Lagu pakarena merupakan lagu daerah yang berasal dari provinsi

Lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan – Meskipun memiliki predikat sebagai salah satu kota metropolitan, Makassar tetap menyimpan beragam kekayaan khas daerahnya yang masih terus dilestarikan sampai sekarang.

Salah satu kekayaan daerah yang masih terus terjaga sampai saat ini. Gaungnya masih tetap diperdengarkan ke seluruh masyarakat setempat, termasuk generasi muda pada khususnya.

Ada banyak macam lagu daerah yang berasal dari Sulawesi khususnya gu ladari Sulawesi Selatan.

Dibawah ini adalah 6 lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan yang biasa dinyanyikan dan masih didendangkan diberbagai acara.

Baca Juga:

Tari kipas pakarena, tari adat dari sulawesi selatan | indonesiakaya.com

1. Lagu Anging Mamiri

Anging Mamiri Lagu Daerah Yang Berasal Dari Sulawesi Selatan

Anging mamiri kupasang Pitujui tontonganna Tusarroa takkaluppa [2X] E..aule… Namangngu’rangi Tutenayya…tutenayya pa’risi’na [2X] Battumi anging mammiri Anging ngerang dinging-dinging Namalantang saribuku E..aule… Mangerang nakku Nalo’lorang… nalo’lorang je’ne mata Anging mammiri ku pasang Pitujui tontonganna Tusarroa takkaluppa

Lagu Anging Mamiri adalah salah satu lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan. Lagu ini diciptakan oleh Bora D. G. Irate. Arti dari lagu ini adalah “angin yang bertiup”. 

Makna dalam liriknya berisi pesan rindu yang ingin disampaikan untuk orang tersayang. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa Angin Mamiri bermakna ajakan untuk memohon atau berharap kepada Tuhan.

2. Lagu Anak Kukang

Kukanga’ tunipela Tunibuang ritamparang Kunianyukan rije’ne Narappung tau maraeng Ca’di ca’di dudu in’ja Nana pelakka anrongku Mantang mama kale kale Tu’guru’ je’ne matangku Aule … sare sarengna Ikukang sayang Sare tea takucini Empo tena mate’nena

Lagu Anak Kukang adalah lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan. Liriknya menceritakan tentang seorang anak yang hidup sebatang kara. Tanpa alasan yang jelas, ibu dari anak tersebut membuangnya.

Banyak yang menduga bahwa anak tersebut dibuang karena masalah ekonomi yang melilit keluarganya hingga akhirnya sang ibu lebih memilih membuangnya.

Walaupun menceritakan tentang sebuah kesedihan, lagu ini tetap populer di kalangan masyarakat luas. Sebab tak hanya merdu untuk didengarkan, namun irama dari lagu ini pun juga mudah untuk diikuti.

3. Lagu Ati Raja

Jailebang ni rampe i bau Ati Raja to sunggua ri pau pau kodong Raja le ala ni ani puji ati ati raja Ni a tom mo ni calla dodu Puna ni a to sunggu bau Ati Raja nata ena Raja le allara panji sero ati ati raja Kek ke kini pela tomi Laku apa mi sunggu ta bau Ati Raja nama jai balla batu ta kodong Raja le ala puna kodia ati ati raja Keleleang mange mange bau Mange mange bau

Lagu Ati Raja juga menjadi salah satu lagu  lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan. Lagu ini diciptakan oleh Hoe Eng Djie.

Lagu Ati Raja ini pun memiliki makna yang sangat dalam pada syairnya. Bercerita mengenai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pecipta. Tak hanya itu, lagu ini juga sekaligus menegaskan, bahwa Tuhan itu Esa atau satu. 

Baca Juga:

4. Lagu Pakarena

Pakarena Lagu Daerah Yang Berasal Dari Sulawesi Selatan

Ika teri tura tea bau Adat taman io loa sayang E aule pakarenaya Pakarenaya labiriri pagaukang Ika tebu tara teang sayang Punania pagaukang sayang E aule suku Bajina Suku Bajina punania pakarena Pura raba piu rukang sayang Baju Bodo kaun lolo sayang E aule suku Bajina Suku Bajina punania ke anggada

Lagu Pakarena  yang merupakan lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan ini, berasal dari kata ” pa” yang artinya pelaku atau pemain. Tak hanya itu, pakarena juga dapat diartikan sebagai laki-laki.

Atau, pengertiannya secara luas memiliki arti sebagai laki-laki yang pintar memainkan berbagai macam permainan.

5. Lagu Tondok Kadadianku

Tondok Toraya Iamo tondok mala’bi Melo tampana maballo garagana Natikui buntu sia narande Lombok Tondok manaman tae’ tongan susinna Tondok soraya Tondok kadadianku Iamo tondo kunii ditibussanan Tondok nanai torro indo’Ambe’ku Sisola mintu’ siulu’ sia sangbara’ku Moi angku male lako pandangna tau Inang la tongtong laku pa lan penangku Moi bulawan dio pandangna tau Inang tang pada Tondok kadadianta

Lirik yang tercantum dalam Lagu Tondok kadadianku, merupakan lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan. Liriknya mengandung arti yang mendalam bagi masyarakat setempat. 

Penggambaran arti dari setiap liriknya, merefleksikan keadaan lingkungan dan budaya masyarakatnya sangat dipengaruhi oleh adat istiadat yang kuat. 

Sehingga falsafah hidup serta budayanya masih dilakukan secara turun temurun.

Selain itu, arti dalam lirik Lagu Tondok kadadianku ini jga menceritakan tentang keindahan Tana Toraja yang dikenal dengan keindahan alamnya.

6. Lagu Ammac Ciang

Ammac ciang dendang ammac ciang dendang, ammac ciang…. Tallu luwara lekona Napak napak… lalang bang sikontu bonena lino… Mak biring kasih kibo nudendek, ma tamparang…. Malam parang laisinu Alla mate…. te bombang Buhuleng tanna lajjunu… Baku’ ku na bun tulu nakku dendek, naluluang… Naluluang pangngurangi Alla tenamo kanang… Baji baji ri matangku…. Ammac ciang dendang ammac ciang dendang, ammac ciang…. Tallu luwara lekona Napak napak… lalang bang sikontu bonena lino… Mak biring kasih kibo nudendek, ma tamparang…. Malam parang laisinu Alla mate…. te bombang Buhuleng tanna lajjunu… Baku’ ku na bun tulu nakku dendek, naluluang… Naluluang pangngurangi Alla tenamo kanang… Baji baji ri matangku…

Lagu Ammac Ciang merupakan lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan, dimana liriknya menceritakan tentang Kota Makassar yang hiruk pikuk dan penuh dengan keramaian.

**

Demikian adalah penjelasan singkat mengenai 6  lagu daerah  yang berasal dari Sulawesi Selatan baik lirik lagunya maupun sekilas tentang makna lagunya.

Lagu daerah tersebut harus sering kalian nyanyikan, agar lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan ini biasa tetap dilestarikan oleh generasi mendatang.

Makassar - Sulawesi Selatan [Sulsel] kaya dengan ragam kebudayaannya. Termasuk lagu-lagu daerah Sulawesi Selatan yang masih terus lestari hingga saat ini.

Tema lagu daerah Sulawesi Selatan cukup beragam. Ada yang liriknya menggambarkan kerinduan, semangat hingga problem cinta seperti ditinggalkan kekasih.

"Lagu daerah Sulawesi Selatan punya kekhasan melodi dan sarat makna," ungkap Dosen Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar [UNM], Dr Andi Ihsan.

Lagu-lagu daerah selama ini biasanya hanya mendapat tempat di panggung-panggung pesta pernikahan, hari jadi daerah atau ajang lomba khusus lagu dengan bertema kedaerahan.

Kini lagu daerah mulai banyak di-cover anak-anak muda. Musiknya diimprovisasi dibuat dengan versi kekinian.

Berikut 7 lagu daerah Sulawesi Selatan populer beserta maknanya:

1. Anging Mammiri

Lagu Anging Mammiri atau dalam bahasa Indonesia berarti angin semilir merupakan lagu tradisional di Sulsel yang berasal dari Suku Bugis. Lagu ini diciptakan oleh Borra Daeng Ngirate sekitar tahun 1940-an. Lagu daerah Sulawesi Selatan ini juga sering menjadi pengiring sebuah tarian atau penyambutan di acara-acara resmi.

Dosen Fakultas Seni dan Desain UNM, Dr Andi Ihsan menjelaskan lagu ini memiliki keindahan melodi. Jika dilihat dari lirik lagunya, Anging Mammiri bercerita tentang kerinduan seorang yang begitu mendalam kepada sang kekasih yang berada di tempat yang jauh.

Rasa rindu itu membuatnya berdiri di ujung jendela sambil melantunkan syair-syair berharap angin menyampaikan pesan tersebut kepada sang kekasih.

"Lagu ini termasuk lagu daerah tempo dulu, dari segi musiknya. Termasuk pesan-pesan yang ingin disampaikan biasanya kalau lagu dulu lebih dalam maknanya tidak sekedar bicara soal kerinduan," katanya, Sabtu[26/3].

2. Sajeng Rennu

Lagu ini juga lagu berbahasa Bugis. Lagu ini belakangan menjadi sangat booming di blantika musik Sulsel. Di radio-radio dan acara-acara hajatan lagu daerah Sulawesi Selatan ini tidak pernah absen dinyanyikan.

Diciptakan Yusuf Alamudi dan Jafar Abu, Sajang Rennu mengisahkan seseorang yang tenggelam dalam dunia asmara yang tidak kesampaian atau patah hati karena impian cinta tak jadi kenyataan.

"Lagu ini lebih menggambarkan kisah cinta anak-anak muda kekinian. Makanya Sajeng Rennu mudah diubah menjadi lagu daerah bergenre pop kekinian," kata Dr Andi Ihsan.

Pesan yang ingin disampaikan dari lagu Sajeng Rennu atau Awwi ini adalah lelaki sejati jangan pernah berikrar untuk menikahi seorang wanita jika tidak betul-betul yakin.

"Apalagi sampai merenggut kesucian dan kehormatan seorang wanita dengan iming-iming cinta sehidup semati. Selain karena berdosa, hal ini menjadi kehinaan yang tidak pantas dimiliki lelaki Bugis," tukasnya.

3. Marendeng Marampa

Lagu ini dikategorikan juga sebagai lagu kebangsaan Suku Toraja di Sulsel. Menceritakan keindahan tanah asal dan sekaligus tentang budaya merantau ke negeri orang yang banyak dilakukan orang-orang Toraja.

"Lagu ini bisa dibilang lagu penyemangat, sering digunakan sebagai lagu pengiring untuk tarian-tarian dalam acara-acara resmi yang sudah ada sejak dulu. Sifatnya sama dengan lagu Anging Mammiri," kata Dr. Andi Ihsan.

Toraja memang dikenal selama ini sebagai salah satu ikon pariwisata Indonesia setelah Bali. Namun kemudian redup dan belakangan kembali bangkit pariwisatanya. Setelah mendengar, sepertinya Anda akan semakin tertarik berkunjung ke Toraja.

4. Ati Raja

Dosen Fakultas Seni dan Desain UNM, Dr Andi Ihsan menuturkan lagu rakyat ini tidak mudah dijangkau dalam tuning kromatis tangga nada diatonik, sebab lagu ini mendekati kromatik lagu-lagu dendang Malayu yang bertangga nada heptatonik yang agak susah untuk dinyanyikan.

Diciptakan oleh seniman bernama Hoo Eng Djie, syair lagu ini mempunyai makna yang begitu mendalam. Lagunya berkisah tentang ungkapan rasa syukur yang dipanjatkan kepada Sang Pencipta. Termasuk menegaskan bahwa Tuhan itu Esa atau satu.

"Di samping itu, lagu ini juga menyuguhkan hubungan antar budaya dan kisah cinta yang sendu antara etnis Tiongkok dengan wanita Bugis di Sulsel." kata Andi Ihsan.

5. Pakarena

Pakarena ini lagu yang sering digunakan sebagai lagu pengiring tarian. Menceritakan dua penghuni negeri yang berbeda yaitu botting langi [negeri khayangan] dan penghuni lino [bumi].

"Lagu Pakarena sama dengan Anging Mammiri dan nyanyian orang-orang dulu yang punya makna yang dalam Bahkan sulit diinterpretasikan secara harfiah,"kata Dr. Andi Ihsan.

Tetapi umumnya oleh masyarakat Sulsel menerima lagu ini dengan pemaknaan menceritakan penantian perpisahan dua negeri yang berbeda. Penghuni botting langi [negeri khayangan] juga mengajarkan penghuni lino [bumi] mengenai tata cara hidup mulai dari cara bercocok tanam, beternak hingga cara berburu.

6. Alosi Ri Polo Dua

Lagu berbahasa Bugis ini berarti pinang dibelah dua. Lagu ini secara umum menceritakan sepasang manusia yang sudah ditakdirkan berjodoh.

Dosen Fakultas Seni dan Desain UNM, Dr Andi Ihsan menuturkan lagu-lagu daerah Sulawesi Selatan tempo dulu kerap menggambarkan bagaimana budaya dan kepercayaan masyarakat saat itu. Lagu Alosi Ri Polo Dua ini adalah salah satu bentuk kepercayaan masyarakat Bugis yang dituangkan lewat lagu.

Menurut kepercayaan jaman dahulu bahwa wanita dan pria yang memiliki kemiripan dalam wajah adalah cocok untuk menjadi suami istri atau berjodoh.

"Lagu ini menceritakan tentang hal itu dan cinta," Dr Andi Ihsan.

7. Balo Lipa

Ini salah satu lagu daerah Sulawesi Selatan berbahasa Bugis yang cukup populer. Bahkan seperti jadi lagu wajib di setiap pesta pernikahan. Lirik lagunya sangat mengandung makna yang sangat dalam.

Mengisahkan kisah cinta seseorang yang kandas karena ditinggal nikah oleh pasangan melalui Balo Lipa [motif sarung].

Lagu ini ingin menggambarkan cinta dari kekasihnya itu hanya ibarat motif sarung. Rasa menyukai, menyayangi motifnya saat sarungnya masih baru.

"Namun ketika sarungnya sudah lama, dan sarungnya menjadi kusam serta motifnya tidak lagi terlihat indah seperti saat sarung itu masih baru sehingga lama kemudian nantinya akan merasa bosan dengan sarung tersebut dan lambat laun akan dilupakan," tutur Andi Ihsan.

Simak Video "Ratusan Pembalap Liar di Makassar Adu Kecepatan di Arena Resmi"



[tau/hmw]

Page 2

Makassar - Sulawesi Selatan [Sulsel] kaya dengan ragam kebudayaannya. Termasuk lagu-lagu daerah Sulawesi Selatan yang masih terus lestari hingga saat ini.

Tema lagu daerah Sulawesi Selatan cukup beragam. Ada yang liriknya menggambarkan kerinduan, semangat hingga problem cinta seperti ditinggalkan kekasih.

"Lagu daerah Sulawesi Selatan punya kekhasan melodi dan sarat makna," ungkap Dosen Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar [UNM], Dr Andi Ihsan.

Lagu-lagu daerah selama ini biasanya hanya mendapat tempat di panggung-panggung pesta pernikahan, hari jadi daerah atau ajang lomba khusus lagu dengan bertema kedaerahan.

Kini lagu daerah mulai banyak di-cover anak-anak muda. Musiknya diimprovisasi dibuat dengan versi kekinian.

Berikut 7 lagu daerah Sulawesi Selatan populer beserta maknanya:

1. Anging Mammiri

Lagu Anging Mammiri atau dalam bahasa Indonesia berarti angin semilir merupakan lagu tradisional di Sulsel yang berasal dari Suku Bugis. Lagu ini diciptakan oleh Borra Daeng Ngirate sekitar tahun 1940-an. Lagu daerah Sulawesi Selatan ini juga sering menjadi pengiring sebuah tarian atau penyambutan di acara-acara resmi.

Dosen Fakultas Seni dan Desain UNM, Dr Andi Ihsan menjelaskan lagu ini memiliki keindahan melodi. Jika dilihat dari lirik lagunya, Anging Mammiri bercerita tentang kerinduan seorang yang begitu mendalam kepada sang kekasih yang berada di tempat yang jauh.

Rasa rindu itu membuatnya berdiri di ujung jendela sambil melantunkan syair-syair berharap angin menyampaikan pesan tersebut kepada sang kekasih.

"Lagu ini termasuk lagu daerah tempo dulu, dari segi musiknya. Termasuk pesan-pesan yang ingin disampaikan biasanya kalau lagu dulu lebih dalam maknanya tidak sekedar bicara soal kerinduan," katanya, Sabtu[26/3].

2. Sajeng Rennu

Lagu ini juga lagu berbahasa Bugis. Lagu ini belakangan menjadi sangat booming di blantika musik Sulsel. Di radio-radio dan acara-acara hajatan lagu daerah Sulawesi Selatan ini tidak pernah absen dinyanyikan.

Diciptakan Yusuf Alamudi dan Jafar Abu, Sajang Rennu mengisahkan seseorang yang tenggelam dalam dunia asmara yang tidak kesampaian atau patah hati karena impian cinta tak jadi kenyataan.

"Lagu ini lebih menggambarkan kisah cinta anak-anak muda kekinian. Makanya Sajeng Rennu mudah diubah menjadi lagu daerah bergenre pop kekinian," kata Dr Andi Ihsan.

Pesan yang ingin disampaikan dari lagu Sajeng Rennu atau Awwi ini adalah lelaki sejati jangan pernah berikrar untuk menikahi seorang wanita jika tidak betul-betul yakin.

"Apalagi sampai merenggut kesucian dan kehormatan seorang wanita dengan iming-iming cinta sehidup semati. Selain karena berdosa, hal ini menjadi kehinaan yang tidak pantas dimiliki lelaki Bugis," tukasnya.

3. Marendeng Marampa

Lagu ini dikategorikan juga sebagai lagu kebangsaan Suku Toraja di Sulsel. Menceritakan keindahan tanah asal dan sekaligus tentang budaya merantau ke negeri orang yang banyak dilakukan orang-orang Toraja.

"Lagu ini bisa dibilang lagu penyemangat, sering digunakan sebagai lagu pengiring untuk tarian-tarian dalam acara-acara resmi yang sudah ada sejak dulu. Sifatnya sama dengan lagu Anging Mammiri," kata Dr. Andi Ihsan.

Toraja memang dikenal selama ini sebagai salah satu ikon pariwisata Indonesia setelah Bali. Namun kemudian redup dan belakangan kembali bangkit pariwisatanya. Setelah mendengar, sepertinya Anda akan semakin tertarik berkunjung ke Toraja.

4. Ati Raja

Dosen Fakultas Seni dan Desain UNM, Dr Andi Ihsan menuturkan lagu rakyat ini tidak mudah dijangkau dalam tuning kromatis tangga nada diatonik, sebab lagu ini mendekati kromatik lagu-lagu dendang Malayu yang bertangga nada heptatonik yang agak susah untuk dinyanyikan.

Diciptakan oleh seniman bernama Hoo Eng Djie, syair lagu ini mempunyai makna yang begitu mendalam. Lagunya berkisah tentang ungkapan rasa syukur yang dipanjatkan kepada Sang Pencipta. Termasuk menegaskan bahwa Tuhan itu Esa atau satu.

"Di samping itu, lagu ini juga menyuguhkan hubungan antar budaya dan kisah cinta yang sendu antara etnis Tiongkok dengan wanita Bugis di Sulsel." kata Andi Ihsan.

5. Pakarena

Pakarena ini lagu yang sering digunakan sebagai lagu pengiring tarian. Menceritakan dua penghuni negeri yang berbeda yaitu botting langi [negeri khayangan] dan penghuni lino [bumi].

"Lagu Pakarena sama dengan Anging Mammiri dan nyanyian orang-orang dulu yang punya makna yang dalam Bahkan sulit diinterpretasikan secara harfiah,"kata Dr. Andi Ihsan.

Tetapi umumnya oleh masyarakat Sulsel menerima lagu ini dengan pemaknaan menceritakan penantian perpisahan dua negeri yang berbeda. Penghuni botting langi [negeri khayangan] juga mengajarkan penghuni lino [bumi] mengenai tata cara hidup mulai dari cara bercocok tanam, beternak hingga cara berburu.

6. Alosi Ri Polo Dua

Lagu berbahasa Bugis ini berarti pinang dibelah dua. Lagu ini secara umum menceritakan sepasang manusia yang sudah ditakdirkan berjodoh.

Dosen Fakultas Seni dan Desain UNM, Dr Andi Ihsan menuturkan lagu-lagu daerah Sulawesi Selatan tempo dulu kerap menggambarkan bagaimana budaya dan kepercayaan masyarakat saat itu. Lagu Alosi Ri Polo Dua ini adalah salah satu bentuk kepercayaan masyarakat Bugis yang dituangkan lewat lagu.

Menurut kepercayaan jaman dahulu bahwa wanita dan pria yang memiliki kemiripan dalam wajah adalah cocok untuk menjadi suami istri atau berjodoh.

"Lagu ini menceritakan tentang hal itu dan cinta," Dr Andi Ihsan.

7. Balo Lipa

Ini salah satu lagu daerah Sulawesi Selatan berbahasa Bugis yang cukup populer. Bahkan seperti jadi lagu wajib di setiap pesta pernikahan. Lirik lagunya sangat mengandung makna yang sangat dalam.

Mengisahkan kisah cinta seseorang yang kandas karena ditinggal nikah oleh pasangan melalui Balo Lipa [motif sarung].

Lagu ini ingin menggambarkan cinta dari kekasihnya itu hanya ibarat motif sarung. Rasa menyukai, menyayangi motifnya saat sarungnya masih baru.

"Namun ketika sarungnya sudah lama, dan sarungnya menjadi kusam serta motifnya tidak lagi terlihat indah seperti saat sarung itu masih baru sehingga lama kemudian nantinya akan merasa bosan dengan sarung tersebut dan lambat laun akan dilupakan," tutur Andi Ihsan.

Simak Video "Ratusan Pembalap Liar di Makassar Adu Kecepatan di Arena Resmi"


[Gambas:Video 20detik]
[tau/hmw]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề