.

Seterusnja sesudah proklamasi kemerdekaan, perikanan darat ini tetap diurus oleh Djawatan Pertanian Rakjat, sampai pula kemasa pemulihan. Sesudah pemulihan, maka kelihatan timbulnja minat rakjat untuk memperluas pemeliharaan ikan ditepat-tebat, dikolam-kolam dan dirawaraua. Tegasnja diair tawar.

*) Perahu nelajan berangkat menangkap ikan.

Oleh karena itu urusan perikanan darat ini lalu diserahkan pelaksanaannja kepada Djawatan Perikanan Darat sendiri. Lalu diusahakan oleh pemerintah dengan perantaraan Djawatan Perikanan Darat sendiri untuk memperluas tempat peternakan ikan jang terus disebarkan kepada rakjat.

Dalam tahun 1952 tempat peternakan ikan itu ialah :

1. Peternakan ikan di Padang Magek, Kab. Tanah Datar jang terletak

di djurusan djalan ke Ombilin 7 km dari Batu Sangkar.

Peternakan ikan di Lubuk Sikaping, Kab. Pasaman dan sebuah lagi = 142 km. dari Lubuk Sikaping djurusan ke Bukittinggi.

Peternakan ikan di Padang Tinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota..

Tempat pembibitan dalam tahun 1952 pun telah menghasilkan ratusan ribu bibit ikan jang terus didjual dan disebarkan ke Kabupaten” lain. Umparanja peternakan di Padang Magek sadja telah menghasilkan 251. 800 ekor bibit ikan dalam tahun 1952, jang terdiri dari 148.800 ekor ikan tawas, dan 103.000 ekor ikan mudjahir, jang mana berarti seperempat miljun anak ikan membandjiri daerah Sumatera Tengah.

Pun telah didatangkan dalam tahun itu djuga untuk diternakan ikan? Sinjonja, ikan tambakan dan ikan mas panten.

Sawahladang menghasilkan beras, dan tebat? menghasilkan ikan

untuk teman nasi.

Kalau diingat bahwa selama tahun 1951 telah ditebarkan sedjumlah 1.774.000 anak ikan, atau l.k. satu tiga perempat djuta, maka dalam tahun 1952 telah ditebarkan 3.130.731 anak ikan atau tiga djuta lebih, maka keli


Page 4

hatanlah bagaimana besarnja hasrat rakjat untuk beternak ikan, serta semakin luasnja usaha Djawatan Perikanan Darat selama tahun 1952

Selama tahun 1953 usaha dilandjutkan untuk lebih menggiatkan peternakan ikan dengan djalan menjebarkan bibit dan memberi pimpinan bagi usaha perikanan rakjat.

Sehingga Djawatan Perikanan Darat memasuki tahun 1954 dengan pe. ngalaman dan tenaga jang telah ditambah.

Djawatan Perikanan Darat djuga memberikan petundjuk? tertulis tentang tjara2 mempertinggi hasil dan mutu

perikanan darat.

Pembikinan tebat peternakan ikan.

Peternakan? ikan ini dibikin ditempat-tempat jang ternjata ada kekurangan benih? ikan untuk penebaran ditebat2 rakjat dan untuk menambah penjebaran ikan diperairan umum.

Sampai achir tahun 1954 Djawatan Perikanan telah mempunjai 7 peternakan ikan jang dibeajai oleh Propinsi dari fonds R.KI. jaitu :

Di III Koto, Manindjau (Kabupaten Agam) luas Di Padang Tinggi, Pajakumbuh (Kabupaten 50 Kota) luas Di Padang Magek, Batusangkar (Kabupaten Tanah Datar) luas Di Sitjintjin (Kab. Padang/Pariaman) luas Di Lubuk Sikaping (Kab. Pasaman) luas Di Padang Marpujan (Kab. Kampar) luas Di Sungei Penuh (Kab. Pesisir Sel/Kerintji) luas

0,33 ha. 0,50 ha. 0,60 ha. 0,40 ha. 0,50 ha. 0,30 ha. 0,50 ha.

Dari tudjuh tempat peternakan ini hanja 3 jang sudah lantjar djalannja jaitu Padang Tinggi, Padang Magek dan Lubuk Sikaping. Jang lainnja masih dalam tingkat pembangunan, sedang dalam bulan Desember 1954 sedang dibikin lagi satu peternakan di Beringin (Rao).

Selain dari peternakan” ini di Rao telah diusahakan pembukaan tebat membesarkan ikan seluas 6 ha, baru 13 bahagian telah dalam exploitasi. Peternakan” tersebut diatas dalam tahun 1954 telah menghasilkan + 1500. 000 ekor benih ikan jang sebahagian besar telah didjual kepada rakjat de. ngan harga Rp. 11.567.50. Tebat pembesaran Rao telah menghasilkan Rp. 3.997,70,

Berhubung dengan perluasan tebat? dan intensivering pemeliharaan ikannja, maka kebutuhan rakjat akan benih” ikan, terutama ikan mas/rajo dan tawas meningkat dengan pesat sekali, sehingga produksi benih dari peternakan ikan rakjat dan Djawatan tak dapat mentjukupi pesanan benih seluruhnja.

Djumlah luasnja tebat? peternakan ikan dalam tahun 1955 adalah sbb:

Peternakan ikan rakjat 72.6178 ha. (Th. 1954 : 11,79 ha). b. Peternakan ikan Djawatan 5,78 ha. (Th. 1954. 2,83 ha).

Tempat? peternakan ikan pada th. 1955 ada mendapat perobahan, se perti : Di Beringin (Kab. Pasaman) mempunjai luas 1,50 ha. dapat diperluas dengan 1 ha. lagi. Di Sitjintjin (Kab. Padang/Pariaman) jang luasnja 0,40 ha. pada bulan Agustus 1955 dihapuskan, berhubung ongkos exploitasinja terlalu tinggi. Di Padang Marpujan (Kab. Kampar) seluas 0,30 ha., dirobah mendjadi tebat pembesaran.

Kemudian pada achir tahun 1955 peternakan ikan ini ditambah dengan pembikinan baru di :

Gumarang (Kab. Agam) Surian (Kab. Solok) Djambi

0,25 Ha. 0,60 Ha. 0,25 Ha.

Sedangkan peternakan di Beringin (Rao) diperluas dengan 0,25 Ha. dan di Pajakumbuh

0,50 Ha.

Perluasan ini dibiajai dengan uang R.K.I. sebanjak Rp. 80.000,— jang baru dapat diterima pada pertengahan bulan Desember 1955. Dengan ini !

Setelah ditangkap, maka ikanitu lalu dikeringkan, agar tahan lama, dan dapat dikirim ketempat-tempat jang memerlukan. Diatas kelihatan hasil usaha

nelajan dipantai Air Bangis, Kebupaten Pasaman. maka luas peternakan ikan Djawatan pada achir tahun 1955 mendjadi 5,78 Ha. Hasil peternakan ikan Djawatan dalam tahun 1955 : 608,531 ekor ukuran 2-5 cm, sedang dalam tahun 1954 tertjatat sedjumlah 1.500.000 ekor.

Tebat? pembesaran :

Tebata ini mendapat perluasan dalam tahun 1955, terutama dibagian Sumatera Barat. Djuga didaerah sebelah Timur seperti Djambi, Tampino, Badjubang dan lain tempat nampak perkembangan pemeliharaan ikan dalam tebat. Pada tahun 1954 telah terdaftar 2.24,05 Ha. tebat rakjat, sedang dalam tahun 1955 ada sedjumlah 2.840 Ha.

Djenis ikan jang terbanjak dipelihara ialah ikan mas/rajo dan ikan tawas, disamping ini djuga dipelihara ikan gurame (kaluih), nilein (paweh), mudjair, sepat siam, garing (kelemek) dan Kapiek.

Djumlah ikan makanan jang dihasilkan dari tebat dalam tahun 1954 ada 950.000 Kg, sedang dalam tahun 1955 ada sebanjak 689.265 Kg.

Kolam sawah :

Disamping pemeliharaan ikan dalam tebat, djuga diusahakan pemeliharaan ikan disawah sebagai palawidja (ikan mas/rajo), terutama di Kebupaten* Again, 50 Kota, Tanah Datar dan Solok.

Pemeliharaan ikan bersama padi belum banjak dilakukan. Selain ikan makanan, kolamo sawah itu djuga dipergunakan untuk menghasilkan benih” ikannja. Luas serta hasilnja pemeliharaan ikan disawah ini adalah sebagai berikut :

Perikanan di perairan umum :

Di Sumatera Tengah luasnja perairan umum jang merupakan lapangan perikanan darat ada ratusan ribu Ha dan terdiri dari :

Danauo dan telaga” di Sumatera Barat (+ 30.000 Ha)

b. Rawadan tasik?, terutama didaerah sebelah Timur.

Sungai” jang besar” seperti : Batang Hari, Inderagiri, Rokan, Kampar dan Siak serta anak sungainja. Tetapi lapangan penangkapan ikan jang sekian luasnja itu nampaknja belumlah dapat menghasilkan sebagaimana mestinja karena disebabkan beberapa faktor seperti letaknja djauh, djumlah nelajan penangkap ikan sangat ketjil, kökurangan dalam alat penangkapnja dan lain” sebagainja.

Hasil ikan dari perairan umum :

Sungguhpun terdapat beberapa kes tan penangkapan ikan dari pe. rairan” tersebut diatas, namun ternjata hasilnja djuga agak tinggi seperti dibawah ini :

Danau? dan telaga? : Rawa” dan tasik Sungai-sungai

tahun 1954 3.842.800 kg. tahun 1955 2.214.040 kg. tahun 1954 1.153.690 kg. tahun 1955 277.193 kg. tahun 1954 19.908.390 kg. tahun 1955 23.509.591 kg

Selain dari ikan besar (ikan makanan) diperairan itu diusahakan penangkapan anak ikan garing, kelemak, kapiëk jang dipergunakan untuk dipelihara dalam tebatrakjat didaerah” jang sukar mendapat benih ikan jang biasa dipelihara seperti ikan mas, tawes dan lain2.

Penangkapan benih ikan liar itu diusahakan antara lain disungai? Batang Hari (Djambi dan sekitarnja), Batang Sumpur (Pasaman), Danau Singkarak. Djumlah hasil penangkapan ikan ini dalam tahun 1955 adalah : 9.599. 897 ekor, sedang tahun 1955 ada sedjuinlah 1.500.000 ekor.

Penebaran benih? ikan :

Perairan didaerah sebelah timur belum perlu ditebari benih” ikan tam. bahan. Djumlah benih ikan jang ditebarkan dalam tahun 1954 terdiri dari 1.218.750 ekor benih ikan ukuran 3-8 cm seharga Rp. 50.000,-., sedang dalam tahun 1955 telah ditebarkan pula sedjumlah 178.000 ekor benih ikan mas, tawes, nilem (ukuran 3 -- 12 cm) dan 1.691 ekor bibit ikan besar dengan perongkosannja sebesar Rp. 35.000,- jang dibeajai dengan fonds R.K.I.

Kesimpulau basile ikan seluruhnja :

Dari angka jang telah diuraikan tadi dapat diambil kesimpulan, bahwa djumlah hasil ikan dalam tahun 1955 ternjata ada meningkat kalau dibandingkan dengan hasil dalam tahun 1954.

Usaha bantuan kepada rakjat :

Selain daripada penebaran benih ikan diperairan umum jang hasilnja dapat ditangkap oleh rakjat nelajan disekitar perairan itu, oleh Djawatan Perikanan Darat djuga telah diusahakan beberapa bantuan untuk memperbaiki keadaan sosial-ekonominja para nelajan perikanan darat ini, antara lain mengusahakan alat? dan bahan? perikanan lain sebagainja.


Page 5

Applikasi Kursus Manteri Kepala,

Kursus ini diadakan untuk menambah pengetahuan tentang teori pertanian bagi Mantri' Kepala jang akan didjadikan Pengamat Pertanian. Pada achir Oktober 1955 sudah berachir kursus jang ke.III kalinja jang diiku ti oleh 12 orang Mantri Kepala dan madju 10 orang.

Sekolah Kepandaian Putri Pertanian (SKPP).

Di Solok pada tahun 1954 sudah didirikan oleh Kementerian PP. & K. sebuah Sekolah Kepandaian Putri Pertanian (SKPP), Disekolah itu sela. in dari kepandaian rumah tangga dan pengetahuan umum, diadjarkan djuga peladjaran bertani baik berupa teori maupun praktek.

Banjak djam peladjaran tentang pertanian sania dengan peladjaran jang lain itu (sama“ 50%). Oleh sebab itu oleh Djawatan Pertanian ditempatkan disitu 2 orang penjuluh wanita (tamatan SPMA) untuk memberi peladjaran tentang pertanian.

Kundjungan keluar negeri/daerah.

Pada tahun 1955 telah ditundjuk untuk menambah pengetahuannja ke. luar negeri 2 orang pegawai pertanian tingkatan Penjuluh ke Amerika untuk peladjaran rumah tangga dan untuk kursus sampling.


Page 6

Padi ladang tahun 1954 jang ditanami seluas 77.787 ha dengan produksi 114.623.997 ton dan padi salek seluas 1508.82 ha dengan hasil 3.041,973 ton.

Pemakaian beras :

Dalam tahun 1954 daerah Sumatera Barat praktis tak memasukkan beras sama sekali, dan dari sebahagian hasilnja diexport kedaerah Sumatera Tengah bahagian Timur, seperti kedaerah? Kampar, Bengkalis dan Riau. Dalam tahun 1954 perkiraan kebutuhan makanan bagi setiap djiwa ialah 250 kg. padi dan djika didjadikan beras kira160 kg. dalam setahun.

Kebutuhan dalam tahun 1955, djika per djiwa setahun 250 Kg. padi maka dibutuhkan untuk penduduk Sumatera Tengah 913.968 ton padi, bibit 40 Kg/ha.

13.334 ton padi,

Andaikata penghasilan tahun 1955 sedjumlah 727.607 ton padi, maka ter dapat kekurangan sedjumlah 199.695 ton padi. Djika dihitung uitlevering beras 60%, maka kekurangan beras ialah 60% dari 199.695 ton = 119.817 ton beras, dibundarkan mendjadi 120.000 ton beras. Palawidja :

Salah satu tjara untuk membantu pemakaian beras, ialah tanaman palawidja, jang termasuk didalamnja jang penting? sadja ialah djagung, katjang tanah, satjang hidjau, kedele, ubi kaju, ubi djalar dan talas. Hasila jang diperdapat tahun 1954 adalah sbb :

Hasil tanaman muda (palawidja) tahun 1955 adalah sbb :

Rakjat kembang padi mendjadi

! Onggokan padi jang merupakan lambang kemakmuran.

III. BAHAGIAN TANAMAN TUA :

Penjebaran bidjo dan bibit dalam tahun 1954 dan tahun 1955 di Suma. tera Tengah adalah seperti dibawah ini :

Angkap penjiran bibit ditahun 1955 ialah sd. September 1955 sebab dari triwulan IV belum diterima angka’nja. Ditahun 1955 ini penjiaran bidjo tjengkeh djauh berkurang dari tahun 1954, oleh karena jang empunja pohon induk, lebih beruntung mendjual bunga tjengkeh dari pada mendjual bidjo.

Pada bulan Desember 1955 telah dibentuk di Sumatera Tengah Panitia Serat tentang penanaman rami dan pemintalan benangnja atas usaha dari Gubernur Sumatera Tengah sbb :

: Inspektur/Kepala Djawatan Pertanian Sum. Tengah.

Secretaris : Amirsjah gir. Dt. Tjabie Nan Hitam.

Anggota : Inspektur. Kehutanan Sumatera Tengah dan Kepala Perin

dusterian Sumatera Tengah.

Dari penanaman rami di Kebun Sukamenanti jang ditudjukan untuk tanaman pertjobaan dan pembibitan ada berdjalan dengan baik. Pada permulaan triwulan IV/1955 jang lalu telah dimulai pemungutan hasilnja.

Kebun bibit Tanaman Tua jang diusahakan didaerah Sumatera Tengah adalah sbb :

Wahai lembuku lekas sedikit, Bukanlah engkau ada penjakit, Engkau membadjak dikaki bukit, tidaklah makanmu berdikit-dikit

(Lagu Taman Kanak”) III. TANAMAN PERKEBUNAN (TUINBOUW).

Dalam tahun 1955, kebun? untuk keperluan mentjari djenis baru terutama kebun pertjobaan/pertjontohan dan koleksi adalah sbb :

Djumlah luas dari kebun” itu semuanja ada 2800 ha. dan jang dapat dikerdjakan baru luas lk. 500 ha atau lk. 18%, terbagi atas : Ik. 150 ha. untuk tanaman setahun, lk. 180 ha., untuk tanaman tua dan Ik. 170 ha. untuk tanaman perkebunan.

Pupuk :

Kebutuhan akan pupuk buatan dan ratjun serangga dan penjakit untuk daerah Sumatera Tengah tiap tahunnja adalah sbb :

1.000 ton popok S.S. (Z.A. + D.S.) 400 ton pupuk Z.A.

100 ton pupuk ratjun ulat. Barang? jang tersebut diatas, harus didatangkan dari luar negeri dan biaja jang diperlukan kira Rp. 6.000.000,- Usaha untuk mendatangkan bi bit kentang dari luar negeri, untuk mengganti bibit kentang jang ada didaerah kita ini dan sudah „ge-degenereerd" belum berhasil, karena sulit untuk mendapat deviezen.

IV. BAHAGIAN R.K.I. (Rentjana Kemakmuran Istimewa),

Urusan? jang diselenggarakan oleh bahagian RKI dalam garis besarnja terbagi atas : Balai Benih (zaadhoeve), Perusahaan Pertjobaan Tanah Kerintji (PPTK), Balai Pendidikan Masjarakat Desa (BPMD), Pendjagaan ta nah larut, memperbaiki tanaman tua, Biologische Cultuurmethode (BCM), Perkebunan rakjat, penambatan produksi bahan makanan, mechanisasi per tanian dan lain.


Page 7

jang diterima dari Djawatan Kehewanan Prae-federal ditempatkan disana dengan membuat kandang darurat. Ternak inilah jang mendjadi modal pertama dalam pembangunan kembali usaha peternakan di Padang Menggatas.

Dalam kwartal 1 tahun 1951 dapatlah kredit dari Pemerintah Sumatera Tengah untuk pemulihannja kembali, kemudian diterima lagi kredit tambahan dari Pemerintah Pusat. Orang jang telah menempati tanah? Padang Menggatas itu dipindahkan ketempat lain dengan memberi mereka penggantian kerugian Dalam tahun 1951 telah dapat dibangunkan kembali rumah Dokter Hewan, Kantor Kliniek/Apotheek/Laboratorium, 9 buah kandang, 3 rumah pekerdja, 2 rumah mandur dll. Dalam pada itu dipesan pula dari Amerika 4 ekor kuda Arab asli, dari Djawa sapi perahan, biri' dan oleh Pusat Djawatan Kehewanan didatangkan pula kuda Sandel untuk diternakkan.

Dalam tahun 1952 dan tahun 1953 telah didirikan lagi 4 kandang dan - kandang karantina, tambahan rumah pekerdja dll.

Didjalan Limbukan Pajakumbuh telah dibeli 7 ha tanah pada awal tahun 1951. Ditempat ini telah didirikan beberapa kandang ajam dan kandang itik.

Selandjutnja djuga didjalan Panorama Bukittinggi telah dibeli sebidang tanah, dimana pada awal tahun 1952 telah didirikan kandang ajam, broedinrichting anex kantor. Djenis? ajam didatangkan dari luar negeri terutama dari Australia. Dalam tahun 1952/1953 telah dan sedang didirikan tambahan kandang' ajam, rumah pekerdja dan lain.

Banjak lagi tanah jang dibeli guna peternakan tersebut seperti di Udjung Gurun Padang, di Tarok (Bukittinggi), di Teluk Bajur dan lain'nja.

Kuda bibit pemerintah di Padang Menggatas, mendapat perhatian besar

dari para penindjau Usaha” memadjukan peternakan. 1. Peternakan kuda.

Untuk memperbaiki mutu kuda rakjat, oleh Pemerintah pada tahun 1952 ditempatkan dibeberapa wilajah kuda bibit Pemerintah sedjumlah 14 ekor. 45 ekor sapi djantan persilangan Ongole dari rakjat. Dengan ini berdjumlah pedjantan jang telah diserahkan memakainja kepada rakjat mendjadi 153 ekor. Pada achir tahun 1952 djumlah ini berkurang (disembelih, mati, ketjelakaan) dan tinggal 142 ekor. Selandjutnja dibeli dan diserahkan kepada rakjat meme liharanja dengan perdjandjian anaknja dibagi dua sedjumlah 101 ekor sapi persilangan Ongole jang djuga ditempatkan diberbagai daerah.


Page 8

bah dengan ribuan pulau’nja jang pada umumnja mempunjai ħutano jang sangat produktief jang mana sedjak „sebelum perang” sampai dewasa ini sangat terkenal dengan „daerah panglongnja".

Disuatu tempat disebelah Tenggara terdapat satu Suaka Margasatwa

Berbak seluas 190.000 Ha, dimana binatang“ (liar) seperti gadjah. buaja dan djuga ikan dapat hidup dengan amannja.

B. Letaknja.

Inspeksi Djawatan Kehutanan Sumatera Tengah meliputi seluruh Daerah Propinsi Sumatera Tengah jang terdiri dari 3 keresidenan, terbagi mendjadi 4 Daerah Hutan jaitu : Daerah Hutan Sumatera Barat, Djambi, Bengkalis/Kampar dan Riau. (Daerah Hutan Bengkalis/Kampar dan Riau terdapat dalam Keresidenan Riau).

C. Luasnja.

Luas Inspeksi Djawatan Kehutanan Sumatera Tengab = 182.338 km dan luas hutannja 128.941 km”, djadi kira’ 70% dari luas daerah seluruhnja. Diantara hutan jang luas itu terdapat £ 2.184.927 Ha hutan simpanan jang terdiri dari 93 tempat. Disamping hutan simpanan tsb. terdapat pula Tjagar Alam dan Suaka Margasatwa jang semuanja berdjumlah 206.543,42 Ha.

Sebagai perbandingan dapat ditambahkan disini, bahwa luas Pulau Djawa $ 13.000.000 Ha, sedang luas hutannja seluruhnja kira3.000.000 Ha, djadi + 23%.

D. Pemeliharaan hutan.

Didalam soal pemeliharaan ini sangat disajangkan, karena tanah hutan pelindung telah banjak jang gundul atau bertumbuhan hutan alang’, rumput an dan lain? jang semuanja diakibatkan oleh pembukaan hutan setjara besar'an untuk perladangan selama pendudukan Djepang dan semasa berkobarnja revolusi.

Untuk perladangan itu, rupanja jang dibuka oleh penduduk tidak hanja dalam hutan negeri (hutan penduduk) sadja, tetapi djuga hutan simpanan turut mendjadi sasaran. Menurut taksiran hutan simpanan telah gundul kira? 10.000 Ha dan tanah hutan negeri dalam keadaan jang sama, bahkan ada jang sudah mendjadi tandus tidak kurang dari 200.000 Ha.

Usaha kearah perbaikan keadaan ini sedang dan terus didjalankan. Oleh Djawatan Kehutanan telah diadakan reboisasi diberbagai tempat dalam hutan simpanan sedjak tahun 1951; selama 5 tahun sudah ditanami kembali seluas 552 Ha, dengan djenis : Acacia decurrens, Surian (Toona Sureni), Madang sirai (Persea) dll. Usaha ini dapat dipertjepat/diperluas djika keuangan mengizinkan.

Selain dari reboisasi tsb. tidak kurang pula pentingnja pemeliharaan batas hutan simpanan dengan tanda batasnja, supaja djelas bagi rakjat jang mana Bhutan terlarang. Djalan* dibatas hutan simpanan tsb. pandjangnja lebih dari

8069,7 km, dan kebanjakan diantaranja belum pernah dipelihara (onderhoud) sedjak petjahnja Perang Dunia ke II.

Kemudian mengenai pemeliharaan terhadap Tjagar? Alam dan Suaka Margasatwa sendiri. Seperti diketahui tempat jang tsb. harus berada dalam keadaan tidak ter-usik”, maka pengawasan terhadap segala matjam gangguan selalu didjalankan.


Page 9

Bunga Rafflesia Arnoldi jang terdapat dalam Tjagar Alam Batang Palupuh seluas 3,4 Ha kira? 11 km dari Bukittinggi, merupakan satu daja penarik hati bagi umum. Pada waktu belakangan ini sudah mendjadi kenjataan bahwa Dae. rah Hutan Sumatera Barat nampaknja adalah satu daerah Rafflesia. Buktinja dapat diterangkan disini, bahwa selain dari Batang Palupuh, djuga telah diketemukan tempat tumbuh Rafflesia jang baru jakni : 1. Padang Tinggi dalam Kebun Raya jang diketemukan tahun 1955. 2. Halaban, dalam hutan simpanan diketemukan sedjak Desember 1955 dan 3. Tarusan Kamang dalam hutan negeri jang diketemukan dalam bulan Maret 1956.

E. Pemungutan tjukai/bunga kaju.

Dalam hutan negeri, kaum partikulir jang disebut pihak ke III banjak mengadakan pemungutan hasil hutan, mulai dari penebangannja sampai kepada pen djualannja didalam maupun diluar negeri. Terhadap semua pengambilan hasil hutan ini dipungut bunga kajunja (tjukai) oleh Djawatan Kehutanan. Pemungutan hasil hutan itu bukan untuk kaju’ pertukangan sadja, tetapi djuga : kaju teki, nibung, kaju bakar, arang kulit kaju dll.

Dari angka statistik jang dikumpulkan dapat diketahui, bahwa sedjak tahun 1951 sd. Oktober 1955 bunga kaju telah melebihi angka 30 djuta rupiah.

DAFTAR BUNGA KAJU PADA INSP. KEHUTANAN SUM. TENGAH

TAHUN 1951 s/d OKTOBER 1955

Pengambilan hasil hutan di Sumatera Barat chusus untuk pemakaian dalam negeri sadja; sedangkan hasil hutan dari Daerah Hutan Bengkalis/Kampar dan Riau dan sedikit dari Djambi, dimana terdapat daerah panglong (Panglonggebied) hampir seluruhnja diexport keluar negeri (Singapura).

EXPORT JANG DISELENGGARAKAN OLEH PIHAK KE III DARI

DAERAH? HUTAN BENGKALIS DAN RIAU TH. 1951 sd. 1955

Penghasilan/pengeluaran Insp. Djawatan Kehutanan Sum. Tengah dalam tahun 1951 sd. Oktober 1955. Penghasilan :

Djika kita perhatikan angka’ statistik pada Kantor Inspeksi Djawatan Kehutanan Sumatera Tengah tentang penghasilan dan pengeluaran jang diselenggarakan dalam Inspeksi ini, maka akan dapatlah diambil kesimpulan, bahwa tiap tahun diperoleh angka penghasilan jang lebih besar daripada pengeluaran seluruh nja. Ini berarti bahwa Inspeksi Djawatan Kehutanan Sumatera Tengah sudah dapat tetap memberikan „isi" kepada kas negara seperti sebelum perang.

G. Lain-lain.

Oleh Balai Penjelidikan Kehutanan Bogor telah diadakan penjelidikan tentang permudaan hutan’ nibung di Daerah Hutan Bengkalis/Kampar dan demikian djuga tentang permudaan alam didaerah Hutan Sumatera Barat jakni di Pasaman.

Pentjadangan hutan perlu dan sedang dikerdjakan di Djambi dan Inderagiri.

H. Penutup.

Sebagai penutup uraian ini, perlu rasanja ditambahkan disini, bahwa para petugas Djawatan Kehutanan didaerah ini telah ber-angsur menudju kesempurnaan berkat adanja sekolah /kursus jang dibuka.

Dari hutan kepembangunan rumah rakjat, melalui perusahaan

penggergadjian kaju


Page 10

Dalam tahun 1955 telah diadakan £ 13 ha kebun pembibitan karet, terpentjar didaerah sbb. :

3. Kebun Pertjobaan.

Kebun Pertjobaan didaerah Sumatera Tengah terdapat pada 2 tempat : a). di Sei. Tiga (Djambi) dengan luas 40 ha terdiri dari 10 object. b). di Sukamenanti (Sumatera Barat) dengan luas 24 ha terdiri dari 6 object.

Kebun Pertjobaan Sei. Tiga tanahnja dikerdjakan pada pertengahan s/d achir tahun 1953. Penanaman karetnja dilaksanakan pada bulan Djanuari 1954. Dalam tahun 1955 telah ditanam tanaman selanja, ketjuali tanaman salak, sedangkan untuk tanaman gambir kemudian diganti dengan tanaman kopi. Keadaan tanamannja baik karet maupun tanaman selanja ternjata subur, ketjuali tanaman pisang dan cacao.

Kebun Pertjobaan Sukamenanti tanahnja dikerdjakan pada pertengahan s/d achir tahun 1953, dan penanaman karetnja dilaksanakan pada bulan Desember 1953. Sedangkan tanaman selanja ber-angsur telah diselesaikan.

Pertumbuhan tanaman tsb. tjukup memuaskan, tetapi disajangkan banjaknja gangguan” babi hutan jang sangat merugikan dan dengan susah pajah, sebagian besar dapat terpelihara dan tumbuh dengan baik.

4. Perusahaan Sheet Central.

Untuk mendidik rakjat dalam tehnika pengolahan jang baik dalam usaha bersama setjara kolektif kearah koperasi, agar rakjat tidak lagi mendjadi alat dari kapitalo asing, tetapi dapat turut mengenjam keuntungan hasil kebunnja, maka dalam tahun 1954 telah didirikan perusahaan sheet central 2 buah jakni di Bangkinang dan Pulau Pundjung.

Ke-dua‘nja berdjalan dengan baik terutama di Pulau Pundjung (Kab. Sawahlunto/Sidjundjung) lebih baik daripada di Bangkinang. Rakjat disekitar pabrik Pulau Pundjung mulai insjaf akan usaha tersebut. Produksi RSS telah mentjapai 1 ton/hari dan sebetulnja masih lebih dari itu; tetapi karena kesulitan dalam hal keuangan antara lain masih termasuk dalam ICW; belum IBW maka belum seluruhnja kebun rakjat disekitarnja dapat diexploiteer.


Page 11

Perindustrian dinegara kita telah berangsur madju djuga. Banjak perusahaan dan kilang’ berdiri dengan modal dan usaha bangsa Indonesia sendiri. Industri jang dipimpin bangsa asingpun telah pulih pula kepada keadaan sebelum perang. Bahkan dibeberapa sektor telah lebih madju dari sebelum perang. Kemadjuan ini tampak dengan njata di Djawa. Tetapi didaerah kita di Sumatera Tengah ini, barulah industri ketjil dan industri rumah jang berangsur meluas, sesuai dengan kegiatan dan kesanggupan bangsa kita didaerah ini. Dari daftar jang kami turunkan dibawah ini, dapatlah para pembatja mempedomani sampai dimana gerak madju perindustrian itu diberbagai lapangan penghidupan didaerah Sumatera Tengah ini :

*) Industri logam di Sungai Puar (Kab. Agam) adalah merupakan industri ru

mah jang sudah tradisionil.

No. Djenis perusahaan dan

hasilnja

Djumlah perusahaan dan penghasilan dari tahun ketahun 1952 1953

1954

47 bh 995.700 t.

150 bh 415.675 t.

15 bh

18 bh

ton 104 bh 797.214 t.

14 bh 25.559 t. 31 bh

- t. 22 bh

t. 3 bh

t. 3 bh

t. 4 bh

t. 5 bh

- t. 17 bh 32.037 It.

9 bh

30 bh 1385 ton

128 bh 1013.613 t.

14 bh 25.559 t.

148 bh 1010.800 t.

32 bh 1007.800 t.

8 bh 20.690 t.

3 bh 10.675 t.

4 bh 62.785 t.

5 bh 6.826 lt.

33 bh 864.749 lt.

23 bh 519.406 lt.

19 bh 3186.256 t.

31 bh 690 ton

150 bh 381.625 t. 13 bh

. t. 158 bh 2508.512 t.

32 bh 1720 t.

17 bh 2.625 t.

3 bh 14.796 t.

18 bh 80.568 t.

5 bh 8.260 lt.

28 bh -176.904 It.

30 bh 513.100 t.

18 bh 4221.540 t.

117 bh 2107.876 t.

775 bh $638.156 t. 14 bh

t. 206 bh 2968.906 t.

16 bh 120.128 t.

4 bh 24.800 t.

3 bh 11.694 t. 18 bh

t. 7 bh 6.505 lt.

27 bh 123.878 It.

35 bh 516.228 t.

30 bb 5241.700 t.

3 bh 6812 Kg

19 bh 49.240 t.

189 bh 2850.510 t.

48 bh 2125 t.

17 bh 2.175 t.

3 bh 13.890 t.

18 bh 65.470 t.

7 bh 1.125 lt.

28 bh 170.860 It.

32 bh 500.689 t.

21 bh 5895.745 t.

3 bh 6996 Kg

14. Pemotongan Hewan

(Daging lembu/babi)

IV, Industri Textiel

(Pertenunan). 1. Sarung

41 bh. 4.915.384 hl.

1 bh. 36.575 hl.

41 bh. 1139.809 hl.

1 bh. 20.802 hl.

16 bh. 125.684 hl.

2 bh. 402.250 hl.

66 bh 2.460 bh

6 bh 3600 stel

66 bh 2800 bh

8 bh 3500 stel


Page 12

Mesin tjetak dari berbagai ukuran dan bentuk, mulai jang ketjil sampai jang besar, berputar terus melaksanakan tugasnja dilapangan penerbitan. Pendidikan & peladjaran djuga bersendikan perindusterian.

Selain daripada itu terdapat pula berbagai hasil dari perusahaan ini jang penghasilannja dapat ditaksir untuk tahun 1955 sadja seperti : 1. T. handuk 644 bh, 2. Sumur 1244 bh, 3. Djendela kembang 20 bh, 4. Pa-

gar besi 1548 bh, 5. Divan 220 bh, 6. Kursi Otobus 1048 bh, 7. Harmonicagaas 6000 bh, 8. Gerobak 16 bh, 9. Droogstong 24 bh, 10. Tonggak 44 bh,

11. As otobus 132 bh, 12. Plong 8 bh, 13. Kaleng 601.134 bh, Tutup botol 3.938.802 bh, 15. Tutup kaleng 194.998 bh, 16. Ember 16.220 bh

5. Tukang Blik

(Alat rumah/dapur)


Page 13

DJAWATAN PEREKONOMIAN UMUM SUM. TENGAH

Dalam tahun 1954 harga karet memperlihatkan tendens naik. Dalam triwulan III tahun 1954 tertjatat harga jang tertinggi untuk unsmoked sheet R" dikota Padang, Djambi dan Pakan Baru dengan masing” Rp. 4,- Rp. 5,30 dan Rp. 4,– per kg.

Karena mulai meningkatnja harga karet, maka harga kebutuhan seharihari djuga makin meningkat. Dalam hal ini sebagai suatu tjontoh jang dapat ditjatat harga beras kwalitet No. 2 di Padang ada sebesar Rp. 2,- per kg. Pada achir triwulan III tahun 1954 itu naik mendjadi Rp. 2,35. Harga textiel membubung dengan sangat luar biasa sekali. Selama triwulan III harga itu mendjadi naik antara 20 dan 40%.

Tetapi pada triwulan III tahun 1955 karena pertukaran Kabinet dalam pertengahan triwulan III tersebut memberikan djuga pengaruhnja dilapangan perekonomian. Penjederhanaan procedure impor dengan antara lain membekukan KPUI dan JPP dan menghidupkan suatu badan baru jaitu Bureau Deviezen Perdagangan (BDP) jang langsung berada dibawah pengawasan LAA PLN memberikan djaminan akan mengalirnja bahan kebutuhan rakjat dalam waktu jang singkat dari luar negeri.

Oleh karena itu, maka bahan2 textiel kasar membandjiri pasaran dengan harga jang berada 15 a 25% dibawah tingkatan harga sebelum Kabinet bertukar. Djuga peraturan dalam lapangan pengawasan harga disederhanakan.

*) Gerak ekonomi dikendalikan oleh djumlah import dan export. Diatas tam

pak kesibukan dipelabuhan Djambi, pusat export karet terbesar di Sumatera Tengah.

Peredaran gula pasir jang selama ini diserahkan pengawasannja kepada Djawatan Perekonomian Umum djuga dirobah dengan djalan memikulkan tanggung djawab seluruhnja dalam peredaran gula pasir dalam negeri kepada NIVAS. Djawatan Perekonomian Umum hanja diberikan tugas pengawasan repressief dalam peredaran gula pasir. Akibat dari peraturan baru ini, maka gula dipasaran bebas nampak dengan kentjang menurun harganja.

Pada triwulan III tahun 1955 ini kelihatan harga bahan export memberika harapan baik. Di-daerah bart harga menundjukkan sedikit tendenz menurun disebabkan harga koers gelap Str. $ djuga menurun.

Penurunan harga bensin dari Rp. 1,86 mendjadi Rp. 1,19 per liter mulai 1 September 1955 dikota Padang hanja sedikit menurunkan tarip® pengang. kutan darat. Ini disebabkn karena alat mobil masih sukar memperolehnja di. pasaran bebas.

Persediaaan beras JUBM dalam triwulan tahun 1955 sangat menghawatirkan. Di Djambi dalam bulan Agustus 1955 tertjapai krisis dengan memuntjaknja harga beras sampai Rp. 9,50 per kg. Di Kabupaten Bengkalis kekurangan beras JUBM dapat ala kadarnja ditutup dengan pemasukan beras setjara barter dari Singapura. Perdagangan Import.

Selama triwulan III tahun 1954 sudah diakui berdirinja 4 buah Firma bangsa Indonesia sebagai Importir* Nasional. Keempat importir baru ini berkedudukan di Padang. Dan selama triwulan itu telah diberikan pengakuan sebagai Importir Middenstand kepada 3 buah toko di Padang dan Sungaipenuh. Sedang dalam triwulan ke III tahun 1955 telah pula dikeluarkan pengakuan importir middenstand kepada 7 buah perusahaan jang berada di Bukittinggi, Sungaipenuh, Padang, Lubuk Sikaping, Pakanbaru dan Djambi. Perdagangan ekspor.

Dengan keputusan Dewan Moneter, Menteri Perekonomian dan Pimpinan LAAPLN tanggal 31-8-1955 No. 1, maka mulai tanggal 1.9-1955 peraturan mengenai transaksi kompensasi Hongkong, barter Singapura (ketjuali untuk daerah Riau) dan transaksi parallel dihapuskan. Maksud Pemerintah hendak mengadakan peraturan ekspor jang setjorak akan penggantinja.

Pada triwulan III tahun 1955 ini ternjata Koers gelap Str. $ telah turun dari pada biasa, akan tetapi masih djauh diatas koers resmi, jaitu : Str. $ : Ru. piah = 1:10. Tersebab ini pulalah mendjadi salah satu kenjataan bahwa smoke kel hasil bumi antara lain getah, kopi dan copra bersimaharadjalela antara daerah pantai Timur Sum Tengah dengan Singapura dan Malaja. Oleh karena pasaran getah didaerah barter lebih tinggi dari daerah LC, maka penjeludupan getah dari daerah deviezen kedaerah barter mendjadi pula.

Perdagangan Antara Pulau.

Djumlah pedagang AP jang masih berlaku pengesahannja diseluruh Sum. Tengah ialah seperti tersebut dibawah ini :

Perdagangan dan pelajaran antara pulau telah semakin ramai.

Pemandangan diperairan Karimun.

Perdagangan AP masih tetap menarik, oleh karena kenjataan masih adanja pengusaha* jang meminta pengesahan baru. Banjaknja pedagang AP relatief begitu tinggi, sehingga barang alokasi tidak dalam djumlah ribuan kg (ton) dibagi, melainkan dalam ratusan kg sadja. Tentu sadja pemesannja, djika tidak di. adakan bersama akan mendatangkan keuntungan jang tipis dan berkemungkinan mendatangkan kerugian, mengingat kepada faktor ongkos jang harus dikeluarkan:

Kurangnja uang dalam peredaran sudah terasa berupa turunnja harga sebagian besar barang kebutuhan rakjat semendjak awal September 1955. Keadaan ini disebabkan oleh pelemparan stock setjara besar’an ketengah pasaran oleh para pedagng, akan tetapi hal ini bukanlah karena mengharapkan segera datangnja pesanan baru, melainkan adalah disebabkan oleh karena sudah sangat berkurangnja djumlah uang dalam circulatie sebagai akibat tindakan pentjegahan Pemerintah, dan lemahnja tenaga pembeli adalah salah satu factor djuga jang ikut menjepikan pasaran dan oleh karenanja harga barang tidak membubung naik.

Keadaan jang mengganggu pengangkutan ialah habisnja persediaan bensin dan minjak tanah ditempat pendjualannja. Hal ini disebabkan oleh pemogokan kedua dari SKBM (Serikat Kaum Buruh Minjak) dari tanggal 2-5 Agustus 1955. Harga bensin pada hari' pemogokan tersebut kian lama kian membubung dipasaran gelap, sehingga pada tanggal 5 Agustus. 1955 ada diperdjual belikan Rp. 150,- per jerrican (isi 20 liter). Kedjadian ini tidak sadja membikin ber. kurangnja traject? bis serta pengangkutan lainnja, akan tetapi sewa pengangkutan naik pula dari pada biasa dan disesuaikan dengan bensin jang diperdapat dengan harga mahal.

Mulai 1 September dengan keluarnja Peraturan Pemerintah jang baru, maka harga bensin telah diturunkan dari Rp. 1,86 mendjadi Rp. 1,19 per liter etjeran. Dengan penurunan ini maka dimaksud factor ongkos jang memberatkan barang ikut turun pula untuk keuntungan para konsumen.

Di Djambi telah terbentuk Persatuan Pedagang Antara Pulau Indonesia pada tanggal 6 Djuni 1955. Buat pertama kalinja telah dipilih sebagai Pengurus. 1. Mohd. Joenoes Loebis dari C.V. M.J. Loebis & Co 2. Noer Moeharnmad

N.V. Perpi 3. Rd. Abdullah

Fa. Sigindjai Trd. Coy 4. Hasan Basri

,, Fa. Abadi S. Fadil Chatab

N.V. Bapin

Madjunja perdagangan mempergiat pula akan pembangunan

toko? dan kedai jang baru.

Pentjatetan harga pasar (triwulan III tahun 1955).

a. Beras, harganja kalihatan naik semendjak pertengahan Agustus sampai

pertengahan September, oleh karena banjak dialirkan kedaeraho minus Riau dan Djambi. Di Djambi sampai Rp. 10,- per kg dan di Rengat Rp. 7,per kg. Sesudah masuknja beras impor kesana, maka harganja menurun kembali.

Tepung terigu, pendjualannja dipasar etjeran tidak ada kelihatan. Harga gelap tertjatet Rp. 6,- per kg.

Gula pasir, harganja selama triwulan III menurun semendjak achir bulan Agustus sampai achir masa laporan triwulan III. Harga jang Rp. 7,- per kg pada tanggal 1 Djuli turun djadi Rp. 4,50. Ini disebabkan, oleh karena peredaran gula tidak diatur lagi menurut surat keputusan Menteri No. 15790a/M tanggal 5-11-1954, surat keputusan mana telah ditjabut dengan Skh no. 682 tanggal 14-9-1955. Gula tidak lagi didjadikan bahan spekulasi, oleh karena pemasukannja kedaerah ini tidak lagi terbatas seperti sedia- kala. Katjang hidjau, pada pertengahan bulan September harganja naik sampai Rp. 7,- per kg, oleh karena pemasukkannja berkurang.

II. Barang impor.

Selama kwartal ini terasa betul dinginnja harga pasaran barang* impor terutama textiel, sedangkan penawarannja bertambah banjak, lebih2 di-hari sebelum pemilihan umum tanggal 29 September 1955. Pelemparan stock kepasaran oleh kaum pedagang adalah disebabkan oleh keperluan mereka akan uang sebagai akibat dari peraturán impor baru jang ternjata baik effectnja buat rakjat sipemakai.

III. Barang hasil bumi.

Tjengkeh, harganja turun dari Rp. 70,- per kg (awal triwulan III 1955) sampai Rp. 50,- per kg (achir triwulan). Harga pasararnnja achir September sama dengan harga pada awal triwulan jang lampau. Kemunduran har

ga ini disebabkan oleh berkurangnja permintaan. b. Gambir, pertengahan triwulan harganja naik sampai Rp. 13,– per kg,

kemudian turun lagi bersamaan dengan harga bulan Djuli jaitu Rp. 10,

Kopra, harganja turun dari Rp. 2,45 sampai Rp. 1,50 per kg. Djika harga tidak berbalik kembali, maka sudah tentu para produsennja meengeluh, oleh karena tidak sesuai hasil dengan ongkos produksi jang harus dikeluarkan. Getah asap i.c. RSS V turun, sedang getah tebal (slab) naik harganja. Hasil rakjat jang terpenting ini sampai sekarang dipengaruhi oleh pasar luar negeri antara lain Singapore, dimana pasaran getah asap memang turun pula dari pada biasa. Kulit manis, kenaikan harga jang kelihatan dalam triwulan jang lampau berdjalan terus sampai pertengahan bulan Djuli, pada waktu mana harga tertjatet Rp. 2,60 per kg untuk turun lagi sampai Rp. 2,- per kg. Permintaan akan barang ini lembek sekali sedangkan penawarannja banjak. Kopi, kwaliteit robusta turun, oleh karena pembelinja, utama dari Medan tidak pula kuat.

IV. Lain-lain :

Minjak tanah, kenaikan harganja sampai Rp. 0,73 per botol bier dalam bulan Agustus adalah disebabkan oleh pemogokan jang telah dilakukan

oleh SKBM, sehingga pengaliran minjak kepasarar, mendjadi berkurang. b. Kansas & Escort. Harga’nja masih djauh diatas harga banderol, jaitu

Rp. 2,25 per bungkus, oleh karena tidak sadja pemakaiannja melebihi quantum pemasukan rokok untuk Sumatera Tengah, akan tetapi rokok ini


Page 14

oleh pedagang didjadikan djuga bahan spekulasi. Harga jang tertjatat dipasar etjeran Padang jaitu :

Perkembangan Perusahaan :

Perusahaan” limonade dan sirop dalam daerah ini mendjumpai beberapa kesulitan dalam mempertahankan tingkatan produksinja. Kesulitan memperoleh gula pasir dengan ber-angsur sudah dapat diatasi. Tetapi baru sadja kesulitan dalam hal memperdapat gula pasir ini dapat diatasi, maka timbul pula masalah lain, jaitu dalam hal memperdapat zat asam arang (koolzuur) disebabkan paberik „Jako" (Java Koolzuur) jang pemiliknja sudah beralih tangan dari N.V. Harmsen Verwey & Dunlop ke N.V. Internatio, menghendaki dari pada afnemernja :

a. pembajaran kontan dan b. Pembajaran uang tanggungan sebesar Rp. 1000,- buat tiap batang

cylinder a 20 kg. Satu soal lagi jang menghambat kemadjuan perusahaan limonade dan sirop didaerah ini ialah dalam soal memperoleh botol kosong.

Rumah asap kepunjaan 3 orang exportir nasional di Pakanbaru jang memperoleh krediet dari Jajasan Krediet Pusat jaitu kepunjaan N.V. Malindo, N.V. Partisa dan N.V. Saleh Abbas Concern sampai achir kwartaal ini masih belum bekerdja. Rumah” asap kepunjaan Tionghoa sebaliknja masih tetap berdjalan dengan baik. Rumah

asap di Djambi djuga berdjalan dengan baik. Hasil pengasapan ru. mah asap Djambi, jang sebanjak 38 buah itu adalah seperti berikut : Agustus 1955

3.121.831 kg September 1955

3.011.071 kg Remilling jang didirikan oleh Pemerintah di Siak Sri Inderapura dan Rengat dan dibiajai dari Fonds Karet Indonesia telah siap dan ditampung masing* oleh N.V. Rubber dan N.V. Kuantan. Harapan semula bahwa remilling di Siak Sri Inderapura akan ditampung oleh perusahaan nasional dari daerah itu sendiri rupanja tak berhasil, karena N.V. Rubber adalah suatu perusahaan jang berasal dari luar Siak Sri Inderapura.

Perusahaano batu-bata di Pakanbaru telah berhasil mendirikan suatu organisasi pendjualan. Tetapi hasil usaha organisasi itu belum nampak karena masing masih mentjari pasaran sendiri bagi hasil produksinja. Ini disebabkan karena perusahaan tersebut mengeluarkan hasil jang berlainan mutunja. Perusahaan pemborongan Dja'afar & Family di Pakanbaru telah meningkat madju dengan dibukanja suatu perusahaan penggergadjian kaju jang didjalankan dengan tenaga motor.

Pelajaran rakjat.

Kesukaran memperoleh alat mobil dipasaran bebas mendjadi salah satu alasan bagi pengusaha” bus dan truck untuk tidak mengembalikan tarip pengangkutan kepada tingkatan lama, sungguhpun harga bensin mulai 1 September 1955 telah diturunkan kembali.


Page 15

Dari tahun ketahun, walaupun tidak luput dari aneka warna kesulitan, terutama dalam mengembalikan kepertjajaan masjarakat kepada koperasi, kema. djuan jang mangkin pesat senantiasa terdapat.

Sungguhpun pada achir triwulan IV th. 1955 kwantitatief nampak nja diperbandingkan dengan djumlah koperasi pada achir triwulan II tidak begitu berbeda, malahan agak menurun; tetapi djumlah anggota dan simpanan sebaliknja senantiasa meningkat.

Sebabnja ialah karena screening terus didjalankan, sehingga berangsur: angsur, betul koperasi jang dapat diharapkan hidup langsung sadja jang tinggal. Untuk mendjadi pedoman dibawah ini kami uraikan beberapa kesimpulan untuk mendjadi perbandingan sbb. : 1954

1955 Daerah Rupiah.

Daerah Rupiah : 1. MasingKooperasi beranggota ra- 1. Masing' kooperasi beranggota rata” = 68 orang

ta?

= 76 orang 2. Masing* kooperasi mempunjai sim- 2. Masingo kooperasi mempunjai simRp. 9282,

panan rata* = Rp. 13627,3. Masing* anggota mempunjai sim- 3. Masing* anggota mempunjai simpanan rata” = Rp. 138,

panan rata2 = Rp. 181,

Daerah Dollar : 1. Masing kooperasi beranggota ra-

ta? 2. Masing Kooperasi mempunjai sim.

$ 2149,3. Masing2 anggota mempunjai simpanan rata2 =

$ 37,50

Daerah Dollar : 1. Masingkooperasi beranggota ra-

ta? = 52 orang 2. Masing2 kooperasi mempunjai sim-

panan rata' = $ 2664,3. Masing? anggota mempunjai sim

panan rata = $ 51,

b. Hubungan dengan instansi2 lain :

Tertjapainja hasil usaha tsb. diatas selain dari disebabkan adanja saling mengerti antara gerakan kooperasi dan Djawatan Kooperasi, djuga disebabkan karena terpeliharanja dan berkat bantuan sepenuhnja dari instansi lain didaerah Sumatera Tengah, terutama pedjabat pamongpradja dari Gubernur sampai kepada Wali" Negeri. Begitu pula Djawatan Penerangan, sedjak dari Propinsi sampai ke Djupeno di-daerah jang terpentjil senantiasa memberikan darmanja.

Dengan bertambah sempurna penerangan jang diberikan dan bertambah dalam pengertian berkooperasi dari pada pengurus, mutu dari perkumpulan Kooperąsi jang ada telah lebih madju. Kooperasi jang mendapat kenaikan tingkat telah bertambah dan dibawah ini dapat dilihat perbandingan seperlunja :

Djapen giat memberi penerangan tentang Kooperasi, dan Djawatan

Kooperasi giat pula mengadakan kursus kader kooperasi.

Pendidikan.

Djumlah dari pemimpin Kooperasi jang telah melalui Kursus Kader Koo perasi Tingkat A jang tersebar di-tengah masjarakat seluruhnja adalah sbb. :

Sebagai menambah pengetahuan lebih landjut, maka KKK landjutan jang telah diadakan satu kali ditahun 1954 dan 3 kali ditahun 1955 telah mengeluarkan hasil sebanjak :

tahun 1954

1955 1955 1955

30 orang di Bukittinggi 38 orang di Bukittinggi 20 orang di Solok ) dibiajai oleh DPD Kab. Solok 15 orang di Solok )

sda.

Kendatipun dari sedjumlah kader’ tsb. diatas barusan 60% sadja jang actief, tetapi perobahan dalam urusan kooperasi nampak kelihatan terutama dari kemadjuan? jang diperdapat oleh Kooperasi” di Sumatera Tengah ini.

Semendjak lichting pertama KKK ditahun 1952 telah dapat dibentuk Ikatan Kader Kooperasi Indonesia Komisariat Sumatera Tengah dengan 9 buah Tjabang’nja. Dan dalam tahun 1952 itu djuga telah dapat diselenggarakan konperensi’ IKKI ditudjuh tempat (Bukittinggi, Saningbakar (Solok), Tjerenti, Pakanbaru, Sungei Penuh dan Pariaman).

Selain Kader Kooperasi jang diambil dari pemimpino kooperasi jang ada di-tengah masjarakat, djuga telah diselenggarakan bermatjam-matjam tjara pendidikan pada pegawai Kooperasi diantaranja ialah optrek, aplikasi dan kursus chusus untuk Kepala? Tjabang.

Optrek Kursus dalam tahun 1954 telah diikuti oleh 10 orang pegawai, Kursus Pemimpin Tjabang dalam tahun 1954 1955 telah pula diikuti oleh 9 orang pegawai, sedang applicatiecursus adalah sbb. : di Bogor

1951 di Kota Gedang 1952

19 di Parit Putus 1953

15 di Bogor

1955

10 Djumlah

Penindjauan keluar negeri.

Dalam tahun 1955 (bulan April) telah berangkat keluar negeri mengada. kan penindjauan tentang ke-kooperasian sdr. Sjarkawi Rasul Dt. Adjo Maradjo Kepala Kantor Tjabang Insp. Kooperasi Kab. 50 Kota.

d. Hasil dari perajaan hari kooperasi :

Perajaan hari kooperasi pada tiap tahunnja telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknja di Sumatera Tengah ini dan ternjata dalam 3 tahun terachir ini telah tertjapai hasilnja sbb. :

Perkembangan perkumpulan Kooperasi.

Sebagaimana telah digambarkan djuga, bahwa kooperasi di Sumatera Tengah bertambah 72 buah. Pada hakekatnja tambahan ada 197 buh, akan tetapi disamping itu ada pula jang terpaksa dibubarkan/dikeluarkan dari pentjatatan sebanjak 125 buah berhubung dalam kenjataan beku dsb.nja.

Kooperasi Simpan Pindjam.

Ber-angsur Kooperasi Simpan/Pindjam menggantikan kedudukan Lumbung Pitih sebelum perang dalam menjelenggarakan kredit ketjil didesa-desa.

Kooperasi Simpan Pindjam terutama bergerak dikalangan pedagang ketjil dari pekan kepekan, petani musim dan diantara pegawai negeri dan kaum bu- ruh, dan keadaan Kooperasi Simpan Pindjam menurut perbandingan achir tahun 1954 dan tahun 1955 adalah sbb. :

Rp. 5.104.282,80 Rp. 24.381.028,04 + Rp. 970.455,375,- Kg 15.171,8 Kg 329.107.09 1.683,20 $

930,- Rp. 8.838.667,06 Rp. 53.991.652,43 Kg 19.193,8 Kg 185.177,8

4.074,

g. Perkreditan :

Sampai achir tahun 1955 telah diberikan pindjaman kepada Kooperasi di Sumatera Tengah jang telah dikeluarkan dari : 1. Fonds Djawatan Kooperasi

Rp. 223.500,- 2. Fonds Jajasan Kredit Daerah

Rp. 325.000,3. Fonds Jajasan Kredit Pusat

Rp. 570.000,4. Fonds Lumbung Pitih

Rp. 647.000,- 5. Fonds Jajasan Karet

Rp. 180.000,- Djumlah

Rp. 1945.500,

Kalau dalam tahun 1951 baru tertjatet 103 Kooperasi, tetapi pada achir triwulan 1/1956 angka2 dari Kooperasi di Sum. Tengah telah menundjukkan djumlah sbb. :


Page 16

1. Penjelesaian soal tanah bekas dibeli/diambil Pemerintah Pendudukan Dje.

pang.

Berhubung dengan sulitnja perhubungan antara satu tempat dengan tempat lain dalam daerah Propinsi Sum. Tengah, lantaran letaknja ter-pentjar', sehingga maklumat atau andjuran Pemerintah tidak dapat pada waktunja diketahui oleh rakjat jg bersangkutan, maka dalam daerah Prop. Sum. Tengah, masih banjak soal tanah jang diambil/dibeli oleh Pemerintah Pendudukan Djepang dengan kekerasan, baik lantaran belum diadjukannja permintaan penjelesaian oleh jang berkepentingan, maupun lantaran alasan tersebut diatas, sampai sekarang belum mendapat penjelesaiannja.

Sedangkan oleh Pemerintah telah ditetapkan pembatasan waktu, jaitu achir tahun 1953 untuk mengachiri penjelesaian soal tanah demikian jang berarti bahwa sesudah achir tahun 1953 permintaan wang tambahan kerugian atau permintaan kembali tanah dimaksud oleh para bekas pemiliknja, atau tegasnja permintaan penjelesaian soal tanah jang dahulu diambil/dibeli oleh Pemerintah Pendudukan Djepang menurut surat edaran Kem. Dalam Negeri tanggal 9 Mei 1950 No. H. 20/5/7 tidak akan diperhatikan lagi.

Oleh karena pembatasan waktu tersebut, berdasarkan alasan jang dikemukakan diatas untuk Propinsi Sum. Tengah belum dapat ditetapkan, maka kepada Kementerian Agraria telah diandjurkan untuk dapat memperpandjang tempoh waktu itu dengan masa jang belum dapat ditentukan.

Maka dari itu, berhubung karena telah 3 tahun pula berlalu, semendjak tanggal batas waktu jang ditetapkan oleh Kementerian tersebut diatas, maka

*) Sum. Tengah adalah daerah agraris. Persoalan tanah dan hutan, ulajat, erf.

'pacht, konsesi dll. amat banjak seluk-semeluknja jang harus diselesaikan.


Page 17

Diantara kedua belah pihak jang bersengketa tidak ada jang mau memadjukan tuntutan kepada Hakim, sehingga persengketaan soal tanah itu tetap sebagaimana semula, malahan makin bertambah meruntjing. Untuk meatasi persengketaan tsb, agar djangan sampai mendatangkan akibat” jang tidak diingini, maka dikemukakan soal ini untuk dibitjarakan bersama-sama.

Il Pembentukan Kementerian Agraria.

Berhubung dengan terbentuknja Kementerian Agraria dengan surat keputusan P.J.M. Presiden RI tanggal 29 Maret 1955 No. 55, maka Kementerian Agraria telah berusaha untuk memisahkan urusan agraria jang selama ini diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri dan membentuk djawatano Agraria, baik di Pusat maupun di daerah?.

Dari pihak Kementerian Dalam Negeri sendiri dengan suratnja tanggal 17 Desember dan 29 Desember 1955 No. Upx 37/1/44 dengan Upx:37/1/37 telah mendesak Kementerian Agraria, supaja pegawai’nja jang mengerdjakan tugas agraria dapat diachiri dengan sesingkat mungkin, sehingga mereka dapat ditempatkan di-djawatanonja, dimana tenaga mereka sangat diperlukan, dengan tjatatan, bahwa pemindahan seseorang pegawai, hanja dapat dilaksanakan, apabila kepada mereka atas permintaan sendiri, diberikan „misbaarheids-verklaring” dan bahwa keleluasaan pegawai’ dimaksud mengerdjakan tugas urusan agraria itu, haruslah dianggap bersifat sangat sementara.

Pemberian misbaarheids-verklaring tsb. adalah kompetensi Kementerian Dalam Negeri, dengan mendengar pendapat dari para Gubernur jang bersangkutan.

Dengan surat Gubernur/Kepala Daerah Prop. Sumatera Tengah tgl. 21 Djanuari 1956 No. agr. 38/G/Rhs, kepada para Residen/Bupati/Wali Kota seluruh Sumatera Tengah telah diminta pendapat/pertimbangan dari para instansi isb. diatas, dengan menjampaikan daftar lengkap dari para pegawai jang diperserahi urusan agraria, jang ingin pindah ke Kementerian Agraria.

Penjerahan tugas mengenai agraria pada tingkat propinsi kepada Kementerian Agraria telah ditetapkan dengan surat keputusan Kementerian Dalam Negeri tanggal 25 Djanuari 1956 No. U.P. 37/1/19 dan mulai berlaku sediak tanggal 1 Pebruari 1956. Seperti diketahui menurut putusan Presiden tahun 1955 No. 55 pasal 15 Djawatan Agraria mempunjai susunan vertikal, jaitu : & Inspeksi di-tiap* Propinsi. b. Tjabang dikabupaten dan kota besar jang ditundjuk oleh Menteri menu

rut keperluan dan kepentingan pekerdjaan.


Page 18

Daerah Propinsi Sumatera Tengah mempunjai dua daerah Resort Djawatan Metrologi, jakni pertama berkedudukan di Padang dan kedua berkedudukan di Tandjung Pinang. Daerah XIV meliputi Propinsi Sumatera Tengah ketjuali Kabupaten Kepulauan Riau, Bengkalis dan bahagian Hilir dari Kabupaten Inderagiri (bekas Kewedanaan Tambilahan).

Daerah jang tidak termasuk dalam Wilajah XIV ini termasuk dalam Wilajah XV jang berkedudukan di Tandjung Pinang ditambah sebahagian dari beberapa daerah di Sumatera Selatan seperti daerah Bangka-Billiton.

Seperti diketahui Djawatan Metrologi (Djawatan Tera) ini mempunjai tugas :

1. Pengawasan terhadap pemakaian timbangan, takaran dan ukuran. 2. Mengadakan pemeriksaan Ukuran-takaran dan timbangan, baik jang

berupa barang jang baru (menera) maupun barang jang lama (ulang

tera). Barang jang dianggap afgekeurd haruslah diperbaiki dengan semestinja dan pidanajang berkenaan dengan soal U.T.T. ini terdapat dalam ijkordonnantie tahun 1949 staatsblad 225.

) Timbangan, ukuran dan takaran untuk perdagangan, harus sewaktu-waktu di

tera, supaja tepat kerdjanja. Djawatan Metrologi melaksanakan urusan tera-menera ini.


Page 19

Pendahuluan,

Sebelum clash kedua, Kantor Urusan" Agama Prop. Sumatera Tengah masih bersifat keresidenan dengan nama PENDJABAT AGAMA SUM. BARAT, dan disampingnja berdiri djuga MAHKAMAH SJAR'IAH dengan status Keresidenan pula.

Setelah Sumatera dibagi mendjadi 3 Propinsi dalam tahun 1948, maka Pendjabat Agama Sumatera Barat beralih statusnja mendjadi DJAWATAN AGAMA PROP. SUM. TENGAH jang tergabung didalamnja Pendjabat Aga. ma Keresidenan Djambi dan Keresidenan Riau, jang mana untuk masing* Keresidenan itu, dipimpin oleh seorang Koordinator jang bertugas mengkoordineer Kantoro Agama Kabupaten dalam masing? Keresidenan tsb. Djawatan Agama Prop. Sumatera Tengah itu berkedudukan di Bukittinggi, dimana Kepala Daerah Prop. Sumatera Tengah berkedudukan.

Kemudian pada bulan Mei 1951 berdasarkan Penetapan Menteri Agama tgl. 20 Djanuari 1951 No. 2/th. 1951, maka Djawatan Agama Prop. Sumatera Tengah jang diwaktu itu mempunjai Bhg Pendidikan, Penerangan dan Hukum, dipetjah mendjadi 3 Kantor jaitu : Kantor Urusan Agama, Kantor Pendidikan Agama dan Kantor Penerangan Agama jang ke-tiga’nja bersifat Propinsi.

Dengan membaharui organisasi tsb. diatas, maka Kantor Urusan Agama Prop. Sumatera Tengah memulai perkembangan dengan tugas baru jang bertitik beratkan kepada urusan sekitar N.T.R., kemesdjidan, ibadah Sosial dll. jang telah ditentukan oleh Kementerian Agama.

*) Djema'ah Hadji dari Sum. Tengah tiba di Teluk Bajur dari menunaikan ru

kun kelima di Tanah Sutji.


Page 20

Untuk Kan Negeri.

Nikah Rp. 39.809,50 of $ 1.554,-
Thalak Rp. 7.170 + $ 751,80 Rudjuk Rp. 561,- + $ 64,80 Djumlah untuk Kas Negeri Rp. 561.068,- of $ 2.376,60 Uang untuk Kas Mesdjid Rp. 191.624,- + $ 1.212,20

Djumlah bedolan (puteran diluar Balai pernikahan) = Rp. 78, dan ong- kos bedolan Rp. 445,50

Sebab’nja terdjadi thalak adalah sbb. :

Suami/isteri Aeninggalkan Ekonomi

kewadjiban

Bahagian Kemesd fidan.

Mesdjido jang telah mendapat bantuan dari Pemerintah semendjak tahun 1950 sd. 1955 adalah seperti bawah ini :

Pembangunan mesdjid dan tempat 'ibadat sangat digiatkan masarakat pada

masa ini. Pemerintah memberikan bantuan dimana mungkin.

Termasuk diantara bantuan tsb. diatas bantuan untuk mesdjid, jang rusak karena bandjir tahun 1954/1955 jaitu 14 buah dengan uang bantuan seba. njak Rp. 24.000,-. Patut dinjatakan disini, bahwa sebenarnja djumlah -mesdjid jang rusak akibat bandjir seluruhnja ada 60 buah, tetapi baru:14 buah jang dapat diberi bantuan oleh Pemerintah.

Keadaan mesdjid dan langgar di Sumatera Tengah selama tahun 1954 dan 1955. adalah sbb. :

Banjak jang dibagikan kepada : Beras/padi Fakir miskin

Amil dan ong mu'allaf gho- kos administ. rim, sabilil- lah, Ibnu sa-

bil - Rp.

Tahun Djuml. orang Fitrah jang terkumpul :

jg memberi Beras dan pa- Uang tunai fitrah di dlm hitu-

Rp.

Banjaknja jang dibagikan : Beras dan pa- Uang tunai Lain Djuml: orang di dlm hitu- Rp.

jg menerima ngan beras

Bahagian Kristen.

Perkembangan (kemadjuan) Agama Kristen di Sumatera Tengah ada bertambah dalam tahun 1955, terutama sekali di Kepulauan Mentawai, orang dari Agama Sabulungan (heidenen) makin banjak masuk Agama Kristen, selama tahun 1955 bertambah anggota Kristen di Mentawai 1500 orang dan masih banjak jang sedang beladjar.

Bahagian Roma Katholik.

Rentjana geredja Roma Katholik di Sumatera Tengah jang selama ini hanja ditudjukan untuk meladeni sdro orang. Tionghoa dan orang Barat, telah da. pat ditambah dan tertjapai perkembangan pesat diantara orang Indonesia suku Mentawai di Kepulauan Mentawai dan diantara suku More dibagian pulau Tudjuh.

Kini dengan bertambahnja kl. 1000 orang Katholik di Sumatera Tengah mendjadi lk. 8000 orang besar ketjil dan usahanja madju; 6 buah Sekolah Ta. man Kanak', 11 buah S.R. VI tahun, 8 buah Sekolah Landjutan Menengah/ Atas, 2 buah Rumah Sakit, 1 buah Poliklinik; Stasi geredja 25, gedungnja. 125 buah, perhubungannja keseluruh dunia, dan beaja pembangunan baru dlm tahun ini sebesar Rp. 1.850.000,

Pendahuluan.

Sebagaimana djuga djawatan dan instansi Pemerintah lainnja,, maka Kantor Pendidikan Agama Propinsi Sumatera Tengah berikut dengan seluruh kantor tjabangnja dikabupaten* selama tahun 1955 telah melantjarkan usahanja sesuai dengan kekuatan dan kesanggupan jang ada padanja ditengah masjarakat didaerah Propinsi Sumatera Tengah.

Sebagai salah satu instansi dalam lingkungan Kementerian Agama jang bertugas dilapangan pendidikan agama, maka dalam usahanja, sesuai dengan rentjana pekerdjaan jang telah ditetapkan oleh Pusat Djawatan Pendidikan Agama sendiri, maka dalam tahun 1955 ini ada mendapat kemadjuan dibanding. dengan tahun sebelumnja, meskipun disana-sini masih terdapat beberapa ke kurangan.

Dapat pula dimaklumi sebagai satu instansi pemerintah jang masih baru, jang diresmikan berdirinja pada tanggal 2 Mei 1951 dan sekarang ini sedang memasuki tahun jang kelima dalam usianja, maka disamping melantjarkan usaha keluar, senantiasa pula setiap waktu berangsur memperkokoh dan memperkuat diri kedalam baik dilapangan technis, maupun administratif.

Oleh sebab itu tentu sadja usahanja tidak selantjar usaha Djawatan Pemerintah lainnja jang telah berpengalaman lama dan telah mempunjai susunan jang mendekati kesempurnaan.

Sungguhpun demikian berkat kerdja sama jang erat serta bantuan dari instansi pemerintah dan badan pertikulir lainnja, terutama jang banjak hubungannja dengan masalah pendidikan, maka Kantor Pendidikan Agama Propinsi Sumatera Tengah dengan segenap kantor tjabangnja dapat djuga melantjarkan usahanja dengan baik sesuai dengan pertumbuhannja. Disamping

) Perguruan wanita Perti di Bengkawas - Bukittinggi.


Page 21

itu tak kurang pula sewaktu? menemui berbagai matjam kesulitan, jang sudah lumrahnja dialami oleh instansi pemerintah sampai sa'at ini.

Selandjutnja untuk mendapatkan pandangan jang agak lengkap tentang perkembangan usaha Kantor Pendidikan Agama didaerah Propinsi Sumatera Tengah maka dalam ichtisar lapuran tahun 1955 ini mungkin ada djuga baiknja ditjantumkan perkembangan dimaksud dari tahun ketahun semendjak mulai berdirinja instansi ini tahun 1951 dengan serba ringkas serta lapangan pekerdjaan jang mendjadi tanggung djawabnja.

Lapangan pekerdjaan Djawatan Pendidikan Agama. 1. Turut melaksanakan azaz Ketuhanan Jang Maha Esa". 2. Menjelenggarakan dan mengatur pendidikan agama disekolah Negeri dan

Partikulir. 3. Menjelenggarakan, mengatur dan menjokong pendidikan dan pengadjaran

dimadrasah dan perguruan agama lainnja. 4. Menjelenggarakan dan mengatur pendidikan Guru dan Hakim Agama. 5. Mengadakan perpustakaan, kitab”, madjallah dan lain? jang berfaedah un

tuk pendidikan dan pengadjaran agama. 6. Mempeladjari soal dan merentjanakan hal jang berhubungan dengan pen

didikan dan pengadjaran agama. Perkembangan usaha Kantor Pendidikan Agama didaerah Prop. Sum. Tengah. I. Pendidikan Agama disekolah negeri dan sekolah umum partikulir: a Sekolah murid dan guru;

Pendidikan dan peladjaran agama disekolah negeri didaerah Sumatera Tengah ini bukanlah mendjadi satu usaha baru bagi pemerintah, tetapi telah tumbuh bersama2 dengan revolusi rakjat Indonesia, jaitu semendjak tahun 1947. Hanja sadja diwaktu itu urusannja. berada dalam kekuasaan dan tanggung djawab Kementerian P.P. & K. dan barulah pada awal Pebruari 1951 pertanggungan djawab urusan pendidikan Agama itu diserahkan dengan resmi kepada Kementerian Agama dengan Djawatan Pendidikan Agamanja.

Oleh sebab itu didaerah Propinsi Sumatera Tengah pendidikan dan peladjaran agama itu telah mulai didjalankan disekolah negeri semendjak tahun 1947, hanja sadja diwaktu itu belum begitu merata dan kebanjakan baru pada sekolah : dilingkungan daerah Keresidenan Sumatera Barat sadja dan sedikit didaerah Keresidenän Djambi dan Riau.

Barulah ditahun 1950. perkembangan pendidikan agama disekolah negeri itu sudah mulai agak merata, baik di S.R. maupun di-sekolah landjutan de ngan bertambahnja tenaga“ guru.

Maka pada tahun 1951 sesudah Kantor Pendidikan Agama dirasmikan di Sumatera Tengah, maka tugas tersebut diambil over dari Djawatan. P.P. & K. Sumatera Tengah dan mengusahakan tambahan guru sebanjak mungkin untuk SR: dan sekolah?' landjutan.

Sampai kepada, achir tahun 1951 sudah dapat diberikan peladjaran agama pada 816 buậh S.R. dengan muridnja sebanjak 206.885. orang. Dan Sekolah Landjutan Pertama pada waktu itu baru 1 buah jang telah mendapat peladjaran agama dengan muridnja sebanjak 235 orang. Begitu • djuga S.L.A: tjuma satu sekolah jang telah mendapat peladjaran agama, jaitu S.M:A. Bukittinggi. Adapun pada sekolah umum. Partikelir selama tahun 1951 belum lagi ada diberikan peladjaran agama. Semuanja itu adalah disebabkan kekurangan tenaga guru.


Page 22

bantuan kepada madrasah jang bermutu baik dan banjak mempunjai murid, dalam tahun 1955 ini, terdiri dari bola kasti dan pemukulnja, bola volley tambah net dan bola kaki.

Sekalipun segala matjam bantuan jang diberikan kepada madrasah” itu belum lagi mentjukupi sebagai mestinja, sesuai dengan kehendak dan kebutuhan, tetapi melihat kepada hasil dan menfa'atnja sungguh besar djuga bagi meringankan beban jang mendjadi pikulan madrasah? sebagai sekolah partikulir. Disamping itu, maka bantuan itu pulalah dapat menghubungkan pemerintah dengan madrasah jang beratus dan beribu djumlahnja, sehingga dengan mudah dapat memberikan bimbingan seperlunja, sesuai dengan tanggung djawab Pemerintah dilapangan pendidikan rakjat.

Selain dari itu untuk menampung kewadjiban beladjar menurut U.U. no. 12 th. 1954 pasal 10 ajat 2, jang menurut rentjana akan mulai dilaksanakan pada th. 1961 nanti, maka madrasah? inilah terutama jang dapat diharapkan disamping sekolahpartikulir lainnja, karena djumlahnja jang tak sedikit dan tempatnja jang ber-pentjar sampai ke-dusun? jang terpentjil. Dengan demikian maka semendjak dari sekarang sudah sepatutnja sekali perkembangan madrasah itu dibimbing dan dipupuk dengan sebaik mungkin, sehingga pada waktu terlaksananja U.U. Kewadjiban beladjar itu nanti, semuanja sudah siap menurut sewadjarnja.

III. Kursus-kursus/Latihan dan Udjian.

Kursus.

Sesuai dengan pertumbuhan Kantor Pendidikan Agama sebagai salah satu instansi Pemerintah jang masih baru, maka untuk mentjapai efficiency dan kelantjaran pekerdjaan baik dilapangan administrasi, maupun dilapangan technis, maka semendjak tahun 1952 dimulailah memberikan kursus djangka pendek kepada petugaso dilapangan administrasi dan technis jang didatangkan dari tiap kantor dikabupaten, jaitu terdiri dari Penilik Pendidikan Agama dan pegawai tata usaha. Kursus ini hanja berlangsung 2 kali, jaitu dalam tahun 1952 dan 1953. Sedjalan dengan itu untuk memperbaiki dan mempertinggi mutu guru? jang banjak djumlahnja itu mulai tahun 1953 diberikan pula kursus tertulis, jang terutama ditudjukan kepada guru' agama S.R.

Kursus tertulis itu diterbitkan tiap minggu untuk selama 30 minggu dalam setahun dan tiap2 10. minggu diadakan testing. Kursus ini berlangsung terus menerus sampai tahun 1955 ini.

Keadaan kursus ini sungguh sangat banjak memberi manfa'at kepada guru agama S.R. dalam menunaikan kewadjiban jang diserahkan kepadanja, dan banjak membawa kemadjuan bagi diri mereka masing”.

Kursus tertulis itu diterbitkan sebanjak 800 exp. tiap kali terbit dan dikirimkan dengan setjara gratis kepada para guru2. Isinja terdiri dari mata peladjaran : Aldjabar, I. Ukur, Bhs. Inggeris, Bhs. Indonesia, I. Alam/Kimia, Sedjarah, I. Djiwa dan I. Mendidik, I. Hajat dan I. Agama.

b.

Udjian.

Mengenai udjian jang djuga mendjadi satu tugas pula dari Kantor Pendidikan Agama, disamping menjelenggarakan udjian masuk PGA Pertama tiap tahun, djuga telah mengadakan 2 kali udjian tjalon guru Agama SR dengan hasil sebagai berikut :

1. Tahun 1952 – pengikut 1006 orang; lulus 274 orang. 2. Tahun 1953 pengikut 1035 orang; lulus 166 orang.


Page 23

Berhubung Kantor Pusat Djawatan Pendidikan Agama sudah menganggap tjukup tjalon untuk guru Agama SR itu, maka udjian dimaksud hanja dapat dilaksanakan 2 kali sadja di Sumatera Tengah.

Semua udjian itu, baik udjian masuk PGAP, maupun udjian tjalon guru agama, dilaksanakan pada tiap2 kabupaten se Sumatera Tengah.

Mengenai udjian achir PGAP djuga diadakan dikabupaten untuk extranei dan udjian achir PGAA/SGHA diadaķan hanja disekolah PGAA sendiri di Bukittinggi.

Udjian masuk PGA Pertama.

Pengikut udjian

Jang diterima PGA Padang PGA Tg. Pinang PGA Padang PGA Tg. Pinang

1953/1954 1954/1955 1955/1956

IV. Sekolah dalam lingkungan Kementerian Agama.

Kedudukan dan tingkat sekolah.

Mengenai sekolah dalam lingkungan Kementerian Agama jang ada didaerah Propinsi Sumatera Tengah jaitu terdiri dari : 1. PGAP (Pendidikan Guru Agama Pertama) dengan 4 tahun adjaran

di Padang, Tandjung Pinang. 2. PGAA (Pendidikan Guru Agama Atas) dengan 2 tahun adjaran di

Bukittinggi.

SGHA (Sekolah Guru Hakim Agama) dengan 4 tahun adjaran di Bukittinggi.

Semua sekolah” itu adalah atas penjelenggaraan dan pengawasan Djawatan Pendidikan Agama. Tudjuan sekolah itu adalah untuk mendidik tjalon guru agama jang akan ditugaskan pada sekolah negeri/partikulir dan madrasah.

Menurut ketentuan semula di-tiap keresidenan di Sumatera Tengah didirikan PGAP, tetapi berhubung dengan kesulitan gedung dsb., maka sekolah tersebut hanja baru dapat didirikan di Padang untuk daerah Sumatera Barat dan di Tg. Pinang untuk daerah Riau. Adapun untuk daerah Djambi belum dapat didirikan sampai sekarang.

Seluruh murid mendapat ikatan dines, selain dari murid putri pada PGAP. Perhatian masjarakat terhadap sekolah tersebut sangat besar sekali, ternjata dalam pendaftaran pengikut udjian masuk tiap2 tahun sungguh besar sekali djumlahnja, hanja sadja berhubung dengan kesulitan begroting penerimaan murid terpaksa dibatasi, sebagaimana sekolah pemerintah lainnja.

b. Perkembangan sekolah. 1. P.G.A.P.

Sebagaimana diterangkan sebelumnja, bahwa sekolah PGAP ini hanja jang ada 1 buah di Padang dan 1 buah di Tg. Pinang, masing’nja mulai didirikan semendjak permulaan tahun adjaran 1951/1952, lama beladjar 4 tahun dan kemudian baru disambung kepada PGA Atas 2 tahun.

Gedung Perguruan Islam Tinggi „Darul Hikmah” di Padang Luar Bukittinggi. Disini pendidikan agama Islam dilandjutkan ketingkat Universitair.

Di Sum. Tengah sedang berdjalan usaha civilisasi (meng-adabkan) suku? jang terkebelakang. Djwt. Pendidikan Agama, Djwt. Sosial dan instansi pemerintah laimja bekerdja sama dalam usaha ini.

Dengan demikian maka kedua PGAP itu mulai dapat mengeluarkan murid untuk terus ke PGAA baru pada achir tahun adjaran 1954/1955 dengan hasil jang lulus PGAP Padang sebanjak 50 orang dan PGAP Tg. Pinang belum ada.

Djumlah murid dan guru pada masing” sekolah itu tahun adjaran 1955/1956 PGAP Padang 10 klas, murid 347 orang, guru 19 orang. PGAP Tg. Pinang 6 klas, murid 210 orang, guru 11 orang. 2. S.G.H.A/P.G.A.A

Mengenai SGHA baru dimulai dan dirasmikan pada awal tahun adjaran 1950/1951 jaitu sebagai pendjelmaan dari sekolah jang ada sebelumnja bernama SMAI di Bukittinggi. SGHA itu pada mulanja terdiri dari bahagian A dan C, tetapi kemudian dengan keluarnja Penetapan Kepala Djawatan Pendidikan Agama no. 1 th. 1954, maka SGHA bhg. A langsung dihapuskan di Bukittinggi dan muridnja dipindahkan ke SGHA bhg. A di Djokjakarta dan tinggal lagi SGHA bhg. C sadja. Semendjak tahun adjaran 1954/1955 itu SGHA bhg. C ini tidak menerima murid baru lagi, hanja semata-mata meneruskan murid jang telah ada sebelumnja itu sadja. Dengan demikian maka ditahun adjaran 1955/1956 ini SGHA itu tinggal lagi sebanjak 4 kelas sadja dengan djumlah murid sebanjak 87 orang.

SGHA itu semendjak mulai berdirinja sampai achir tahun 1955 ini telah 3 kali mengeluarkan murid jang lulus udjian achir, jaitu tahun 1953 sebanjak 22 orang, tahun 1954 sebanjak 39 orang dan tahun 1955 sebanjak 66 orang.

Adapun PGAA baru dimulai dan dirasmikan pada awal tahun adjaran 1954/1955, sesudah keluarnja Penetapan Kepala Djawatan Pendidikan Agama tersebut diatas, jaitu sebagai ganti SGHA untuk selandjutnja PGAA Bukittinggi ini dimulai dengan djumlah murid 14 orang dari PGA Tandjung Pinang ditambah 2 orang dari PGA Padang untuk kelas I dan 94 orang dari PGA Padang untuk kelas II, djumlah semua 110 orang. Pada udjian achir PGAA tahun 1955 telah lulus sebanjak 89 orang. Djumlah murid pada tahun adjaran 1955/1956 adalah sebanjak 80 orang terdiri dari 3 kelas.

Untuk lebih djelas, maka dibawah ini dapat dilihat keadaan murid dan guru pada PGAP dan SGHA!PGAA dalam tahun adjaran 1955/1956.

Demikianlah dengan serba ringkas lapuran tentang perkembangan usaha dari Kantor Pendidikan Agama di Sumatera Tengah berikut dengan sekolah jang administratief dibawah pengawasannja selama tahun 1955 dan tahun sebelumnja, semoga ada manfa'atnja untuk dibatja dan diketahui.

Kedjaksaan di Sumatera Tengah.

Berkenaan dengan tenaga Kedjaksaan didaerah Sumatera Tengah berdasarkan keadaan jang sekarang sudah boleh dikatakan mentjukupi. Didaerah Sumatera Tengah terdapat sedjumlah lk. 70 orang Djaksa jang tersebar pada lk. 37 tempat dengan 11 buah Resort tempat kedudukan Djaksa-Kepala dengan pembahagiannja sbb. :

*) Selain dari pemeriksaan didalam sidang pengadilan, Djaksa dan Hakim ka

dang harus pula mendjalankan pemeriksaan langsung ketempat dimana kedjahatan dilakukan.

Berkenaan dengan Kantor? Djaksa didaerah Sumatera Tengah disamping pembangunan jang telah diadakan seperti di Padang, Pariaman dan Talu, djuga terdapat pembangunanbaru dizaman kemerdekaan seperti di Pakanbaru, Pajakumbuh, Suliki dan Sungai Penuh.

Sungguhpun demikian, djuga dewasa ini masih terdapat Djaksa jang berkantor menumpang pada Kantor Pengadilan Negeri dan Kantor jang masih darurat.

Dewasa ini kedudukan sebagai Pengawas Kedjaksaan Propinsi Sumatera Tengah dipegang oleh R. Soepratiknjo Notodiprodjo.

Pengadilan Negeri di Sumatera Tengah.

Tempat kedudukan Hakim dan djumlah tenaga Hakim jang terdapat didaerah Sumatera Tengah dari tjatatan jang diperoleh pihak Djapen Prop. Sumatera Tengah adalah seperti berikut :


Page 24

Daerah Propinsi Sumatera Tengah terbagi dalam 4 daerah Koordinator Kependjaraan jakni terdiri dari : 1. Daerah Sumatera Barat dengan Direktur Kependjaraannja di Padang. 2. Daerah Djainbi dengan Pemimpin Kependjaraannja di Djambi. 3. Daerah Riau (Daratan) dengan Pemimpin Kependjaraannja di Pakanbaru. 4. Daerah Riau Kepulauan dengan Pemimpin Kependjaraannja di Tg. Pinang.

Dalam daerah Sumatera Barat terdapat paling achir sedjumlah 20 buah Rumah Pendjara. Dahulu di Balai Selasa (Kabupaten Pesisir Selatan/Kerintji) terdapat djuga sebuah Rumah Pendjara, tetapi dalam bulan Mei 1953 Rumah Pendjara Balai Selasa tsb. telah dihapuskan.

Keadaan capasiteit dan isi Rumah? Pendjara sampai terachir (Mei 1956) adalah sebagai berikut :

*) Rumah pendjara Bukittinggi.

No. Tempat Rumah Pendjara

Djml. orang huku- man/tahanan pada

1 Mei 1956

1. Padang 2. Sungai Penuh 3. Painan 4. Muara Siberut 5. Pariaman 6. Alahan Pandjang 7. Muara Labuh 8. Bukittinggi 9. Padangpandjang 10. Manindjau 11. Lubuk Sikaping 12. Talu 13. Pajakumbuh 14. Suliki 15. Bangkinang 16. Sawahlunto 17. Solok 18. Sidjundjung 19. Sungei Dareh 20. Batusangkar

123 56 46 21 48 150 58 34 46 30 42 15 100

4 48 20 13 67 31 21 17 17 34 10

9 20 44 13

6 23

Dari 20 buah Rumah Pendjara diatas, maka Kota Padang sebagai ibu dari seluruhnja. Menurut peraturan jang ada tiap orang hukuman jang lebih dari masa 1 tahun, haruslah dikirim ke Rumah Pendjara Padang, ketjuali. kalau soal2 lain jang membolehkan siterhukum tetap tinggal di-rumah2 pendjara daerah.

Usaha’ anggota Rumah Pendjara Padang.

Di Rumah Pendjara Kota Padang sebagai ibu dari seluruh Rumah? Pendjara jang berada dalam daerah Sumatera Barat, terdapat sebuah- ruangan kerdja, dimana para hukuman dapat melaksanakan bakatnja ditempat tersebut, seperti pertukangan kaju, pandai besi, industeri ketjil, penganjaman sabut untuk tikar dll. sebagainja.

Hasil dari pertukangan ini biasanja didjual kepada instansi jang memerlukannja, bahkan hasil’nja jang lebih ketjil dari pesanan dari luar. Apalagi untuk keperluan meubels Rumah? Pendjara di-daerah2 sudah tentu dapat ditjukupi dari hasil di Rumah Pendjara Kota Padang tersebut.

Kursus Penilik Kependjaraan.

Di Kota Padang djuga terdapat sebuah Kursus Penilik Kependjaraan selama 1 tahun dan diterima pemuda? keluaran (tamatan) SMP. Djuga pegawai* Rumah Pendjara jang mempunjai golongari II C (PGP 1948) dan mempunjai masa kerdja 7 tahun dapat meneruskan studinja pada tempat ini guna memungkirkan untuk memperoleh penghargaan jang lebih tinggi.

Peladjar-peladjar jang telah lulus dari Kursus Penilik Kependjaraan, dapat ditempatkan sebagai Penilik Kependjaraan dengan kolom CC/2/1 (bagi jang baru dari SMP) dan CC/2/2 (bagi pegawai jang telah berdinas).

Peladjaro jang dididik ditempat Kursus Penilik Kependjaraan Kota Padang ini bukan sadja terambil dari daerahdi Sumatera Tengah, tetapi djuga terdapat dari daerah Bengkulen dan Tapanuli.

Buat lichting pertama telah dididik sedjumlah 21 orang tjalon Penilik Kependjaraan dan telah lulus 18 orang dari djumlah tersebut.

Buat lichting kedua (jg sedang berdjalan) telah dijkuti pula oleh sedjumlah 27 orang peladjar, seorang diantaranja berasal dari pegawai Rumah Kependja

Perhatian kedjurusan pendidikan Penilik Kependjaraan ini sangat besar, ternjata dari lamaran untuk memasukinja ada sedjumlah 336 orang.

Di Teluk Bajur.

Dibawah ini kami bentangkan disekitar pemasukan uang negara jang diperdapat dari Bea dan Tjukai dalam daerah Sumatera Barat. Sebahagian besar dari pendapatan negara tsb. diperoleh dari hasil bea-tjukai dipelabuhan Teluk Bajur.

Bersama ini kami uraikan pendapatan bea dan tjukai mulai dari tahun 1951 sd. 1955 sbb.:

*) Pelabuhan adalah pintu utama bagi pemasukkan bea dan tjukai.

Bea masuk, padjak masuk dan bea statistiek (masuk) tahun 1954 mendjadi berkurang, karena barang masuk berkurang akibat dari pada penghematan deviezen negara.

Persepsi tahun 1954 naik selama tahun 1955 (menundjukkan) kemadjuan karena akibat politik ekonomi Pemerintah. Barang export dan import.

Tjatatan harga barang jang diexport dan diimport di Pelabuhan Teluk Bajur adalah sbb. :

Tjukai tembakau.

Pendjualan pita tjukai tembakau selama tahun 1953 s/d 1955 adalah 'seperti berikut :

Dalam Daerah Sumatera Barat tertjatat sedjumlah 41 buah paberik tembakau (rokok).


Page 25

ran itu dapat dihematkan, berkat adanja kesungguhan hati dalam mentjari dan meusahakan tjara bekerdja dan menjediakan bahan? jang diperlukan.

Dari perintjian dibawah ini dapat ditindjau sampai kemana perkembangan jang sudah ditjapai dalam melaksanakan perbaikan dan pembikinan baru djembatan” diberbagai tempat didaerah Sumatera Tengah :

1. Pembaharuan dan pembikinan baru 5 buah djembatan didaerah Sarolangun. 2. Pembikinan 30 buah djembatan kaju didaerah Pakanbaru. 3. Pembuatan baru/perbaikan sebanjak 12 buah djembatan didaerah Sungei

Penuh, diantaranja 3 buah djembatan beton. 4. Pembikinan satu tongkang dan perbaikan motorboot di Tembilahan. 5. Membikin rakit penjeberangan di Rantau Berangin dan memperbaiki rakit

besi disana. 6. Memperbaiki motorboot Hendrik II di Tembilahan. 7. Membikin dan memperbaiki beberapa buah dam ditepi beberapa buah

sungai. 8. Disamping itu ada lagi lain“ usaha besar dan ketjil.

Ke-52 buah objek perbaikan, dan pembikinan baru alat penghubung jang penting ini, niemakan waktu jang agak banjak dan tenaga jang besar djuga.

Pengairan/Irigasi.

Selama tahun 1954 jang sudah lampau sudah diselesaikan/dilakukan perbaikan” atas sebanjak 41 buah objek pengairan di Sumatera Tengah. Dengan diselesaikannja pekerdjaan perbaikan dan pembikinan ke-41 objek itu, lebih dari 7000 ha sawah rakjat mendjadi sempurna pengairannja.

Wali Kota Bukittinggi merasmikan empangan irigasi (kepala bandar)

Tambuo di Tigo Baleh (Bukittinggi).


Page 26

Pada tahun 1955 itu telah dikerdjakan beberapa objek pengairan: 1. Pengairan Batang Kapar (Pasaman). 2. Pengairan Batang Batahan termasuk pemindjaman saluran induk. 3. Pengairan Bandar Ganting.

Seluruhnja meliputi seluas 3894 ha dengan biaja sebesar Rp. 1.634.000,menurut ketentuan dari objek Pemerintah Pusat.

Pengairan desa lainnja jang telah dilaksanakan adalah sbb. : 1. Pengairan dalam daerah Kota Bukittinggi, seluas 75 ha Rp. 20.900,2. Pengairan dalam daerah Kab. Agam seluas 650 ha dgn biaja Rp. 303.800,3. Pengairan dalam daerah Padang memakan biaja sebesar Rp. 3.080,4. Pengairan dlm daerah Kab. Pd./Pariaman 197 ha dgn biaja Rp. 172.100,– 5. Pengairan dlm daerah Kab. P.S. Kerintji 1345 ha dgn biaja Rp. 395.500,6. Pengairan dalam daerah Solok 135 ha dengan biaja

Rp. 395.500,7. Pengairan dlm daerah Kab. Swl./Sidjdj. seluas 449 ha Rp. 318.920,8. Pengairan dlm daerah Kab. Indragiri seluas 130 ha sebesar Rp. 71.900,9. Pengairan dlm daerah Kab. Pd./Pariaman dgn biaja Rp. 81.200,10. Pengairan dlm daerah Kab. Solok dgn biaja

Rp. 39.000,11. Pengairan Sei. Menaming (Kab. Kampar) dgn biaja Rp. 31.500,

Selain dari objekpengairan seperti jang tertjantum diatas, maka oleh Djawatan P.U. telah dilaksanakan pula Pengairan di Kabupaten jang merupakan usaha P.M.H.B. jang meliputi seluas 1928 ha dengan biaja Rp. 457.800,

Soal pengukuran terutama didaerah Pasaman (Bt. Tongar dan Bt. Sumpur) Kabupaten Kampar (Lubu, Pasir Pengarajan), Kab. Merangin (Daerah Tembesi dan Dataran Bangko) telah dilaksanakan, dengan biaja sebesar Rp. 370.000.

Pengendalian Sungai terutama di Kade Rengat telah memakan biaja sebesar Rp. 750.000,-, begitu djuga perluasan Air Minum di Tandjung Pinang dan Kota Bukittinggi telah memakan biaja sebesar Rp. 350.000,

Objek assainering (pengeringan) terutama didaerah Kota Padang telah memakan biaja sebesar Rp. 99.600,Perlengkapan dan perbengkelan.

Dalam tahun 1955 dilandjutkan usaha perlengkapan dan perbaikan berat/ ringan dari beberapa matjam alat besar (A2. B.) jang berada didaerah masing”. Sebagaimana diketahui djumlah dari alat” besar masih kurang mentjukupi dari pada kebutuhan jang diperlukan.

Kebutuhan asphalt 40/50 untuk tahun 1955 telah dipesan melalui KA.P.P. sedjumlah 1040 ton, tetapi jang baru diterima pada achir tahun hanja baru I 300 ton. Untuk djalano centraal telah dipesan oleh Djawatan Djalan2 1330 ton dan telah diterima dari sedjumlah tsb. 480 ton.

Kebutuhan auto banden dari bermatjam ukuran telah dipesankan melalui K.A.P.P. sedjumlah 720 buah dan jang telah diterima pada achir tahun baru + 245 buah. Untuk pemilihan umum telah diterima pula dari Jajasan Motor 240 buah dan telah di-bagi ́kan untuk auto P.U. Seksi jang dipergunakan untuk keperluan ini.

Alat Besar (A2. B.)

Alat' besar jang telah diterima pada tahun 1955 ini adalah terdiri dari : 8 buah jeep pesanan tahun 1954 dibeli Propinsi. 1 buah Stoomwals untuk lapangan terbang Djambi. 3 buah Huber Maintener (A.M.) 4 buah Waterpompen (Pompa Irigasi). 2 buah John Deere (Mesin pemotong rumput).