Komunikasi eksternal sekolah merupakan komunikasi yang terjalin antar komponen sekolah melibatkan

Komunikasi eksternal sekolah merupakan komunikasi yang terjalin antar komponen sekolah melibatkan

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Oleh : Guus Sukarji / Program Magister Kebijakan Publik STIA LAN

Pada dasarnya organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai suatu kesatuan mempunyai tugas tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya. Dari berbagai definisi tentang organisasi dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah merupakan suatu wadah/tempat proses kegiatan orang-orang yang bekerja sama, mempunyai fungsi dan wewenang untuk mengerjakan usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Organisasi tumbuh berkembang seiring dengan perkembangan lingkungan sosial yang dinamis.

Keberadaan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Agar  dapat mencapai tujuan itu, organisasi memerlukan sistem  manajemen efektif  yang akan menunjang jalannya organisasi secara terus-menerus dan tingkat efektivitas kerja pegawai juga perlu diperhatikan.  Pada umumnya organisasi memiliki beberapa bagian yakni  bagian  pemasaran, bagian keuangan, bagian produksi, bagian sumber daya manusia, dan  bagian administrasi.  Masing-masing bagian tersebut  melaksanakan kegiatan yang berbeda tetapi tetap saling berhubungan satu sama lain.  Tingkat kegiatan yang  dilaksanakan organisasi akan mengalami perubahan dari  suatu periode ke periode berikutnya.

Dalam pelaksanaan organisasi itu sendiri, terdapat beragam permasalahan yang terjadi mulai dari posisi terendah sampai ke tingkat decision maker itu sendiri. Permasalahan itu sendiri harus segera diselesaikan agar tidak terjadi menjadi bumerang yang akan menghancurkan organisasi itu sendiri. Permasalahan yang sering ditemui dalam organisasi adalah komunikasi yang tidak berjalan dengan baik. Komunikasi tidak terjalin baik secara vertical maupun horizontal.

Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan orang lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah seringkali kita mempunyai persepsi yang berbeda terhadap objek yang sama. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang mana di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Komunikasi merupakan elemen penting dalam organisasi. Karena tanpa adanya komunikasi segala sesuatunya pasti tidak akan berjalan baik. Kemungkinan besar akan terjadi Miss Komunikasi dengan rekan kerja atau atasan yang dampaknya cukup besar bagi individu maupun organisasi.

Miss komunikasi adalah adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak dalam mencerna proses komunikasi, sehingga antara pesan yang disampaikan dan pesan yang diterima berbeda arti dan penafsirannya. Jika kondisi ini terus berlanjut tentu akan membawa dampak yang sangat buruk bagi kelangsungan organsiasi. Bukan tidak mungkin akibat dari miss komunikasi adalah munculnya onflik-konflik di dalam organisasi.

Secara sosiologis, konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Hal-hal yang menyebabkan konflik biasanya adalah :

1.      Kesalingtergantungan

2.      Perbedaan tujuan

3.      Perbedaan persepsi

4.      Kenakan permintaan.

Akibat-akibat dari konflik itu sendiri beragam. Beberapa pendapat (tradisional)  menyatakan bahwa konflik hanyalah merupakan gejala abnormal yang mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu dilenyapkan. Hal ini dapat diartikan bahwa akibat yang ditimbulkan adalah Disfungsional. Akan tetapi sebenarnya konflik juga dapat mengakibatkan dampak yang baik dalam hal ini dapat diartikan sebagai dampak fungsional. Konflik merupakan hasil dari kemajemukan sistem organisasi. Lalu jika demikian, apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan konflik dalam organiasai. Ada beberapa cara untuk melakukan penanganan konflik.

Yang pertama adalah intropeksi diri. Introspeksi diri adalah proses pengamatan terhadap diri sendiri dan pengungkapan pemikiran dalam yang disadari, keinginan, dan sensasi. Proses tersebut berupa proses mental yang disadari dan biasanya dengan maksud tertentu dengan berlandaskan pada pikiran dan perasaannya. Dari sini kita dapat mencoba menilai diri kita sendiri dan tentu menilai apa yang sudah kita lakukan.

Yang kedua adalah mengevaluasi pihak yang terlibat. Hal ini sangat penting kita lakukan untuk dapat meningkatkan peluang menyelesaikan konflik. Dalam pelaksanaannya ita perlu melihat konflik dari berbagai sudut pandang sehingga kita dapat melihat berbagai kepentingan dari berbagai sudut pandang Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita melihat konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.

Selanjutnya dalam penanganan konflik kita dapat memilih beberapa tindakan salah satunya adalah kompromi. Kompromi dapat dilakukan jika kedua belah pihak sama-sama memandang bahwa hubungan baik adalah hal yang sangat penting. Masing-masing pihak bahkan dapat mengorbankan kepentingannya untuk bisa mendapatkan win-win solution.

Selain itu juga kita bisa memilih untuk berkompetisi, berkolaborasi, atau akomodasi bahkan menghindari konflik. Tetapi lebih dari itu semua adalah bahwa komunikasi sangat diperlukan pada setiap pilihan penanganan konflik. Berbagai model atau gaya komunikasi dapat kita terapkan dalam mencoba menyelesaikan konflik di dalam organisasi. Apakah itu komunikasi linear, transactional, interaksional. Kesemuanya sangat berpengaruh terhadap kesuksesan resolusi konflik. Untuk itu kreatifitas kita dalam memilih gaya berkomunikasi sangat menentukan terhadap penyelesaian konflik dan tentu pada akhirnya adalah tercapainya tujuan organisasi.

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan individu maupun kelompok lain disekitarnya. Salah satu syarat interaksi adalah adanya  komunikasi. Dengan komunikasi maka antara satu individu dengan individu atau kelompok lain akan mengetahui maksud yang hendak disampaikan, kemudian akan mendapatkan reaksi. Dengan demikian maka tidak dapat dipungkiri bahwa peran lomunikasi menjadi sengat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini terwujud misal pada organisasi atau institusi yang terbentuk dalam masyarakat melalui komunikasi.

Dalam dunia pendidikan peran komunikasi menjadi sangat penting. Tanpa adanya komunikasi maka sistem pendidikan dalam sebuah negara tidak akan berjalan dengan baik sehingga akan merusak sistem yang lain. Komunikasi di dunia pendidikan terjadi dalam setiap posisi yang diduduki seseorang dari mulai tingkat kementrian pendidikan hingga pengajar dan staf-stafnya dalam sekolah. Bahkan kalau kita lihat kebelakang munculnya perilaku pendidikan terjadi dengan adanya komunikasi.

Institusi pendidikan atau dalam hak ini sekolah juga memerlukan komunikasi dalam manajemennya. Komunikasi tersebut bisa bersifat intern maupun ekstern. Kedua ko,umikasi tersebut sangat menentukan kelancaran, kemudahan dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas masing-masing koponen sekolah. 

  1. A.    Pengertian Komunikasi Menurut para Ahli
    1. D.B. Curtis, 1992 komunikasi adalah kemampuan mengirimkan pesan dengan jelas, manusiawi, efisien dan menerima pesan secara akurat.
    2. J.A Devito komunikasi merupakan suatu tindakan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
    3. Wibowo mengatakan bahwa komunkasi merupakan aktifitas menyampaikan apa yang ada dipikiran, konsep yang kita miliki dan keinginan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Atau sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan.
  1. A.    Macam-Macam Komunikasi
    1. Komunikasi menurut cara penyampaiannya

1.Komunikasi lisan ;  Secara langsung melalui dialog

2.Komunikasi tertulis : Misal melalui surat, gambar dan grafik

  1. Komunikasi menurut kelangsungannya
    1. Komunikasi langsung
    2. Komunikasi tidak langsung
    3. Komunikasi menurut perilaku
      1. Komunikasi formal : Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi atau institusi, yang tata caranya telah diatur dalam stuktur organisasi tersebut.
      2. Komunikasi informal : Komunikasi dalam organisasi yang tidak ditentukan secara resmi oleh organisasi tersebut.
      3. Komunikasi non-formal : Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan.
      4. Komunikasi menurut maksud komunikasi
        1. Berpidato
        2. Memberi ceramah
        3. Memberi prasaran
        4. Wawancara
        5. Member tugas atau perintah
      5. Komunikasi menurut ruang lingkup
        1. Komunikasi internal : Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi yang terjadi diantara anggota organisasi tersebut saja.
        2. Komunikasi eksternal : Komunikasi yang berlangsung antara organisasi dengan pihak masyarakat yang ada diluar organisasi atau perusahaan tersebut.
  1. B.     Komunikasi dalam Manajemen Sekolah

Dalam pelaksanaan manajemen sekolah, pengembangan komunikasi antar personil yang sehat harus senantiasa dikembangkan. Komunikasi intern yang terbina dengan baik akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam pelaksanaan serta memecahkan persoalan sekolah.

  1. Pengertian,tujuan, dan manfaat, komunikasi intern

Manajemen dilihat dari kegiatan orang-orangnya berarti kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi yang baik antara berbagai personil tersebut harus dikembangkan sedemikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin. Kuraang komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan, bahkan kegagalan pencapaian tujuan. Kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk membina komunikasi intern dengan sebaik-baiknya agar para guru mampu bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. Komunikasi intern sangat dirasakan manfaatnya, terutama oleh seorang pemula yang baru memasuki satu dunia tersendiri seperti sekolah. Bnyak masalah yang perlu didiskusikan bersama, misalnya masalah pengajaran, model mengajar yang baru, pendapatan baru, teknik evaluasi dll. Kesemuanya itu perlu adanya diskusi antar teman untuk menyaranakan langkah dalam mencapai tujuan sehingga efektif dan efisien.

Hubungan yang ada di sekolah antara lain adalah hubungan pribadi, hubungan kedinasan, dan hubungan keprofesional. Komunikasi interen dapat diikat oleh ikatan professional, yakni “ tats karma” sesuai dengan kode etik guru. Kepala sekolah sebaiknya bertingkah laku dengan menggunakan prinsip dewasa dan harus menganggap guru bukan sebagai pembantu tetapi sebagai partner (mitra) dalam kelompok. Untuk kepentingan itu kepala sekolah perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

  1. Bersikap terbuka, tidak memaksakan kehendak, tidak bertindak sebagai fasilitator yang mendorong suasana demokratif dan kekeluargaan.
  2. Mendorong untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan masalah dan mendorong supaya guru mau melaksanakan aktivitas dan mau berkreativitas.
  3. Mengembangkan kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka dan mendengarkan pendapat orang lain.
  4. Mendorong para guru dan pegawai untuk mengambil keputusan yang terbaik dan menanti keputusan itu.
  5. Berlaku sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil kesimpulan secara redaksional.
  6. Komuunikasi Ekstern

Komunikasi ekstern meliputi hubungan sekolah dengan masyarakat, sekolah dengan orang tua siswa, baik secara individual maupun secara lembaga.

  1. Hubungan Sekolah dengan Orang Tua Siswa

Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dapat dijalin melalui berbagai cara, diantaranya adanya kesamaan tanggungjawab dan adanya kesamaan tujuan.

  1. Tujuan hubungan sekolah dengan orang tua siswa

a)      Saling membantu dan saling mengisi, dengan memahami kekurangan dan kelemahan anak, sehingga mereka dapat saling membinanya.

b)      Bantuan uang dan barang.

c)      Untuk mencegah perbuatan yang kurang baik.

d)     Bersama-sama membuat rencana yang baik untuk anak.

  1. Cara menjalin hubungan sekolah dengan orang tua

a)      Melalui dewan sekolah

Dewan sekolah merupakan suatu lembaga yang perlu dibentuk dalam rangka pelaksanaan MBS anggota dewan sekolah.

b)      Melalui BP3 yang merupakan organisasi orang tua siswa yang bertugas memberikan bantuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

c)      Melalui pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan.

d)     Melalui ceramah ilmiah yang membahas masalah yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswa.

  1. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Sekolah merupakan lembaga social yang dapat dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, begitu pun sebaliknya. Dikatakan demikian karena keduanya memiliki kepentingan, sekolah bertugas untuk mendidik, melatih dan membimbing generasi muda, sementara masyarakatnya merupakan pengguna jasa pendidikan. Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk komunikasi eksteren yang dilakukan atas dasar kesamaan tanggungjawab dan tujuan

  1. Tujuan Hubungan antar Sekolah dengan Masyarakat

Berdasarkan dimensi sekolah tujuannya adalah :

a)      Memelihara kelangsungan hidup sekolah.

b)      Meningkatan mutu pendidikan di sekolah.

c)      Memperlancar kegiatan belajar mengajar.

d)     Memperoleh bantuan dan dukungan masyarakat.

Berdasarkan dimensi masyarakat tujuannya adalah :

a)      Memajukan dan mensejahterakan masyarakat.

b)      Memperoleh masukan dari sekolah dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.

c)      Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

d)     Memperoleh kembali anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkat kemampuannya.

  1. Bidang Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain dengan lewat bidang pendidikan kesenian, olahraga, dan keterampilan serta pendidikan bagi anak berkelainan.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah dengan masyarakat memiliki komunikasi baik secara internal maupun secara eksternal. Managemen sekolah yang baik adalah managemen yang melibatkan berbagai pihak dalam pelaksanaanya terutama dengan masyarakat atau lingkkungan sekitarnya. Kerjasama dapat tercipta melalui berbagai cara agar hubungan dapat tercipta dengan baik.

Dalam pelaksanaan managemen sekolah harus melibatkan masyarakat. Terutama dalam hal yang berkaitan dengan siswa itu sendiri. Oleh karena itu kerjasama antara sekolah dan masyarakat harus terjalin dengan baik agar saling ketergantungan diantara kedua belah pihak dapat terpenuhi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

  • Sutomo, dkk. 2009. Manajemen Sekolah. UNNES Pres.
  • http :