Jika mendengar kabar melalui media sosial yang belum pasti sebaiknya umat islam harus…

Al-Hujurat Ayat 6 meminta umat Islam teliti sumber berita yang dibawa orang fasik

Kamis , 04 Apr 2019, 17:21 WIB

Antara/Akbar Nugroho Gumay

Sejumlah aparatur sipil negara [ASN] mengenakan kaus bertuliskan ajakan untuk melawan hoaks saat apel di Kemendagri, Jakarta, Jumat [22/3].

Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Sekarang ini, kemajuan teknologi informasi telah merubah perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari, merubah kebiasaan dan pola pikir. Media sosial seperti Whatsapp, Instagram, Facebook dan yang lainnya seakan menjadi teman kita paling akrab di era digital ini. Maka tak heran jika di mana pun kita berada, akan dengan begitu mudah kita menemukan orang yang berselancar di media sosial. Baik itu orang tua, dewasa, sampai anak-anak.

Baca Juga

Laiknya pisau bermata dua, media sosial bisa digunakan untuk hal-hal yang positif dan bisa juga sebagai alat untuk menebarkan kebencian dan berita palsu [hoaks]. Namun akhir-akhir ini rasanya media sosial sebagai alat untuk menebarkan berita hoaks lebih dominan. Melalui teks, gambar, atau simbol, seseorang dengan mudah menyindir dan menertawakan orang lain.Bahkandengan sekali klik orang bisa menghina dan menyesatkan orang lain yang tak sejalan dengannyayang penting sesuai dengan selera, sesuai dengan pilihan politik yang didukungnya.

Tahun 2019 sekarang ini sebagai tahun politik menjadi bukti banyaknya berita hoaks yang bertebaran di media sosial. Apalagi mendekati 17 April nanti, hampir setiap hariberita hoaks makin gencar. Masing-masing pihak berebut opini, merasa pihaknya benar dan yang lain salah. Dengan bermodalkan jari yang tinggal klik, kejelekan orang tersebar tak tekontrol. Caci maki, fitnah, dan berita yang belum jelas sumbernya saling memperebutkan frekuensi publik, sehingga keberadaanya semakin meresahkan. 

Kenapa budaya “share” itu dengan mudah dilakukan seseorang tanpa berpikir akibat yang akan ditimbulkannya?.

Padahal, bahaya dari penyebaran berita hoaks itu sudah disinggung di dalam surat Al-Hujarat ayat 6 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” [QS al-Hujurat: 6]

Penjelasan ayat di atas bahwa orang fasik itu akan berkata dusta meski terkadang mereka juga dapat berbicara benar. Maka dari itu, berita yang disampaikan tidak serta merta harus diterima atau ditolak, melainkan setelah melewati tahap tabayyun.Islam mengajarkan kepada kita agar jangan percaya begitu saja terhadap berita dari orang lain, apalagi dari orang yang belum kita kenal. Kita harus berhati-hati dalam mencerna berita yang didapat. berita yang benar saja bisa dipahami salah, apalagi berita yang belum jelas sumbernya.

Sebagai seorang Muslim, kita senantiasa harus waspada terhadap orang-orang munafik yang bersembunyi di tengah kaum Muslim yang terus membuat rencana dan tipu daya dengan cara menyebarkan berita hoaks untuk memecah kesatuan umat Islam di Negara tercinta ini. 

Keberadaan orang-orang yang menyebarkan berita hoax itu tertulis dalam firman Allah SWT dalam surat an-Nur ayat 11 yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu mengira berita bohong buruk bagi kamu bahkan ia baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapatkan balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya azab yang besar.” [QS an-Nur: 11]

Semoga kita terhindar dari perilaku menyebarkan apalagi pembuat berita hoax, jangan biarkan diri kita terjebak di dalamnya. Amiin ….

Pengirim: Afip Miftahul Basar, M.Pd, Pendidik di SMPIT Nurul Fajri Cikarang Barat-Bekasi

  • retizen
  • surat pembaca
  • bahaya hoaks
  • al hujurat
  • an nur

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke .

Pemerintah melalui Kominfo dan masyarakat yang peduli dengan persatuan Indonesia semakin sering menggaungkan pentingnya literasi digital, mengingat saat ini penyebaran berita hoax semakin menjadi-jadi, apalagi kalau sudah berkaitan dengan politik dan kesehatan.

Berita hoax, atau hoaks, adalah berita bohong yang kebenarannya harus dibuktikan dan diperiksa dulu melalui data dan fakta yang ada. Melihat dampaknya yang begitu berbahaya, berikut ini cara yang dapat dilakukan untuk menyikapi dan mengatasi berita hoax.

Agar dapat menyikapi dan mengatasi penyebaran berita hoax, Anda perlu mengenali ciri-ciri berita hoax terlebih dahulu. Kemudian, menerapkan dan mensosialisasikan pentingnya literasi digital agar tidak jadi netizen sesat.

Jangan Mudah Terprovokasi dengan Judul Berita 

Artikel dengan judul clickbait memiliki isi yang sama sekali tidak berhubungan dengan headline artikel. Berita semacam ini biasanya dibuat dengan tujuan tertentu, misal untuk mendongkrak jumlah visitor atau viewers, yang pada akhirnya berhubungan dengan seberapa banyak uang yang bisa didapatkan. Baca dan pahami dengan perlahan agar tidak terprovokasi. Biasanya, berita hoax menggunakan judul berita bertipe clickbait ini.

Bersikap Kritis terhadap Apapun yang Didapat

Seperti yang telah diketahui, siapapun bisa menulis berita di internet. Namun tak semua orang memiliki kapasitas serta tanggung jawab terhadap apa yang ditulis. Untuk itu Anda harus mencari tahu apakah berita tersebut valid. Cara memeriksa valid tidaknya suatu berita, Anda bisa mencari referensi lain mengenai bahasan yang sama atau masuk ke kanal cekfakta liputan6.com.

Utamakan Logika

Selanjutnya, selalu gunakan logika saat mendapati suatu berita yang belum diketahui kebenarannya. Seperti berita tentang konspirasi corona yang santer terdengar hingga broadcast yang menggiring opini agar masyarakat meninggalkan protokol kesehatan karena disebut bahwa corona hanya akal-akalan. Padukan dengan data dan jurnal ilmiah.

Sudah banyak contoh bahaya berita hoax Covid-19, sehingga Anda perlu benar-benar menyikapinya dengan bijaksana dan mencegah penyebaran berita hoax tersebut supaya tidak semakin luas.

Lakukan Konfirmasi

Selalu tanyakan kepada lembaga yang bersangkutan. Lembaga profesional tidak akan mungkin sembarangan dalam menyampaikan berita kepada masyarakat. Tak ada salahnya jika Anda mem-follow akun-akun media sosial yang memang sudah terpercaya dalam menyampaikan konten.

Laporkan Konten yang Mengandung Hoax

Cara mengatasi berita hoax yang cukup efektif adalah melaporkannya kepada lembaga yang berwenang, dalam hal ini adalah Kominfo. Anda bisa mengirimkan email berisi aduan ke . Jika berkaitan dengan berita tentang Covid-19, Anda juga bisa memanfaatkan aplikasi peduli lindungi dari Kominfo.

Jika hoax yang Anda terima berasal dari sosial media, Anda cukup laporkan konten tersebut dengan cara klik titik tiga kanan atas, pilih Laporkan. Pihak sosial media akan menindak konten yang banyak dilaporkan.

Saring Sebelum Sharing

Hoax akan menggunakan kalimat-kalimat yang bernada ancaman, semisal jika tidak dibagikan maka akan mendapat karma atau iming-iming akan memperoleh keberuntungan. Tetap tenang dan gunakan logika serta periksa kebenaran berita tersebut. Saring sebelum sharing, jika hal tersebut hoax cukup berhenti di Anda.

Jangan Mudah Percaya dengan Gambar atau Video yang Muncul di Internet

Kecanggihan dunia fotografi memungkinkan untuk menggabungkan dua gambar atau lebih dalam satu bentuk konten. Ditambah dengan kata-kata bombastis biasanya akan mengundang banyak interaksi. Jangan mudah percaya dengan apa yang Anda lihat di internet karena konten semacam ini sangat mudah dibuat oleh siapapun.

Cara Cek Berita Hoax

Tak kalah penting berikut ini cara cek kebenaran sebuah berita dengan melihat ciri-ciri berita hoax:

Perhatikan Elemen Berita

Berita hoax biasanya tidak menampilkan keterangan waktu dengan pasti, misal tanggal, waktu atau keterangan tempat. Berita hoax biasanya akan menuliskan kemarin, lusa atau besok tentang kronologi kejadian.

Cek Google

Manfaatkan Google untuk menganalisis sebuah konten. Jika Anda curiga, coba ketikkan kata kunci yang dilengkapi kata hoax di belakangnya. Google akan menampilkan referensi artikel terkait konten tersebut.

Verifikasi Data

Langkah penting lain yang bisa ditempuh untuk menganalisis hoax. Cocokkan pernyataan yang terkandung dalam konten dengan sumber yang dapat dipercaya, seperti jurnal penelitian atau situs resmi milik pemerintah.

Itulah beberapa trik yang bisa digunakan untuk menyikapi dan mengatasi berita hoax.

sumber : //www.qubisa.com/article/mengatasi-berita-hoax#showContent

artikel sebelumnya : //manajemen.uma.ac.id/2021/10/pengangguran-struktural-pengertian-contoh-dan-cara-mengatasinya/

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề