Keputihan seperti ingus tanda apa
Setiap perempuan yang sudah lewat masa puber pasti pernah keputihan minimal sekali seumur hidup. Keputihan umumnya
merupakan hal yang normal, sebuah reaksi alami tubuh untuk membersihkan vagina. Di lain sisi, ada berbagai penyebab yang membuat keputihan menjadi pertanda suatu masalah.
Show Membedakan keputihan normal dan tidakMenurut Mayo Clinic, keputihan adalah hal yang normal terjadi pada setiap wanita. Keputihan merupakan cairan dan sel-sel mati yang keluar secara berkala untuk menjaga bagian dalam vagina tetap bersih dan sehat. Cairan ini juga berfungsi sebagai pelumas alami, yang melindungi vagina dari infeksi dan iritasi. Ciri keputihan yang normal antar wanita bisa bervariasi dari jumlah, warna, dan tekstur kekentalannya. Umumnya keputihan yang normal berwarna bening seperti putih telur atau putih susu jernih, tidak berbau kuat. Lendir bertekstur lengket dan licin, bisa kental atau encer. Namun, ada juga keputihan yang tidak normal dan biasanya ditandai dengan:
Keputihan yang normal adalah reaksi alami tubuh yang keluar secara berkala untuk membersihkan dan melindungi vagina. Keluarnya keputihan biasa dipengaruhi oleh siklus menstruasi Anda. Sementara keputihan vagina yang tidak normal umumnya disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu, dari yang ringan seperti infeksi hingga cukup serius seperti kanker. Adapun berbagai penyebab keputihan yang tidak normal yaitu: 1. Infeksi bakteriBacterial vaginosis (BV) adalah infeksi vagina yang paling umum jadi penyebab keputihan abnormal. BV bisa terjadi akibat ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat di dalam vagina. Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan ketidakseimbangan ini, tapi ada banyak faktor risiko yang bisa memicunya. Di antaranya adalah perilaku seks yang tidak aman (tidak pakai kondom, dan sering gonta-ganti pasangan seks), penggunaan alat kontrasepsi (pil KB dan KB spiral), dan kurangnya menjaga kebersihan vagina. Tanda dan gejala bacterial vaginosis yang umum adalah:
2. Infeksi jamurKeputihan juga bisa terjadi karena infeksi jamur, terutama yang diakibatkan spesies Candida albicans. Vagina sebenarnya mengandung jamur yang tidak akan menyebabkan masalah dalam keadaan normal. Namun jika dibiarkan berkembang biak liar, jamur bisa menginfeksi dan menyebabkan munculnya keputihan yang tidak normal. Infeksi candidiasis pada vagina dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti:
Umumnya keputihan yang muncul karena infeksi jamur ditandai dengan:
3. KlamidiaKlamidia trachomatis adalah infeksi bakteri penyebab keputihan abnormal yang menular lewat hubungan seks vaginal (vagina), oral (mulut), dan anal (anus). Tidak semua orang dapat langsung menyadari mereka sudah terjangkit penyakit ini. Gejala yang muncul sering kali ringan dan hanya sesekali sehingga dianggap remeh, atau keliru dianggap penyakit lain. Namun begitu, sebenarnya ada berbagai gejala yang kerap muncul setelah 1-2 minggu terpapar infeksi. Di antaranya:
Pria dan wanita sama-sama berisiko terkena, terutama jika sudah aktif secara seksual sebelum berusia 25 tahun dan sering berganti pasangan seks. Ibu yang terinfeksi klamidia saat hamil juga bisa menularkan penyakit pada bayinya ketika persalinan. 4. Gonore (kencing nanah)Gonore adalah jenis penyakit kelamin yang juga jadi penyebab keputihan tidak normal. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri gonore paling sering ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual, termasuk hubungan oral, anal atau vaginal. Pada wanita, gonore biasanya menginfeksi serviks atau leher rahim. Kemunculannya ditandai dengan gejala seperti:
Jika Anda berusia muda dan memiliki banyak pasangan seks atau penyakit menular seksual lain, Anda berisiko tinggi terkena gonore. 5. TrikomoniasisTrikomoniasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang masuk selama hubungan seks. Masa inkubasi dari mulai terpapar hingga terinfeksi diperkirakan sekitar 5 sampai 28 hari. Pada wanita, penyakit ini menjadi salah satu penyebab keputihan yang berbau busuk. Selain itu, tanda dan gejala trikomoniasis pada wanita termasuk:
Umumnya, orang-orang yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual rentan terkena trikomoniasis. Terlebih jika tidak mempraktikkan seks aman seperti enggan memakai kondom. 6. Penyakit radang panggulPenyakit radang panggul terjadi ketika infeksi bakteri yang ditularkan lewat seks tanpa kondom menyebar dari vagina ke rahim, saluran tuba, atau ovarium. Ada banyak bakteri yang menyebabkan radang panggul, tapi yang paling sering adalah bakteri gonore dan klamidia. Di awal, radang panggul sering tidak menimbulkan gejala apa pun sehingga banyak orang yang tidak sadar sudah terinfeksi. Namun pada wanita, penyakit radang panggul dapat menyebabkan keputihan keluar berlebih dengan warna yang tak biasa dan berbau tak sedap. Selain itu, ada beberapa tanda dan gejala lain yang juga perlu diwaspadai, yaitu:
Jika Anda memiliki lebih dari satu pasangan seks dan sudah aktif secara seksual sebelum berusia 25 tahun, risiko untuk terkena penyakit ini cukup besar. Selain itu, kebiasaan berhubungan seks tanpa kondom dan sering membersihkan vagina dengan vaginal douche juga bisa meningkatkan risiko kemunculan penyakit. 7. Radang leher rahim (servisitis)Radang leher rahim atau servisitis adalah peradangan pada ujung bawah rahim dekat bukaan vagina. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, trikomoniasis, dan herpes kelamin. Tak hanya itu, alergi terhadap bahan kondom dan alat kontrasepsi lain juga bisa menyebabkan radang leher rahim. Selain itu, pertumbuhan bakteri berlebih pada vagina juga bisa menyebabkan servisitis. Radang serviks tidak selalu menimbulkan gejala saat mulai menginfeksi. Namun pada sebagian besar orang, gejalanya terkadang cukup jelas. Keputihan dengan warna abnormal dan jumlah yang banyak kerap menandai masalah kesehatan yang satu ini. Selain keputihan, servitis juga menjadi penyebab munculnya berbagai gejala lain, di antaranya:
Sama seperti penyakit lainnya, berhubungan seks tanpa kondom dengan banyak pasangan bisa meningkatkan risiko penyakit. 8. VaginitisVaginitis adalah peradangan pada vagina yang disebabkan oleh infeksi. Peradangan juga bisa muncul akibat berkurangnya kadar estrogen setelah menopause dan beberapa kelainan kulit. Vaginitis merupakan kondisi penyebab keputihan yang berbau dan berwarna tidak normal, dengan jumlah lebih banyak dari biasanya. Selain itu, kondisi ini juga ditandai dengan:
9. Kanker serviksKanker serviks merupakan penyakit yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Kanker serviks termasuk penyakit serius yang bisa menyebabkan kematian. Namun sayang, gejala penyakit ini sulit dikenali di awal kemunculannya. Gejala kanker serviks umumnya baru muncul ketika sel kanker sudah bertumbuh menembus lapisan atas jaringan serviks ke jaringan di bawahnya. Kondisi ini umumnya terjadi ketika sel prakanker tidak diobati dan terus berkembang. Pada fase awal perkembangan penyakit, salah satu gejala yang muncul dan sering diabaikan adalah keputihan. Keputihan akibat kanker serviks biasanya berwarna putih atau bening dengan tekstur cair. Namun, tak jarang keputihan bisa berwarna cokelat atau disertai darah dengan bau yang busuk. Selain keputihan, perdarahan di luar waktu haid atau setelah berhubungan seks juga menjadi salah satu ciri utama kanker serviks. Terkadang, perdarahan ini terlihat seperti keputihan yang berlumur darah dan kerap dianggap sebagai bercak. Jika hal ini terjadi, hampir bisa dipastikan bahwa salah satu penyebabnya bisa jadi kanker serviks. Selain kedua gejala utama tersebut, ada berbagai gejala lain yang biasanya muncul. Gejala-gejala ini biasanya menandai bahwa kanker sudah sampai stadium lanjut. Adapun berbagai gejala yang muncul seperti:
Keputihan kental seperti lem tanda apa?1. Kalau keputihanmu lengket dan mirip beras ketan atau nasi lengket, artinya ini adalah siklus paling tidak suburmu. Kalau kamu melihat keputihanmu seperti beras ketan atau nasi lengket, inilah tandanya kalau kamu sedang sangat tidak subur. Kekentalannya bahkan bisa seperti pasta gigi atau lem.
Kenapa Ibu Hamil keputihan seperti ingus?Selama hamil, leher rahim dan dinding vagina menjadi lebih lembut dan lebih banyak menghasilkan lendir atau disebut keputihan. Hal ini karena tubuh lebih banyak menghasilkan hormon estrogen dan lebih banyak darah mengalir ke daerah leher rahim selama kehamilan.
|