Kemukakan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah luqman berdasarkan penjelasan Q.S. Luqman ayat 12

Kemukakan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah luqman berdasarkan penjelasan Q.S. Luqman ayat 12

ristarifialibiana ristarifialibiana

Jawaban:

materi pendidikan akhlak anak dalam Al- Qur'an Surat Luqman ayat 12-19 adalah

  • (1) Bersyukur kepada Allah SWT, kedua orangtua, dan tidak kufur,
  • (2) Berbakti kepada orangtua,
  • (3) Memerintahkan mengerjakan yang ma'ruf dan mencegah yang munkar,
  • (4) Sabar,
  • (5) Tidak sombong dan membanggakan

Kemukakan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah luqman berdasarkan penjelasan Q.S. Luqman ayat 12

wafikahida123 wafikahida123

Jawaban:

semoga membantu jawabanya

Liputan6.com, Jakarta Luqman Hakim adalah salah satu nama orang yang disebut dalam al-Qur`an, tepatnya surah Luqman (31) ayat 12-19. Luqman Hakim namanya mendunia karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya.

Seperti mengutip laman Islami.co, Selasa (20/6/2017), Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa’ bin Sadun.

Sedangkan mengenai asal usul Luqman, para ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan, bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu yang berasal dari Habsyi.

Riwayat lain menyebutkan ia adalah orang dengan ciri fisik bertubuh pendek dan berhidung mancung dari daerah Nubah. Sebagian lain mengatakan, bahwa ia berasal dari Sudan.

Luqman Hakim memiliki keistimewaan yang mendapat anugerah dari Allah Swt, yakni berupa ilmu hikmah. Ilmu sangat berguna bagi kepribadian manusia yang pada gilirannya akan bermanfaat bagi orang di sekitarnya, juga bagi alam semesta.

Allah Swt berfirman:“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman.” (QS. Luqman; 12)

Kata al-hikmah dalam ayat di atas memiliki beragam makna yang di antaranya; meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, selalu benar dalam ucapan dan perbuatan, mengukuhkan sesuatu dengan ilmu dan amal, kepahaman dan kecerdasan, atau mengetahui apa yang terjadi dan melakukan kebaikan.

Kata al-hikmah juga bisa diartikan rangkaian kata-kata yang menjadi bahan renungan dan telah mengalir dari satu generasi ke generasi yang lain. Untaian kata yang bisa membuat seseorang tidak lagi melulu cinta harta duniawi juga bisa disebut al-hikmah.

Atau kemampuan memahami hakikat sesuatu sesuai kemampuan yang optimal, atau untaian kata yang indah nan sempurna yang memuat dorongan melakukan sifat terpuji, ilmu, dan perilaku yang mulia, atau segala sesuatu yang meningkatkan kualitas diri seseorang, semuanya merupakan arti-arti dari kata al-hikmah.Ada pendapat lain menyatakan, bahwa al-hikmah berarti ilmu dan amal. Oleh karenanya, seseorang tidak akan dapat menyandang gelar “Hakim” kecuali jika ia telah mengantongi keduanya, yakni ilmu dan amal.Secara sederhana, al-hikmah adalah petunjuk jalan lurus menuju keselamatan dan kebenaran dalam berkeyakinan, bertingkah laku, berucap, dan melangkah, menurut sisi pandang Yang Maha Pencipta, maupun cara pandang manusia. Itulah arti kata al-hikmah secara umum.Al-hikmah merupakan buah dari pengetahuan yang luas dan keilmuan yang dalam, kecerdasan serta kesadaran diri yang penuh, penelitian yang menyeluruh dan percobaan yang teruji, pengamatan terhadap keterkaitan antara satu perkara dengan yang lain, dan analogi (qiyas) yang dominan antara suatu hal dengan yang lainnya.

Dalam sebuah kesempatan, saat Luqman mengajari puteranya dengan kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat, Luqman berkata, ”Wahai putraku! Lakukanlah hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agama dan duniamu. Terus lakukan hingga kau mencapai puncak kebaikan. Jangan pedulikan omongan dan cacian orang, Sebab takkan pernah ada jalan untuk membuat mereka semua lega dan terima. Takkan pula ada cara untuk menyatukan hati mereka.”

”Wahai puteraku! Datangkan seekor keledai kepadaku, dan mari kita buktikan.”

Luqman bermaksud mengajak puteranya jalan-jalan di tengah masyarakat untuk membuktikan bahwa membuat semua orang “legawa” itu sangatlah sulit. Bahkan bisa dibilang sama sekali tidak mungkin terjadi.

Apapun yang diperbuat oleh seseorang akan selalu ada yang mempersalahkan. Selalu saja ada yang tidak setuju. Kemudian perjalanan mereka segera dimulai.

Luqman menaiki keledai dan menyuruh puteranya berjalan menuntun keledai. Sekelompok orang yang menangkap pemandangan –yang menurut mereka- aneh tersebut, segera berkomentar mencaci: ”Anak kecil itu menuntun keledai, sedang orang tuanya duduk nyaman di atas keledai. Alangkah congkak dan sombongnya orang tua itu.”  Luqman pun berkata: ”Puteraku, coba dengar, apa yang mereka katakan.”

Luqman lalu bergantian dengan puteranya, kini giliran Luqman yang menuntun keledai, dan puteranya naik di atasnya. Mereka melanjutkan perjalanan hingga bertemu sekelompok orang.

Tak pelak, orang-orang pun segera angkat bicara setelah menangkap pemandangan yang tak nyaman di mata mereka. ”Lihatlah, anak kecil itu menaiki keledai, sementara orang tua itu malah berjalan kaki menuntunnya. Sungguh, alangkah buruknya akhlak anak itu.”  Luqman kemudian berkata kepada puteranya: ”Anakku, dengarlah apa yang mereka katakan.”

Mereka berdua melanjutkan perjalanan. Kali ini, keduanya menaiki keledai mungil itu. Mereka berdua terus berjalan hingga melewati sekelompok orang yang duduk-duduk di pinggir jalan. Lagi-lagi, mereka unjuk gigi saat melihat Luqman dan puteranya.

”Dua orang itu naik keledai berboncengan, padahal mereka tidak sedang sakit. Mereka mampu berjalan kaki. Ahh, betapa mereka tak tahu kasihan pada hewan,” sindir seseorang yang melihat luqman. ”Lihatlah apa yang mereka katakan, wahai puteraku!” Luqman kembali menasihati puteranya.

Tanpa menghiraukan caci maki orang-orang itu, Luqman dan puteranya kembali melanjutkan perjalanan. Terakhir kali, mereka berjalan kaki bersama, sambil menuntun keledai.

”Subhanallah! Lihat, dua orang itu menuntun keledai bersama, padahal keledai itu sehat dan kuat. Kenapa mereka tidak menaikinya saja? Ahh, betapa bodohnya mereka.” ”Dengarlah apa yang mereka katakan! Bukankah telah aku katakan padamu? Lakukan apa yang bermanfaat bagimu dan jangan kau hiraukan orang lain. Aku harap kau bisa mengambil pelajaran dari perjalanan ini,” kata Luqman mengakhiri perjalanan bersama puteranya.

Cerita kebijaksanaan Luqman di atas dapat dipetik hikmahnya, bahwa manusia haruslah menjadi orang yang kuat, sehingga memiliki pendirian yang teguh dan kokoh.

Tidak goyah dengan terpaan angin. Tak lapuk oleh hujan dan tak lekang oleh panas. Nasihat-nasihat Luqman sangat banyak sekali, baik yang didokumentasikan di dalam al-Qur`an ataupun di kitab-kitab para ulama.

* Artikel ini sebelumnya tayang di Islami.co yang ditulis oleh Hamim HR

Simak video menarik berikut ini:

Jakarta -

Quran surah Al-Luqman ayat 13 memberikan kita penjelasan tentang mengingatkan kepada anak kita untuk tidak mempersekutukan Allah SWT. Karena mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar.

Surah Al-Luqman adalah surah ke-31 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 34 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah.

Nama Luqman diambil dari kisah Luqman yang diceritakan dalam surah ini tentang bagaimana mendidik anaknya.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Luqman ayat 13 yang berbunyi:

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Arab-latin: wa iż qāla luqmānu libnihī wa huwa ya'iẓuhụ yā bunayya lā tusyrik billāh, innasy-syirka laẓulmun 'aẓīm

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Al-Luqman: 13)

Menurut buku "Studi Al-Qur'an (Teori dan Aplikasinya dalam Penafsiran Ayat Pendidikan" oleh Arham Junaidi Firman memberikan penjelasan menurut Quraish Shihab, asbabulnuzul surah Luqman ayat 13 adalah ketika Rasulullah SAW menyampaikan ayat 82 surah Al-An'am yang mengisahkan penyesalan orang-orang musyrik akibat kemusyrikannya. Kemudian para sahabat merasa kesulitan untuk menghindarkan keimanan dari kezaliman.

Kemudian, Rasulullah membacakan ayat yang baru turun ini yang mengisahkan cara Luqman mengantisipasi putranya agar tidak syirik. Wasiat Luqman kepada anaknya.

Luqman berwasiat agar anaknya menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan siapapun. Kemudian Luqman berkata memperingati si anak, "Sesungguhnyamempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Nabi bersabda,"Ajarkanlah kepada anak-anak kalian pada permulaan bicaranya ucapan Lailaha illallah dan ajarilah ia agar di akhir hayatnya mengucapkan lailaha illallah."

Itulah makna dari surah Al-Luqman ayat 13 yang perlu kita ketahui dan amalkan kepada anak-anak kita.

Simak Video "Cerita Mahfud Dipanggil Jokowi: Tanya '3 Periode' Kenapa Ramai Terus?"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/erd)