Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah

Infeksi human immunodeficiency virus (HIV) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Secara global, infeksi baru dan kematian akibat HIV/AIDS menunjukkan tren menurun, namun di Indonesia hal ini masih terjadi peningkatan. Infeksi HIV dilaporkan pertama kali pada tahun 1981. Delapan belas bulan kemudian, kasus anak HIV positif akibat penularan secara vertikal oleh ibunya baru dilaporkan. Bayi yang lahir dari ibu HIV/AIDS dikenal dengan sebutan BIHA (bayi lahir dari ibu HIV/AIDS).

Infeksi HIV pada anak sebagian besar (sekitar 95%) didapat dari ibu. Penularan virus dari ibu hamil positif HIV kepada anaknya dapat terjadi pada 3 waktu yang berbeda, yaitu saat janin masih dalam kandungan melalui tali pusat, saat persalinan (bayi terpapar cairan dari jalan lahir ibu) dan setelah bayi lahir melalui ASI. Ibu hamil positif HIV yang tidak pernah mendapat pengobatan antiretrovirus (ARV) akan berisiko menularkan virus kepada janinnya pada kisaran angka 15-45% yang terjadi selama intrauteri (5-10%), saat persalinan (10-20%) dan melalui ASI (5-15%). Berbagai faktor yang mempengaruhi mudahnya anak tertular HIV dari ibunya antara lain ibu mengalami infeksi HIV derajat 3 atau 4, jumlah sel CD4 ibu yang rendah, jumlah virus ibu yang tinggi, infeksi akut pada ibu selama kehamilan, ibu hamil dengan infeksi ikutan sifilis, malaria, tuberkulosis, kelahiran prematur, serta pemberian makanan campuran (ASI ditambah susu formula).

Gejala dan tanda infeksi HIV pada bayi dan anak antara lain bahwa bayi dan anak tersebut mudah mengalami infeksi berat, misalnya anak mengalami radang paru / pneumonia dua kali atau lebih dalam 1 tahun, sering sariawan yang luas, berat badan turun, dan diare berulang.

BIHA yang dilahirkan dari ibu tidak mendapat pengobatan ARV kemungkinan mengalami berbagai progres penyakit mulai dari rapid progressor, intermediate progressor dan slow progressor. BIHA yang mengalami rapid progressor ditandai dengan perkembangan penyakit yang cepat baik pada gejala maupun tanda infeksi HIV. BIHA tersebut dapat mengalami beberapa episode infeksi berat seperti diare berulang, sariawan yang luas di mulut sampai tenggorokan, pneumonia/ radang paru lebih dari satu kali selama periode, dan berat badan tidak naik atau justru turun. Penularan HIV pada BIHA rapid progressor terjadi pada saat bayi masih dalam kandungan. Pada anak dengan rapid progressor, virus dapat terdeteksi pada 48 jam pertama setelah bayi lahir. Bila BIHA rapid progressor tidak mendapatkan tertangani dengan baik, maka BIHA dapat meninggal pada usia 1 sampai 2 tahun pertama kehidupannya.

Kelompok BIHA yang termasuk progress menengah (intermediate progressor) tertular HIV dari ibu saat persalinan. BIHA intermidiate progressor akan mengalami perkembangan penyakit infeksi HIV lebih lambat dibandingkan dengan rapid progressor. BIHA intermediate progressor cenderung dirawat berkali-kali akibat penyakit infeksi. BIHA intermediate progressor bila tidak tertangani dengan baik, kemungkinan hidup sampai usia sekitar 6 tahun.

Pada BIHA yang termasuk slow progressor, maka penyakit infeksi HIV berkembang sangat lambat, minimal atau tidak ada progres penyakit, kadar CD4 relatif normal, kadar viral load sangat rendah bahkan sampai tidak terdeteksi. Kelompok BIHA slow progressor biasanya datang ke layanan kesehatan sekitar usia 8-10 tahun, sering mederita infeksi tuberkulosis atau penyakit infeksi paru lain akibat jamur kriptococcus. BIHA slow progressor yang berusia 9 tahun atau lebih dan mengalami perkembangan infeksi HIV baik dari kondisi tubuh maupun dari hasil pemeriksan laboratoriumnya disebut long term progressor, sedangkan bila tanpa terapi ARV BIHA tersebut tanpa gejala infeksi HIV, dengan kadar CD4 > 500 sel/mm3 maka disebut long term non progressor.

Bila BIHA lahir di rumah sakit, maka bayi akan diberikan obat antiretrovirus untuk mencegah bayi positif HIV. Saat usia 4 sampai 6 minggu, bayi akan diperiksa darahnya untuk melihat apakah terdapat virus di dalamnya. Bila hasil positif BIHA disebut sebagai HIV exposed infected (HEI) dan akan mendapat obat ARV rutin seumur hidupnya. Bila hasilnya negatif, maka BIHA harus diobservasi kondisi kesehatannya setiap bulan. Bila sampai usia 18 bulan kondisi BIHA tetap sehat, maka harus diperiksa antibodi anti HIV. Bila positif maka anak diobati dengan obat antiretrovirus. Bila pemeriksaan antibodi pada usia 18 bulan ini negatif, maka sebaiknya pemeriksaan antibodi ini diulangi setiap tahunnya.

Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayinya yang terbukti efektif adalah dengan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) atau prevention of mother to child HIV transmisson (PMTCT). Sejak program PMTCT dicanangkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), telah terjadi penurunan pada kasus baru anak dari kisaran 15-45% menjadi kisaran 0-16,6%.

Di Indonesia sejak tahun 2004, PPIA HIV diintegrasikan dengan upaya eliminasi sifilis kongenital. Layanan PPIA HIV dan sifilis ini telah dilaksanakan di seluruh Indonesia yang diintegrasikan melalui kegiatan layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas. Layanana PPIA ini meliputi pencegahan dan penanganan HIV secara menyeluruh dan berkesinambungan terhadap 4 komponen yaitu pencegahan penularan HIV pada perempuan usia produktif, pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan dengan HIV, pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya, dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta anak dan keluarganya.

Setiap ibu hamil seyogyanya memeriksakan kehamilannya secara teratur dan mengikuti program PPIA agar bila ternyata ibu hamil menderita HIV dan atau sifilis maka akan segera mendapat penanganan yang optimal sehingga risiko penularan HIV dan sifilis dari ibu ke bayinya dapat ditekan serendah mungkin.

Kontributor :

Dr. dr. RR. Ratni Indrawanti, SpA(K)

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

       

  • Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah

  • Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah

  • Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah

  • Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah

  • Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah

  • Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah

  • Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah

  • Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah


Tes HIV merupakan pengujian untuk mengetahui apakah HIV ada dalam tubuh seseorang. Tes HIV yang umumnya digunakan adalah yang mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dalam merespons HIV, karena antibodi itu lebih mudah (dan lebih murah) dideteksi dibanding pendeteksian virus itu sendiri. Antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dalam merespons suatu infeksi. Bagi sebagian besar orang, antibodi tersebut memerlukan waktu tiga bulan untuk berkembang. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, antibodi ini perlu sampai enam bulan untuk berkembang. Hendaknya anda menunggu tiga bulan setelah pajanan sebelum dites HIV. Walaupun tes antibodi HIV sangat sensitif, ada “periode jendela” selama tiga sampai 12 minggu, yang merupakan periode antara terinfeksi HIV dengan kemunculan antibodi yang dapat dideteksi. Dalam hal tes anti HIV paling sensitif yang saat ini direkomendasikan, ?periode jendela?-nya adalah sekitar tiga minggu. Periode ini bisa saja lebih lama bila tes yang kurang sensitif yang digunakan. Selama “periode jendela”, orang yang terinfeksi HIV tidak memiliki antibodi yang dapat dideteksi oleh tes HIV dalam darahnya. Kendatipun demikian, seseorang mungkin sudah memiliki HIV dalam kadar tinggi dalam cairan tubuhnya seperti darah, cairan semen, cairan vagina, dan ASI. HIV dapat ditularkan ke orang lain selama “periode jendela” ini, walau tes HIV mungkin saja tidak menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV. Ada dua keuntungan penting bila anda mengetahui status HIV. Pertama, bila anda terinfeksi HIV, anda dapat mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu sebelum gejala muncul, yang secara potensial dapat memperpanjang hidup anda selama beberapa tahun. Kedua, bila anda tahu bahwa anda terinfeksi, anda dapat mengambil segala kewaspadaan yang dipandang perlu untuk mencegah penyebaran HIV kepada orang lain. Banyak tempat di mana anda dapat dites HIV: di kantor praktek dokter swasta, departemen kesehatan setempat, rumah sakit, klinik keluarga berencana, dan tempat-tempat yang secara khusus dibangun untuk pengetesan HIV. Cobalah untuk mencari tahu tentang tes di tempat dimana konseling HIV/AIDS diberikan. Semua orang yang melakukan tes HIV harus memberikan izin sebelum dites. Hasil tes harus mutlak dijaga kerahasiaannya. Ada berbagai jenis tes yang tersedia:

  • Tes HIV rahasia
  • Para ahli kesehatan yang menangani tes HIV menyimpan hasil tes dalam data medis secara rahasia. Hasil tidak dapat dibagi dengan orang lain tanpa izin tertulis dari orang yang dites.
  • Tes HIV Anonim
  • nama orang yang dites tidak digunakan dalam kaitannya dengan tes tersebut. Sebagai gantinya, sebuah nomor kode diterakan dalam tes, yang memungkinkan individu yang dites menerima hasil tes. Tidak ada dokumen tersimpan yang dapat mengaitkan orang dengan tesnya. Kerahasiaan bersama (shared confidentiality) dianjurkan, dalam artian kerahasiaan tersebut juga dipegang oleh orang lain yang mungkin meliputi anggota keluarga, orang yang dicintai, para pengasuh, dan teman-teman yang layak dipercaya. Namun perlu hati-hati dalam membuka hasil tes HIV karena dapat menimbulkan diskriminasi dalam perawatan kesehatan, serta lingkungan profesi dan sosial. Oleh karena itu keputusan atas kerahasiaan bersama harus sepenuhnya atas kehendak orang yang akan dites. Walaupun hasil tes HIV sebaiknya tetap dijaga kerahasiaannya, para ahli seperti konselor, pekerja sosial, dan pekerja kesehatan perlu juga untuk mengetahui status HIV-positif seseorang dalam upaya memberikan perawatan yang sesuai. Berkat perkembangan pengobatan baru, kini terdapat lebih banyak orang yang hidup dengan HIV (ODHA) dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan lebih lama. Sangatlah penting bagi anda untuk memiliki dokter yang tahu bagaimana cara perawatan HIV. Konselor atau perawat terlatih dapat memberikan konseling dan merekomendasikan dokter yang tepat. Selain itu, anda dapat melakukan hal-hal berikut agar tetap sehat:
  • Ikuti petunjuk dokter anda. Atur dan tepai janji dengan dokter. Bila dokter anda memberi resep, minumlah sesuai dengan yang tertera dalam resepnya.
  • Lakukan imunisasi (suntikan) untuk mencegah infeksi seperti pneumonia dan flu (setelah berkonsultasi dengan dokter anda).
  • Bila anda merokok atau anda menggunakan obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter anda, segera hentikan.
  • Makan makanan yang sehat.
  • Berolahragalah secara teratur agar tetap sehat dan kuat.
  • Tidur dan beristirahatlah dengan cukup.

  • Hasil tes yang negatif berarti bahwa di dalam darah anda, tidak terdapat antibodi HIV saat Anda melakukan tes. Bila anda negatif, pastikan bahwa anda tetap seperti itu: pelajari berbagai fakta mengenai penularan HIV dan hindarkan diri agar tidak terjerumus dalam perilaku yang tidak aman.

    Kendatipun demikian, masih terdapat kemungkinan terinfeksi, karena sistem kekebalan tubuh memerlukan waktu sampai tiga bulan untuk memproduksi antibodi dalam jumlah yang cukup untuk mengindikasikan infeksi dalam tes darah anda. Sangat disarankan untuk melakukan tes ulang beberapa waktu setelah tes pertama itu, dan seraya menunggunya, anda bersifat waspada. Selama “periode jendela” sangat besar kemungkinan seseorang untuk menularkan, dan karenanya, anda hendaknya melakukan berbagai upaya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan.

    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Arsip


    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah


    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah

    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Pengunjung hari ini : 197


    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Total pengunjung : 129352

    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Hits hari ini : 317


    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Total Hits : 495912

    Masa inkubasi HIV dalam tubuh penderita pada anak anak adalah
    Pengunjung Online: 1


    Komisi Penanggulangan AIDS Kota Denpasar Jalan Melati No 21 Dangin Puri Kangin Denut Email:

    Tlp. 0361.264471 - Fax. 0361 264478