Lompat yang sering digunakan untuk perlombaan atletik disebut lompat

Cabang olahraga atletik dibagi menjadi nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Cabang olahraga atletik nomor jalan adalah jalan cepat. Nomor lari adalah lari jarak pendek, menengah, jauh, dan rintangan. Cabang olahraga atletik nomor lompat adalah lompat jauh, tinggi, dan galah. Nomor lempar adalah tolak peluru, lempar lembing, cakram, dan martil.

Olahraga atletik adalah olahraga yang sering disebut sebagai olahraga tertua yang ada di dunia. Kata atletik sendiri berasal dari bahasa Yunani “Athlon” yang berarti berlomba atau bertanding. Olahraga ini dibagi menjadi 4 nomor besar, yaitu nomor jalan, nomor lari, nomor lompat, dan nomor lempar.

Masing-masing nomor olahraga atletik terdiri dari berbagai jenis kegiatan, mulai dari sprint hingga maraton untuk nomor lagi, lompat tinggi dan lompat jauh untuk nomor lompat, lempar lembing dan lempar peluru untuk nomor lempar, dan jalan cepat untuk nomor jalan.

Jika ditotal, ada puluhan cabang olahraga atletik yang biasa dipertandingkan di setiap ajang olahraga mulai dari SEA Games hingga Olimpiade. Namun secara umum, berikut ini cabang-cabang olahraga atletik yang dianggap populer.

Mengenal cabang olahraga atletik

Berikut ini cabang olahraga atletik dari masing-masing nomor yang kerap dipertandingkan.

1. Jalan cepat

Jalan cepat adalah satu-satunya cabang olahraga atletik yang masuk ke dalam nomor jalan. Berbeda dari jalan biasa, olahraga jalan cepat memiliki aturan tersendiri yang perlu diikuti para atlet yang bertanding. Sepintas, orang yang melakukan olahraga ini terlihat seperti sedang berlari-lari kecil.

Dalam olahraga jalan cepat, salah satu atau kedua kaki harus ada yang menyentuh tanah, sedangkan dalam lari ada satu fase singkat ketika tubuh seperti melayang.

Dalam jalan cepat, dibutuhkan juga bahu dan sendi panggul yang fleksibel. Tangan harus diayun dengan siku membentuk sudut 90 derajat seperti ketika Anda melakukan jogging, tapi langkah kaki tetap harus mendatar, bukan melompat.

2. Lari jarak pendek

Lari jarak pendek mungkin menjadi nomor di cabang olahraga atletik favorit. Bahkan juara di nomor 100 meter lari cepat (sprint) mendapat ‘gelar kehormatan” sebagai manusia tercepat di dunia yang kini titel tersebut disandang pelari asal Jamaika, Usain Bolt.

Pada olahraga lari, hal yang harus diperhatikan ialah panjang langkah dan kecepatan langkah. Gerakan langkah kaki dan ayunan lengan juga harus diperhatikan, begitu pula dengan kecondongan badan (disesuaikan dengan jenis atau tipe lari), pengaturan napas, dan harmonisasi gerakan lengan serta tungkai.

Bagi para atlet profesional seperti Zohri dan Bolt, posisi start juga sangat menentukan waktu lari itu sendiri. Start membutuhkan gerakan kaki yang menumpu, kemudian mendorong (menolakkan kaki), dan mengayun hingga garis finish.

Pada lari jarak pendek, ada beberapa jarak yang perlu ditempuh, tergantung dari jenis perlombaan yang dilakukan. Lari jarak pendek biasanya dipertandingkan dengan pembagian jarak 100 meter, 200 meter, dan 400 meter, termasuk variasinya seperti estafet.

3. Lari jarak menengah

Lari jarak menengah merupakan cabang olahraga lari dalam atletik yang juga dipertandingkan secara resmi di berbagai kejuaraan olahraga. Teknik lari jarak menengah sedikit berbeda dengan jarak pendek, sebab bertambahnya jarak tempuh akan memengaruhi cara berlari hingga teknik bernapas.

Olahraga lari jarak menengah umumnya dipertandingkan dalam dua jenis jarak tempuh, yaitu 800 meter dan 1.500 meter

4. Lari jarak jauh

Lari jarak jauh bisa juga disebut sebagai maraton. Meski pemenangnya tetap ditentukan dari waktu tempuh terpendek, namun para atlet lari jarak jauh biasanya akan berlari dengan kecepatan yang jauh lebih rendah namun stabil agar bisa menyelesaikan hingga garis finish.

Pada perlombaan resmi, jarak masuk dalam lomba lari jarak jauh adalah mulai dari 3 kilometer hingga 42 kilometer (ultra marathon).

5. Lari rintangan

Sering juga disebut sebagai lari gawang, orang yang melakaukan cabang olahraga atletik yang satu ini harus berlari sambil berusaha melewati rintangan berbentuk gawang yang ditempatkan di track lari.

Pertandingan lari gawang biasanya dibagi menjadi lari gawang 100 meter (untuk putri) dan 110 meter (putra), serta 3.000 meter halang rintang.

6. Lompat jauh

Nomor lompat dalam cabang olahraga atletik dibagi lagi ke dalam 2 jenis lompatan, yakni lompatan horizontal dan lompatan vertikal. Lompat jauh masuk sebagai cabang lompat horizontal.

Lompatan horizontal dilakukan dengan memindahkan badan sejauh mungkin ke depan. Jenis lompatan ini membutuhkan teknik yang mengutamakan:

  • Jarak horizontal antara tumpuan kaki tolak dan letak titik berat badan atlet
  • Jarak titik berat badan atlet selama fase melayang
  • Jarak horizontal titik berat badan dan tumit ketika kontak pertama saat pendaratan

7. Lompat tinggi

Sementara itu, lompat tinggi merupakan kelompok nomor lompat yang masuk sebagai lompatan vertikal. Pada cabang olahraga ini, orang yang melakukannya perlu memindahkan badan setinggi-tingginya tanpa bantuan alat.

Pada lompat tinggi, ada beberapa teknik yang diutamakan, yaitu:

  • Ketinggian letak titik berat badan saat tolakan
  • Ketinggian perpindahan titik berat badan setelah melakukan tolakan
  • Perbedaan ketinggian maksimum titik berat badan saat melewati mistar

8. Lompat galah

Lompat galah juga termasuk sebagai cabang olahraga atletik lompat vertikal. Bedanya, sesuai dengan namanya, orang yang melakukannya akan menggunakan galah atau tiang panjang sebagai tumpuan saat melompat.

9. Tolak peluru

Dalam cabang olahraga atletik, nomor lempar terbagi lagi atas 2 kategori, yaitu lemparan linier dan lemparan sirkuler. Olahraga tolak peluru gaya O’Brien atau ortodoks juga termasuk sebagai lemparan linier. Sebelum melempar peluru yang berbentuk bulat seperti bola yang terbuat dari logam, atlet yang melakukannya akan melakukan ancang-ancang dengan menempeatkan peluru di dekat leher.

Pelemparan atau gerakan tolak peluru tersebut dilakukan hanya menggunakan satu tangan dan atlet yang memiliki lemparan terjauh lah yang menang.

10. Lempar lembing

Lempar lembing masuk ke dalam cabang olahraga atletik kategori lemparan linier. Pada lemparan linier, posisi alat berada pada garis lurus sebelum dilempar.

Lembing yang digunakan pada olahraga lempar lembing biasanya memiliki panjang 2,5 meter. Sebelum melakukan lemparan, atlet akan mengambil ancang-ancang dengan berlari di area yang sudah ditentukan. Atlet yang lembingnya jatuh paling jauh, dianggap sebagai pemenang.

11. Lempar cakram

Pada cabang olahraga atletik lempar cakram, alat yang dilempar berbentuk seperti cakram yang pipih dan memiliki berat kurang lebih 2 kg.

Lempar cakram masuk sebagai nomor lempar sirkuler, karena sebelum melempar cakram, atlet melakukan ancang-ancang dengan memutar tubuh dan alat yang digenggamnya. Putaran dilakukan melawan arah jarum jam.

12. Lempar martil

Lempar martil adalah cabang olahraga atletik nomor lempar yang menggunakan alat berupa martil alias bola berat yang tersambung dengan rantai yang juga kuat. Sebelum melemparnya, atlet akan mengayunkan bola tersebut sebanyak dua kali sambil memutar tubuh di area yang sudah ditentukan.

Lemparan terjauh akan menjadi pemenang pada perlombaan ini.

Selain nomor lari dan nomor lempar, dalam olahraga atletik terdapat pula nomor lompat. Pada artikel ini akan dibahas mengenai jenis-jenis olahraga lompat dalam atletik beserta penjelasannya yang perlu Anda ketahui.

1. Lompat Tinggi

Lompat tinggi adalah salah satu cabang olahraga atletik yang memerlukan skill tertentu untuk melewati sebuah mistar yang menggantung di antara kedua tiang. Kemampuan atau skill dan karakter masing-masing atlet akan menentukan ketinggian lompatan yang dapat dicapai oleh seorang pelompat. Ada beberapa gaya dalam lompat tinggi, salah satunya adalah gaya straddle di mana ketika badan pelompat pas melayang melewati mistar, dengan cepat badan dari pelompat tersebut diputar atau dibalikkan, sehingga posisi badan dari pelompat di mistar adalah telengkup. Lompat tinggi adalah salah satu nomor lompat yang dipertandingakan dalam atletik dan juga dipertandingkan dalam ajang olahraga seperti olimpiade. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan lompat tinggi antara lain awalan, tolakan, pada saat melayang di atas mistar dan yang terakhir proses pendaratan. Sedangkan untuk gaya pada lompat tinggi, beberapa jenis gaya yang umumnya dilakukan oleh pelompat adalah gaya gunting, gaya guling timur, gaya guling barat, gaya pelana dan gaya fosbury flop.

2. Lompat Galah

Lompat galah juga merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Lompat galah adalah lompatan yang dilakukan dengan bantuan galah untuk mencapai tujuan lompatan yang setinggi-tingginya dan dapat melewati mistar yang ketinggiannya telah ditentukan. Lompat galah berawal dari benua Eropa, tepatnya di Negara Belanda. Belanda adalah salah satu negara di benua Eropa yang dikelilingi oleh pesisir pantai. Oleh karena itu menyebabkan di negara Belanda ini terdapat banyak sungai dan danau. Maka sebagian warga Belanda jika akan pergi dari tempat satu ke tempat lain harus menyeberangi sungai atau danau tersebut. Untuk menyiasati sungai dan danau yang menjadi hambatan perjalanan dan agar juga menghemat waktu dan tenaga agar lebih efisien, masyarakat Belanda menggunakan Fierljeppen atau lompat galah danau itu sendiri. Pada abad ke-13, cara ini kemudian digunakan petani di Norwegia. Seiring perkembangan zaman, Fierljeppen mulai dipertandingkan dan Fierljeppen inilah yang menjadi cikal bakal dari lompat galah hingga saat ini.

Baca : Olahraga Air Sejarah Teknik dan Peraturannya – Macam-macam Latihan Keseimbangan Tubuh – Macam-macam Latihan Kecepatan – Macam-Macam Nomor Lempar dalam Atletik beserta Penjelasannya – Macam-Macam Nomor Lari dalam Atletik beserta Penjelasannya – Macam-Macam Start dalam Perlombaan Lari

3. Lompat Jangkit atau Triple Jump

Lompat jangkit atau triple jump ini terkadang juga disebut sebagai “hop, langkah dan melompat” atau “melompat, lompat dan melompat” adalah salah satu cabang olahraga atletik, yang sebenarnya mirip dengan lompat jauh, tetapi dalam lompat jangkit atau triple jump ini ada yang namanya “hop, langkah dan melompat”. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam lompat jangkit atau triple jump ini, antara lain:

  • Awalan pelompat kurang cepat.
  • Panjang langkah pelompat kurang teratur.
  • Awalan yang dipercepat pada saat akan menumpuh.
  • Jarak awalan pelompat yang terlalu pendek
  • Pendeknya lompatan kedua yang dihasilkan.

Hal ini sederhana, tapi perlu dihindari oleh pelompat triple jump agar tidak terjadi kesalahan yang menyebabkan berkurangnya nilai yang dihasilkan.

4. Lompat Jauh

Lompat jauh adalah salah satu cabang olahraga atletik dengan menggunakan lintasan dan lapangan. Dalam lompat jauh seorang atlet harus dapat menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan ketangkasan agar dapat melompat jauh dari take-off point sejauh mungkin dann mendapatkan hasil yang maksimal. Lompat jauh dapat diartikan suatu akivitas atau kombinasi gerakan yang dilakukan oleh seorang pelompat di mana di dalam lompatan tersebut dapat mencapai lompatan yang sejauh-sejauhnya. Ukuran Lapangan lompat jauh untuk jarak starting lari sampai pada balok tumpuan adalah 45m, dengan balok tumpuan memiliki tebal 10cm, di mana panjang balok tumpuan adalah 1,72m dan lebar balok tumpuan adalah 30cm. Sedangkan untuk bak lompatan memiliki panjang 9m dan lebar 2.75m. Untuk kedalaman bak lompat sendiri adalah ± 1 meter. Gerak lompat jauh merupakan kombinasi gerakan antara kecepatan atau speed, kekuatan atau strenght), kelenturan atau flexibility, daya tahan atau endurance, dan ketepatan acuration.

Baca : Macam Macam Lari dalam Olah Raga Atletik – Jenis Olahraga untuk Ibu Hamil dan Manfaatnya – Macam-macam Start dalam Lomba Lari – Macam-macam Gaya dalam Lari Jarak Jauh – Peraturan dalam Lari Jarak Menengah – Macam-macam Jarak dalam Olahraga Lari

Para ahli dalam lompat jauh telah membuktikan bahwa suatu hasil yang baik dari lompat jauh tergantung pada kecepatan pelompat pada waktu melakukan awalan atau ancang-ancang. Oleh karenanya, seorang pelompat dituntut untuk memiliki kemampuan sprint yang dan juga harus kemampuan dan kekuatan dari tolakan kaki atau tumpuan.

Hal-hal yang perlu dihindari dalam melakukan lompat jauh agar tidak terjadi kesalahan antara lain adalah:

  • Memperpendek atau memperpanjang langkah terakhir sebelum melakukan tolakan.
  • Bertolak dari tumit dengan kecepatan yang tidak memadai atau belum sesuai.
  • Badan pelompat terlalu miring jauh kedepan atau kebelakang.

Agar tidak melakukan kesalahan maka seorang pelompat harus dapat memelihara kecepatannya pada saat melakukan tolakan. Pelompat harus dapat mendorong dengan cepat dan dinamis. Pelompat juga dapat merubah posisi lari agar posisi badannya lebih tegak. Selain itu, pelompat harus pandai mengatur gerakan lengan agar kecepatan yang dihasilkan dapat maksimal.


Ada beberapa teknik lompat jauh yang harus dikuasai agar dapat hasil yang maksimal. Ada 4 gerakan utama, antara lain gerakan awalan atau ancang-ancang, gerakan menumpu, gerakan melayang dan gerakan mendarat. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing gerakan tersebut.

  • Awalan – Gerakan awalan disebut juga gerakan ancang-ancang. Inti dan tujuan dari gerakan ini adalah adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya agar dorongan berat ke depan juga lebih besar. Jarak ancang-ancang atau awalan tergantung dari kematangan dan kemampuan berekselerasi dari setiap masing masing pelompat. Agar kemampuan kecepatan ancang-ancang atau awalan dapat meningkat maka diperlukan program latihan yang baik, dan juga ketepatan ketika melakukan tumpuan. Pada latihan melakukan awalan yang baik, pelompat dapat  memberi jarak ancang-ancang yang pendek saja terlebih dahulu. Dimulai  dari 5 langkah kemudian 7 langkah, dan berikutnya 9 langkah. Begitu seterusnya sambil juga fokus perhatian pada kaki ketika melakukan tumpuan.
  • Menumpu – Menumpu adalah suatu gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang sempurna dan dapat menghasilkan hasil lompatan yang memuaskan. Agar dapat melakukan tumpuan dengan baik dan benar maka badan pelompat ketika menumpu jangan terlalu condong seperti halnya melakukan lari atau pada posisi awalan. Tumpuan harus kuat, cepat dan aktif. Keseimbangan badan dari pelompat harus benar-benar dijaga agar tidak oleng atau goyang. Atur agar berat badan pelompat sedikit di depan titik tumpu, gerakan kaki menelapak dari tumit hingga ke ujung kaki, dengan frekuensi yang cepat. Gerakan ayunan lengan ternyata juga dapat membantu menambah ketinggian dan juga menjaga keseimbangan dari badan pelompat itu sendiri.
  • Melayang – Gerakan melayang adalah gerakan ketika pelompat meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan agar keseimbangan badan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melakukan gerakan melayang ini. Pertama, melayang dengan sikap jongkok dengan cara ketika melakukan tumpuan dengan kaki ayun maka lutut diangkat setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kedua adalah melayang dengan sikap bergantung. Agar dapat melakukan teknik kedua ini, maka ketika menumpu kaki ayun harus dibiarkan tetap tergantung lurus, badan dalam posisi tegak dan kemudian disusul oleh kaki yang menjadi tumpuan dengan lutut sedikit ditekuk dan pinggul didorong ke arah depan.
  • Mendarat – Mendarat pada olahraga lompat jauh ini harus menggunakan dua kaki. Selain itu, atlet juga perlu memperhatikan pendaratan saat kedua kaki mendarat bersamaan. Pada saat tersebut maka harus diikuti dengan mendorong pinggul menuju arah depan sehingga tubuh tidak akan jatuh terjengkang ke belakang dan mengurangi jarak yang telah dihasilkan.

Baca : Macam-macam Gaya dalam Lempar Lembing – Macam-macam Gaya Renang dan Sejarahnya – Macam-macam Gerakan Yoga untuk Kesehatan – Teknik Renang Gaya Kupu-kupu yang Benar – Teknik Renang Gaya Bebas – Teknik Renang Gaya Dada yang Benar

Demikianlah artikel mengenai jenis-jenis olahraga lompat dalam atletik beserta penjelasannya yang perlu Anda ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang membutuhkan. Selamat beraktivitas dan salam olahraga!