Untuk anak berusia 0‒6 bulan yang mengalami kesulitan naik berat badan, berbagai aspek dalam proses menyusui perlu diperhatikan.
Untuk anak yang menyusui secara eksklusif, perlu diperhatikan kualitas pengisapan bayi. Apabila bayi tidak mengisap secara optimal, ia tak akan mendapat asupan ASI yang memadai. Karenanya, tubuhnya akan mudah lelah.
Bagi bayi yang diberikan susu formula, kualitas penghisapan dari botol juga perlu diperhatikan.
Selain itu, perhatikan pula proses penyiapan susu formula tersebut. Bila takaran air dan susu tidak tepat, kalori yang masuk ke tubuh bayi juga menjadi kurang optimal.
Berbagai masalah lain yang menyertai proses menyusui, seperti muntah, refluks, tersedak, juga perlu menjadi perhatian. Pasalnya, hal-hal tersebut dapat pula menjadi penyebab berat badan bayi dan anak susah naik.
Saat bayi, Si Kecil tampak gemuk menggemaskan. Tapi, setelah balita, ia melangsing. Padahal anak sudah makan banyak.
Jika balita doyan makan tapi berat badannya terlihat stagnan, dokter biasanya akan menanyakan tiga hal, yakni frekuensi makan anak dalam sehari, berapa besar porsinya, dan apa saja yang dikonsumsi. Jika satu aspek saja kurang, hal ini bisa menjadi indikator mengapa anak tidak bisa gemuk.
Kalau ketiga faktor tadi sudah baik dan anak masih sulit menambah berat badan, bisa jadi penyebabnya adalah sebagai berikut:
Makanan Tidak Bervariasi
Foto: 1. Makanan Tidak Bervariasi.jpg
Foto: usarice.com
Anak mungkin banyak makan, tapi kebanyakan berupa sumber karbohidrat berupa nasi, mi, atau roti. Atau, anak suka memilih-milih makanan sehingga tidak semua zat gizi ia konsumsi setiap hari.
Moms, karbohidrat hanya cukup untuk aktivitas sehari-hari. Untuk disimpan di dalam tubuh dan untuk mendukung perkembangannya, anak memerlukan asupan zat gizi lain seperti protein, lemak, dan sebagainya.
Sebaiknya komposisi makanan anak terdiri dari 50-60% karbohidrat, 15-20% protein, dan 25-35% lemak ditambah vitamin dan mineral dari buah dan sayur serta dua gelas susu. Hindari makanan sumber kalori kosong seperti permen dan minuman berpemanis.
Baca Juga: Mencegah Obesitas pada Balita yang Doyan Makan
Pola Makan Tidak Teratur
Foto: 2. Pola Makan Tidak Teratur.jpg
Foto: cnn.com
Jadwal makan yang tidak teratur membuat anak hanya asal makan, padahal belum tentu memenuhi zat gizi yang ia butuhkan. Emosi negatif seperti marah, stres, atau frustrasi waktu makan juga bisa menimbulkan gangguan makan.
Sebaiknya anak makan dengan porsi kecil tetapi sering, misalnya makan berat tiga kali sehari dan camilan dua kali sehari, daripada makan sekaligus banyak tetapi jarang.
Selain itu, biasakan anak sarapan sebelum pukul sembilan pagi. Sebab, di jam-jam tersebut, kadar gula dalam tubuh sangat rendah. Diperlukan pasokan energi untuk beraktivitas. Proses metabolisme tubuhpun terjadi di pukul sembilan. Kalau tidak ada makanan yang dikonsumsi, lemak dalam tubuh anaklah yang akan diolah menjadi energi.
Baca Juga: Makan Banyak Tapi Tetap Kurus, Ternyata Ini 4 Penyebabnya!
Faktor Lainnya
Foto: 3. Faktor Lainnya.jpg
Foto: activeforlife.com
Genetik berperan besar dalam penambahan berat badan. Kalau Moms dan Dads langsing, Si Kecil juga kemungkinan besar mengikuti orang tuanya.
Selain itu, balita biasanya banyak bergerak aktif. “Jika aktivitas tidak sebanding dengan asupan makan, berat badan anak akan sulit bertambah," kata M. Dora Tri Yogyantini, SGz, ahli diet di Instalasi Gizi RS Panti Rapih, seperti diberitakan detikHealth.
Baca Juga: 4 Trik Agar Anak Mengurangi Makan Junk Food
Pola tidur juga ternyata berpengaruh pada metabolisme, Moms. Hal ini bisa berdampak pada berat badan Si Kecil.
Jadi, kalau anak sudah makan banyak tapi tidak gemuk, coba cek faktor-faktor tadi, Moms. Konsultasikan ke dokter jika Moms khawatir akan kondisi Si Kecil.
Merdeka.com - Masih banyak orang tua di Indonesia yang mengorelasikan pertambahan berat badan yang terus terjadi sebagai tanda anak sehat dan anak kurus sebagai anak yang kekurangan gizi meski kenyataannya tidak demikian.
Anak kurus sebenarnya bergantung dari kondisi genetiknya, beberapa anak dengan orang tua kurus memang akan selalu memiliki tubuh yang kurus hingga dewasa. Namun jika anak kurus karena terganggunya nafsu makan dan asupan gizi, hal itu merupakan hal yang berbeda.
Anak yang tidak mendapatkan asupan yang tepat dan terlalu kurus akan menyebabkan kekurangan gizi dan akan mengalami gangguan pada pertumbuhan lainnya. Selain itu, anak yang tiba-tiba mengalami penurunan berat badan signifikan juga bisa menandakan suatu penyakit tertentu. Berikut penyakit yang menyebabkan anak kurus dan susah makan:
1. Masalah mulut atau neurologis
Penyakit yang menyebabkan anak kurus yang pertama yaitu masalah mulut dan neurologis. Seorang anak bisa mengalami nafsu makan yang buruk jika mereka memiliki sensitivitas saat menelan ataupun masalah neurologis.
Masalah tersebut dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menelan dan mungkin disebabkan oleh kondisi seperti cerebral palsy atau langit-langit mulut sumbing.
2. Muntah
Penyakit yang menyebabkan anak kurus berikutnya yakni gejala muntah. Terkadang seorang anak tidak dapat menahan susu formula atau makanan karena muntah yang berlebihan.
Ini mungkin disebabkan oleh refluks asam yang parah atau beberapa masalah neurologis [sistem saraf] dan dapat menyebabkan tonus otot yang rendah dan berbagai gangguan lainnya.
Sebagian besar bayi yang mengalami refluks asam kemungkinan akan membaik dan pertumbuhan mereka akan berlanjut tanpa masalah. Tetapi pada kasus yang lebih jarang, seorang bayi juga dapat muntah berlebihan dan mungkin mengalami penyempitan saluran keluar lambung yang disebut stenosis pilorus.
Ini memerlukan evaluasi khusus yang mencakup USG perut dan pemeriksaan dari dokter.
3. Masalah Pankreas
Penyakit yang menyebabkan anak kurus dan tidak dapat mencerna makanan dengan baik bisa disebabkan karena pankreasnya memiliki kapasitas yang buruk mungkin juga tidak dapat menambah berat badan dengan baik.
Dalam dugaan ini, seorang anak mungkin memiliki tinja yang besar, berbusa, berbau busuk dan berminyak sebagai gejala penyakit [seperti pada Fibrosis Kistik].
4. Masalah tiroid dan metabolisme
Dalam beberapa situasi, seorang anak mungkin membakar terlalu banyak kalori jika mereka memiliki kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Hal tersebut menyebabkan anak menjadi kurus meski tampaknya sudah makan dengan cukup.
5. Kondisi jantung
Penyakit yang menyebabkan anak kurus juga bisa disebabkan karena kondisi jantung mereka.
Seorang anak dengan kelainan jantung yang menyebabkan gagal jantung mungkin tidak makan dengan baik jika mereka bekerja terlalu keras untuk bernapas.
6. Pertumbuhan dipengaruhi oleh ginjal
Meski jarang, penyakit yang menyebabkan anak kurus bisa pula disebabkan oleh gagal ginjal atau gangguan ginjal lainnya akan mempengaruhi penambahan berat badan [serta tinggi badan].
7. Kelainan genetik
Selain itu, beberapa anak mungkin memiliki salah satu dari berbagai kelainan genetik yang dapat memengaruhi penambahan berat badan, yang memerlukan evaluasi oleh spesialis.
Cara mengatasi berat badan anak yang kurang
Sebagian besar anak-anak memang membutuhkan peningkatan asupan kalori secara halus untuk menambah berat badan. Pertumbuhan menggunakan 5 sampai 10% dari total asupan kalori anak setelah mereka berusia 6 bulan.
Kalori ekstra dapat ditambahkan ke makanan mereka misalnya, dalam bentuk tambahan minyak, gula atau formula khusus. Seorang dokter anak atau spesialis dapat membantu dengan rekomendasi ini.
Obat-obatan tertentu yang merangsang nafsu makan juga dapat membantu dalam beberapa kasus. Jika ada gejala yang sangat mengganggu dan mencemaskan, memeriksakan ke dokter menjadi langkah yang tepat.