Kelebihan membangunkan inovasi berbentuk digital untuk pengajaran dan pembelajaran

Inovasi Teknologi Pembelajaran Kembangkan Karakter Pelajar Pancasila

Penulis

Pengelola Web

-

Agustus 4, 2021

0

2241

Berbagi di Facebook

Tweet di Twitter

Jakarta (4/8) – Provinsi Jawa Timur menjadi penyelenggara KIHAJAR TIK TALKS kali ini, dengan peserta yang mendaftar sebanyak 2.573 peserta dari kalangan guru dan tenaga kependidikan tidak hanya dari Jawa Timur dan juga dari seluruh Indonesia.

Acara serial webinar KIHAJAR TIK TALKS di provinsi Jawa Timur dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc. yang mengapresiasi perhatian pemerintah pusat melalui Kemendikbudristek yakni Pusdatin Kemdikburistek terhadap Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur untuk menyelenggarakan pelaksanaan KIHAJAR TIK TALKS kali ini.

Dengan tema kali ini begitu penting dan kita semua harus menyadari bahwa dalam kehidupan sehari – hari tidak lepas dari peran Teknologi Informasi Komunikasi. Termasuk dunia pendidikan. Karena esensi pendidikan itu adalah belajar bukan sekolah.

“Belajar, bisa dilakukan dimana saja, terutama situasi pandemi bisa dilakukan dari Rumah saja. Kebijan Merdeka Belajar lebih teraktualisasi pada proses kegiatan belajar saat ini, dimana guru dan siswa merdeka menentukan metode, media dan sumber belajarnya,” Ujar Emil.

Kelebihan membangunkan inovasi berbentuk digital untuk pengajaran dan pembelajaran
Wakil Gubernur Jawa Timur ,Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc., saat memberikan kata sambutan

Emil menambahkan, digitalisasi sekolah adalah investasi yang tidak akan sia – sia, untuk membangun skema dan generasi yang memiliki karakter siap menghadapi segala tantangan di masa depan. Maka dari itu pemerintah Jawa Timur akan terus mempersiapkan infrastruktur fasilitas TIK hingga ke balai desa bahkan ke tingkat dusun dalam mendukung proses pembelajaran pemanfaatan TIK dari rumah.

Plt. Kepala Pusdatin Kemdikbudristek, Muhammad Hasan Chabibie menyampaikan, Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki tingkat pemanfaatan bantuan kuota data Internet tertinggi yang telah diberikan pemerintah beberapa waktu lalu. Ini menandakan jika pelajar di Provinsi Jawa Timur menyambut baik inovasi di dalam proses pembelajaran selama pandemi.

Hasan menambahkan, inovasi pembelajaran ini adalah salah satu cara mengembangkan karakter Pelajar Pancasila. Disrupsi teknologi ini harus dilandasi dengan filosofi Pancasila yaitu mengambil nilai-nilai positif dari pemanfaatan teknologi untuk proses pembelajaran yang dipimpin oleh para guru, sehingga menjadi pemicu dalam menjaga nyala api belajar tetap terjaga.

Kelebihan membangunkan inovasi berbentuk digital untuk pengajaran dan pembelajaran
Dr. M Hasan Chabibie menyampaikan materi di hadapan peserta

Dr. Ramliyanto, SP.MP., yang hadir mewakili kepala dinas pendidikan provinsi Jawa Timur menjelaskan inovasi pembelajaran yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di masa pandemic ini. Mengingat 60 % berkontribusi keberhasilan komponen pendidikan terhadap hasil pendidikan ditentukan oleh Guru. Oleh karena itu setiap guru di Jawa Timur harus dapat cepat beradaptasi dengan memanfaatkan beragam platform digital dan juga Learning Management System (LMS) di masa pandemi ini.

Untuk mendukung hal tersebut, dinas pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pemanfaatan digital untuk pembelajaran.

“Tepukan tangan seorang guru di bahu muridnya, tidak akan tergantikan oleh teknologi pembelajaran secanggih apapun’ mengutip pesan pak De Karwo (Gubernur Jawa Timur 2009 -2019) sebagai pengingat pentingya peran guru bagi siswa, ujar Dr. Ramliyanto, SP.MP.

Profil Pelajar Pancasila adalah karakter yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Karakter tersebut yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, bernalar kritis, bergotong royong, kreatif dan kebinekaan global. Hal ini harus dilakukan secara holistic atau menyeluruh, yakni dengan memahami dari payung hukum, konten digital yang telah disediakan oleh Pusat Pendidikan Karakter (PUSPEKA) Kemendikbudristek dan pemanfaatan teknologi salah satunya akun belajar.id.

“Karena dengan memanfaatkan teknologi adalah bagian dari kemampuan soft skill yang dimiliki siswa alan berdampak meningkatnya wawasan global dirinya,” ujar Rachmad Effendi selaku agen Penguatan Karakter PUSPEKA.

Kelebihan membangunkan inovasi berbentuk digital untuk pengajaran dan pembelajaran
Dr. Ramliyanto, SP.MP. dan Rachmad Effendi serta moderator Maulidya Ramli

Dr. Ari Santoso, DEA, Associate Profesor dari institute Teknologi Surabaya menambahkan bahwa, peran teknologi dalam mewujudkan karakter pelajar Pancasila tersebut bisa dicontohkan seperti menggunakan Learning Management System (LMS).

Karena LMS berperan sebagai mendukung proses pembelajaran bukan menggantikan guru, untuk itu LMS yang dimiliki oleh Kemendikbudristek yakni portal Rumah Belajar dapat menyediakan menu simulasi yang dapat melatih kemampuan karakter siswa sesuai profil pelajar Pancasila baik berupa edu game.

Khusus di pendidikan dasar disiapkan tim pengajar yang terdiri dari guru dan ahli yang dapat mendampingi siswa yang memanfaatkan konten pendidikan dasar di Portal Rumah Belajar. Pemanfaatan teknologi yang dimiliki portal Rumah Belajar dapat mengembangkan konten yang dapat dibuat sekolah sesuai kebutuhan sekolah sebagai bagian inovasi pembelajarannya.

Kelebihan membangunkan inovasi berbentuk digital untuk pengajaran dan pembelajaran
Narasumber, Dr. Ari Santoso, DEA, Associate Profesor dari institute Teknologi Surabaya

Sementara itu narasumber dari Psikolog dan Hypnoterapis Mahacita Institute, Dian Kurniati, menyatakan bahwa penting bagi pendidik untuk dapat mengetahui, memahami dan memiliki panduan mengenai siswanya, dengan memahami gaya belajarnya, kecerdasannya dan tipe kepribadian siswa dapat menemukan cara yang tepat dalam menangani kebutuhan siswanya. Khususnya di proses pembelajaran Jarak Jauh saat ini, guru dapat menciptakan pembelajaran yang seru dan mengakomodir semua siswa dalam pemanfaatan Teknologi dalam pembelajaranya, sehinga dapat dihindari demotivasi belajar pada siswa.

Praktik baik yang disampaikan oleh Kiki Niken Saputri, Duta Rumah Belajar Provinsi Jawa Timur 2020 kali ini adalah pemanfaatan Liveworksheets untuk Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) interaktif Pelajar Pancasila. Platform ini memiliki lembar kerja daring untuk guru yang dapat membuat bahan ajar dan menunjang kebutuhan guru dalam proses pembelajaran setiap harinya. Cara penggunaanya yajni menyiapkan rancangan dalam bentuk dokumen, lalu siapkan asset materi berupa gambar, audio atau video yang mendukung kemudian menyiapkan pertanyaan yang sesuai dengan dasar profil pelajar Pancasila.

Acara KIHAJAR TIK TALKS Provinsi Jawa Timur dipandu oleh Maulidya Ramli dan dimeriahkan oleh permainan daring yang dipandu oleh Karima Putri. Nantinya, peserta yang telah mendaftar dan hadir pada pelaksanaan akan mendapatkan sertifikat digital.

Kegiatan KIHAJAR TIK TALKS Provinsi Jawa Timur dapat disaksikan melalui:

YouTube Televisi Edukasi https://www.youtube.com/watch?v=M23oe2kGNwg

Radio Suara Edukasi https://suaraedukasi.kemdikbud.go.id

BAGIKAN

Facebook

Twitter

  • tweet

Berita sebelumyaBelajar “Rumah Belajar”: Refleksi 10 Tahun Pembelajaran Daring

Berita berikutnyaSiaran Pers: Kemendikbudristek Lanjutkan Pemberian Bantuan Kuota Data Internet dan Uang Kuliah Tunggal Tahun 2021

Apa Itu Inovasi Pendidikan

Kelebihan membangunkan inovasi berbentuk digital untuk pengajaran dan pembelajaran

Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan.

Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan nasional.

Baca Juga: Memiliki Misi untuk Penyaluran Pendanaan bagi Kebutuhan Pendidikan Indonesia, Pintek Kantongi Izin Penuh dari OJK

Kolaborasi antara inovasi dan teknologi dapat sangat membantu untuk belajar lebih banyak dan lebih baik tentang banyak hal.

Misalnya belajar bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, atau bahasa asing lainnya. Dengan bantuan teknologi, kamu bisa mendengarkan cara pengucapan kosakata kamus bahasa Inggris atau bahasa lain yang sedang dipelajari.

Contoh Inovasi Pendidikan

Kelebihan membangunkan inovasi berbentuk digital untuk pengajaran dan pembelajaran

Berbagai inovasi yang dapat dicoba untuk dikembangkan walaupun amat sederhana. Beberapa bentuk inovasi yang sangat mudah untuk dicoba, diantaranya:

Pembuatan yel-yel

Yel-yel ini biasanya dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, guru mengajak siswa untuk bersama-sama mengucapkan beberapa yel yang telah diajarkan kepada mereka.

Yang bertujuan untuk:

  1. Menumbuhkan semangat belajar siswa
  2. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
  3. Mewujudkan hubungan yang akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa

Pemberian Reward

Berdasarkan pengalaman di lapangan, anak kelas bawah (baca : SD) amat senang apabila usaha belajarnya dihargai dan mendapat pengakuan dari guru, Penghargaan itu sendiri dapat dimaknai sebagai alat pengajaran dalam rangka pengkondisian siswa menjadi senang belajar.

Tujuannya:

  1. Mendorong siswa agar lebih giat belajar
  2. Memberi apresiasi atas usaha mereka
  3. Menumbuhkan persaingan yang sehat antar siswa untuk meningkatkan prestasi

[Esai KOSIGNAL 2020] INOVASI APLIKASI MEXDU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN JARAK JAUH BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Posted on 16-11-202017-11-2020

oleh: Muhammad Yayang Putra Patrama dan Angga Tri Mulyono (Universitas Negeri Surabaya)
Kategori Penghargaan: Juara 2

PENDAHULUAN

Tahun 2045 menjadi tahun emas bagi Negara Indonesia. Melihat peluang di masa depan, Indonesia diharapkan dapat menjadi negara yang unggul, baik dari segi perekonomian, pendidikan, dan teknologi. Hal ini dikarenakan pada tahun 2045 Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami bonus demografi. Generasi yang berperan penting pada tahun 2045 adalah mereka yang kini berada di usia preschool, SD, SMP, dan SMA (Latip, 2015). Mereka perlu difasilitasi suatu pembelajaran untuk memunculkan beberapa aspek seperti karakter, pengetahuan tinggi yang diperlukan di era 2045 agar dapat bersaing secara global dan mewujudkan harapan Indonesia di tahun 2045 (Wisnubro, 2019).

Aspek-aspek penting yang telah disebutkan dibentuk lewat program pendidikan berkualitas selama 12 tahun. Pendidikan berkualitas dapat mendorong terbentuknya individu yang ikut andil dalam membangun bangsa dan negara kedepanya, khususnya pada tahun 2045. Pendidikan dianggap penting karena dapat menanamkan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam memajukan negara (Ardyansah, 2019), membekali dengan pengetahuan, mendorong lulusan agar berani terjun ke dunia bisnis atau membuka usaha yang dapat membuat lapangan pekerjaan. Seseorang yang memiliki pendidikan lebih tinggi cenderung dapat melihat dunia secara luas dan memiliki pemikiran yang lebih kritis. Kemampuan seperti inilah yang banyak dicari di dunia kerja. Oleh karena itu, pendidikan merupakan kunci yang paling utama untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia berkualitas dan gurulah yang memiliki peran krusial dalam pendidikan di sekolah. Dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dapat memberikan efek ganda terhadap pembangunan perekonomian yang selama ini merupakan salah satu hambatan bagi negara Indonesia dalam mencapai visi tahun 2045 (Bardono, 2020). Membuat pendidikan berkualitas yang mampu mendukung visi Indonesia tentulah tidak mudah. Perlu adanya peningkatan mutu pendidikan dengan perencanaan program yang jelas untuk menuntun generasi muda dalam mewujudkan hal tersebut. Segala rintangan yang menghambat pembangunan pendidikan perlu diatasi, seperti pandemi Covid-19 yang kini menghentikan banyak aktivitas masyarakat termasuk yang berkaitan dengan pendidikan formal di sekolah. Pemerintah perlu membuat strategi baru agar pendidikan dapat tetap berjalan. Pemerintah mengambil langkah dengan menetapkan kebijakan untuk belajar dari rumah (study from home) sebagai upaya memutus rantai penyebaran

Covid-19 (Ihsanuddin, 2020). Pembelajaran dari rumah dilakukan dengan guru mengirimkan materi dan instruksi pembelajaran secara daring atau lewat televisi, kemudian siswa mengerjakan instruksi guru di rumah masing-masing. Pembelajaran daring memberikan banyak pengalaman baru bagi guru, siswa maupun orang tua yang ikut mendampingi putra-putrinya. Masalah-masalah yang timbul dengan adanya pembelajaran dari rumah tentu disebabkan karena masih perlunya adaptasi semua orang akan pembelajaran ini. Adanya penerapan pembelajaran daring memberikan gambaran bagi kita bahwa penerapan teknologi di dunia pendidikan memang perlu dilakukan khususnya untuk keadaan-keadaan yang tidak memungkinkan contohnya pada pendemi saat ini. Tujuh bulan sudah pembelajaran daring dilaksanakan. Kelebihan dan kekurangannya menjadi pelajaran untuk penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik di masa yang baru, yaitu New Normal. Pada masa New Normal ini beberapa daerah di zona aman (zona hijau) mulai kembali membuka sekolah (Prasetiyo, 2020), namun dengan segala protokol dan kebijakan yang diterapkan untuk tetap mencegah penyebaran Covid-19. Contoh protokol yang dilaksanakan adalah pembatasan siswa yang belajar disetiap kelasnya untuk memenuhi physical distancing dan mempermudah pengawasan kepada siswa (Lova, 2020). Sekolah Menengah Atas diminta untuk membagi siswanya kedalam dua sesi pagi dan siang. Pembagian sesi ini tentu mengurangi waktu belajar siswa yang biasanya 5-8 jam pada SMA menjadi lebih singkat. Untuk lebih mengoptimalkan pembelajaran di tengah era New Normal guru haruslah mempunyai strategi agar kompetensi yang harus dicapai dapat dipenuhi. Salah satu caranya yaitu dengan pengkolaborasian pembelajaran daring dan tatap muka (blended learning). Penerapan blended learning ini dapat menghemat tenaga guru serta mengefektifkan waktu karena pembelajaran di dalam kelas difokuskan pada kegiatan yang penting seperti praktikum sedangkan yang lainnya bisa dialihkan ke pembelajaran daring. Guru dapat memanfaatkan aplikasi pembelajaran untuk mendukung pembelajaran daring. Banyak aplikasi pembelajaran yang tersedia di internet. Setiap aplikasi memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri sehingga guru harus pintar dalam memilih aplikasi yang sesuai agar dapat memanfaatkannya secara maksimal.

PEMBAHASAN

MEXDU adalah sebuah aplikasi edukasi yang dapat dimanfaatkan oleh Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat untuk pembelajaran jarak jauh. Aplikasi ini memiliki keunggulan dari segi fitur dan isi/konten yang dapat memudahkan pengajar dalam melaksanakan pembelajaran dan membekali pelajar untuk memiliki kemampuan yang diperlukan pada tahun 2045. Aplikasi ini sangat cocok untuk digunakan pada era New Normal yang mengharuskan sekolah dilaksanakan secara daring pada beberapa materi. MEXDU singkatan dari Multipurpose, EasilY accessible, eXhaustive, eDucational, Understandable. Multipurpose bermakna bahwa aplikasi ini memiliki berbagai fungsi (serba guna), karena adanya fitur-fitur lain yang inovatif dan tidak ada pada aplikasi lainnya. Kemudian Easily accessible berarti bahwa pengguna dapat dengan mudah mengakses aplikasi ini. Selain itu, ada pula eXhaustive artinya yakni aplikasi ini memiliki fitur yang lengkap (melengkapi dari aplikasi yang sudah ada). Lalu eDucational berarti bahwa aplikasi ini dapat digunakan sebagai alat untuk membantu pengajar mendidik dan menyampaikan materi. Terakhir yakni Understandable bermakna bahwa aplikasi ini dapat membuat pelajar mudah memahami pembelajaran dan memperoleh keterampilan yang diharapkan untuk menghadapi Indonesia Emas 2045. Untuk dapat menggunakan aplikasi MEXDU mula-mula pengguna perlu mendaftarkan diri terlebih dahulu. Terdapat pilihan daftar sebagai pengajar atau pelajar, lalu pengguna harus mengisi identitas diri seperti nama, email, dan nomor handphone, password,serta meng-upload foto profil. Pada aplikasi ini tersedia dua bahasa, yaitu bahasa indonesia dan bahasa inggris. Selanjutnya setelah berhasil membuat akun akan muncul menu awal berupa beranda/home, teman/friends, kelas/class, dan gemar membaca/fun reading. Pada menu beranda/home, pengguna dapat membuat catatan/notes pembelajaran dan menyimpannya. Khusus untuk pengajar, di dalam menu beranda terdapat history bahan ajar (lembar kerja pelajar, modul, share link, video pembelajaran), tugas, pertanyaan dan kuis yang dibuat pada menu Activity (bagian dari menu class). Bahan ajar, tugas, pertanyaan dan kuis yang ada pada menu beranda, dapat di-share oleh pengajar ke kelas lain, dengan begitu dapat memudahkan pengajar untuk membagikan materi yang sama pada kelas yang berbeda, sehingga pengajar tidak perlu membuat ulang materi lagi. Selain itu, terdapat pula kalender, dimana pengajar bisa menandai tanggal-tanggal penting selama tahun ajaran. Menu selanjutnya yaitu, gemar membaca atau fun reading yang merupakan fitur unggulan pada aplikasi ini. Menu gemar membaca terbagi menjadi dua sub menu. Pertama, sub menu bank literasi dan yang kedua sub menu reading challenge.

Berbicara mengenai sub menu bank literasi, bank biasanya identik dengan tempat penyimpanan uang. Namun, pada bank literasi ini bukanlah uang yang disimpan, melainkan segudang informasi yang bisa pelajar baca dalam bentuk artikel. Artikel yang dimuat sudah dipilih topiknya dari berbagai disiplin ilmu dan berita global, agar bisa mendorong kemampuan dan keterampilan pelajar dalam membaca, serta merangsang pelajar untuk berpikir kritis, mampu memecahkan suatu permasalahan dan berwawasan tinggi (Irianto dan Febrianti, 2020). Bank literasi ini juga diperuntukkan untuk semua jenjang, dimana kategori jenjang terdapat di samping artikel. Sub menu yang kedua yaitu reading challenge yang fungsi utamanya untuk menaikkan minat baca pelajar. Dimana pelajar yang tertarik dapat mengklik tombol “Daftar reading challenge”. Pelajar dapat membaca salah satu artikel yang terdapat pada bank literasi ataupun sumber bacaan lainnya seperti buku selama minimal 30 menit setiap harinya. Setelah pelajar membaca selama 30 menit, pelajar dapat mengisi format yang sudah disiapkan pada sub menu reading challenge.

Pelajar akan diminta untuk mengisi judul artikel atau sumber bacaan lain, halaman (jika bacaan berupa buku) yang dibaca serta ringkasan mengenai artikel atau buku yang sudah dibaca. Selanjutnya pelajar mengklik tombol “submit” agar pengajar dapat mengontrol dan melihat sejauh mana pelajar bersungguh-sungguh dalam melaksanakan challenge tersebut. Pengajar dapat melihat daftar pelajar dan laporan pencapaian pelajar pada sub menu reading challenge yang pengajar miliki. Nantinya, pengajar akan memilih 10 pelajar terbaik pada akhir tahun ajaran untuk menjadi duta literasi. Dengan adanya feed back dari pengajar, diharapkan dapat memicu pelajar untuk memotivasi teman yang lainnya. Fitur ini bersifat opsional, pengajar dapat memanfaatkan sebaik-baiknya untuk menumbuhkan budaya baca dikalangan pelajar. Menu selanjutnya adalah friends yang berfungsi untuk menambahkan teman yaitu pengguna yang telah mendaftar akun MEXDU. Teman dapat ditambahkan melalui e-mail atau nomor handphone. Menu kelas berfungsi untuk membuat kelas yang hanya diperuntukkan bagi pengajar. Pengajar akan mengisi nama kelas dan menambahkan siswa atau mahasiswanya yang sudah ditambahkan sebagai teman. Pada menu kelas ini terdapat fitur pengingat kelas, yang jika diaktifkan akan memberikan notifikasi dengan pilihan 15, 20, atau 30 menit sebelum kelas dimulai. Pada menu kelas terdapat beberapa sub menu, diantaranya menu Live Chat, Activity, Member, dan Achievement. Berikut penjelasan dari masing- masing sub menu (Lampiran 1).

Aplikasi MEXDU dapat digunakan oleh pengguna android dan iOS. Untuk membuat aplikasi MEXDU tentunya diperlukan tim yang besar. Secara garis besar ada beberapa bagian yang harus disiapkan yaitu database, interface, network, dan pemrograman. Bagian database bertugas dalam penyimpanan data, dimana terbagi menjadi penyimpanan data untuk pengguna (identitas pengguna) dan penyimpanan data aplikasi (file pendukung aplikasi). Bagian interface bertugas untuk membuat tampilan aplikasi yang unik dan menarik supaya pengguna merasa nyaman dan tidak bosan dalam menggunakan aplikasi. Selanjutnya ada bagian network yang bertugas untuk membangun jaringan agar dapat terhubung dan bagian pemrograman yang tugasnya membuat dasar aplikasi agar dapat berjalan sesuai perintah.

Perbedaan aplikasi kami dengan aplikasi yang sudah ada adalah kelengkapan fitur-fitur dan kemudahan penggunaan dengan tidak mengesampingkan faktor keamanan. Selain itu, dalam aplikasi ini terdapat inovasi dengan memunculkan fitur-fitur baru yang mendukung pengajar membuat pembelajaran untuk dapat membekali siswa atau mahasiswa di tahun 2045 mendatang. Dengan aplikasi yang mempunyai fitur unggul, diharapkan dapat ikut mendorong majunya pendidikan di Indonesia.

PENUTUP

Pembangunan pendidikan berkualitas tentulah bukan merupakan tugas satu pihak saja, melainkan seluruh pihak memiliki andil untuk mewujudkannya. Pemerintah dengan pembangunan infrastruktur, pembuatan kebijakan dan kurikulum, pengajar sebagai contoh dan orang yang berinteraksi secara langsung dengan pelajar untuk membantu pelajar mendapat ilmu, keterampilan dan karakter, orang tua yang mendidik dan melaksanakan pendidikan anak selain di sekolah, serta masyarakat yang ikut mengajarkan pelajar di lingkungan masyarakat. Solusi yang kami buat hanyalah alat yang seberapa canggihnya pun jika tidak dimanfaatkan dengan baik tetaplah tidak memberi manfaat apapun. Pengajar sebagai garda paling depan dalam pendidikan di sekolah harus terus beradaptasi dengan perubahan dan berinovasi untuk mencari pengajaran yang paling cocok dengan menggunakan fasilitas yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Irianto, P. O dan Febrianti, L.Y. (2017) ‘Pentingnya penguasaan literasi bagi generasi muda dalam menghadapi mea’, The 1st Education and Language International Conference Proceedings Center for International Language Development of Unissula (Online) Tersedia di http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ELIC/article/download/1282/989 (Diakses pada: 01 November 2020).

Kemendikbud. (2017) Peta Jalan Generasi Emas Indonesia 2045. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Online) Tersedia di: https://paska.kemendikbud.go.id/170822-V.2-Generasi-Emas-2045.pdf (Diakses pada : 01 November 2020).

Latip, A.E. (2015) Professional Learning untuk Indonesia Emas. Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Online) Tersedia di: repository.uinjkt.ac.id (Diakses pada : 02 November 2020).

Ihsanuddin. (2020) ‘Jokowi : Kerja dari Rumah, Belajar dari Rumah, Ibadah dari Rumah Perlu digencarkan’, Kompas.com, 16 Maret (Online) Tersedia di: https://nasional.kompas.com/read/2020/03/16/15454571/jokowi- kerja-dari-rumah-belajar-dari-rumah-ibadah-di-rumah-perlu- digencarkan?page=all (Diakses pada: 02 November 2020).

Lova, C. (2020) ‘Begini Skema Penerapan New Normal Di Sekolah Saat Tahun Ajaran Baru’, Kompas.com, 2 Juni (Online) Tersedia di: https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/02/08220171/begini- skema-penerapan-new-normal-di-sekolah-saat-tahun-ajaran-baru- di?page=3 (Diakses pada: 02 November 2020.

Prasetiyo, W. A. (2020) ‘New Normal, Kemendikbud Buka Sekolah Secara Bertahap’, Republika.co.id, 13 Juli (Online) Tersedia di: https://republika.co.id/berita/qdea28467/new-normal-kemendikbud- buka-sekolah-secara-bertahap (Diakses pada: 02 November 2020)

Tanpa nama. (2019) ‘Jumlah Kelas Menengah Naik, Indonesia Siap Jadi Negara Maju pada 2038’, Liputan6.com, 22 April (Online) Tersedia di: https://m.liputan6.com/bisnis/read/3947300/jumlah-kelas-menengah- naik-indonesia-siap-jadi-negara-maju-pada-2038 (Diakses pada : 02 November 2020)

Winusboro. (2019) ‘Generasi Emas 2045 Wajib Memiliki Karakter, Keterampilan, dan Pengetahuan Tinggi’, Line today, 20 April (Online) Tersedia di: https://today.line.me/id/pc/article/Generasi+Emas+2045+Wajib+Mem iliki+Karakter+Keterampilan+dan+Pengetahuan+Tinggi-onz9Vp (Diakses pada : 02 November 2020.

Ardyansah, V. (2019) Semangat nasionalisme-patriotisme harus dimiliki generasi milenial (Online) Tersedia di: https://www.google.com/amp/s/amp.ayosemarang.com/read/2019/08/ 14/42124/semangat-nasionalisme-patriotisme-harus-dimiliki-generasi- milenial (Diakses pada: 03 November 2020).

Bardono, S. (2020) Menko perekonomian harapkan kontribusi bppt dalam pengembangan industri tanah air (Online) Tersedia di: http://technology-indonesia.com/ekonomi/menko-perekonomian- harapkan-kontribusi-bppt-dalam-pengembangan-industri-tanah-air/ (Diakses pada: 03 November 2020).

FW0663 – adidas samba ireland live score last night – adidas Futurenatural Shoes Vivid Red Mens | air max 97 black undefeated , Kids Air Jordan — Spurn Entertainment

Tags: karya pemenang, kosignal 2020, PSDM

TEKNOLOGI PENDIDIKAN ERA DIGITAL DAN TANTANGAN INDONESIA MENGHADAPI DINAMIKA PERADABAN MILENIUM SEBAGAI ERA ROBOTIC

Senin, 3 Agustus 2020

Kategori : Artikel

115581 kali dibaca

DAMPAK PANDEMIK TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN SAAT INI.
Kita saat ini masuk kepada era revolusi industry 4.0,era serba digital dalam segala hal,mulai dari urusan dapur sampai urusan pendidikan dan pelayanan dalam segala hal,di bidang transformasi yang serba online,tidak ada lagi yang dinamakan susah dan sulit semua teknologi menawarkan fasilitas yang serba mudah dan memungkinkan. Begitu juga penulis kedudukan sebagai narasumber,sebagai fasilitator dan sebagai penulis,dimudahkan dengan hadirnya teknologi, juga sebagai arsiteknya di bidang pendidikan harus cepat beradaptasi dan cepat menguasai ilmu pengetahuan yang sudah berubah situasi dan kondisinya, widyaiswara tidak lagi menunggu jadwal mengajar secara klasikal tapi di tuntut untuk lebih pro aktif dalam beraktifitas dan berperan,harus mampu merubah mindset,pola pikiran kita yang klasik menjadi digital. Misalnya tahun tahun sebelumnya widyaiswara keahliannya dalam mentransfer sikap ,pengetahuan dan keahlian di kelas secara klasikal,bertatap muka secara langsung dengan para peserta,menyampaikan materi dalam bentuk slide ,bisa bersalaman secara langsung,bertanya secara langsung dan memberikan senyuman dan tawa serta canda secara alami,jangan harap kondisi seperti ini akan bertahan lama dan berlangsung lama,karena peralihan kebisaaan sudah beralih secara nyata ,dimana alat berinteraksi dan berkomunikasi antar individu dan antar kelompok sudah dengan menggunakan sebuah alat super canggih dengan menggunakan handphone,menggunakan gadget,menggunakan laptop dan peralatan lainnya yg serba canggih dan terhubung dengan jaringan internet yang memungkinkan terakses secara global.

Dengan adanya kecanggihan teknologi di bidang segala hal telah merubah sistem dan pola berkomunikasi antar manusia hanya dengan mengklik nomor handphone dimana lawan bicara kita yang bisa saja dekat ataupun jauh dapat dihubungi dengan begitu mudahnya dan berkomunikasi dengan suara yang jelas. Perkembangan alat komunikasi yang begitu anggih dan cepat telah merubah sistem dalam proses pengajaran di dunia pendiidkan. Proses pembelajaran sudah tidak lagi di dominasi dengan pertemuan secara langsung,tapi sudah bisa berkomunikasi bertatap muka secara langsung dengan menggunakan sebuah media teknologi dengan pemanfaatan aplikasi virtual meeting,komunikasi antara tutor dan peserta sudah tidak lagi di kelas, tapi di dunia maya, dunia maya adalah dunia yang aktifitasnya dengan menggunakan serba onlinedan serba internet. Kita saat ini dipaksakan untuk beralih kebisaaan dalam dunia pendidikan dikarenakan adanya pandemik menyebarnya virus covid -19 yang menyebar ke penjuru dunia, menyebar begitu cepat dan dahsyat mengguncang dunia dalam waktu yang singkat. Kejadian ini memaksakan seluruh umat manusia untuk tidak beraktifitas alias lockdown. Saat itu secara psikologi seluruh Negara sangat menegangkan karena hadirnya virus yang mematikan yang muncul dari Negara cina,wuhan. Kondisi dunia terasa mati, tidak ada aktifitas,mulai dari kegiatan di urusaan makan sampai urusan kepemerintahan,urusan pendidikan ,urusan perjalanan darat laut an udara semuanya berhenti, umat manusia menahan diri untuk keluar rumah dan berdiam diri di dalam rumah selama beberapa bulan di tahun 2020 ini. Sungguh sangat menegangkan dan sangat menyedihkan kondisi saat itu sebelum pemerintah memberlakukan new normal kepada seluruh wilayah Indonesia mulai dari sabang sampai merauke.

Kita tidak bisa berdiam diri dalam menghadapi kondisi ini,kita harus beradaptasi cepat dan menyesuaikan dengan peradaban baru yang begitu dahsyat. Ledakan teknologi yang hadir di muka bumi ini untuk memberikan kemudahan dalam segala hal. Kita saat ini suka tidak suka harus menerima kenyataan,dan kita tidak bisa menghindar dengan adanya perubahan yang merubah dan sistem di bidang pengajaran. Penulis adalah berprofesi sebagai pendidik dan pelatih para guru pegawai negeri yang sudah cukup lama menggelutinya, saat ini kegiatan yang kami lakukan sudah berubah dari cara klasikal menjadi digital,pertemuan di kelas sudah berubah dengan menggunakan virtual meeting. Perubahan saat ini sistem rapat dan sistem pembelajaran serta sistem-sistem lainnya telah berupaya untuk menggunakan teknologi online.

Dunia klasikal telah beralih pada dunia virtual, aplikasi zoom virtual meeting yang heboh digunakan untuk berbagai pertemuan untuk kepentingan rapat,seminar,dan pengajaran telah di buru dan di manfaatkan untuk upaya tetap eksis dalam beraktifitas bertatap muka tanpa kita harus bertemu secara langsung dan tidak saling bersentuhan. Mulai dari anak – anak ,ibu rumah tangga,para pekerja baik di pabrik pabrik maupun di perkantoran ,serta pertemuan kenegaraan dan aktifitas perkuliahan,para widyaiswara dan para guru,para pebisnis yang biasanya bertransaksi secara langsung, maka sekarang sudah berubah sistem pola penawarannya. Di bidang pendidikan dalam proses pengajaran di kelas semuanya sudah beralih dengan menggunakan pertemuan secara virtual meeting.

VIRTUAL MEETING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN ERA INDUSTRI 4.0
Saat ini kita di Indonesia dan beberapa Negara berkembang lainnya masuk pada peradaban era revolusi industry 4.0, dimana era tersebut telah menggantikan sarana dan prasarana yang nota bene berbasis internet. Dalam dunia pendidikan ,khususnya pada dunia pelatihan di lingkungan kementerian agama,para personil jajaran di kementerian agama telah merubah sistem berkomunikasi dan bertatap muka dengan menggunakan sebuah aplikasi yang berbasis berbasis online. Misalnya saja contoh yang sedang penulis alami adalah awal bulan april tahun 2020,mendapatkan tugas sebagai narasumber untuk memberikan materi kepada para guru di wilayah kabupatan mempawah dengan menggunakan aplikasi zoom cloud meeting. Apliasi zoom virtual meeting ini sungguh luar bisaa,salah satu aplikasi yang mengajak kepada penggunanya bisa bertatap muka secara bersamaan pada forum pelatihan secara online. Tutor sendiri posisi di Jakarta dan para pesertanya sejumlah empat puluh orang berada di wilayah kabupaten mempawah,Kalimantan barat, dapat bertatap muka,saling berdiskusi dan saling menyapa pada chanel yang sama, seperti layaknya di sebuah ruangan kelas yang sama.Aplikasi ini membuat sistem pengajaran di balai diklat keagamaan menjadi berubah dari pelatihan secara klasikal menjadi virtual.

Awal perdana tayang memang dari kami masih awam dalam menggunakan fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi tersebut,begitu juga dari para peserta yang merupakan para guru gabungan dari kemendikbud dan kementerian agama. Proses pelatihan antar tutor dan para peserta yang tidak biasanya di lakukan dengan virtual meeting,dan saat sekarang masih menggunakan dan memanfaatkan pertemuan secara online,terasa banyak manfaat dan kemudahan yang ditemukan oleh penulis dan para guru yang sedang mengikuti program pelatihan model model pembelajaran melalui e-learning berjalan lancar dan justru para pesertanya sangat antusias dan sangat kreatif,ditunjukan dengan terbangunnya kebersamaan diantara peserta dengan saling menyapa dalam virtual meeting. Dengan hadirnya aplikasi zoom dan beberapa aplikasi lainnya yang sekarang adalah google telah berhasil menggantikan aplikasi google hang-out menjadi google meet, dimana aplikasi tersebut hampir sama dalam penggunaannya.Balai diklat keagamaan Jakarta sudah sekitar delapan tahun telah memfaatkan pembelajaran secara online,seperti memberikan materinya berupa bahan ajar dan slide juga video yang yang serba berbasis eletronik dan tersimpan pada web learning manajemen sistem atau LMS nya balai diklat keagamaan Jakarta,dan saat program pelatihan resmi berjalan,panitia,tutor dan para peserta berkomunikasi dengan menggunakan internet.

Pemanfaatan aplikasi zoom virtual meeting yang di gunakan dalam pelatihan di lingkungan balai diklat keagamaan khususnya Jakarta,telah berhasil dan sudah akan terselenggara pada kelombang yang kedua, awal agustus tahun 2020 dengan dukungan dari jajaran pejabat struktural yang handal dan para tutor serta para staf administrasi dalam mengelola pelatihan berbasis e-learning,tantangan yang berat adalah menghadapi signal para peserta yang jauh dari perkotaan yang sangat berpengaruh pada kondisi signal yang lemah,hal ini sangat mengganggu proses pembelajaran secara online. Dampaknya pada para peserta ada yang tertinggal materi dan informasi dari tutornya,sehingga akan berpengaruh pada output yang diharapkan sukses seratus persen. Dari hasil pembelajaran pelatihan secara e-learning di lingkungan balai diklat keagamaan Jakarta berdasarkan data yang di pantau oleh panitia output peserta diperkirakan sekitar diatas Sembilan puluh lima persen tingkat kelulusannya dengan hasil sangat memuaskan.

Berita yang sangat mengembirakan ini membuat jajaran pejabat di lingkungan balai diklat bekerja dengan lebih professional dan lebih bersemangat serta bekerja dengan perencanaan yang matang. Tidak menutup kemungkinan pelatihan pelatihan selanjutnya semuanya berbasis online,ini terjadi karena era revolusi indistri 4.0 memacu untuk meningkatkan kemudahan dan jangkauan yang lebih luas dan efektif serta dengan anggaran yang terjangkau. Dan ini merupakan penghematan yang luar bisaa dana yang lebih tersebut bisa di gunakan untuk penambahan kegiatan pelatihan yang lebih banyak lagi dan sangat jauh sekali bila di bandingkan penggunaan anggaran untuk membiayai pelatihan secara klasaik. Pelatihan klasik untuk tahun kedepan akan menjadi sebuah program yang aneh bila masih di konsumsi oleh balai diklat keagamaan Jakarta,karena eranya sudah berubah dan harus berubah untuk memprogramkan seluruh kegiatannya secara online dan virtual meeting.

MIGRASI GENERASI KLASIKAL MENUJU PERADABAN MILENIUM.
Pada tanggal 29 November 2019 Komite Tetap bertindak atas nama Majelis di uni Europa melaporkan bahwa Komite Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Media seperti yang dilaporkan oleh Tuan Constantinos Efstathiou. Ada dua belas hal perlu kita pahami dan persiapkan bersama dalam menghadapi era globalisasi revolusi industry 4.0 sebagai berikut:

  1. Abad ke-21 membutuhkan sistem pendidikan yang berbasis keterampilan dan kompetensi berbasis kompetensi globalisasi, lebih kreativitas, memiliki pemikiran yang kritis, mampu kolaborasi dan komunikasi dengan komunitasnya, dan dapat menanggapi tuntutan Eropa untuk berinovasi pada bidang ekonomi bertaraf dunia, mempu mengatasi pertumbuhan ekonomi globalisasi dan cepat beradaptasi dengan pasar dunia tenaga kerja yang sangat kompetitif, dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat pada tingkat internasional.
  2. Dengan hadirnya Teknologi digital berbasis revolusi industry 4.0 maka memberiakn keuntungan banyak dan menawarkan banyak peluang yang kita akan dapatkan pada dunia tanpa batas yang belum pernah ada sebelumnya, memperkaya, dan dengan hadirnya banyak fasilitas aplikasi yang tercipta mengubah dunia pada sistem manajemen,sistem pembelajaran dan sistem multi media yang dapat menunjang perubahan sistem pendidikan yang klasik menjadi sebuah pembelajaran berbasis online dengan sistem pola pembelajaran e-learning dan virtual meeting, dan ini merupakan tantangan super baru dalam kancah di dunia pendidikan yang untuk memenuhi tantangan baru ini. Selain itu, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah alat utama untuk memfasilitasi akses yang adil dan inklusif ke pendidikan, menjembatani perbedaan pembelajaran, membuka perspektif baru bagi guru dan untuk profesinya, meningkatkan kualitas dan makna pembelajaran, dan meningkatkan administrasi pendidikan dan tata kelola.
  3. Diluar dugaan bahwa menurut Majelis di uni eropa bahwa sistem pendidikan di seluruh Eropa mengalami keterlambatan dalam proses beradaptasi dengan situasi dan kondisi globalisasi dengan banyaknya hal-hal baru dalam dinamika pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat seiring perkembangan peradaban manusia yang sudah berubah baik dalam pola gaya hidup dan pemanfaatan teknologi yang serba online dan terakses pada antar sistem baik secara lokal,nasional maupun secara global. Menurut laporan Majlis masyarakat Europe bahwa , diperkirakan sekitar 44% orang dewasa di negara-negara anggota Uni Eropa (UE) keterampilan digital yang dimiliki masyarakat uni Europa belum memadai dan hampir 20% masyarakat uni Europa keterampilan digital dikatakan masih awam.Dalam menghadapi persaingan global maka mualai saat ini siswa-siswa di sekolah dilengkapi dengan fasilitas pembelajaran berbasis digital dan jumlahnya sekitar 20% sampai dengan 25% dan diajarkan oleh para gurunya dengan menggunakan teknologi pembelajaran di kelas. Kegelisahan para petinggi dewan eropa terhadap Kesenjangan harus cepat diatasi dan bila tidak cepat diatasi akan menjadi masalah baru dan bahkan akan lebih luas merambah ke wilayah Dewan Eropa yang lebih besar lagi.
  4. Penduduk asli digital adalah para Milenial yang berjumlah sekitar 50% hingga 80% yang didominasi oleh anak-anak sekolah merupaka generasi Y, tidak lagi menggunakan buku teks digital, perangkat pembelajaran berbasis lunak, atau game yang berkonten pembelajaran di sekolah. Meskipun demikian mereka sangat mahir dalam pemanfaatan dan penggunaan sarana pembelajaran yang berteknologi tinggi dan aplikasi media sosial yang sudah digunakan sebagai sarana berkomunikasi dengan dunia luar secara local maupun secara global, dan pada umumnya mereka para siswa-siswi ini sudah tidak perlu lagi belajar secara sistematis, karena pada umumnya merekas sudah sangat familiar dengan peralatan canggih ini dan menggunakan TIK ini sudah menjadi hal makan keseharian pada lingkungan akademik dimana mereka menimba ilmu.
  5. Proyek Pendidikan di europa yaitu menyiapkan sumber daya manusianya dimulai dari zona sekolah, harapannya dapat dukungan secara finansial untuk menyiapkan sarana dan prasarana teknologi yang berbasis digital dan berteknologi tinggi, proyek ini dipastikan sebagai persiapan dari sisi sdm yang dipersiapkan mampu bersaing secara global dan untuk memastikan bahwa pada tahun 2025 semua sekolah di Uni Eropa terakses secara pasti dengan jaringan broadband berkapasitas tinggi, dan harapan ini dapat dukungan sepenuhnya secara keuangan dari kepemerintahan Europa dan para petingginya. Anggota Dewan Eropa menyatakan tidak mendapatkan dukungan dari sumber daya dan struktur pendukung yang serupa. Majelis Parlemen prihatin bahwa kesenjangan yang substansial seperti itu berisiko terciptanya kesenjangan sosial baru di dalam dan di antara negara-negara Eropa sekitarnya.
  6. Di Eropa sudah banyak Negara yang menginvestasikan dananya untuk menyiapkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi di setiap sekolah di Europa secara pasti. Majelis mengingatkan, bagaimanapun, bahwa investasi teknologi yang dilakukan tanpa mengintegrasikan TIK secara bermakna ke dalam proses belajar mengajar tidak akan menghasilkan transformasi yang diinginkan dalam pendidikan. Pergeseran paradigma utama diperlukan untuk memfokuskan kembali pendidikan dari transmisi pengetahuan ke penciptaan pengetahuan dan dari proses pengajaran guru ke proses belajar siswa. Pergeseran paradigma ini harus disertai dengan tujuan strategis yang didefinisikan dengan baik; peningkatan otonomi sekolah dan guru; pengenalan bentuk-bentuk pembelajaran hibrid baru di mana ruang belajar seluler, digital, virtual, sosial dan fisik bergabung; dan reformasi substansial dalam penilaian siswa.
  7. Dalam proses ini, kaum muda perlu dilengkapi dengan keterampilan dan kompetensi yang tepat untuk menjadi aktor yang efisien dan bertanggung jawab di dunia yang semakin digital. Majelis memuji lembaga-lembaga Uni Eropa untuk pekerjaan mereka dalam domain ini, dan khususnya untuk adopsi Rencana Aksi Pendidikan Digital Komisi Eropa pada tahun 2018 dan karena telah menyusun Kerangka Kerja Kompetensi Digital yang komprehensif untuk Warga dan Pendidik, yang bersama-sama menawarkan Model referensi-kedalaman untuk secara sistematis mempromosikan kompetensi digital.
  8. Penguasaan keterampilan digital harus dimulai dari usia paling awal dan berlanjut sepanjang hidup. Belajar tentang robot, coding, cybersecurity, blockchain dan kecerdasan buatan akan membentuk tulang punggung skema pendidikan dan pelatihan di masa depan. Pembelajaran aktif berbasis masalah yang mencakup berbagai bidang studi akan menguntungkan kreativitas dan inovasi. Majelis menekankan urgensi untuk menetapkan tingkat minimum kompetensi digital yang harus diperoleh siswa selama studi mereka dan kriteria untuk menilai mereka. Dalam hal ini, Majelis memuji Pedoman Dewan Eropa untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak anak di lingkungan digital, yang memberikan panduan komprehensif di bidang ini, terutama mengenai promosi dan pengembangan literasi digital, termasuk literasi di media. dan informasi, dan pendidikan kewarganegaraan digital.
  9. Majelis menyesalkan bahwa, sementara bagian yang sama antara wanita muda dan pria muda merasa cukup terampil untuk menggunakan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari mereka, masih ada kesenjangan gender yang cukup besar dalam hal keterwakilan perempuan muda dalam TIK dan sains, teknologi, studi teknik dan matematika (STEM) dan karir. Majelis mengingat Resolusi 2235 (2018) "Memberdayakan perempuan dalam ekonomi", yang menekankan bahwa upaya yang lebih besar harus dilakukan untuk meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh anak perempuan, dan memotivasi perempuan muda untuk mengejar profesi teknis, yang terakhir diperlukan untuk melepaskan potensi digital Eropa dan memastikan bahwa perempuan mengambil bagian yang sama dalam membentuk dunia digital.
  10. Transformasi digital menciptakan banyak tantangan untuk keamanan online dan kebersihan dunia maya. Penduduk asli digital sangat rentan terhadap berbagai bahaya; mereka terekspos khususnya tetapi tidak secara eksklusif, terhadap risiko bahaya dari eksploitasi dan pelecehan seksual, penindasan dan pelecehan dunia maya, indoktrinasi, ancaman keamanan siber, dan penipuan. Mereka perlu dilatih dalam pemikiran kritis dan literasi media. Adalah peran sistem pendidikan, media, dan pemangku kepentingan lainnya untuk membantu mereka menjadi warga digital yang kompeten dan bertanggung jawab baik dalam ekonomi digital maupun masyarakat digital. Dalam konteks ini, Majelis membayar upeti kepada proyek Pendidikan Warga Digital Digital Dewan Eropa, yang memberikan kompetensi yang membantu penduduk asli digital untuk terlibat secara positif dan kritis dalam lingkungan digital.
  11. Majelis sadar bahwa penggunaan berlebihan peralatan TIK dapat menyebabkan masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan, termasuk kurang tidur, gaya hidup dan kecanduan yang menetap. Oleh karena itu sangat penting, dalam desain kurikulum, untuk menyeimbangkan penggunaan ruang kelas sehari-hari dari peralatan teknologi dan TIK dengan latihan fisik dan pelatihan yang memadai. Ini juga penting dalam pendekatan yang berfokus pada peserta didik untuk pendidikan untuk mendorong kerja tiem, kontak pribadi antara siswa dan guru, dan untuk memprioritaskan kesejahteraan dan perkembangan anak-anak dan remaja yang sehat.
  12. Agar transformasi pendidikan dapat berhasil, guru, pendidik, dan pemimpin sekolah perlu dibantu dan dilatih dengan baik. Pelatihan mereka harus dilakukan pada dua tingkatan: pelatihan dalam TIK, sehingga keterampilan digital dapat ditransmisikan kepada siswa secara efektif, dan pelatihan dalam integrasi TIK ke dalam metode pengajaran sehingga teknologi digital tidak hanya menjadi tujuan tetapi juga vektor pengajaran di seluruh semua mata pelajaran. Pemerintah harus menemukan cara untuk melakukan investasi yang tepat dan berkelanjutan baik dalam pelatihan guru awal dan pengembangan dalam jabatan. Guru yang kompeten, percaya diri secara digital dan termotivasi dalam lingkungan yang mendukung reformasi adalah penjamin terbaik dari lingkungan belajar yang inovatif dan menarik. Untuk ini, guru harus dilibatkan secara efektif dalam desain dan pengembangan kurikulum dan mereka harus diberdayakan untuk menikmati otonomi untuk memilih dan beragam metode pengajaran, pendekatan pedagogis, pemilihan bahan ajar dan metode evaluasi.

DILEMA PENDIDIKAN DUNIA DI ERA DIGITAL.
Kepala Ekonom WCC Christos Cabolis memberikan arahan bahwa awal tahun akademik untuk sebagian besar belahan bumi utara saatnya untuk mengambil sebuah keputusan mengambil sebuah mata pelajaran yang berkaitan dengan dunia kerja berbasis ketrampilan tingkat tinggi terkait dengan teknologi dan digital. Dengan menjamurnya dinamika teknologi yang berbasis digital memaksakan dan merubah pangsa pasar bursa tenaga kerja menjadi baik dan cepat dalam hal pekerjaan tradisional maupun pekerjaan baru yang tersedia.Disiplin STEM: sains, teknologi, teknik, dan matematika memastikan pangsa bursa tenaga kerja untuk mampu beradaptasi dengan dinamika kebutuhan umat manusia yang serba canggih dan serba modern . Ilmu yang sangat membantu salah satunya adalah Jurusan 'Techies,' yaitu sebuah disiplin ilmu yang sangat diperlukan saat ini untuk mengelola dan memperluas ekonomi digital, begitu argumennya dan menyatakan bahwa ekonomi digital akan sangat membutuhkan kolaborasi 'Techies' dengan jurusan humaniora.

Darmawan Wawan, Winarti Murdiyah dalam Seminar Nasional mengkaji apakah Humaniora di era globalisasi masih relevan ? yang disampaikan di seminar terbuka di Universitas Pendidikan Indonesia di Jakarta dan Wallerstein dikutip pendapat dari Gardner(2000:528) bahwa globalisasi telah menempatkan sebagian besar masyarakat Indonesia, bersama dengan negara-negara berkembang lainnya di Afrika, ke dalam posisi periphery. Menyatakan bahwa Negara-negara industri baru seperti Korea, Taiwan, Singapura dan Brazil sebagaisemi-periphery. Sementara itu negara-negara di Eropa, Amerika, dan Jepang (di Asia) menjadi negara-negara inti yang miskin dari segi sumber daya alam tapi kuat dari segi sumber daya manusia telah mampu menghadapi era globalisasi. Derasnya arus globalisasi dan kuatnya kebutuhan manusia secara fisik, beberapa negara inti mulai mengendorkan peran humaniora dalam kehidupan masyarakat.Hal ini terasa dengan hadirnya pasilitas tatap muka digantikan dengan pertemuan virtual meeting,dampak dari virual meeting dapat menurunkan minat umat manusia untuk bertemu dan bersosialisasi secara langsung, perubahan sikap dan kebisaaan ini dapat menurunkan peran humaniora dalam kehidupan peradaban manusia pada era globalisasi yang cenderung memanfaatkan kemudahan untuk berselancar di dunia maya secara online dan virtual meeting yang dari sisi humaniora telah menggeser nilai nilai budaya klasik dan berubah menjadi peradaban berbasis teknologi digital dan masukk pada era robotic.

DAMPAK GELOMBANG GLOBALISASI TERHADAP TATANAN BANGSA DAN NEGARA INDONESIA.
Kita sadari bahwa pengaruh globalisasi terhadap berbagai aspek kehidupan umat manusia mendapatkan banyak manfaatnya,terkait pada bidang kesehatan, trasfortasi,pendidikan,komunikasi dan informasi serta bidang bidang lainnya yang merubah segalanya dengan hadirnya internet yang menghubungkan perangkat-perangkat kerja dan teknologi yang canggih dan menggerakkannya cukup dengan mengklik tombol perintah,maka apa yang kita inginkan dan harapkan dalam pekerjaan kita sehari hari dapat dikerjakan dengan mudahnya dan banyak menyimpan energy manusia secara fisik. contoh lainnya yang hal nggak mungkin daulu jaman klasik seperti kita melakukan absen mulai dari tanda tangan secara manual,sampai dengan mesin absen dengan sidik jari dan sekarang dapat di lakukan dengan di rumah saja absen dengan terkoneksi aplikasi ke sistem manajemen kantor dimana kita bekerja dan ,kitapun bisa bekerja di rumah saja, tanpa kita hadir ke kantor, dan kita bisa melakukannya dengan begitu mudah dan diluar nalar manusia.Dampak yang sangat mengkhawatirkan pada bangsa dan Negara Indonesia adalah semakin terbukanya pergaualan dan komunikasi dengan dunia luar,sudah tidak ada lagi pembatas dan filter di antara umat manusia,semuanya sudah menyatu dan ini dampatnya sangat riskan pada ketahanan dan keamanan bangsa dan Negara Indonesia yang dengan mudahnya akan mengikis budaya Indonesia dan nilai nilai luhur bangsa Indonesia. Idealisme terhadap kewarganegaraan Indonesia terancam semakin menurun dan bisa jadi akan timbulnya dekadensi moral pada tatanan generasi bangsa Indonesia yang sudah menuju pada generasi milenium yang condong pada kepentingan masing masing individu secara emosional.Perlunya sedini mungkin untuk memberikan pembekalan pada generasi muda bangsa Indonesia untuk lebih cinta pada Negara dan budaya Indonesia dengan cara memberikan pelatihan dan seminar dalm dunia pendidikan mulai dari level dasar sampai perguruan tinggi.

Menumbuhkan jiwa nasionalisme dan menanamkan nilai nilai asli budaya Indonesia dengan memilih duta duta budaya pada para pemuda pemudi di setiap kegiatan pendidikan dan perlu adanya dukungan sepenuhnya dari berbagai kalangan jajaran kenegaraan dan pendidik serta para tokoh budayawan dan para tokoh agama mulai dari sabang sampai merauke. Perlunya penanaman karakter dan nilai nilai kewarganegaraan Indonesia pada semua warga Negara Indonesia,sehingga di era globalisasi mental kita sudah tertanam dan terbentuk karakter yang mendarah daging sebagai warga Negara Indonesia yang siap membangun bangsa Indonesia dan siap mempertahankan keamanan dan pertahan Indonesia secara secara kuat dan bertanggungjawab untuk selamanya mempertahankan samapai titik darah terakhir untuk Indonesia.

Darmawan Wawan, Winarti Murdiyah dalam Seminar Nasional di univeristas pendidikan Indonesia telah mengkaji tentang pertumbuhan nilai-nilai kemanusian atau karakter bangsa Indonesia di era globalisasi sekarang ini sudah mengkhawatirkan. Berdasarkan kebijakan pendidikan yang diberlakukan oleh Pemerintah Indonesia, lembaga pendidikan yang ada harus mengembangkan “pendidikan karakter dan revolusi mental”. Persoalan krisis moral (krisis kemanusiaan) itu antara lain peredaran narkoba, kekerasan, pencurian, perampokan, kejahatan seksual (lihat kasus terbaru terhadap prostitusi online), perkelahian massa (antar para pelajar, pemuda antara kampung/desa ) sudah meraja lela merambah pada segala aspek kehidupan warga Negara Indonesia mulai dari usia anak dini,remaja,dewasa bahkan sampai pada kaum orang tua dan manula. Kondisi ini harus secepatnya di tanggulang dan diperbaiki secara berkesinambungan,dan harus melibatkan para praktisi di bidang pembinaan mental dan karakter,dan melibatkan para tokoh agama yang kompeten dan berkeinginan untuk membantu bangsa dan umat secara hakiki.

PERADABAN ERA ROBOTIC DAN SMART FACTORIES.
Pada tahun 2018 ,Indonesia kedatangan dari negara cina memperkenalkan teknologi artificial intelligence atau teknologi sensor yang bisa menirukan motorik manusia dari PT Robotic Explorer disambut dengan baik oleh Menteri Kominfo Rudiantara.

Beliau menyatakan bahwa salah satu yang terpenting agar Indonesia bisa beradaptasi dengan baik di industri 4.0, ialah menyiapkan sumber daya manusia,dan saat ini SDM Indonesia belum maksimal dari sisi penguasaan teknologi. Oleh karena itu, melalui PT Robotic Explorer, Rudiantara ingin bekerjasama mendirikan sekolah robotik, agar SDM Indonesia memiliki daya saing dengan maju lainnya.
Proses revolusioner dilakukan oleh umat manusia yang terjadi secara berurut dimulai dengan penemuan mesin uap , penciptaan transportasi kereta api telah memulai Revolusi Industri pertama. Penemuan listrik pada jalur produksi mengantarkan manusia ke generasi kedua. Fasilitas produksi, dilengkapi dengan kemungkinan produksi massal dan serial, memberikan akselerasi besar-besaran ke industrialisasi. Revolusi industri ketiga, dari tahun 1960 hingga akhir abad ke-20, menyatukan komputer dan lokasi pabrik.

Penggunaan material semi konduktif, komputer pribadi, dan internet adalah produk yang sangat penting di era generasi revolusi industry 4.0 .Teknologi terbaru dan perkembangannya, berkat revolusi industri ketiga, menampilkan kenyataan bagi kami, ada revolusi industri baru. Seperti yang dinamai revolusi industri keempat, era ini adalah masa internet seluler, serta sensor kecil, mudah diakses, dan mahir, kecerdasan buatan, mesin pintar dan pembelajaran, data besar, manufaktur aditif, bioteknologi, nanoteknologi, dan robot. Revolusi 4.0 Industri asal-usulnya terletak di Jerman, 2011 dan bernama Industrie 4.0, revolusi ini membawa kita ke pabrik-pabrik pintar dan sistem pintar yang bekerja dengan menggunakan akses internet untuk menghubungkan antar sistem antara robot dan pabrik serta operator,semuanya bekerja secara sistematis dan outomatis dan terintegrasi dengan aplikasi berbasis digital.

Pengertian Smart manufacturing menurut wikipedia adalah kategori luas dari manufaktur yang menggunakan manufaktur yang terintegrasi dengan komputer, tingkat adaptasi yang tinggi dan perubahan desain yang cepat, teknologi informasi digital, dan pelatihan tenaga kerja teknis yang lebih fleksibel.1)Sasaran lain terkadang mencakup perubahan cepat dalam tingkat produksi berdasarkan permintaan, 2) optimalisasi rantai pasokan, 2) produksi yang efisien dan daur ulang. 3) Dalam konsep ini, pabrik pintar memiliki sistem yang dapat dioperasikan, pemodelan dan simulasi dinamis multi-skala, otomatisasi cerdas, keamanan cyber yang kuat, dan sensor jaringan.
Menurut para ahli di berbagai bidang, bahwa manusia adalah makhluk yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan untuk belajar dengan mengamati orang lain dan berinteraksi antar manusia , memiliki budaya. Kevin Laland dan Will Hoppitt mengatakan bahwa sebuah “ Budaya didasarkan pada informasi yang dipelajari dan ditransmisikan secara sosial." Kemajuan teknologi memungkinkan robot untuk bergabung dengan makhluk yang namanya manusia dengan kemampuan untuk belajar bersosialisasi dengan manusia sebenarnya pada masyarakat sosial yang berbudaya dan memiliki nilai -nilai kehidupan dan aturan bermasyarakat yang tentu sangat beragam dan berbeda beda dari setiap tatanan kehidupan bermasyarakat yang sangat majemuk dan heterogen.

Pada 2017, seorang spesialis dalam robotika dan ilmu komputer di CSAIL, mengembangkan sistem yang disebut C-LEARN ,dimana robot diprogram dengan basis pengetahuan yang memungkinkan berinteraksi dengan objek yang berbeda. Basis pengetahuan ini membantunya menavigasi melalui keterbatasan lingkungannya, seperti kebutuhan untuk memutar kenop untuk membuka pintu. Dan begitu robot tahu bagaimana berinteraksi secara fisik dengan objek, ia dapat mulai mempelajari tugas yang lebih kompleks,belajar untuk berinteraksi dengan manusia sekitarnya.

MEMPROGRAM ROBOTIC KE DALAM KURIKULUM SEKOLAH MADRASAH.
Untuk mengikuti dan mengimbangi persaingan global dalam bidang robotic saatnya di sekolah unggulan di Indonesia memasukan dan memilih Kurikulum Robotika yang Tepat untuk Sekolahnya. Kurikulum sekolah dengan mata pelajaran "Pengantar Robotika" adalah upaya untuk menstimulus para siswa Indonesia mengeksplorasi teknologi dan robotika, dengan memberikan pengetahuan dan membangun pemahaman yang mendalam tentang robotika dunia nyata, dan pengantar pemrograman "gaya tradisional", bisa diterapkan pada Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Sekolah Menengah, dan Universitas.Kurikulum Robotics dirancang untuk memaksimalkan keterlibatan siswa dan menumbuhkan semangat berkelanjutan untuk robotika, pemrograman, dan pendidikan STEM.

Di Amerika Serikat, sekolah sebagian besar dipandang sangat berperan dalam menentukan masa depan para siswanya, di mana siswa semakin progresif mempelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk masa depannya setelah lepas dari pendidikan dan dapat berkarya dan menjadi orang Sukses dan menjadi orang yang produktif bagi dirinya dan tempat kerjanya di mana dia bekerja dan berkarya. Pada sekolah menengah di amerika diberi tantangan dalam menghadapi persaingan Abad 21.Dan para siswa-siswi belajar ilmu teknologi, ilmu teknik dan ilmu matematika (STEM) di luar batas mandat pemerintah federal Tes.

Di sekolah Negara Virginia mengharuskan sekolah menengah untuk menawarkan kelas sains dan matematika inti tetapi bukan mendalami teknologi atau kelas teknik. Kurikulum kelas NXT Robotics pilihan mencakup semua aspek pendidikan sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Bagaimana sikap dan minat siswa sekolah terhadap sains ? Dalam upaya meningkatkan kreativitas sains langsung untuk siswa sekolah menengah, pedesaan Divisi sekolah menerapkan kelas NXT Robotics pilihan untuk siswa di kelas 9 hingga 12 di Departemen Pendidikan Karir dan Teknis. Siswa memasukkan sains, teknologi, pelajaran teknik dan matematika ke dalam jadwal harian mereka melalui kelas ini. Pelajaran ini menggunakan pendekatan penelitian survei dan membandingkan sikap dan minat dalam ilmu siswa yang menyelesaikan kelas pilihan NXT Robotics khusus dibandingkan siswa yang tidak mengambil NXT Robotics elektif. Selain itu, analisis literatur dilakukan untuk mengeksplorasi lebih lanjut afiliasi dari efek pengujian berisiko tinggi di sekolah. Sastra yang terkait dengan kelas robotika elektif SMA selama satu semester menggabungkan Robot Mindstorm NXT ke dalam kurikulum terbatas.

NXT sebenarnya sangat mirip dengan robot yang digunakan di dunia nyata. Robot digunakan secara luas untuk membuat mobil, pesawat terbang, kapal laut, dan kendaraan tak berawak yang bisa digunakan untuk menjelajah sulit dan berbahaya lingkungan, seperti dasar laut atau gua. Robot dunia nyata tidak hanya memiliki pusat komputer, motor, dan sensor, dan alat komunikasi untuk berbicara dengan perangkat lain, sangat mirip robot NXT, tetapi mereka juga dikendalikan menggunakan perangkat lunak pemrograman.Kelas NXT Robotics dirancang untuk memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan apa mereka telah belajar di kelas matematika, teknologi, dan sains. Robotika NXT kelas dimasukkan ke dalam program Pendidikan Karir dan Teknologi (CTE) karena diperlukan sertifikasi guru. Kursus ini terdaftar di bawah Robotics Workcell Technology I (8557) dan memiliki batas 20 siswa di kelas karena Carl Perkins mengabulkan sekolah tersebut divisi menerima setiap tahun. Deskripsi kelas untuk DOE adalah sebagai berikut: “Kursus ini memberikan instruksi dalam pemrograman komputer dasar, elektronik, kontrol motor, dan umpan balik sistem yang digunakan dalam pengaturan perakitan dan manufaktur. Selain itu, siswa belajar bagaimana caranya program mikro kontroler untuk manipulasi robotika ”(Karir dan Teknologi Pendidikan, 2010).

Kerangka kerja instruksional untuk kursus CTE berbasis kompetensi Robotics Workcell Teknologi dirancang untuk digunakan oleh guru untuk membantu siswa mencapai validasi, tugas khusus dan / atau kompetensi yang dianggap penting untuk bekerja dalam pekerjaan sains, teknologi, teknik, dan matematika (CTE Resource Center, 2010). Itu aplikasi dan penilaian program robotik adalah melalui demonstrasi pengetahuan oleh siswa. Para siswa diberi tugas untuk diselesaikan; misalnya, mereka akan diberitahu bahwa robot harus memindahkan blok Lego merah kecil dari satu lokasi dan menyimpannya di dalam kotak di tempat lain lokasi. Para siswa kemudian mengerjakan situasi mundur; mereka tahu apa yang harus terjadi tercapai, dan mereka sekarang harus mencari cara untuk mencapainya.

Mereka tahu final hasil penugasan dan memiliki rubrik yang memberi tahu mereka tentang berapa banyak poin yang mereka terima untuk setiap langkah yang mereka selesaikan dengan benar. Para siswa harus mengetahui dimensi untuk yang mereka butuhkan untuk membangun robot untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Mereka perlu mengukur jarak yang harus ditempuh robot; kecepatan yang dibutuhkan robot untuk bepergian dengan waktu yang ditentukan; dan pelengkap yang perlu dibangun pada robot untuk mengambil, mendorong, atau menarik blok Lego merah kecil ke robotnya lokasi akhir. Para siswa kemudian memutuskan bagaimana robot akan mendapatkan blok Lego merah ke dalam kotak dan pastikan mereka membangun pelengkap ke robot untuk menyelesaikan tugas ini. Semua murid memiliki NXT Robotic Mindstorm kit mereka sendiri dan akan membangun robot mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari tugas yang dihadapi.

MEMBANGUN GENERASI EMAS INDONESIA DAN BERKARAKTER.
Indonesia Emas 2045 adalah sebuah impian besar tentang Indonesia yang unggul, maju bersaing dengan bangsa-bangsa lain, dan telah cukup dewasa untuk mengatasi isu-isu persoalan klasik bangsa, seperti korupsi, isu disintegrasi, dan kemiskinan. Untuk mewujudkan impian tersebut, kunci utamanya bukan kekuatan ekonomi, politik, atau militer, melainkan manusianya. Sesederhana yang diungkapkan oleh Anies Baswedan, "Pola pikir yang menganggap bahwa potensi utama sebuah bangsa adalah lautnya, tanahnya, tambangnya, adalah pola pikir para penjajah." Dengan demikian maka kualitas sumber daya manusia menjadi dasar dari impian menjadi Indonesia emas tahun 2045 mendatang.

Pemimpin bangsa Indonesia tahun 2045 adalah mereka yang saat ini sedang duduk dibangku sekolah pendidikan dasar yang termasuk ke dalam penduduk tidak produktif (usia 14 tahun kebawah) dan pendidikan menengah dan pemuda-pemudi yang termasuk kedalam penduduk berusia produktif (usia 15 tahun keatas).

Pemuda-pemudi merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu dan menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa termasuk generasi untuk menghadapi Indonesia tahun 2045. Pemudalah menjadi tumpuan untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan normal yang berlaku di masyarakat.Yang paling penting nasib bangsa Indonesia baik buruknya ke depan akan sangat bergantung pada generasi penerusnya yaitu generasi muda. Oleh sebab itu tema dalam makalah ini yaitu bagaimana peran generasi penerus ini dalam menyiapkan Indonesia tahun 2045.

Pendidikan Karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi dasar dalam pembentukan karakter bangsa, yang tidak mengabaikan nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, gotong royong, saling menghormati, dan sebagainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja tetapi memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan. Kedepannya pendidikan karakter diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang bertakwa kepada Tuhan YME serta memiliki kemampuan yang bisa bermanfaat untuk masyarakat dan Negara.

DAFTAR PUSTAKA
https://education.viewsonic.com/moving-education-technology-forward-digital-era/
http://www.assembly.coe.int/nw/xml/XRef/Xref-XML2HTML-en.asp?fileid=28300&lang=en
https://en.wikipedia.org/wiki/Smart_manufacturing
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20181215163042-37-46573/era-industri-40-pemerintah-siapkan-regulasi-robotic-ai
https://www.robots.education/curriculum.html
https://ulm.ac.id/id/2016/11/07/membangun-generasi-emas-yang-unggul-dan-berkarakter/


Sumber :

Penulis : Puryanto

Editor : Ika Berdiati

Inovasi Pendidikan di Era Pandemi

Kelebihan membangunkan inovasi berbentuk digital untuk pengajaran dan pembelajaran

Dengan masih tingginya kasus Covid-19, pembelajaran masih dilaksanakan secara jarak jauh. Karena itu perlu inovasi dan terobosan baru untuk menciptakan proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Meningkatnya kasus Covid-19 varian baru akhir-akhir ini telah membuat kebijakan pembukaan sekolah harus kembali ditunda. Padahal, tanpa kondisi pandemi, capaian pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih belum optimal seperti yang terlihat pada skor Programme for International Student Assessment (PISA) oleh OECD pada tahun 2018. Indonesia berada pada peringkat 72 dari 77 negara untuk kompetensi membaca, peringkat 72 dari 78 negara untuk Matematika, dan peringkat 70 dari 78 negara untuk Sains dengan nilai yang cenderung stagnan dalam 10 hingga 15 tahun terakhir.

Ditutupnya sekolah selama lebih dari satu tahun berpotensi menciptakan kehilangan pembelajaran (learning loss)dimana ketika sekolah ditutup selama tiga bulan, anak-anak diprediksi kehilangan pembelajaran yang setara dengan lebih dari satu tahun (Kaffenberger, 2020).

Pada 23 Juli lalu kita merayakan Hari Anak Nasional dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh anak di era pandemi untuk kedua kalinya. Dilema terjadi pada berbagai sektor tumbuh kembang anak, tak terkecuali pada sektor pendidikan. Di satu sisi, kualitas pendidikan terancam semakin menurun dan mengancam hak anak akan akses terhadap pendidikan dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Namun, di sisi lain kesehatan siswa, guru dan setiap orang merupakan prioritas yang harus dijaga saat ini.

Situasi ini tidak dapat dihindari dan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), nampaknya masih menjadi opsiwin-win solution untuk saat ini. Terlepas dari berbagai tantangan dalam melaksanakan PJJ, dibutuhkan strategi dan upaya dalam mengelola proses PJJ agar dapat mendukung siswa belajar secara optimal sekaligus melindungi mereka dari bahaya paparan Covid-19.

Selain itu, dibutuhkan pemahaman berbagai pihak bahwa PJJ sejatinya bukan hanya menjadi alternatif agar siswa dapat tetap belajar walaupun bangunan fisik sekolah ditutup. PJJ juga harus menghadirkan sebuah proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa, guru dan orangtua serta relevan dengan kebutuhan akan pendidikan di era pandemi seperti saat ini.

Secara umum, tulisan ini membahas tentang pentingnya inovasi terhadap pelaksanaan dan efektivitas PJJ dalam menciptakan proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pada tataran yang lebih praktis, tulisan ini menyoroti peran kreativitas, aktivitas, komunikasi, dan kolaborasi berbagai pihak dalam menghadirkan praktik-praktik inovatif bagi pendidikan di era pandemi.

Tataran strategis dan praktis

Secara umum, inovasi dapat dipahami sebagai keberhasilan dalam memperkenalkan suatu hal atau sebuah metode baru (Brewer and Tierney, 2012). Di bidang pendidikan, inovasi ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kualitas pembelajaran melalui berbagai pembaharuan dalam teori pedagogi, pendekatan metodologis, teknik mengajar, alat pembelajaran, proses pembelajaran maupun struktur institusional (Serdyukov, 2017).

Inovasi dapat dilakukan pada tataran strategis yang dibuat oleh pemerintah, misalnya melalui kebijakan dan program di tingkat makro yang diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehari-hari. Pendekatan seperti ini dikenal sebagai top-down innovation. Berbeda dengantop-down innovationyang dimulai dari gagasan kebijakan di level strategis,bottom-up innovationmenjadi alternatif lain untuk menghadirkan inovasi dimulai dari tataran yang lebih praktis pada levelgrassroot, misalnya inovasi yang diinisiasi oleh guru, kepala sekolah, orangtua, bahkan anak.

Pada dasarnya, inovasi secara top-downmaupunbottom-upbersifat sama baiknya bagi upaya mengoptimalkan pelaksanaan dan kualitas pendidikan. Dalam konteks Indonesia yang beragam secara geografis, ekonomi, dan budaya serta di tengah kondisi pandemi yang memerlukanimmediate action(aksi cepat),bottom-up innovation memiliki peran yang penting dalam mengakomodir berbagai konteks kekhususan yang diperlukan dalam mengelola proses pembelajaran yang optimal bagi siswa di era pandemi.

Guru dan kepala sekolah serta orangtua atau pengasuh merupakan pihak paling dekat dengan anak sebagai peserta ajar dan berperan penting dalam mendukung terjadinya berbagai praktik inovatif dalam PJJ. Di sisi lain,inovasi top downmelalui kebijakan publik dan replikasi program dibutuhkan untuk mendukung keberlanjutan dan skalabilitas dampak dari berbagai praktik inovasi yang muncul di levelgrassroot(akar rumput).

Kreativitas, aktivitas, dan komunikasi

Inovasi dalam pendidikan seringkali dikaitkan dengan penggunaan teknologi dan internet untuk mengakses materi maupun melakukan interaksi pembelajaran, seperti melalui situs web (website), Learning Management System (sistem manajemen pembelajaran),mobile application(aplikasi seluler), hingga media sosial. Namun pada kenyataannya, seringkali praktik inovatif dalam pendidikan menjadi terbatas hanya pada media teknologi dan kanal digital.

Di beberapa konteks ketika perangkat teknologi dan jaringan tidak memadai serta kapasitas guru dan orangtua terbatas dalam mengoptimalkan teknologi digital, praktik inovasi seolah harus terhenti. Padahal, merujuk pada hakikatnya, inovasi adalah upaya meningkatkan kualitas dan efisiensi melalui berbagai pembaharuan.

Oleh sebab itu, inovasi dalam pendidikan perlu dipahami dan dilakukan bukan hanya pada tatanan cara melalui penggunaan teknologi dan digitalisasi, namun perlu dimulai dari tatanan pola pikir dan perilaku. Inovasi perlu dilihat sebagai sebuah upaya untuk mengembangkan kemampuan dalam melihat dan melakuan sesuatu dari perspektif yang berbeda, kritis, kreatif, menarik, dan praktis. Dalam hal ini, kreativitas menjadi faktor yang penting untuk dimiliki oleh guru dan kepala sekolah serta orangtua atau pengasuh dalam membangkitkan antusiasme dan efektivitas proses belajar mengajar melalui berbagai cara, dimulai dari apa yang tersedia di sekitar siswa.

Kreativitas dapat dikembangkan dari pola pikir yang tidak berfokus pada tantangan, melainkan pada berbagai peluang yang dapat dilakukan, sekecil apapun itu. Dengan kreativitas, guru dan orangtua dapat membantu anak dalam menciptakan sistem belajar yang dapat mendukung untuk meningkatkan konsentasi dan mengelola distraksi, misalnya dengan menciptakan jadwal belajar yang teratur, pengaturan ruangan yang mendukung, serta melakukan berbagai icebreakers dan permainan sederhana ketika anak mulai lelah dan bosan belajar.

Kreativitas juga memampukan guru dan orangtua bukan hanya dalam melihat potensi apa yang tersedia, melainkan juga bagaimana memaksimalkan penggunaan dan manfaat dari berbagai potensi tersebut. Kreativitas memotivasi guru dan orangtua untuk menghadirkan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan berbagai aktivitas seperti melakukan permainan, eksperimen sains, observasi sosial, menonton video, bermain peran, bernyanyi bersama, dan lain sebagainya baik lewat interaksi digital oleh guru maupun interaksi secara langsung oleh orangtua di rumah. Dengan kreativitas, guru dan orangtua juga dapat memaksimalkan penggunaan perangkat teknologi digital yang tersedia dalam mengakses berbagai konten pembelajaran, memilah sesuai dengan kebutuhan anak, dan menyampaikannya dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

Selain itu, inovasi diperlukan untuk menghadirkan relasi yang lebih sinergis antara guru, orangtua atau pengasuh dengan para siswa dalam proses PJJ. Hal ini dapat dimulai dari upaya tenaga pendidik dan orangtua dalam melihat pembelajaran dari perspektif siswa serta memfasilitasi proses pembelajaran yang bermakna bagi mereka.

Sebelum memulai proses PJJ yang bertujuan untuk mempelajari berbagai materi, para pendidik dan orangtua dapat terlebih dahulu membangun interaksi dan relasi yang menyenangkan dengan peserta ajar. Komunikasi dua arah mengenai pentingnya untuk tetap belajar meskipun dengan cara yang baru di tengah kondisi pandemi yang menantang diperlukan untuk membangun motivasi siswa untuk memahami dan mengalami proses pembelajaran secara menyenangkan dan bermakna.

Dialog dengan bahasa yang dapat dipahami dengan mudah oleh anak dan keterbukaan akan ekspektasi dari pengajar, orangtua, dan siswa tentang bagaimana PJJ akan dilakukan menjadi sebuah pendekatan yang inovatif. Ini sekaligus menjadi langkah awal untuk mendukung berbagai bentuk inovasi lainnya bagi untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan.

Kolaborasi dan sinergi lintas aktor

Walaupun inovasibottom upterlihat praktis dan strategis untuk memulai pendekatan inovatif dalam praktik pembelajaran di era pandemi pada konteks Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa praktik inovasi juga perlu ditinjau dari sudut pandang keberlanjutan dan skalabilitas dampak melalui pendekatantop down.

Untuk menyeimbangkan inovasi dari kedua pendekatan tersebut, dibutuhkan sinergi berbagai pihakuntuk membangun kesadaran dan kapasitas publik untuk menghadirkan berbagai inovasi,top-downdanbottom-up, pada pendidikan di era pandemi. Sinergi itu mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, guru, kepala sekolah, dan tenaga pendidik lainnya, organisasi dan yayasan non-profit untuk pembangunan, lembaga swasta, peneliti, orangtua, masyarakat, media, dan siswa.

Kerja sama lintas aktor ini sangat dibutuhkan dalam menghadirkan inovasi secara efektif dan struktural melalui integrasi antara kebijakan, program, dan riset. Dengan semangat inovasi yang kolaboratif kita dapat mengatasi dampak pandemi di bidang pendidikan secara lebih efektif dan berkelanjutan dengan menempatkan anak sebagai pusat dari proses ini.

Pada akhirnya, diperlukan perspektif baru dalam melihat pendidikan seperti apa yang sejatinya benar-benar dibutuhkan oleh siswa di era pandemi ini. Diperlukan kesadaran tentang pentingnya melakukan berbagai terobosan baru, bukan hanya pada sistem pendidikan, tetapi juga pada proses pembelajaran sehari-hari yang dijalani oleh siswa bersama guru dan orangtua. Dalam menghadirkan inovasi pendidikan, kita perlu untuk mengingat pentingnya untuk memperhatikan konteks dan kebutuhan yang berbeda-beda di setiap wilayah, sekolah, bahkan individual.

Situasi yang berbeda di era pandemi Covid-19 ini membawa kita memiliki sudut pandang yang berbeda dan melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda. Tujuannya bukan semata untuk mendorong anak mencapai lebih banyak hal, tetapi untuk bertahan di tengah situasi yang tidak mudah dan lebih menikmati proses pendidikan yang sesungguhnya untuk hasil yang bermakna bagi anak-anak Indonesia. Selamat Hari Anak Nasional, Anak Terlindungi, Indonesia Maju.

Artikel ini ditulis oleh Monica Agnes Sylvia, Innovation Analyst Tanoto Foundation, dan pertama kali tayang di kompas.id dengan judul “Inovasi Pendidikan di Era Pandemi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

Nama *

Email *

Situs Web

Δ

Comments

Manfaat E-learning untuk Milenial di Zaman Teknologi Digital

Motivation | 21 Mei 2021 4 menit membaca

Selengkapnya Sembunyikan

Kelebihan membangunkan inovasi berbentuk digital untuk pengajaran dan pembelajaran

Di era digital industri 4.0 dan society 5.0, generasi milenial dan generasi Z semakin dimudahkan dalam banyak hal, termasuk peningkatan hard skill, juga soft skill. Hal ini karena tersedia banyak media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan diri. Salah satu media pembelajaran tersebut, ada yang namanya e-learning.

E-learning adalah bukti bahwa teknologi terus berkembang dan menciptakan inovasi sesuai kebutuhan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri jika milenial semakin mahir dalam menggunakan e-learning. Apalagi saat pandemi global menuntut Anda melakukan aktivitas secara remote. Para milenial harus mengikuti sesi kelas melalui platform e-learning.

Pembelajaran elektronik tidak hanya untuk pendidikan formal, namun juga dimanfaatkan pada pendidikan informal. Misalnya saja, kursus, seminar, atau workshop. Pemanfaatan e-learning sangat berguna untuk mengisi waktu selama work from home (WFH). Lantas apa itu e-learning dan manfaatnya bagi milenial di zaman teknologi digital ini?