Kelebihan dan kekurangan model PEMBELAJARAN area


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Model pembelajaran adalah suatu rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Sedangkan pengertian pembelajaran area adalah pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya.

Pembelajara area ini mencakup tiga pilar utaam yaitu: [1] kontruktivitas, [2] sesuia dengan perkembangan dan [3] pendidikan progresif.Dan ada beberapa macam-macam  pembelajaran area menggunakan 10 area, yaitu: area agama, area balok, area bahasa, area drama, area matematika, area sains, area seni atau motorik, area pasir dan air, area musik, area membaca dan menulis.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian pembelajaran di KB dengan pendekatan di area?

2.      Bagaimana macam-macam pembelajaran area di KB/TK?

3.      Bagaimana pengelolaan kelas dalam model area?

4.      Bagaimana langkah-langkah kegiatan dalam model pembelajaran di area?

C.    Tujuan penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian pembelajaran di KB dengan pendekatan di area.

2.      Untuk mengetahui macam-macam pembelajaran area di KB/TK.

3.      Untuk mengetahuipengelolaan kelas dalam model area.

4.      Untuk memahami langkah-langkah kegiatan dalam model pembelajaran di area.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pembelajaran Di KB Dengan Pendekatan Di Area

Perkembangan saat ini lembaga pendidikan KB/TK di Indonesia lebih banyak menggunakan area kegiatan atau di sebut juga dengan istilah area dalam pembelajarannya. Sebenarnya area bukanlah ide baru karena sejak dulu pun area-area kegiatan telah dilakukan hanya saja peristilaannya berbeda.

Area pembelajaran merupakan serangkaian atau tempat atau area tempat kerja yang di berikan wilayah kerja mandiri pada anak, namun tetap memiliki keterikatan dengan ruangan aktivitas keseluruhan. Dengan system area guru menyiapkan beragam kegiatan dan anak di beri kesempatan untuk memilih sendiri aktivitas yang di minatinya.

Model pembelajaran adalah suatu rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Sedangkan pengertian pembelajaran area adalah pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya. Yang menekankan pada prinsip:

1.      Pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak;

2.      Membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktivitas di dalam area-area yang disiapkan; dan

3.      Keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran.

Pembelajara area ini mencakup tiga pilar utama  yaitu: [1 kontruktivitas, [2] sesuia dengan perkembangan dan [3] pendidikan progresif.

1.      Kontruktivisme

Kontruktivisme meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak berusaha memahami dunia di sekelilingnya. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya anak. Orang dewasa dan lingkunga. Anak membangun pemahaman mereka sendiri atas dunia dan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya dengan membangun pemahaman-peahaman baru dan pengalaman atau pemahaman yang telah mereka miliki sebelumnya.

2.      Sesuai perkembangan

Pelaksanaan pemblajaran area ini metode yang selaras dengan tahap perkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan yang berbeda, namun pada saat yang sama. Setiap anak adalah makhluk individual dan unik. Demikian pendidik harus mencermati dan menyimak perbedaan antara keterampilan dan minat anak-anak yang berusia sama.

3.      Pendidikan progresif

Semua kagiatan dalam pembelajaran ini di dasarkan pada minat, tingkat perkembangan kognitif dan kematangan sosio emosional, mendorong rasa ingin tahu alamiah anak. Kegembiraan terhadap pengalaman-pengalaman panca indra dan keinginan untuk menjelajahi gagasan-gagasan baru anak itu sendiei. Pelaksanaan pendidikan progresf di bangun berdasarkan prinsip-prinsio perkembangan anak konstruktivitasme ini.

Pembelajaran area menggunakan 10 area, yaitu: area agama, area balok, area bahasa, area drama, area matematika, area sains, area seni atau motorik, area pasir dan air, area musik, area membaca dan menulis.

B.     Macam-Macam Pembelajaran Area Di KB/TK

Beberapa area pembelajaran yang lazim di KB/TK akan di jelaskan di bawah ini.

1.      Area Bahasa

Area bahasa adalah tempat aktivitasnya anak untuk melatih kemampuan berbahasa. Di area ini anak dapat mengembangkan kemampuan dalam mendengarkan, berbicara, persiapan menulis, dan membaca perlengkapan dan beberapa bahan-bahan membantu mengoptimalkan kemampuan berbahasa ini dianataranya adalah:

a.       Poster alpabet

b.      Buku dan kaset bercerita

c.       Kartun menggambar untuk bercerita dengan anak-anak

d.      Lotto

e.       Objek dan gamabar yang di lengkapi dengan kata, sajak atau inisial bunyi

f.       Gambar domino

g.      Permainan menembak gerakan [pantomim] ayau gambar melalui permainan jari, syair, dan bercerita

h.      Pertunjukan wayang golek,

i.        Puzzle huruf

j.        Rekaman suara, seperti suara binatang, suara benda-benda yang di kenal

k.      Tanda atau label

2.      Area Matematika

Area matematika adalah wilayah permainan yang mengembangkan kemampuan logika dan kognitif anak. Aktivitas di area matematika ini dapat berbentuk pengenalan konsep angka, bentuk [geometri], ukuran, ruang, posisi, dan arrah logika sederhana. Beberapa perlengkapan yang dapat di sediakan anak memfasilitasi pengembangan kemampuan matematika anak meliputi:

a.       Sempoa

b.      Manik-manik

c.       Berbagai bentuk-bentuk geometri

d.      Kayu panjang, pendek, timbangan, bejana air dalam berbagai bentuk untuk mengembangkan konsep ukuran

e.       Kalender, termometer, jam, skala

f.       Lotto

g.      Gelas ukur

h.      Kartu bilangan, domino, serta puzzle

3.      Area Balok

Dalam permainan balok, terdapat kecenderungan kearah agresif dan tindakan menyendiri. Karena itu, area balok harus mengakomodasi anak yang ingin bekerja sendiri, mengakomodasi anak ingin bermain dengan anak lain, atau mengakomodasi anak yang ingin bermain secara berkelompok yang etrdiri dari empat sampai lima anak.

Terdapat beberapa cara dal menata dan menetapkan area balok di kelas. Di anytaranya adalah area balok dapat di tamping di dalam atau di luar kelas, diteras, di permukaan lantai yang keras dan datar, atau dapat diatur dan di kelompokkan ke dalam tempat-tempat yang kecil atau besar. Penataan area balok dapat dilakukan dengan menggunakan rak, atau dengan menempatkan area balok di sepanjang ruangan [area balok yang kecil berdekatan dengan pintu masuk, hal ini di tunjukan untuk anak yang penakut atau pemalu. Sedangkan area balok yang besar berdekatan dengan area permainan drama]. Penempatan area balok bisa juga dilakukan dengan cara menggunakan lantai yang di naiki [seperti panggung], sehingga kelas memiliki dua lantai area balok ruang di bawah panggung untuk area balok kecil, sedangkan diatas untuk area balok besar. Karena kontruksi balok mudah roboh oleh lalu lalang orang yang bergerek cepat, maka area balok harus di tempatkan di daerah yang tidak banyak dilalui orang.

Sebagai penataan akhir, area balok memerlukan bahan-bahan akustikal untuk merendam bunyi balik yang terjatuh. Kita dapat menggunakan karpet untuk mutupi lantainya. Selain itu, rak balok pun harus di berikan karpet untuk mengurangi bunyinya yang berisik. Bahan-bahan area balok dan bangunan dapat meliputi:

a.       Aksesoris untuk bangunan balok seperti binatang dan orang [kayu, karet, plastik]

b.      Roda di dorong di lantai, setir, dan balok tambahan

c.       Kereta dorong

d.      Balok besar

e.       Papan yang di sambungkan

f.       Lego, lassy, atau balok yang si sambungkan satu sam lainnya [banyak macam yang akan di dapatkan dari kayu dan plastik]

g.      Balok berlubang

h.      Papan, box, rumah kayu, tong, dan lain-lain

i.        Perlengkapan tanda-tanda lalu lintas, dan lain sebagainya.

4.      Area Bermain Drama

Karakteristik area permainan drama adalah mirip dengan sudut rumah tangga. Karena perabotannya cukup besar dan banyak seperti tungku, tempat mainan, kursi, dan meja mini, maka area permainan drama memerlukan ruangan yang cukup luas. Jika tempat berpakaian di masukan, maka di perlukan ruangan tambahan. Penggunaan karpet tidak di perlukan dalam area ini. Aturan yang di tekankan di antaranya adalah anak-anak tidak di perbolehkan menggunakakan air ketika mereka bermain masak-masakan di dapur mini. Untuk kegiatan yang bervasiasi para guru dapat menambahkan bahan-bahan lain seperti kotak, botol, kaleng, tali, roda, dan perkakasan di area ini.

Guru dapat mendorong anak untuk mengekspresikan pengalman apa pun yang mereka inginkan. Dalam bermain drama, anak memainkan peran sebgai anggota keluarga, melakukan pekerjaan masyarakat melakukan kembali aktivitas sekolah menceritaknya kembali selain itu anak juga belajar social yang menyenangkan seperti tata krama di meja, dan sopan santun jika berbicara melalui telepon. Beberapa perlengkapan dan material yang di perlukan dapat mencangkup:

a.       Kamera [mainan atau camera “poloraid” dengan film asli]

b.      Kostum di antaranya kostum binatang, syap bidadari, topi, kaca mata.

c.       Perlengkapan yang di gunakan dalam pekerjaan masyarakat [speprti tas dokter dan stetostop mainan] dan kostum untuk cerita selanjutnya.

d.      Furniture boneka atau pemainana rumah tangga [seperti boneka meja dan 2-4 kursi, tempat tidur atau ayunan, kereta bayi, peti untuk pakaian, kulkas, kompor, bak cuci, lemari makanan dan merin pengering, lemari pakaiam dan seprei. Panci, wajan, piring plastic papan setrika, spu, pengusap debu, pengki, dan lap, makanan siap saji dan lain sebagainya]

e.       Boneka

f.       Pakaian untuk laki-laki dan perempuan [rok panjang, blus, gaun, kemeja, celana panjang wanita, sepatu, peci, topi, sepatu bot, koper, kecil, scraf, dan pita, bunga, barang-barang prhiasaan, dompet, dasi, dan potongan bahan]

g.      Kain selendang [seperti orang di beri 2 atau 3 potong, yang dapat menjadi imajinatif]

h.      Alat atau perkakas [seperti pipa air dari karet, setir, pipa, kran air, kunci pintu, pegas, kunci, alat Derek, bel, skala, jam alarm, mesin hitung uang mainan, tombol lampu, dan kertas berlobang untuk tiket]

i.        Miniature rumah boneka , masyarakat, perkebunan, station, dan lain lainya

j.        Cermin [penuh setinggi anak dan cermin yang dapat di pegang]

k.      Layar mainan, rumah papan

l.        Wayang golek dan panggungnya

m.    Kursi goyang

n.      Telepon, dan sejenisnya

5.      Area Musik

Anak-anak dapat menyimak musik di salah satu tempat sunyi untuk mendengarkan radio dengan menggunakan headsett. Kendatipun demikian, tempat untuk menari dan bernyanyi harus terpisah secara fisik atau secara akustikal di upayakan dapat mengelolah bunyi dengan baik. Pengunaan karpet di tempat kegiatan ritmik atau tarian urang memberikan kebebassan bergerak. Namun, penggunaan karpet ini dapat meminimalkan resiko saat terjatuh. Hal lainnya yang perlu di perhatiakan adalah cara ,enempatkan piano yang tidak boleh di tempatkan di dejat jendela, dekat pintu, atau dekat perlatan pemana atau pendingin [AC].

Anak-anak menanggapi musik dengan cara mendengarkan, menyanyi, berain alat musik, dan menari. Perlengkapan dan bahan yang di butuhkan untuk area musik dapat mencakup:

a.       Kecai

b.      Mantel tanpa lengan dan rok panjang untuk menari

c.       Bel nada c

d.      Suling kuci nada

e.       Headsett dan ruangan untuk mendengarkan

f.       Buku musik untuk menyanyi, irama dan apresiasi

g.      Kereta musik

h.      Piano dan bangku piano

i.        Gambar tentang musisi, alat musik, dan menari

j.        VCD atau DVD player

k.      Rak untuk lemari CD atau DVD/kaset

l.        Alat musik [drum, piano, kerincing, tamboring, simbal, tam-tam ronceng tangan, stik bergerincing, lonceng di pergelangan tangan, ronceng di pergelangan kaki, alat kocok, meracas, stik berirama, simbal jari, dan gong]

6.      Area Pasir Dan Air

Area pasir dan air pada umumnya di tempatkan di luar kelas, karena beresiko basah dan kotor terkena pasir dan air yang tumpah. Walaupun demikian banyak pula TK yang mulai menempatkan air dan pasir di dalam kelas mengingatkan anak sangat menyukainya serta kegunaanya dalam mengembangkan daya eksplorasi dan sensoris kinestetik anak. Penyediaan area pasir dan air diruangan kelas dapat menambah pilihan bagi anak saat kegiatan “choich time” di laksanakan. Beberapa media yang dapat di gunakan di area pasir dan air adalah:

a.       Pengepel dan spon untuk membersihkan

b.      Pasir laut [putih atau coklat]

c.       Mainan pasir dan lumpur [truk, jeep, kereta, buldoser, truktor, kotak, kardus, kaleng dll]

d.      Meja atau container pasir

e.       Pipa penyedot

f.       Sabun [terapung] dan serpihan sabun

g.      Sedotan

h.      Kerang, daun, batu, kayu

i.        Meja atau container bermain air

j.        Permainan air [kendi kecil, kaleng air, gelas takaran dll]

k.      Pompa air untuk meja air dalam ruangan

7.      Area Sains

Dalam area sains anak-anak mengenal konsep sebab akibat secara langsung. Mereka dapat melakukan eksperimen dan mengeksplorasi apa pun yang mereka inginka. Pada umumnya guru hanya menyediakan bahan-bahan dasar untuk pembentukan konsep-konsep sederhana tentang sains. Walaupu pada perkembangan berikutnya kadang-kadang guru merasa heran dan takjub terhadap kemajuan yang di peroleh anak, dengan kemampuan mengkonstruk pengetahuannya secara mandiri tersebut. beberapa perlengjkapan dan bahan yang di butuhkan adalah:

a.       Binatang dan kandang serangga dll

b.      Binatang, serangga, dan ikan

c.       Aquarium dan perlengkapan lainnya

d.      Burung, tempat menyimpan makanan dan sangkar

e.       Buku dan gambar yang berhubungan dengan: binatang, tumbuhan, dan fenomena alam, dan teknologi, dll.

8.      Area Hewan Dan Tumbuhan

Hingga hari ini, TK di indonesia masih banyak yang memiliki program pemeliharaan hewan dan tanaman di sekolah. Hal ini dilakukan untuk melatih tanggung jawab dan mengembangkan perasaan kasih sayang anak terhadap makhluk hidup lain. Permasalahan utama yang biasa dihadapi dalam progam ini adalah perilaku yang dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Dengan demikian, perencanaa penempatan akhluk hidup harus di pikirkan secara cermat sejak awal untuk memberikan keamanan bagi makhluk tersebut, dan sekaligus akan bermanfaat bagi pembelajaran anak.

Penempatan hewan dan tanaman dapat di letakan di atas meja yang tepat, menempatan kandang binatang di luar alau lalang orang, memberikan meja yang kokoh [lebih di sukai setinggi anak duduk] serta menambahkan kursi biasa atau kursi kecil di seputar meja untuk pengamatan anak. Perlu di perhatikan bahwa tanaman membutuhkan intensitas cahaya dan kelembaban yang bervariasi, sehingga harus di pertimbangkan dan menempatkan makhluk hidup tersebut di dalam ruangan. Adapula TK yang menempatkan binatang dan tumbuhan di luar kelas. Mereka pemeliharannya anak-anak mendapatkan piket untuk memberika makanan atau menyiram tanaman.

9.      Area Pengembangan Agama

Sebagai bangsa timur, program pendidikan di indonesia senantiasa tidak lepas dari kehidupan keberagamaan terutama dalam bidang pendidika. Program-program ini mengedepanka nilai-nilai budi pekerti yang luhur dan pengenalan tata cara peribadahan sesui dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Pada area agama ini dapat di sediakan berbagai alat peribadaaan misalnya untuk anak yang beragama islam di sedikan al quran iqro, kain mukena, sarung peci dan ttasbih. Bagi anak-anak yang beragama kristen dapat di sediakan kitab injil, dan bagi anak-anak lainnya dengan agama dan kepercayaan masing-masing anak. Ruangan yanng di butuhkan untuk pengembangan agama adalah ruangan yang agak tenang yang tidak terlalu di lalui lalu lintas anak.

10.  Area membaca dan menulis

Area ini merupakan tempat bagi anak unuk mengeksplorasi pengelaman pembaca menulis kata-kata yang ada di sekitar mereka. Area membaca dan menulis menyediakan buku-buka atau tulisan-tulisan dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak atau mendengae bahasa dan menulis. Area membaca berisi buku-buka dan bahan-bahan untuk kegiatan membaca. Alat bermain area membaca di antaranya:

a.       Buku tulis

b.      Pencil warna

c.       Kartu huruf

d.      Kartu katagori

e.       Kartu gambar

f.       Spidol

g.      Ballpoin

C.    Pengelolaan Kelas dalam Model Area

Pengelolaan kelas dalam model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta didik, pengaturan area yang diprogramkan dan peranan pendidik. Untuk itu hal-hal yang diperlukan dalam pengelolaan kelas adalah:

a.       Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada hari itu.

b.      Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja kursi, karpet, atau tikar sesuai dengan alat yang digunakan.

c.       Pengaturan area memungkinkan penidik dapat melakukan pengamatan sehingga dapat memberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian.

d.      Pendidik memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat mereka melakukan kegiatan di area.

D.    Langkah-Langkah Kegiatan Dalam Model Pembelajaran Di Area

Langakah-langakah kegiatan dalam model pembelajaran di area antara lain:

a.       Kegiatan awal [30 menit]

Kegiatan yang di laksanakan adalah melatih pembiasaan, misalnya menyanyi, memberi salam dan berdoa. Bercerita tentang pengalaman sehari-hari dan setiap anak bercerita. 3 atau 4 anak bertanya tentang cerita anak tersebut, membicarakan tema atau sub tema, melakukakn kegiatan fisik atau motorik yangdapt di lakukan di luar atau di dalam kelas.

b.      Kegitan inti [60 menit] secara individual di area kegiatan

Sebelum melakukan kegiatan iti, pendidik bersama anak membicarkan tugas-tugas di area yang di programkan. Setelah itu anak dibebaskan memilih area yang di sukai sesuai dengan minanya. Pendidik menjelaskan kegatan-kegiatan di dalam area yang di programkan. Area yang di buka hari di sesuaika degan indikator yang di kembangkan dan saran atau alat pembelajaran yang ada. Anak dapat berpindah area sesuai denggan minatnya tanpa di tentukan oleh guru. Ketika ada anak yang tidak mau melakukan kegiatan di area yang di programkan, guru harus memotivasi anak tersebut agar mau melakukan kegiatan. Guru dapat melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang sedang di minatnya.

Guru melakukan penilaian dengan memakai alat penelitian yang telah di siapkan, tetapi dapat juga untuk mengetahui ke area mana saja minat anak hari itu dengan menggunakan ceklis di setiap area. Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman ataun yang membahayakan, jumlah anak di batasi agar guru dapat memperhatikan lebih mendalam proses dan hasil yang dicapai secara maksimal, tanpa mengabaikan anak-anak yang berasa di area yang lain.

Orang tua atau keluarga dapat di libatkan untuk berpartisipasi membantu pendidik pada waktu kegiatan pembelajaran, memberikan sesuatau yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan anak.

c.       Istirahat/Makan [30 menit]

Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya mencuci tangan, berdoa sebelum makan dan sesudah makan. Tata tertib makan, mengenalkan jenis makanan bergizi, menumbuhkan rasa sosial [berbagi makanan] dan kerjasama. Melibatkan anak membersihkan sisa makanan dan merapihkan alat-alat makan yang telah digunakan. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia dapat di gunakan untuk bermain dengan alat permainan yang bertujuan mengembangkan fisik atau motorik. Jika waktu istirahat kurang. Pendidik dapat menambah waktu istirahatnya dengan tidak mengambil waktu kegiatan lainnya, misalnya bermain sebelum kegiatan awal atau sesudah kegiatan penutup.

d.      Kegiatan akhir [30 menit] klasikal

Kegiatan akhir di laksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita, bernyanyi, cerita, dari pendidik atau pembaca puisi, di lanjutkan dengan diskusi kegiatan satu hari dan mengkonfirmasikan kegiatan esok hari, berdoa, mengucapkan salam dan pulang.

E.     Kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan pendekatan area

Kelebihan pembelajaran dengan pendekatan area

a.       Anggota keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan pembelajaran.

b.      Adanya pilihan dan pusat kegiatan belajar.

c.       Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih dan melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya.

 Kekurangan pembelajaran dengan pendekatan area

a.       Pendidik kurang memperhatikan anak.

b.      Kuranya evisien waktu.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Area pembelajaran merupakan serangkaian atau tempat atau area tempat kerja yang di berikan wilayah kerja mandiri pada anak, namun tetap memiliki keterikatan dengan ruangan aktivitas keseluruhan. Sedangkan model pembelajaran adalah suatu rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.

Ada beberapa macam-macam  pembelajaran area menggunakan 10 area, yaitu: area agama, area balok, area bahasa, area drama, area matematika, area sains, area seni atau motorik, area pasir dan air, area musik, area membaca dan menulis. Dan semuanya memiliki pengelolaan pembelajaran kelas yang baik, serta mempunyai langkah-langkah kegiatan waktu pembelajaran sesuai awal sampai akhir pembelajaran.

Pengelolaan kelas dalam model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta didik, pengaturan area yang diprogramkan dan peranan pendidik. Untuk itu hal-hal yang diperlukan dalam pengelolaan kelas adalah: alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada hari itu. Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja kursi, karpet, atau tikar sesuai dengan alat yang digunakan. Pengaturan area memungkinkan penidik dapat melakukan pengamatan sehingga dapat memberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian. Pendidik memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat mereka melakukan kegiatan di area.

DAFTAR PUSTAKA

Mariyana, Rita, Dkk. [2010]. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta. Prenada Media.

Rachmawati, Yeni. Dkk [2010].Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Mulyasa,H.E [2012]. Manajemen Paud, Bandung.PT Remaja Rosdakarya.

//paudjateng.xahzgs.com/2015/05/10-model-pembelajara-area-pendidikan-anak-paud.html.

Page 2

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề