Kenapa nasi goreng membuat masuk angin?

Penyebab masalah pencernaan ini bermula dari kandungan fruktan dalam bawang. Fruktan merupakan serat larut yang dapat memicu perut kembung.

Tak hanya bawang biasa, fruktan dapat dijumpai pada makanan lainnya seperti:

  • bawang putih,
  • daun bawang, dan
  • gandum.

Selain itu, beberapa orang mungkin memiliki alergi terhadap bawang putih atau merah yang dapat meningkatkan risiko perut kembung, sendawa, dan gas.

Alih-alih bawang, Anda bisa mengganti rempah ini dengan daun bawang atau daun kemangi sebagai penyedap masakan.

6. Minuman bersoda

Sudah bukan rahasia umum lagi bila terlalu banyak konsumsi minuman bersoda bisa menyebabkan perut kembung.

Bagaimana tidak, minuman bersoda mengandung gas karbon dioksida yang tentu bisa menghasilkan gas di dalam tubuh.

Gas ini nantinya akan langsung masuk ke saluran pencernaan dan menyebabkan perut kembung.

Konsumsi minuman bersoda secara berlebihan dapat memicu masalah kesehatan lainnya, seperti obesitas dan diabetes.

Itu sebabnya, usahakan untuk memilih jenis minuman yang lebih sehat ketimbang minuman bersoda guna menghindari risiko berbagai penyakit.

7. Alkohol

Kenapa nasi goreng membuat masuk angin?

Perut kembung merupakan salah satu efek samping dari konsumsi alkohol, terutama ketika diminum secara berlebihan.

Alkohol merupakan salah satu senyawa peradangan yang cenderung menyebabkan pembengkakan pada tubuh, termasuk di perut.

Efek peradangan ini bisa semakin parah ketika alkohol kerap dicampur dengan minuman berkarbonasi.

Tak heran bila perut sering kembung usai meminum minuman keras.

Bahkan, pembengkakan tak hanya terjadi di perut, tapi juga di wajah yang disertai kemerahan karena minuman keras menyebabkan dehidrasi.

Saat tubuh mengalami dehidrasi, kulit dan organ vital berusaha menahan air sebanyak mungkin sehingga wajah membengkak.

8. Gandum

Beberapa tahun belakangan, gandum menjadi makanan yang cukup sering diperdebatkan karena diklaim menjadi penyebab perut kembung.

Hal ini dikarenakan gandum mengandung protein yang disebut gluten. Bagi pasien penyakit celiac yang sensitif terhadap gluten, gandum bisa memicu masalah pencernaan.

Masalah tersebut termasuk perut kembung, gas, diare, dan sakit perut. Tak hanya itu, gandum merupakan sumber FODMAP yang bisa memproduksi gas berlebih.

Meski begitu, gandum masih tetap sering dipakai dalam berbagai jenis makanan, seperti pasta, roti, hingga kue.

9. Makanan berlemak

Kenapa nasi goreng membuat masuk angin?

Di antara zat gizi makro lainnya, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein, lemak merupakan nutrisi yang paling lambat dicerna.

Maka dari itu, makanan berminyak yang mengandung banyak lemak lebih lama berada di perut sehingga memperlambat pengosongan perut.

Alhasil, makanan berlemak seperti pizza atau junk food dapat menjadi penyebab perut kembung, mual, dan gejala masalah pencernaan lainnya.

Bila Anda menderita sindrom iritasi usus besar (IBS) atau pankreatitis kronis, makanan berlemak dapat memicu sakit perut dan diare.

Bagi Anda salah satu penggemar nasi goreng, mungkin Anda harus menahan diri agar tidak mengonsumsinya terlalu sering. Hal ini dilakukan guna menghindari efek samping makan nasi goreng bagi kesehatan. Berikut ini beberapa dampak makan nasi goreng terlalu sering yang perlu Anda ketahui:

Artikel Lainnya: Pola Makan Ini Dianjurkan untuk Penderita Kolesterol Tinggi

Umumnya, makanan yang digoreng lebih sering diolah dengan menggunakan minyak. Hal itu akan mengurangi kadar air pada makanan, sehingga lemak akan mudah diserap oleh makanan tersebut. Kadar kalori di dalamnya secara otomatis akan meningkat.

Makanan yang digoreng lebih kaya akan lemak dan kalori dibandingkan dengan makanan yang tidak digoreng. Contohnya, 1 kentang rebus (100 gram) mengandung 93 kalori dan 0 gram lemak, sedangkan dalam 100 gram kentang goreng mengandung 319 kalori dan 17 gram lemak. Berbeda sekali, bukan? 

Bagaimana dengan kalori dalam nasi goreng? Ternyata, 100 gram nasi goreng mengandung 168 kalori dan 6.23 gram lemak. Celakanya lagi, biasanya nasi goreng yang dikonsumsi adalah sebanyak 300 gram. Jadi, bisa dijumlahkan, kan, berapa kalori dan lemak yang Anda peroleh dari makan satu porsi nasi goreng?

  1. Tinggi Akan Kadar Lemak Trans

Lemak trans terbentuk ketika lemak jenuh mengalami proses yang disebut hidrogenasi. Pada nasi goreng, hal ini terjadi ketika minyak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi.

Proses yang mengubah struktur kimiawi menjadi lemak, akan membuat tubuh Anda kesulitan dalam memecahnya. Kondisi ini dapat memicu efek negatif terhadap kesehatan. 

Artikel Lainnya: 7 Makanan yang Tak Disangka Mengandung Lemak Trans

  1. Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit Kronis

Lemak trans sudah terbukti berhubungan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, serta obesitas. Karena di dalam nasi goreng terdapat lemak ini, tentu Anda akan masuk ke dalam golongan yang berisiko jika terlalu sering mengonsumsinya.

Apa efek samping dari nasi goreng?

Tak hanya itu, bahaya makan nasi goreng di pagi hari juga bisa memicu berbagai penyakit mengerikan. Seperti jantung, stroke, dan juga penyakit kardiovaskular lainnya. Hal tersebut bisa terjadi karena kandungan di dalam minyak nasi goreng yang cenderung banyak.

Kenapa mual setelah makan nasi goreng?

Bakteri bacillus cereus dapat mengeluarkan racun saat nasi goreng dipanaskan. Bakteri bacillus cereus adalah patogen yang menyebabkan penyakit. Jika racun dalam nasi goreng dikonsumsi dalam jumlah besar, akan menyebabkan mual dan muntah 30 menit hingga enam jam setelah konsumsi.

Masuk angin tidak boleh makan apa?

Terlalu banyak konsumsi makanan yang menyebabkan gas Mereka tidak disarankan untuk mengonsumsi produk berbasis olahan susu ketika sedang merasakan gejala masuk angin. Produk ini mencakup makanan seperti, susu, mentega, keju, es krim, atau yogurt.

Kenapa nasi goreng tidak sehat?

Menurut Inge Permadhi, kandungan minyak yang terdapat di nasi goreng termasuk tinggi karena diproses memakai minyak goreng atau mentega. Kalau dipanaskan, dua bahan tersebut bisa berubah menjadi lemak jenuh yang bisa membuat risiko penyakit meningkat, seperti penyakit jantung dan stroke.