Lukisan kaca termasuk karya seni rupa terapan

10 7. Hanuman membakar Alengka. 8. Pertempuran Wanara dan Raksasa. 9. Rama membunuh Rahwana.

2.2. Lukis Kaca Hias

Perkembangan seni mengakibatkan tumbuhnya berbagai macam seni. Seni adalah pencerminan jiwa atau gagasan yang tertuang di dalam bermacam-macam bentuk dengan berbagai media ungkap. Seni rupa merupakan cabang seni yang di dalamnya memiliki cabang-cabang di antaranya adalah seni lukis, seni patung, seni grafis, seni reklame, seni dekorasi, dan seni kriya serta bentuk seni rupa lain. Menurut Kartika 2004: 34-35, seni rupa ditinjau dari segi fungsi terhadap masyarakat atau kebutuhan manusia secara teoretis dibagi menjadi dua kelompok, yaitu seni murni fine art dan seni terapan applied art. Seni murni fine art adalah kelompok karya seni rupa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spiritual. Artinya bahwa kelahiran karya seni tersebut lahir adanya ungkapan atau ekspresi jiwa, tanpa adanya faktor pendorong untuk tujuan materiil. Sedangkan seni terapan applied art yaitu kelompok karya seni rupa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis. Seni terapan dalam hasil karyanya selalu mempertimbangkan keadaan pasar dan estetika. Sejak abad ke-17 Masehi, lukisan kaca telah dikenal di Cirebon, bersamaan dengan berkembanganya agama Islam di pulau Jawa. Lukisan kaca sangat terkenal sebagai media dakwah Islam yang berupa lukisan kaca kaligrafi dan berupa lukisan kaca wayang http:www.scribd.comdoc4679418Sejarah- singkat-Lukisan-Kaca-Cirebon. 11 Sejalan dengan perkembangan waktu, maka perkembangan lukisan kaca hias masih terasa eksistensinya sampai saat ini, dengan hasil eksplorasi alat dan bahan baru dalam penggarapanya. Isnaoen 2006: 30 dalam hal ini masa kini diartikan sebagai kurun waktu yang dapat diukur atau ukuran konsepsional tentang suatu fenomena tertentu di suatu tempat, yang bisa dibedakan dengan konsep-konsep sebelumnya. Sutopo dalam Isnaoen, 2006: 10 Seniman sebagai komponen utama yang berperan sebagai pencipta karya seni; menghasilkan karya- karyanya dalam bentuk nyata yang bisa dihayati serta ditangkap dengan indra oleh pengamat atau konsumen seni di dalam masyarakat. Para perupa umumnya mengeksplorasi alat dan bahan dalam pembuatan lukis kaca, banyak hasil-hasil baru yang diciptakan sehingga menarik minat masyarakat dalam mengapresiasi karya lukis kaca hias ini. Dalam kurun waktu belakangan ini banyak dibuat karya lukisan kaca hias sebagai hasil pengembangan teknik pembuatan dari glass art atau seni menghias kaca itu sendiri. Setelah diketahui karya lukis kaca hias dengan teknik dan bahan untuk membuat lebih murah dan mudah didapat, maka karya glass art khususnya lukis kaca hias tersebut banyak dieksplorasi dalam pembuatanya oleh para perupa dalam membuat suatu karya seni untuk menciptakan produk-produk glass art yang baru. Lukis kaca hias produk spesifik yang berbeda dalam pengerjaannya, hal itu dikarenakan lukis kaca hias dilukis dengan teknik melukis dipermukaan kaca dan bernuansa dekoratif. Masyarakat umum sering mengenal dengan istilah glass art atau seni menghias kaca karena menampilkan nuansa dekoratif. Glass art 12 diartikan sebagai kaca hias, di mana menghias kaca agar menjadi karya yang menarik. Menghias di sini merupakan salah satu dari teknik dalam melukis, jadi karya lukis kaca ini adalah bagian dari glass art, tetapi dengan teknik dan eksplorasi pembuatan, alat dan bahan yang berbeda. Menurut analisis penulis tentang lukis kaca hias atau glass art, ditemukan eksplorasi alat dan bahan baru dalam melukis kaca hias tersebut. Pengalaman seniman melalui proses kreatifnya memiliki sisi subjektif, yakni hal-hal yang berkaitan dengan faktor psikologis seniman misal sensivitas, imajinasi, selera, pribadi, sistem nilai, pengalaman estetis dan beragam pengalaman khusus lainnya; dan sisi objektif yakni hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan, misal: bahan, lingkungan fisik, pengaruh tradisi, kebutuhan sosial serta iklim budaya seniman Roland Bartes dalam Isnaoen, 2006: 10. Pada umumnya teknik melukis dengan alat kuas dan bahan cat besi atau cat minyak sebagai pewarnanya di dalam teknik lukis kaca Cirebonan. Penulis mengeksplorasi alat dan bahan baru dalam pembuatanya, tetapi tidak merubah teknik melukis, yakni dengan cara mewarnai raut dengan tanggul-tanggul garis di permukaan kaca. Penulis mengganti alat kuas yang digunakan dalam melukis kaca dengan pipet sebagai penuang cat pada media gambar, dan menggunakan bahan cat cair yang sifatnya transparan jenis laquier candytone merk SUZUKA untuk tuangkan dalam bidang-bidang gambar yang akan dilukis. Penulis membuat line atau garis pada bidang gambar dengan pasta campuran lem PVA dan pigmen warna hitam yang berfungsi sebagai tanggul-tanggul pembatas dalam penuangan cat, agar antara penuangan cat satu dengan yang lain tidak bercampur. 13 Selain itu karya lukis kaca hias tersebut pengerjaanya lebih mudah serta cepat penyelesaianya dan juga mempunyai kelebihan dari karya lukis kaca lainya; mempunyai bentuk-bentuk yang lebih kompleks tidak terbatas, pewarnaan yang lebih bermacam-macam, mempunyai kebebasan dalam penerapan gambar penggambaran dengan sudut-sudut lancip dan bidang sempit dan harga relatif lebih murah. Kelemahan dari lukis kaca ini adalah kurang tahan cuaca cat bisa pudar terkena suhu panas dan dingin, line atau tanggul cat kurang cukup kuat melekat dengan kata lain mudah untuk dilepas atau dikerok.

2.3. Unsur Rupa dan Prinsip Berkarya