Lebih baik teguran yang nyata daripada

Lebih baik teguran yang nyata daripada

Kata Alkitab

  • Share:
    Lebih baik teguran yang nyata daripada
    Lebih baik teguran yang nyata daripada
    Lebih baik teguran yang nyata daripada

Lebih baik teguran yang nyata daripada

Kasih merupakan landasan orang Kristen dalam melakukan sesuatu. Tanpa kasih semuanya seakan tiada arti. Hal ini dipertegas dalam 1 Korintus 13 : 1-3,” Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing”

Kasih harus ditunjukkan dalam tindakan, bukan hanya dalam perkataan. Dalam keseharian anda selalu diperhadapkan pada suatu pilihan. Pilihan anda menentukan bagaimana masa depan anda.  Buatlah keputusan-keputusan yang positif.

Menegur adalah sebuah tindakan yang mengandung banyak resiko.  Dibutuhkan kasih bila anda ingin menegur seseorang. Karena banyak sekali seorang menegur yang lain dalam keadaan amarah.  Lalu, bagaimanakah cara menegur yang baik?

Paulus mengajarkan bahwa cara menegur sesorang yaitu dengan cara :

1. Jangan menegur dengan keras

Bila seseorang menegur dengan amarah, bukan hasil positif yang di dapat tetapi pertengkaran dan perselisihan akan terjadi. Sebaiknya menegur dengan kasih.

1 Korintus 13 : 4-8 = “ Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu; ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan disi sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap”.

Itulah definisi Kasih yang sesungguhnya. Dalam menegur tidak boleh dengan keras, cemburu, sombong karena kekuasaan atau jabatan. Namun, harus dengan kasih persaudaraan.

2. Tegurlah dengan tata krama dan sopan santun

Jika anda menegur orang yang lebih tua, anda harus tetap memiliki sopan santun. Meskipun anda seorang atasan, namun tata krama tetap nomor satu yang diutamakan. Saling menghargai dan menghormati satu sama lain adalah sebuah  cara untuk mengasihi. Mari belajar dari Daud.

1 samuel 24:10-12

“ Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa Tuhan sekarang menyerahkan engkai ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.

“ Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kau ketahui dan kau lihat, bahwa tanganku bersih daripada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.

“ Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, Tuhan kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau”

Daud tetap sopan menegur Saul. Dia tetap menghargai Saul sebagai Raja, walaupun saat itu dia mempunyai kesempatan untuk membunuh Saul.

3.  Tegurlah dengan didikan

Amsal 22:6

“ Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu”.

Didikan berguna bagi siapa pun. Khususnya orang muda yang punya semangat dan kemampuan. Terkadang orang muda kurang berhikmat dalam melakukan sesuatu. Maka dari itu, setiap orang muda yang melakukan kesalahan harus di tegur dengan motivasi. Dengan motivasi, orang muda akan belajar dari pengalaman yang lalu untuk menjadi yang lebih baik.

Mengapa anda harus berani menegur?

Pada kenyataannya tidak semua pemimpin yang berani menegur dengan kasih. Namun firman Tuhan mengajarkan bahwa anda berani menegur karena :

1.    Tuhan ingin semua orang selamat. Dia tidak ingin seorang pun mati dalam dosanya.

2.    Tuhan memakai anak-anakNya sebagai penyambung lidah, agar setiap orang tidak hidup berpusat pada diri sendiri dan kembali kepada Tuhan.

Bagaimana cara menegur yang baik dan penuh kasih ?

1.    Dengan Sikap bijak dan peka pada waktu yang tepat ( Ams 25:11)

Lihatlah waktu yang tepat. Jangan sampai karena anda menegur di waktu yang tidak tepat, hubungan anda dengannya menjadi renggang.

2.    Menegur dengan empat mata. Jangan menegurnya di tempat umum. Jagalah perasaan dengan tidak mempermalukan orang di depan umum ( Matius 18:15)

Setiap orang selalu ingin dihargai dan dihormati. Cobalah untuk berbicara empat mata terlebih dahulu.

3.    Harus dengan rendah hati dan saling tolong-menolong. Sadarilah bahwa anda juga bisa jatuh dan rapuh. Semua orang bisa berpeluang melakukan kesalahan. ( Galatia 6:2)

Bila anda menegur, anda tidak boleh sombong atau merasa hebat dari orang yang anda tegur. Karena peluang untuk orang melakukan kesalahan selalu ada.

4.   Dengan motivasi yang tulus. ( Efesus 4:15)

Motivasi sangat penting dalam melakukan tujuan. Pastikanlah bahwa anda menegur yang lain dengan motivasi yang tetap tulus dan tetap rendah hati.

Mari belajar untuk tetap rendah hati,milikilah  hati yang mau di tegur dan tetap bersuka cita.

Amsal 27 – 5-6

“ Lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah”. 

Sumber : berbagai sumber/by tiur 1

menegur teguran menegur dengan kasih


Oleh : Peter B, MA

Lebih baik teguran yang nyata daripada

Ayat Hari Ini :

Amsal 27:5 (TB)

Lebih baik teguran yang nyata-nyata  dari pada kasih yang tersembunyi.

Amsal 27:5 (BIMK)

Lebih baik teguran yang terang-terangan  daripada kasih yang tidak diungkapkan.

Amsal 27:5 (FAYH)

Tegoran secara terang-terangan lebih baik daripada kasih yang tersembunyi.

Amsal 27:5 (VMD)

Kritik yang terus-terang lebih baik daripada kasih yang tersembunyi.

Pernyataan Amsal dalam nats di atas yang merupakan hikmat ilahi sangatlah jelas. Teguran yang terang²an disebut sebagai sesuatu yang LEBIH BAIK daripada kasih yang tersembunyi.

Namun sepertinya kita perlu memahami terlebih dahulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan kedua hal yang diperbandingkan itu.

Teguran Yang Terang-terangan

Oleh karena konteks dari Amsal 27:5 adalah berbicara mengenai pernyataan atau ekspresi kasih, maka yang dimaksud sebagai teguran atau kritik yang terus terang harus dipandang sebagai sesuatu yang dilakukan dengan motif kasih dan sebagai bentuk pernyataan kepedulian kepada yang diberi masukan.

Jadi, yang dimaksud sebagai teguran yang nyata² ialah suatu masukan secara terus terang kepada seseorang yang dikasihi dan diperhatikan. Itu merupakan suatu peringatan akan apa yang mungkin salah atau keliru yang telah dilakukan oleh yang ditegur, yang dilakukan oleh yang menegur sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang supaya yang ditegur  sadar akan kekeliruannya itu lalu kembali ke jalan yang benar.

Dengan pengertian di atas, bentuk² kritik yang bertujuan mencari² kesalahan atau karena ingin membalaskan sakit hati maupun dengan maksud menjatuhkan, mempermalukan dan mencelakakan orang lain tidak termasuk sebagai yang dimaksud Amsal di atas.

Kasih Yang Tersembunyi

Alkitab NET memberikan catatan kaki mengenai hal ini dari pernyataan W. McKane yaitu bahwa yang digambarkan di sini sebagai kasih yang tersembunyi adalah "sikap seseorang yang terlalu lemah dan takut, yang tidak cukup yakin untuk mengakui bahwa tegoran adalah salah satu bagian yang otentik dari kasih.

Itu merupakan kasih yang tidak diekspresikan secara tepat atau seharusnya kepada orang yang disayangi.

Jadi, kasih yang tersembunyi dapat disimpulkan sebagai pernyataan kasih yang tidak lengkap dan hanya fokus pada satu macam ekspresi saja, yaitu yang bersifat lunak dan lembut, tidak berani bersikap tegas dan terus terang untuk menunjukkan apa yang salah dari orang yang disayanginya itu.

Mengapa Lebih Baik Terang-terangan?

Sekarang kita masuk poin utama yang dimaksud oleh nats.

Dikatakan bahwa menegur (oleh karena kasih) itu LEBIH BAIK daripada menunjukkan kasih secara diam².

Mengapa disebut lebih baik?

Benarkah itu memang lebih baik?

Bukankah selama ini sebagian besar orang (khususnya orang Indonesia) lebih suka ditegur secara tidak langsung atau bahkan sama sekali menolak kritik secara terang²an, dengan menyebut orang² yang melakukannya kurang memahami sopan santun dan tata krama?

Jika kita mau mendalami dan mencari hubungan dengan pernyataan firman Tuhan yang lain dalam Alkitab, kita bisa memahami bahwa teguran yang terang²an lebih baik karena :

1) Itu adalah tindakan pencegahan, dan pencegahan selalu lebih baik daripada tidak melakukan apa² atau baru berusaha menanggulangi ketika sesuatu yang buruk telah terjadi

Dunia kedokteran mengaminkan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Itu lebih mudah, lebih murah, lebih baik hasilnya daripada membenahi apa yang sudah rusak. Banyak orang mengabaikan perawatan dan pemeliharaan hanya untuk akhirnya harus menanggung kerugian yang lebih besar ketika kerusakan terjadi.

Teguran bersifat mencegah seseorang melakukan kesalahan atau setidaknya menghentikan kesalahan yang sedang dilakukan supaya tidak menjadi semakin fatal. Meskipun pencegahan selalu tampaknya lebih merepotkan dan menyusahkan (dan begitu pula teguran apa adanya selalu terasa tidak mengenakkan di hati) namun itu membawa hasil lebih baik daripada ketika suatu kesalahan telah terjadi lalu menjadi sukar untuk dipulihkan kondisinya seperti semula.

Sebagaimana membawa payung terasa ribet ketika tidak hujan tetapi akan sangat  berguna ketika cuaca berubah dan membuat yang menyediakan payung terlindung dari basah, begitulah teguran menyelamatkan orang dari kesalahan yang berakibat fatal dan dari keterlanjuran yang mungkin harus dibayar mahal jika itu terjadi.

2) Keterusterangan dalam memberikan peringatan, pada waktunya, akan memperjelas dan menyingkapkan motif kasih dan kepedulian sang penegur kepada yang ditegur

Sebagai suatu ungkapan cinta, teguran yang nyata² jauh lebih jelas dan lebih terasa menunjukkan suatu perhatian dan kepedulian.

Di sisi lain, kebalikannya, yaitu mendiamkan atau membiarkan yang dikasihi terus berjalan ke arah yang keliru justru akan dipandang kepada sikap cuek atau tidak cukup peduli pada yang dikasihi karena lebih fokus pada diri sendiri dengan memilih rasa takut dimusuhi demi menghindari konflik.

Memang sewaktu kritik diberikan reaksi yang dikritik seringkali tidak menyenangkan (hanya mereka yang berhati murid dan mau belajar menjadi lebih baik saja yang dengan senang hati menerima masukan). Bukan tidak mungkin yang ditegur menjadi tidak senang, marah bahkan memusuhi yang menegur. Namun sesungguhnya, jika niat hati yang memberikan nasihat tulus, maka waktu (dan Tuhan) akan menyingkapkan semuanya. Yang benar² menegur dengan maksud kasih tidak akan mudah menjadi kecewa atau putus asa untuk memperingatkan orang² yang dikasihinya kembali pada kebenaran. Hanya mereka yang memiliki maksud² jahat dan kotor yang kemudian menjadi sakit hati dan memusuhi orang yang menolak masukannya.

Sebagai orang tua, mendidik anak bukan sesuatu yang mudah. Tetapi orang tua yang benar² peduli agar anak²nya hidup dalam kebenaran sejati tidak akan segan mendidik anak²nya dengan keras sekalipun. Dan anak² mampu mengetahui dan menilai dengan cepat apakah orang tuanya itu tulus mengajarkannya hal² yang baik dan benar atau sekedar mengikuti egonya sebagai pihak yang lebih berkuasa dalam keluarga. Komunikasi yang jelas akan mengungkapkan motif² teguran yang diberikan. Dan mengetahui ada yang memperhatikan kita hingga rela berkonflik dengan kita demi kebaikan kita adalah SESUATU YANG LEBIH BAIK daripada sekedar diam membisu demi mencari rasa aman bagi diri sendiri.

Benar sekali yang dikatakan satu ayat setelah nats di atas :

Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.

Amsal 27:6 (TB)

Ketika pukulan itu ternyata bermaksud baik maka itu akan lebih dihargai daripada ekspresi kasih sayang yang terbukti mencelakakan.

3) Teguran secara terus terang adalah pernyataan kasih yang lebih besar, lebih berani dan nyata

Sebagian orang takut menyinggung rekan atau saudaranya apabila memberikan nasihat yang meluruskan. Alasan mereka adalah karena ingin menjaga perasaan dan mengasihi sesamanya itu. Bisa jadi demikian. Tetapi kasih, sejatinya, didemonstrasikan lebih nyata ketika kita dengan berani memperingatkan apa yang salah dan menarik rekan kita dari suatu kejatuhan.

Sebagai contoh, misalnya saja Anda mempunyai seorang teman yang sedang asyik berswafoto di suatu tempat wisata yang berjurang. Sahabat Anda itu asyik sekali melakukannya. Wajahnya gembira dan ceria. Ia sedang dalam momen yang menggembirakan hatinya. Tanpa disadari, ia mundur hingga tepi jurang. Selangkah lagi ia akan jatuh ke dalam jurang. Nah, sebagai teman yang baik, apakah yang Anda lakukan? Manakah tindakan yang Anda pilih? Anda meneriakinya bahkan menariknya dengan keras menjauhi jurang atau Anda membiarkannya tetap seperti itu dengan alasan Anda tidak mau merusak momen yang sedang dinikmatinya itu?

Akal sehat Anda pasti tahu mana tindakan terbaik, bukan?

 Demikian pula yang Tuhan lakukan. Sebagai bapa yang peduli pada anak²Nya, Ia menekankan bahwa teguran, didikan bahkan hajaran merupakan pernyataan kasih. Dan itu bukan sekedar ekspresi kasih biasa. Itu wujud nyata suatu kasih yang besar dan penuh kepedulian :

Ibrani 12:7-8 (TB)

7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?

8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

Wahyu 3:19 (TB)

Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Dihajar. Ditegor. Dididik dengan keras. Atas semuanya itu seharusnya kita berterima kasih. Itu adalah bukti kasih sayang dan perhatian yang besar dibandingkan didiamkan dan dibiarkan terus tinggal dalam kebodohan dan kesalahan.

Menerima kasih yang banyak JAUH LEBIH BAIK daripada memperoleh sedikit kasih.

4) Masukan yang menegur pada akhirnya akan disyukuri daripada disesali

Ibrani 12:11 memberitahu kita :

Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

Sesuatu yang tidak nyaman dirasakan di hati setiap orang yang ditegur dan diperingatkan. Perasaan menjadi berkecamuk antara marah dan malu. Harga diri serasa direndahkan tatkala ditunjukkan kesalahannya. Belum lagi kelanjutannya yang membuat hati menjadi sedih dan penuh penyesalan. Menerima didikan bukan sesuatu yang menyenangkan memang. Tetapi jika seorang tahu dampak atau buah dari didikan yang diterimanya itu, ia pasti akan selalu berterima kasih telah dididik dengan keras oleh orang tua, guru atau seseorang yang mengambil risiko dimusuhi demi kebaikan yang diperingatkannya itu!

Ada pengalaman pribadi saya mengenai hal itu. Baik didikan orang tua atau guru di sekolah, yang paling teringat adalah didikan yang keras dan membekas di hati. Kebaikan dan keramahan guru² tak banyak yang dikenang tapi perlakuan tegas dan keras bahkan hukuman yang diberikan pada saya sebagai siswa yang melakukan kenakalan membentuk karakter saya. Tak henti saya bersyukur dan selalu ingin berterima kasih karena didikan yang keras itu, karena semuanya membentuk saya menjadi pribadi yang disiplin, berada di jalur yang benar, menjadi orang baik² dan menghargai hukum dan peraturan yang berlaku. Meskipun sama sekali tidak menyenangkan sewaktu mengalami itu semua, di waktu² sekarang, jauh setelah itu, saya merasakan dampaknya. Dan saya bersyukur karena mengalami dan menjalaninya.

Amsal 22:15 mengungkapkan kebenaran yang senada :

Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.

Dengan didikan yang keras, seorang anak dilepaskan dari kebodohannya. Bukan dengan membiarkannya berlaku semaunya sendiri supaya sang anak bahagia. Ada hasil dari didikan yang keras yang serupa dengan teguran yang nyata².

Lagi, Amsal 23:13-14 menambahkan :

Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan.

Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.

Dua kali dikatakan dalam nats bahwa orang tua boleh memukul anaknya dengan rotan. Itulah teguran yang keras dan tak ditahan². Dan itu lebih baik. Meski sang anak kesakitan, ia tidak akan mati. Bah­kan ia akan beroleh hidup kekal karena dihindarkan untuk mengalami kematian kekal di neraka.

Saya percaya setiap pribadi yang berada di sorga suatu kali akan sangat berterima kasih ketika para hamba² Tuhan yang oleh karena digerakkan kasih dan diurapi Tuhan telah MENEGUR DAN MENUNJUKKAN KESALAHAN SECARA TERUS TERANG KEPADANYA. Karena ia akhirnya tersadar dan menyambut teguran itu, ia kembali ke jalan yang benar dan arah hidupnya diubahkan untuk seterusnya.

Oleh karena ditegur, dididik, dibina, dimuridkan, dibimbing dan diperingatkanlah maka kita semua disadarkan akan suatu kesesatan atau kejahatan. Suatu pertanda bahwa kita masih dikasihi dan diperhatikan Tuhan.

Hari ini, buanglah anggapan yang keliru bahwa didiamkan tanpa peringatan dan teguran itu lebih baik karena terasa lebih nyaman di hati.

Buanglah kebodohan dalam hati Anda yang cenderung memandang negatif dan  yang bersikap menolak bahkan membenci orang² atau hamba² Tuhan yang menegur Anda sedangkan mereka melakukannya demi kasih kepada Anda.

Gunakan dan jangan sia²kan kesempatan untuk belajar dan menerima didikan, bahkan yang keras dan berat sekalipun, jika itu kelak membawa kebaikan bagi Anda dan menjadikan Anda murid² pilihan Kristus.

Tetapkan dan kuatkan hati Anda sebagai orang² yang sangat rindu belajar dan diajar oleh Kristus berapapun harga yang harus dibayarkan.

Katakan dan yakinkan dalam hati Anda bahwa ketika Anda mengalami teguran yang keras itu, Anda menerima sesuatu yang  LEBIH BAIK daripada Anda merasa gembira dan baik² saja meskipun sedang dalam bahaya kerugian yang besar akibat kesalahan yang Anda lakukan.

Mintalah hati seorang murid Kristus sejati yang rela ditegur dan dididik dalam disiplin ilahi.

Bersediakah Anda?

Salam Revival!

Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua

Bagi saudara-saudari yang berminat bergabung dalam group whatsapp dapat menghubungi no whatsapp 082299968682 atau 081803895744 atau 08980858661


Dengan bersedia mengikuti persyaratan di bawah ini:

https://worshipcenterindonesia.blogspot.com/2017/06/belajar-bersama-bertumbuh-bersama-di.html