Kullu Mauludin Yuladu alal fitrah apa artinya?

Saya adalah seorang Guru Honorer dengan empat anak. Saat pandemi yang tanpa persiapan ini, sangat bersyukur bisa di rumah membersamai ke-empat anak saya setiap hari, setiap menit, setiap detik.

Awalnya, saya mengalami kewalahan yang berkepanjangan. Karena anak-anak yang sudah sekolah “dihujani” tugas. Mereka membutuhkan saya untuk mendampinginya.

Dua anak saya lainnya masih balita dan bayi. Mereka pastinya sangat happy dengan kehadiran saya di rumah dari mata terbuka sampai mata terlelap. Mereka bergelendot, bermanja, dan selalu membuntut kemana saya beranjak.Alhamdulillah, saya dan istri selalu membantu pekerjaan rumah, karena kami tidak mempunyai khodimah.Disamping itu, saya dan istri yang berprofesi guru, tetap melakukan WFH.

Terbayangkan, bagaimana kondisi rumah saya. Kesibukan dipagi hari, siang, dan menjelang malam.Belum lagi membantu kakak-kakak setoran surat-surat yang harus dihafal. Mentalqin dan membantu mengisi mutabaah. Ditambah lagi mereka belum siap menghadapi pandemi yang mengharuskan semua orang di rumah. Alasan mereka biasanya bosan, bunda tidak sabar (padahal bunda guru), masih mau main dan sebagainya..

Lelah rasanya menjalani hari-hari berlalu, tapi saya dan suami selalu mengingat hadits Rasulullah SAW :

“Kullu mauludin yuladu alal fitroh. fa abawahu yuhawwidanihi au yunassironihi au yumajjisanihi…”

Artinya:“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Maka kedua orangtua nya lah yang menjadikan mereka Yahudi, Nasrani atau Majusi…”(HR. Ahmad Ibnu Hambal).

Kami yang akan membimbing mereka dengan sabar, teratur dan bersemangat. Dan kami harus memberi contoh pada mereka (Berusaha mengurangi ego diri sendiri dan meyakini bahwa anak- akan mandiri seiring jalannya waktu).

andy conjunction :and conjunction : Se utiliza para enlazar dos palabras, grupos de palabras u oraciones que están en el mismo nivel sintáctico y tienen la misma función; indica adición. una casa moderna y confortable; Juan y mi hermano Pedro salieron de viaje; nieva y hace frío de verdad . Precedida y seguida de la misma palabra, indica idea de repetición indefinida. días y días; se lo explicaré veces y veces hasta que lo entienda . Se utiliza sin valor de enlace para introducir una pregunta sobre el aspecto que se menciona; generalmente, las preguntas no llegan a constituir oraciones completas. ¿y tu coche?; ¿y qué, tu hermano? Se utiliza en preguntas y oraciones exclamativas para dar énfasis o indicar disgusto o enfado. ¿y qué pasa si no lo hago?; ¡y qué cara más sucia tiene! noun : Vigésima sexta letra del alfabeto español, su nombre es i griega o ye ; representa la consonante africada, palatal y sonora, salvo cuando va a final de palabra como último elemento de un diptongo o triptongo, en cuyo caso equivale a una i. undefined Signo que representa la segunda incógnita de una ecuación o un sistema de ecuaciones. 3x + 2y = 16 .   Detected language : Spanish    

(UINSGD.AC.ID)-Idul fitri adalah momentum kembalinnya seorang mukmin pada fitrah. Dalam narasi para ulama, fitrah disimpulkan sebagai asal dan awal penciptaan. Pada kutub itu, Baginda Nabi menegaskan, “Kullu mauludin yuladu ‘alal fitrah”, pada asal dan awal penciptaan, siapapun berada dalam kondisi fitrah, yakni suci atau bersih dari noda dan dosa. Kembali kepada fitrah adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Disimpulkan demikian, karena fitrah berbanding lurus dengan ketakwaan.

Derajat taqwa merupakan sebuah pencapaian prestisius karena diraih dengan pengendalian segenap potensi ruhani dan jasadi dari segala anasir-anasir syaithoniyah. Hal itu ditempuh melalui amaliyah ramadhan yang sangat ketat. Dimulai dari ibadah puasa, shalat tarawih, tilawatil qur’an, dzikir, i’tikaf, zakat, infaq dan sedekah.

Menyertai raihan derajat ketakwaan, secara sosiologis siapapun seringkali dihadapkan pada ragam perilaku sosial yang seringkali menggunting habituasi positif Ramadhan. Diantara hal itu adalah euforia hari raya yang kadang kental dengan budaya gaya, budaya pamer, budaya lalai bahkan budaya berlebihan. Tidak disangsikan lagi, semua itu menjadi semacam predator yang bukan hanya mengotori, namun bisa merusak fitrah. Bila begitu adanya, maka sirnalah ketakwaan.

Mewaspadai ranjau euforia hari raya yang kadang berlebihan sekaligus menjaga habituasi positif ramadhan, menjadi hal yang niscaya dilakukan. Spirit yang menjadi pemantik energi kerah itu, dibangun diatas kesadaran holistik bahwa ibadah puasa pada ujung jangkanya dan pada kesempurnaan bilangannya, bukanlah akhir dari segalanya. Ia adalah adalah terminal untuk terus melakukan perjalanan dan pendakian. Dalam Qs. Al-Insyirah ayat 7 Allah menegaskan, “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.

Bagi mereka yang dianugerahi kelebihan harta dan kelapangan jiwa, diantara upaya untuk melepaskan diri dari euforia hari raya sekaligus langkah strategis untuk melestarikan habituasi positif pasca ramadan adalah menjalankan ibadah umrah. Dalam simpulan para pejalan kaki ke Baitullah, Ibarat magnet, ibadah umrah bisa menarik seluruh potensi kesadaran diri untuk terus bergerak memadat menuju yang Ilahi.

Dalam ibadah umrah, para tamu Allah berjalan pada tangga ritualitas yang mengkondisikan segenap potensi dirinya untuk terus terkoneksi dengan yang ilahi. Tidak berhenti disana, ibadah umrah akan membawa siapapun pada pendakian tertinggi untuk bertemu dengan yang Ilahi. Para ulama menyebut, bahwa esensi Ibadah umrah bukan sekedar perjalanan untuk bertamu ke Baitullah tetapi juga perjalanan untuk bertemu dengan Allah. “Saat aku berjalan ke Baitullah bukan hanya ka’bah yang aku temui tetapi Sang Pemilik Ka’bah yang aku jumpai. Begitulah Imam Al-Hujwiri memberikan testimoni.

Dalam perjalan bertemu dengan Allah, setiap jemaah akan membawa yang terbaik dari apa yang ia miliki. Terbaik pada pikiran, terbaik pada perasaan, terbaik pada ucapan, begitpula terbaik pada perbuatannya. Dalam hasrat pertemuan dengan Allah Sang kekasih, para tamu Allah bukan sekedar terkondisi dengan kebaikan tetapi akan selalu berada pada ekosistem kebaikan. Berikutnya pada ekosistem itu, kebaikan akan tumbuh, berkembang, bercabang dan berkesinambungan.

Kembali ke awal, melalui ibadah umrah, habituasi positif bulan ramadhan bukan sekedar terjaga,tetapi juga akan lestari. Dengan begitu, hari raya tidak akan berujung pada euforia tanpa makna, tetapi menjadi momentum yang bisa merawat fitrah sekaligus menjaga taqwa dan kemenangan. semoga.

Aang Ridwan, Pembimbing haji dan umrah Khusus Khalifah Tour dan Dosen FDK UIN Bandung

Sumber, Pikiran Rakyat 17 Mei 2022

Apa arti hadits Kullu Mauludin Yuladu alal fitrah?

Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dikutip dari buku Sekolah Tak Berdinding karya Elina Lestariyanti (2021:65), setiap anak dilahirkan masih fitrah.

Siapakah perawi hadits yang menyatakan manusia terlahir dalam keadaan fitrah?

Dari Abi Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”

Nabi SAW bersabda semua bayi yang lahir dalam keadaan fitrah suci apa maksud sabda Nabi tersebut?

Hadis tentang anak dilahirkan dalam keadaan fithrah berisi tentang pemberitahuan bahwa setiap anak yang dilahirkan (baik itu anak seorang Muslim maupun non-Muslim) maka ia dilahirkan dalam keadaan beragama Islam, kedua orang tuanya lah yang nantinya menjadikan ia beragama lain, Yahudi, Nasrani, atau Majusi.