Kenapa kaki bayi sering kaget seperti kejang

Kesehatan | Diperbarui 3 November 2022

Pasti panik ya, Bu, saat melihat si Kecil tiba-tiba kejang. Bingung harus melakukan apa, Ibu pun pasti bertanya-tanya, apa sih penyebab kejang pada bayi? Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Informasi di bawah ini akan menjawab semua pertanyaan tersebut. Yuk, mari kita simak penjelasannya sampai selesai, Bu.

Kenapa kaki bayi sering kaget seperti kejang
Kenapa kaki bayi sering kaget seperti kejang

Penyebab Kejang pada Bayi

Kejang pada bayi dapat terjadi akibat terdapat kelainan aktivitas sinyal listrik (neurotransmitter) di otak yang mengatur fungsi dan gerak tubuh. Kelainan tersebut menyebabkan gangguan pada kesadaran, sensasi, gerakan, atau perilaku yang tidak disadari dan tidak dapat dikendalikan oleh tubuh. Pemicu dari kelainan ini adalah kerusakan saraf yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

  • Cedera kepala
  • Cacat lahir
  • Infeksi
  • Demam tinggi dengan suhu lebih dari 380 C
  • Adanya masalah keseimbangan senyawa kimia dalam otak

Pada bayi, pemicu yang paling sering menyebabkan kejang adalah demam tinggi atau yang disebut juga kejang demam (step) dan paling sering menimpa anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. 

Penyebab dari demam tinggi ini yaitu adanya infeksi atau peradangan. Selain itu, kejang demam dikatakan berhubungan dengan faktor genetik, di mana bayi yang memiliki orang tua dengan riwayat epilepsi kemungkinan besar juga akan mengalaminya.

Berdasarkan durasinya, kejang demam dikategorikan menjadi dua, yaitu:

  1. Kejang demam sederhana. Jenis kejang ini adalah yang sering terjadi. Kejang ini terjadi pada sekujur bagian tubuh dengan durasi selama beberapa detik hingga tidak lebih dari 15 menit. Kejang demam sederhana tidak akan terulang dalam waktu 24 jam.
  2. Kejang demam kompleks. Kejang ini menyerang salah satu bagian tubuh saja dengan durasi lebih dari 15 menit dan dapat terulang dalam waktu 24 jam.

Tanda-tanda atau Kejang pada Bayi

Agar Ibu lebih waspada, ketahui terlebih dulu tanda-tanda saat bayi mengalami kejang. Tanda-tanda yang paling umum muncul antara lain otot menjadi kaku, kelojotan di seluruh tubuh, dan bola mata mengarah ke atas. 

Namun, ada juga tanda-tanda kejang pada bayi lainnya seperti tubuh tiba-tiba menjadi lemas, tidak bertenaga, terjatuh, mata berkedip-kedip dengan tatapan kosong, serta tidak merespon saat dipanggil atau disentuh.

Jika kondisi kejangnya parah, mungkin bayi akan tampak diam mematung, terlihat seperti tidak bernafas, bibir membiru, mulut mengeluarkan busa, dan terkadang muntah. Kemudian saat kejangnya hampir selesai, ia mungkin akan buang air kecil atau besar.

Pertolongan Pertama Mengatasi Kejang pada Bayi

Saat mendapati bayi Ibu mendadak kejang, harus segera dilakukan pertolongan pertama ya, Bu. Berikut pertolongan pertama yang bisa Ibu lakukan:

  1. Baringkan bayi pada tempat yang datar seperti kasur atau lantai. Pastikan tidak ada benda-benda berbahaya di dekatnya.
  2. Baringkan tubuhnya menyamping agar air liur atau jika ia muntah tidak masuk ke saluran napasnya.
  3. Longgarkan atau buka pakaiannya agar ia dapat bernapas dengan lebih nyaman.
  4. Jangan memasukkan benda, makanan, atau minuman apapun ke dalam mulutnya karena dapat membuatnya tersedak. Hindari juga untuk membuka paksa mulut bayi.
  5. Jangan memegang tangan dan kaki bayi dengan paksa, karena dapat menyebabkan tulangnya patah.
  6. Ukur suhu tubuh, hitung durasi, dan amati apa yang terjadi saat bayi mengalami kejang. Informasi ini akan sangat berguna untuk diberikan kepada dokter.
  7. Tunggu hingga kejangnya berangsur reda, lalu biarkan ia istirahat dan tidur hingga terbangun sendiri. Biasanya setelah selesai kejang, bayi akan lelah, belum sepenuhnya sadar, atau mengantuk.
  8. Bawa bayi ke dokter secepat mungkin untuk dilakukan pemeriksaan dan mengetahui penyebabnya.

Kapan Harus Bawa Bayi ke Dokter?

Bayi tidak harus selalu dibawa ke UGD saat mengalami kejang, tapi hanya pada beberapa kondisi berikut:

  • Baru pertama kali mengalami kejang
  • Sering mengalami kejang
  • Mengalami kejang susulan
  • Bayi menjadi bingung selama lebih dari 2 jam setelah selesai mengalami kejang
  • Kejang pertama terjadi selama lebih dari 5 menit
  • Kejang dengan epilepsi berlangsung selama lebih dari 10 menit

Diagnosa Kejang pada Bayi

Diperlukan beberapa pemeriksaan oleh dokter untuk mengetahui penyebab kejang demam pada bayi. Pemeriksaan tersebut antara lain tes darah, tes urine, atau pemeriksaan cairan tulang belakang (lumbar puncture). Tes-tes ini akan mendiagnosa apakah terjadi infeksi pada sistem saraf pusat seperti meningitis.

Bila bayi mengalami kejang demam kompleks, dokter mungkin akan menyarankan untuk menjalani electroencephalogram (EEG) guna mengukur aktivitas otak. Namun jika kejang hanya terjadi di salah satu bagian tubuh, maka dokter mungkin akan menyarankan untuk menjalani pemeriksaan MRI. Bila ditemukan adanya infeksi serius, terlebih jika sumber infeksinya belum terdeteksi, maka bayi akan mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan dirawat inap di rumah sakit.

Demikianlah serba-serbi kejang pada bayi yang perlu Ibu ketahui. Satu hal yang penting untuk Ibu ingat, jangan panik saat mendapati buah hati tiba-tiba kejang, Bu. Lakukanlah langkah-langkah pertolongan pertama di atas dan segera periksakan ia ke dokter. 

Mengetahui fakta seputar kejang pada bayi berkaitan juga dengan bagaimana cara Ibu memantau tumbuh kembangnya dengan baik. Saat si Kecil masih berusia 0-12 bulan, sebaiknya Ibu mencukupi kebutuhan gizi hariannya dengan memberikan ASI secara rutin.

Itu artinya, Ibu juga perlu meningkatkan kualitas ASI dengan cara mengonsumsi susu yang diformulasi khusus ibu hamil dan menyusui, seperti susu Frisian Flag PRIMAMUM karena mengandung 9 Asam Amino Esensial (9 AAE) yang lengkap dan 9 nutrisi penting lainnya untuk kebaikan Ibu dan si Kecil. Susu ini juga diperkaya dengan asam folat, omega 3 (ALA), omega 6 (LA), serta tinggi DHA untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel otak si Kecil.

Susu Frisian Flag PRIMAMUM juga mengandung tinggi zat besi, tinggi zinc, dan sumber serat pangan inulin untuk mendukung daya tahan tubuh Ibu dan si Kecil. Ditambah kandungan tinggi kalsium dan tinggi vitamin C untuk mendukung pertumbuhan sel tubuh si Kecil.

Untuk memantau tumbuh kembang bayi agar lebih optimal, Ibu juga bisa memanfaatkan fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Fitur ini akan memudahkan Ibu untuk mengetahui berat badan, indeks massa tubuh, tinggi badan, dan lingkar kepala si Kecil berdasarkan grafik pertumbuhan dari WHO dan CDC. Yuk, coba fiturnya sekarang untuk mengetahui tumbuh kembang si Kecil di sini.

Kenapa bayi sering kaget seperti kejang?

Tampak kaget seperti kejang saat tertidur pada bayi usia 3 bulan seringnya wajar disebabkan oleh bagian dari refleks primitifnya (dinamakan refleks Moro). Hal ini menyebabkan bayi akan kaget saat dilepaskan dari gendongan dan mudah terbangun.

Kejang pada bayi seperti apa?

Tubuh bayi yang mengalami kejang akan terlihat membungkuk ke depan atau pada bagian punggungnya seperti melengkung. Kondisi bayi yang tiba-tiba membungkuk ke depan ini bisa terjadi ketika bayi akan tidur, bangun tidur, maupun ketika akan diberi air susu ibu (ASI).

Apakah kaget termasuk kejang?

Kaget saja semestinya tidak lantas memicu kejang. Akan tetapi, saat kaget, sebagian orang memang bisa saja melakukan pergerakan refleks yang berlebihan, sehingga mirip kejang, padahal bukan.

Bayi sering kaget apakah normal?

Kondisi bayi sering kaget saat tidur sebenarnya merupakan hal yang lumrah terjadi karena disebabkan oleh refleks alami ini. Namun, ibu tetap perlu mewaspadai kondisi ini. Kaget saat tidur pada bayi dapat disebabkan oleh kejutan dari suara keras, gerakan tiba-tiba, atau merasa seperti jatuh.