Kenapa Soeharto berhenti jadi Presiden

Jakarta -

Harmoko dan Soeharto adalah dua sosok yang tak terpisahkan bila berkisah tentang 1998. Harmoko, yang selama 14 tahun mengabdi sebagai Menteri Penerangan era Soeharto, menyimpan kisah tersendiri kala The Smiling General mengundurkan diri.

Cerita Harmoko soal detik-detik dirinya meminta Soeharto mengundurkan diri itu dirangkum dalam sebuah buku berjudul "Berhentinya Soeharto, Fakta dan Kesaksian Harmoko". Dalam buku setebal 298 halaman itu, ia mengungkap peristiwa pengunduran diri Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 versi dirinya.

"Kita tahu, kondisi sosial, politik, dan ekonomi waktu itu sedang mengalami krisis. Kita waktu itu ingin menyelamatkan rakyat dari pertumpahan darah," kata Harmoko ketika diwawancarai detikcom pada 2008.

Harmoko pun memberanikan diri untuk bertemu dengan Soeharto pada Sabtu, 16 Mei 1998. Ia menyampaikan tiga hal.

Baca juga: Harmoko dan 14 Tahun Jargon 'Menurut Petunjuk Bapak Presiden'

"Tiga permintaan kami, yaitu 'Bapak harus melakukan reshuffle kabinet'. Lalu beliau jawab, 'Ya saya akan melakukan reshuffle'," kata Harmoko.

"Kedua 'Bapak harus melakukan reformasi'. Lalu beliau jawab, 'Ya saya akan melakukan reformasi'. Dan yang ketiga, 'Rakyat memohon Bapak untuk mengundurkan diri'. Dan beliau menjawab, 'Silakan. Terserah fraksi-fraksi di DPR'," lanjutnya.

Ia pun masih ingat jelas perkataan Soeharto kala itu.

"Kalau memang fraksi-fraksi DPR menilai Presiden sudah tidak dipercayai dan harus mundur, bagi saya tidak ada masalah dan saya rela untuk mundur," kata Soeharto kala itu seperti ditirukan oleh Harmoko.

Kemudian, pada Senin, 18 Mei 1998, pimpinan fraksi berdiskusi mengenai pengunduran diri Soeharto. Semua fraksi setuju menerima aspirasi mahasiswa agar Soeharto mengundurkan diri.

"Ternyata semua fraksi menerima banyak aspirasi yang menginginkan pengunduran diri Presiden dilakukan secara konstitusional. Rapat juga membahas berbagai perubahan yang terjadi begitu cepat, khususnya di gedung DPR," tutur Harmoko.

Hasil pertemuan itu kemudian diumumkan pada 19 Mei saat konferensi pers. Usulan pengunduran diri Soeharto dari DPR pun mengemuka untuk pertama kalinya.

Baca juga: Jenazah Harmoko Disemayamkan di Rumah Duka Kuningan Jaksel

"Kami mengharapkan agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri. Kami juga menyerukan kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang, menahan diri, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mewujudkan keamanan, ketertiban, agar segala sesuatunya berjalan dengan tenang," imbuh Harmoko.

Harmoko Meninggal Dunia

Kini, menteri yang moncer di era Orba tersebut telah berpulang. Harmoko tutup usia di RSPAD Gatot Soebroto.

"Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bpk. H. Harmoko bin Asmoprawiro," kata Ketua DPP Golkar Dave Laksono kepada wartawan, Minggu (4/7/2021).

Harmoko meninggal sekitar pukul 20.22 WIB. Eks Ketua Umum Golkar itu meninggal di RSPAD Gatot Soebroto.

"Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insyaallah beliau husnul khotimah," katanya.




(isa/dhn)