Jumlah minimal sampel PENELITIAN kuantitatif PDF

Populasi Dan Sampel Penelitian

adalah manajemen Personlia (SDM);Manajemen; Pembelajaan Perusahaan dan ... menentukan besamyasampel (sampel size) ... Tel^k Probability Sampling.

metode penelitian kuantitatif aplikasi

Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan. /oleh Asep Saepul Hamdi. ... pendekatan kuantitatif tetapi penelitian deskriptif juga digunakan.

Pemilihan Sampel - metode penelitian

Sampling. � Menentukan Ukuran dan Anggota Sampel ... Sampling : ialah proses memilih sejumlah elemen dari populasi yang cukup mewakili (representatif.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Sampel adalah bagian dari

populasi yang memiliki sifat-

sifat yang sama dari obyek yang

merupakan sumber data

(Sukadarrumidi, 2006:50).

Sampel diambil dalam

penelitian sebagai

pertimbangan efisiensi dan

mengarah pada sentralisasi

permasalahan dengan

memfokuskan pada sebagian

dari populasinya.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Mempunyai sifat yang dimiliki oleh

populasi: Apabila populasi dicirikan

oleh warna, dimensi, dan kekerasan

bahan maka sampelnya juga harus

dicirikan oleh hal yang sama.

Mewakili dari populasi: Apabila dari

sejumlah anggota populasi sesudah

dipertimbangkan cukup diambil

sebuah sampel maka hasil pengujian

sampel tersebut akan mewakili seluruh

anggota populasinya.

Dapat dipergunakan untuk

mengeneralisasi hasil analisis:

Berkaitan dengan keterangan di atas

maka hasilnya akan berlaku untuk

seluruh anggota populasi

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Untuk mereduksi jumlah obyek

yang akan diteliti, hal ini akan

lebih bermanfaat apabila cara

pengujian obyek dilakukan

hingga rusak

Dengan membatasi jumlah

populasi atau wilayah populasi

untuk membuat generalisasi

hasil analisis

Berusaha untuk mempersingkat

waktu, memperkecil dana, dan

tenaga peneliti.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Tentukan jumlah populasi

terlebih dahulu kemudian

menentukan sampelnya.

Batasi luasnya dengan

menegaskan karakteristik

populasi teoritis dengan

cara melakukan identitas

dan inventarisasi terhadap

sifat-sifat populasi sebagai

ruang lingkup dalam usaha

melakukan generalisasi.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Biaya lebih murah

Waktu lebih pendek

Tenaga yang dierlukan lebih sedikit

Dengan teknik sampling yang baik,

akan diperoleh hasil yang lebih baik

atau tepat daripada penelitian

terhadap populasi karena:

adanya tenaga-tenaga ahli

penyelidikan dilakukan lebih teliti

kesalahan yang mungkin diperbuat

lebih sedikit

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Ada dua macam cara pengambilan

sampel, yakni secara random

(random sampling, probability

sampling method)

dan non

random

(non random sampling,

non probability sampling)

.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Probability Samples

adalah teknik

sampling yang

memberikan

kemungkinan yang

sama paa setiap

individu untuk

dipilih sebagai

sampel

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Setiap individu atau item

dari target memiliki

kesempatan yang sama

untuk terpilih. Seleksi

dilakukan dengan

penggantian atau tanpa

penggantian.

Pemilihan sampel dapat

menggunakan tabel nomor

acak untuk mendapatkan

sampelnya.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu

daftar nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel.

Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang

ditentukan berdasarkan hasil pembagian jumlah populasi

dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah

sampel).

Biasanya untuk sampel yang pertama telah ditentukan terlebih

dahulu secara random atau dengan cara lain yaitu dilakukan

pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan

kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil

persentasenya yang seimbang, sehingga dengan jumlah

perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam

populasinya dengan besarnya sampel yang diambil pada

masing-masing kelompok tersebut.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Sebelum diambil sebagai sampel, populasi

dibagi-bagi menjadi sub-sub populasi yang

disebut strata, lapisan atau kelompok yang lebih

kecil.

Dilakukan karena populasi heterogen, sehingga

dengan mengelompkkan menjadi beberapa

strata, diharapkan tiap startum menjadi relatif

homogen. Misalnya untuk memperkirakan tingkat

penjualan hotel berbintang dan non bintang di

Bali.

Dengan pengklasifikasian hotel atas hotel

bintang 5, bintang 4, bintang 3, hotel melati 1,

melati 2, melati 3, villa dan seterusnya, akan

memudahkan hasil yang diperoleh.

Stratified

Random Sampling

sangat tepat digunakan kalau

elemen-elemen yang diselidiki mempunyai nilai-

nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi).

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Dalam sistem penggajian pegawai hotel

diketahui penghasilannya sebagai berikut:

Jika sampel yang akan dipakai 100 orang,

maka pembagiannya untuk strata:

I = 40% berpenghasilan rendah

II = 50% berpenghasilan sedang

III = 10% berpenghasilan tinggi

I = sebanyak 40% X 100 orang = 40 orang

II = sebanyak 50% X 100 orang = 50 orang

III = sebanyak 10% X 100 orang = 10 orang

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel

dengan pemilihan mengacu pada kelompok bukan pada

individu.

Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau

sulit menentukan dan menemukan kerangka sampel meski

dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel

sudah ada.

Misalnya: Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten

Badung ingin mengetahui bagaimana Sikap

para karyawan hotel terhadap Kebijakan

Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung,

besar sampel adalah 300 orang, kemudian

ditentukan Cluster misal Hotel berbintang

sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah

karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang

diambil adalah 300 : 50 = 6, kemudian

dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam

hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang

karyawan sebagai anggota sampel.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Tidak semua individu atau elemen dalam

populasi mendapat peluang atau

kesempatan yang sama untuk diambil

sebagai sampel. Jadi teknik

Non

Probability

bersifat subyektif, bergantung

kepda selera peneliti yang akan

mengambil sampel.

MIsalnya pada

incidental sampling

, yang

diambil hanya individu-individu yang

kebetulan dijumpai seperti orang-orang

di pinggir jalan, mahasiswa yang sedang

masuk warung untuk mengetahui besar

pengeluaran mereka sebulan.

Generalisasi yang dibuat sudah tentu

tidak memberikan taraf keyakinan yang

tinggi, kecuali jika populasinya homogen.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Judgement sampling

adalah sampling

berdasarkan pendapat atau pertimbangan-

pertimbangan tertentu, tanpa

mempertimbangkan subyek-subyek yang diambil

sebagai sampel itu mewakili populasi, sub

populasi atau tidak, bukan sebuah persoalan.

Keuntungan teknik ini ialah bahwa

melaksanakannya lebih mudah, murah, dan

cepat.

Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih

kasar yang tak dapat dipandang sebagai

generalisasi umum. Dalam sampel dapat dengan

sengaja kita masukkan orang-orang yang

mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan.

Kelemahannya ialah kecenderungan memiih

orang yang mudah didekati bahkan yang dekat

pada kita yang mungkin ada biasnya dan

memiliki ciri yang tidak dimiliki populasi dalam

keseluruhannya.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Sampling kuota adalah teknik memilih sampel

yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah

atau kuota yang diinginkan. Jumlah subyek yang

akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu. Jika

kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan

dan tentang siapa yang akan dijadikan

responden, terserah kepada team pengumpul

data.

Misalnya :

Untuk responden wisatawan mancanegara

ditetapkan kuota sebagai berikut:

10 orang warganegara Inggris

15 orang warganegara Australia

20 orang warganegara Jepang

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Sampel

chuck

biasanya hanya

merujuk pada kelompok yang

kebetulan tersedia saat

dibutuhkan. Misalnya peneliti

mewawancarai lima orang di

jalan tentang beberapa topik

yang sedang menjadi

hot

issues

yang mungkin tidak

mewakili seluruh populasi, dan

bahkan tidak mewakili

siapapun yang berada di

jalanan di mana wawancara itu

dilakukan.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Rumus Slovin (Jika Jumlah

Populasi diketahui)

Pertanyaan dalam seringkali

diajukan dalam metode

pengambilan sampel adalah

berapa jumlah sampel yang

dibutuhkan dalam penelitian.

Sampel yang terlalu kecil dapat

menyebabkan penelitian tidak

dapat menggambarkan kondisi

populasi yang sesungguhnya.

Sebaliknya, sampel yang terlalu

besar dapat mengakibatkan

pemborosan biaya penelitian.

dimana

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : batas toleransi

kesalahan (error tolerance)

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas

toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan

dengan persentase.

Semakin kecil toleransi kesalahan, maka semakin akurat sampel

menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas

kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian

dengan batas kesalahan 10% memiliki tingkat akurasi 90%.

Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi

kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.

Contoh:

Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000

karyawan, dan akan dilakukan survei dengan

mengambil sampel. Berapa sampel yang dibutuhkan

apabila batas toleransi kesalahan 5%.

Dengan menggunakan rumus Slovin:

n

= N / ( 1 + N e² ) = 1000 / (1 + 1000 x 0,05²) =

285,71 dibulatkan menjadi 286, dengan demikian,

jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak

diketahui)

Jika jumlah populasi tidak diketahui, jumlah responden

penelitian dapat ditentukan dengan merujuk pada persyaratan

jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis

SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200 sampel.

Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap

cukup memadai, dan disarankan menggunakan teknik ML

(

maksimum likehood

) atau GLS (

generelaized least squares

).

Begitu juga halnya dengan analisis faktor, besarnya jumlah

sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan

dikalikan 5 kalinya.

Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator penelitian,

maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 =

100 orang (Ferdinand, 2002:48).

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.

Ada 2 pilihan Teknik Sampling:

Random dan Non Random

Teknik Sampling Random bertujuan

melakukan generalisasi, Non

Random terbatas pada sampel

tertentu (responden)

Jumlah Sampel dapat ditentukan

dengan sebuah formula (Slovin) jika

jumlah populasi telah diketahui.

Berdasarkan ketentuan/persyaratan

jumlah, bagi alat analisis tertentu

seperti Analisis Faktor dan SEM.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,

M.MA., MA.