Kelainan Kelainan berikut ini yang diakibatkan oleh Kelainan trisomi gonosom adalah

Manusia dilahirkan dengan 46 kromosom [23 pasang]. Sepasang di antaranya merupakan kromosom seks untuk menentukan gender atau jenis kelamin seseorang, sedangkan 22 pasang kromosom lainnya menentukan banyak faktor, mulai dari pertumbuhan hingga fungsi tubuh. Gen yang berada di rangkaian kromosom, merupakan perpaduan antara gen ayah dan ibu.

Namun selama proses pembentukan di dalam kandungan, dapat terjadi gangguan sehingga kromosom mengalami perubahan dalam jumlah ataupun struktur genetiknya. Menurut dr. Ardiansjah Dara, Sp.OG, M.Kes., dari MRCCC Siloam Hospital, Semanggi, Jakarta, jika salah satu kromosom yang seharusnya sepasang terbentuk hanya 1 saja, sehingga jumlah keseluruhan kromosom menjadi 45, maka disebut monosomi. Sedangkan bila kromosom bertambah 1 dan jumlah keseluruhan kromosom menjadi 47, maka disebut dengan trisomi.

Down syndrome, edward syndrome, dan patau syndrome merupakan trisomi yang paling banyak dialami oleh bayi. Anak-anak dengan trisomi umumnya mengalami cacat lahir, termasuk keterlambatan tumbuh-kembang dan keterbelakangan mental. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab spesifik yang menjadi pemicu kelainan kromosom ini. Tetapi dibandingkan dengan wanita berusia muda, wanita yang hamil di atas usia 35 tahun dianggap memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan anak dengan masalah trisomi.

Down Syndrome

Down syndrome dikenal pula dengan sebutan trisomi 21. Hal ini disebabkan kromosom yang jumlahnya 3 terdapat pada kromosom 21. Dilansir melalui Better Health, ada 3 tipe down syndrome. Yang pertama dan yang paling umum terjadi adalah Standard Trisomy 21, yaitu sperma ayah atau sel telur ibu mengandung kromosom lebih. Yang kedua adalah mosaic down syndrome, yaitu kromosom tambahan muncul secara tiba-tiba ketika embrio berkembang. Yang ketiga adalah translocation down syndrome, yaitu down syndrome yang terjadi secara turun-temurun dalam keluarga. Tipe ini terjadi sebanyak 5 persen dari kasus down syndrome yang dialami pada bayi.

Edward Syndrome

Edward syndrome juga dikenal dengan nama trisomi 18. Sesuai dengan namanya, kromosom yang berjumlah 3 terdapat pada kromosom ke-18. Masalah ini diperkenalkan oleh John Hilton Edward. Tidak seperti kasus down syndrome, edward syndrome memang tergolong cukup langka, yaitu terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran bayi.

Bayi dengan Edward syndrome memiliki beberapa tanda fisik khusus, seperti kepala yang kecil, bagian belakang kepala menonjol, cacat pada telinga, rahang kecil, hidung datar, kelopak mata sempit, tulang dada pendek, tidak memiliki kuku, kelainan pada alat kelamin, dan memiliki berat badan yang tidak normal. Penderitanya juga akan mengalami gangguan mental, kelainan jantung, serta kelainan pada organ-organ tubuh lainnya. Karena itu, bayi yang mengalami sindrom ini cenderung tidak dapat bertahan hidup. Kemungkinan besar mereka akan meninggal di dalam kandungan, atau jika dilahirkan hanya 5-10 persen saja yang mampu bertahan hidup hingga usia 1 tahun.

Dokter Dara dalam acara peringatan Hari Trisomi Sedunia, yang diadakan oleh Bank Darah Tali Pusat Cordlife pada beberapa waktu lalu di Jakarta, menyebutkan bahwa edward syndrome bukanlah penyakit keturunan, melainkan terjadi secara acak selama pembentukan sel telur dan sperma. Kesalahan dalam pembagian sel ini disebut dengan nondisjunction, yang menghasilkan sel reproduksi dengan jumlah kromosom yang tidak normal.

Patau Syndrome

Bayi yang mengalami patau syndrome memiliki 3 kromosom pada kromosom ke-13. Karenanya, masalah ini juga dikenal dengan trisomi 13. Patau syndrome terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran. Kondisi kelainan genetik ini menyebabkan bayi memiliki kepala yang kecil, pembentukan tengkorak tidak sempurna, bagian pada otak tidak terbentuk secara optimal, cacat struktural pada mata, bibir sumbing, kelebihan jari baik di tangan ataupun kaki, masalah jantung bawaan, kecacatan tabung saraf, serta alat kelamin tidak terbentuk sempurna.

Akibat masalah-masalah tersebut, kebanyakan bayi dengan Patau syndrome meninggal di dalam kandungan. Kalaupun dapat dilahirkan, hampir 90 persen bayi meninggal di tahun pertama kelahiran. Hanya 5-10 persen bayi dengan tingkat masalah kesehatan yang tidak terlalu serius mampu bertahan hidup lebih dari setahun. [GS/OCH]

Halodoc, Jakarta — Penyakit trisomy, seperti namanya, merupakan kelainan pada kromosom di mana sel-sel di dalam tubuh memiliki tiga buah kromosom, bukan dua seperti halnya sel normal. Kondisi ini membuat kromosom di dalam sel menjadi 47, bukan 46. Jika kromosom yang jumlahnya 3 terdapat pada kromosom ke-18 disebut sebagai penyakit trisomy 18 atau Edward syndrome. Jika kromosom yang jumlahnya 3 terdapat pada kromsom ke-21 disebut sebagai trisomy 21 atau Down syndrome. Sedangkan, kromosom yang jumlahnya 3 terdapat pada kromosom ke-13 akan menyebabkan trisomy 13 atau sindrom Patau.

Ketiga penyakit trisomy ini merupakan sindrom trisomiy autosomal paling umum terjadi pada bayi. Autosomal mengacu pada salah satu kromosom yang bukan kromosom seks. Setiap sel normal manusia mengandung 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang autosom, yang menentukan banyak faktor, mulai dari pertumbuhan hingga fungsi tubuh. Serta ditambah dua kromosom seks yang menentukan jenis kelamin seseorang. Dua kromosom X untuk perempuan atau kromosom X dan Y untuk laki-laki.

Anak-anak dengan trisomi umumnya mengalami cacat lahir, keterlambatan tumbuh-kembang, dan keterbelakangan mental. Namun, diagnosis trisomi 18 dan  trisomi 13 jauh lebih serius dibandingkan trisomi 21 [sindrom Down]. Bayi dengan trisomi 13 dan trisomi 18 memiliki rentang hidup jauh lebih pendek. Sebagian besar di antaranya tidak akan bertahan hidup pada tahun pertama kehidupan mereka.

Edward syndrome atau trisomi 18 tergolong cukup langka, terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran bayi. Bayi dengan Edward syndrome memiliki beberapa tanda fisik khusus, seperti kepala yang kecil, bagian belakang kepala menonjol, cacat pada telinga, rahang kecil, hidung datar, kelopak mata sempit, tulang dada pendek, tidak memiliki kuku, kelainan pada alat kelamin, dan memiliki berat badan yang tidak normal. Pengidap sindrom ini juga mengalami gangguan mental, kelainan jantung, dan kelainan pada organ-organ tubuh lainnya.

Kelainan genetik akibat trisomy 13 atau sindrom Patau menyebabkan bayi memiliki kepala yang kecil, pembentukan tengkorak tidak sempurna, bagian pada otak tidak terbentuk secara optimal, cacat struktural pada mata, bibir sumbing, kelebihan jari baik di tangan ataupun kaki, masalah jantung bawaan, kecacatan tabung saraf, serta alat kelamin tidak terbentuk sempurna.

Sedangkan Down syndrome [trisomi 21] menyebabkan perbedaan kemampuan belajar dan ciri-ciri fisik tertentu. Penyakit trisomy ini tidak bisa disembuhkan, tetapi dengan dukungan dan perhatian maksimal orang tua, anak dengan sindrom Down bisa tumbuh bahagia dan memiliki kemandirian untuk bertahan hidup.

Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak tentang penyakit trisomy dan upaya mengurangi risiko penyebabnya, kamu bisa mengandalkan aplikasi Halodoc, lho. Di aplikasi ini kamu bisa bertanya kepada dokter ahli melalui layanan voice/video call atau chat. Selain itu, di aplikasi Halodoc, kamu juga bisa membeli vitamin dan obat-obatan serta cek lab tanpa harus keluar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play sekarang.

Dalam Rangka Memperingati Hari Sindrom Down yang ditetapkan ditetapkan tanggal 21 Maret, maka RSND memuat artikel mengenai Sindrom Down. Diharapkan artikel ini bermanfaat bagi masyarakat. Berikut artikel mengenai Sindrom Down.

Sindrom Down merupakan kelainan bawaan ditandai dengan kumpulan gejala fisik [phenotype] berupa hidung “pesek”, mata kecil dan sipit, telinga kecil, lidah besar, dan perawakan pendek disebut juga Trisomi 21 karena disebabkan oleh kelebihan jumlah kromosom 21 yaitu berjumlah tiga [tri] yang pada orang normal mempunyai dua. Sindrom Down merupakan penyebab genetik disabilitas intelektual paling sering yang tidak diturunkan [95% tidak diturunkan, 5% diturunkan]. Pertama kali ditemukan oleh dokter dari Inggris bernama Langdon Down tahun 1862 yang melakukan riset mengenai karakteristik fisik disabilitas intelektual yang oleh dokter Down dianggap seperti ras Mongolia, namun demikian penyebutan Sindrom Mongolia mulai ditinggalkan sejak tahun 1970 karena dianggap rasis sehingga penamaan ini sekarang tidak digunakan lagi.

PENYEBAB SINDROM DOWN

Sindrom Down pada umumnya [95%] disebabkan karena gagalnya pembelahan sel gamet [sel telur atau sperma] pada proses Meiosis I ataupun Miosis II  [non-disjunction] sehingga mengakibatkan terjadinya kelebihan kromosom 21 sel gamet, apabila sel gamet tersebut dibuahi akan menghasilkan bayi dengan kelebihan 1 kromosom 21 atau disebut Trisomi 21 dengan kariotip: 47, XX,+21 [Perempuan] atau 47, XY, +21 [Laki-laki]. Sindrom Down jenis ini disebut sebagai Sindrom Down Klasik dan tidak diturunkan.

Gambar 1. Kariotip Sindrom Down Klasik Perempuan [47,XX,+21]

Sebagian kecil kasus [5%] terjadi akibat terjadinya translokasi [perpindahan sebagian atau seluruh kromosom ke kromosom lain] yang terjadi akibat adanya translokasi kromosom 21 dengan kromosom akrosentrik [tidak mempunyai lengan pendek] lain misalnya kromosom 14 [paling sering], kromosom 13, kromosom 15, dan dengan kromosom 21. Sindrom Down jenis ini disebut sebagai Sindrom Down Translokasi dan pada umumnya diturunkan dari orang tuanya [karier].

Gambar 2. Kariotip Sindrom Down Translokasi [46,XY,t [14;21][q10:q10],+21]

FAKTOR RISIKO SINDROM DOWN

          Kegagalan terjadinya pembelahan sel gamet [Meiosis non-disjunction] belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun beberapa literatur mengatakan faktor lingkungan seperti polusi, merokok, paparan sinar radiasi, kurang gizi, gangguan metabolisme asam folat menjadi faktor yang diduga merupakan faktor yang menyebabkan gagalnya pembelahan sel gamet.

Umur ibu yang lanjut [>35 tahun] atau disebut advance maternal age disebut sebagai risiko yang tinggi nterhadap kejadian Sindrom Down. Oleh karena itu wanita yang berumur lebih dari 35 tahun apabila mengandung sebaiknya melakukan skrining tes untuk mengetahui keadaan janin yang sedang dikandung. Jenis tes yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan darah ibu [maternal serum screening] pada trimester satu [

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề