Mata uang pertama yang ditebitkan pemerintah indonesia adalah….

Ada yang tahu kalau tanggal 30 Oktober menjadi hari yang spesial bagi Indonesia? Ya, barang kali karena ketidaktahuan atau luput dari perhatian kalau setiap tanggal 30 Oktober dirayakan sebagai Hari Keuangan Nasional. Siapa pun pasti tahu apa itu uang. Dalam keseharian banyak orang, penggunaan uang bukanlah hal yang asing. Uang menjadi salah satu kebutuhan yang sulit dilepaskan. Sebab perannya terhubung ke banyak aktivitas orang banyak, mulai dari belanja kebutuhan pokok, pembayaran jasa, asuransi, memiliki tabungan, investasi reksa dana, pembayaran kredit sampai pemberian sumbangan. Saking beragamnya hal yang serba butuh uang bahkan ada hal-hal yang bikin kita mengernyitkan dahi dan menggeleng-gelengkan kepala ternyata bisa dilakukan dengan uang.

Setiap negara punya mata uangnya sendiri meskipun ada beberapa negara yang sepakat menggunakan satu mata uang. Misalnya, mata uang Euro yang sepakat digunakan negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Kemudian ada Dolar yang digunakan Amerika Serikat sebagai  mata uang negaranya. Singapura pun demikian menggunakan Dolar sebagai mata uangnya, tetapi berbeda dengan dolar Amerika Serikat. Di Malaysia dikenal Ringgit sebagai alat tukar resmi yang berlaku di tengah-tengah rakyat Malaysia.

Sama seperti negara-negara lainnya, Indonesia juga memiliki mata uang sendiri, yaitu Rupiah, yang kehadirannya sudah akrab di tengah-tengah kita. Mulai dari Rp1.000 bergambar pahlawan Pattimura hingga Rp100.000 bergambar Sukarno-Hatta. Tapi, tahukah kalau kemunculan Rupiah bukan sekadar sebagai alat tukar semata? Ternyata lahirnya Rupiah tak lepas dari eksistensi Indonesia yang masih terbilang muda saat itu. Dan itulah salah satu fakta di balik lahirnya Rupiah.

Ada 11 fakta lain di balik lahirnya mata uang Republik Indonesia.

1.    Lahir Saat Negara Dilanda Inflasi Tinggi

Republik muda yang resmi merdeka pada 17 Agustus 1945 sedang berada situasi yang tidak baik. Kondisi ekonomi yang buruk menyebabkan hidup saat itu serba sulit. Inflasi tinggi menjadi sebab utama memburuknya ekonomi saat itu. Bagaimana tidak, tiga mata uang beredar di Indonesia, yaitu mata uang De Javasche Bank, Gulden Hindia Belanda, dan uang masa penjajahan Jepang.

2.    Tiga Kali Pergantian Menteri Keuangan Sebelum Terbitnya Rupiah

Dr. Samsi adalah Menteri Keuangan Pertama setelah Indonesia merdeka. Kebutuhan akan dana untuk membiayai perjuangan Republik Indonesia menjadi fokus dari Menteri Keuangan Dr. Samsi. Ia pun berhasil mencairkan dana yang kemudian digunakan untuk perjuangan kemerdekaan. Pada 26 September 1945, Dr. Samsi menyatakan pengunduran diri.

Jabatan Menteri Keuangan kemudian dipegang A.A. Maramis. Pada masanya, A.A. Maramis membentuk Panitia Penyelenggaraan Percetakan Uang Kertas Republik Indonesia. A.A. Maramis kemudian digantikan Sunarjo Kolopaking. Yang pada perjalanannya kemudian digantikan Ir. Surachman Tjokroadisurjo yang dipilih Kabinet Sjahrir sebagai Menteri Keuangan. Namun, pada 2 Oktober 1946, Ir. Surachman menyerahkan posisinya kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara. Pada masanya, Rupiah diterbitkan pertama kali.

3.    Diedarkan dengan Nama Oeang Repoeblik Indonesia [ORI]

Oeang Repoeblik Indonesia

Setelah terpilih sebagai Menteri Keuangan menggantikan Ir. Surachman, Mr. Sjafruddin Prawiranegara bertekad untuk mempercepat lahirnya mata uang Indonesia. Ia berpandangan dengan memiliki mata uang sendiri, Indonesia bisa menunjukkan dirinya sebagai negara berdaulat. Pada 30 Oktober 1946, Indonesia memiliki mata uang sendiri yang resmi beredar dengan nama Oeang Repoeblik Indonesia [ORI]. Mata uang lain yang beredar waktu itu otomatis tidak berlaku lagi.

4.    Hatta Berpidato Menjelang Lahirnya ORI

Satu hari sebelum ORI resmi beredar, Wakil Presiden Mohammad Hatta sedang berada di Yogyakarta. Lewat Radio Republik Indonesia [RRI], Hatta mengumumkan akan beredarnya emisi pertama Oeang Repoeblik Indonesia [ORI]. Hatta menyatakan dengan terbitnya ORI, rakyat Indonesia menutup masa yang penuh penderitaan dan kesukaran. ORI itulah tanda kemerdekaan Republik Indonesia.

5.    Ditandatangani Pertama Kali oleh A.A. Maramis

Sama seperti uang-uang yang kita lihat sekarang, ORI saat itu juga ditandatangani. Saat itu A.A. Maramis membubuhkan tanda tangannya di lembar ORI yang pertama kali beredar pada 30 Oktober 1946. Tanda tangan tersebut menjadi bukti ORI yang beredar merupakan mata uang Indonesia yang sah.

6.    Belanda Tak Mengakui ORI

Belanda yang belum mau mengakui Indonesia sebagai negara merdeka berdaulat juga tak mengakui ORI sebagai alat tukar. Belanda yang datang kembali ke Indonesia tetap menggunakan mata uangnya demi keperluan militernya saat itu. Selain itu, juga bertujuan untuk membuat kondisi perekonomian Indonesia tidak stabil. Walaupun Sekutu hanya mengakui mata uang Belanda, rakyat Indonesia tidak terpengaruh dan tetap menggunakan ORI sebagai alat pembayaran.

7.    Muncul dengan Beragam Seri

Jenis-Jenis Cetakan Rupiah

Pada perkembangannya, ORI muncul dalam berbagai seri. Mulai dari Seri I hingga Seri ORI Baru. ORI Seri I lahir pada 17 Oktober 1945 walaupun saat itu ORI belum resmi beredar. Seri I ini ditandatangani A.A. Maramis. ORI Seri II keluar pada 1 Januari 1947 yang ditandatangani Mr. Sjafruddin Prawiranegara. ORI Seri III keluar pada 26 Juli 1947 yang ditandatangani A.A. Maramis. Lalu kemunculan ORI Seri IV pada 23 Agustus 1948 yang ditandatangani Drs. Mohammad Hatta. Sementara Seri ORI Baru dipakai 17 Agustus 1949 yang ditandatangani Mr. Loekman Hakim. Sementara ORI Seri Republik Indonesia Serikat [RIS] lahir pada 1 Januari 1950.

8.    Hari Lahirnya ORI Disahkan sebagai Hari Keuangan Nasional

Diputuskannya 30 Oktober 1946 sebagai tanggal peresmian Oeang Repoeblik Indonesia [ORI] sekaligus menjadikan tanggal tersebut sebagai Hari Lahirnya Oeang Repoeblik Indonesia [ORI]. Pada perjalanannya, tanggal 30 Oktober ditetapkan sebagai Hari Keuangan Nasional.

9.    ORI Hanya Bertahan Lebih dari 3 Tahun

Uang RIS Pengganti ORI

 Muncul pertama kali tahun 1946, keberadaan ORI tidak bertahan lama. Penggunaan ORI terpaksa berhenti pada Seri ORI Baru. Setelahnya, saat Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat [RIS], mata uang RIS resmi diberlakukan pada 1 Januari 1950 menggantikan Seri ORI Baru.

10. Perubahan Nama Menjadi Rupiah

Belum dipastikan kapan Indonesia menggunakan Rupiah sebagai nama mata uangnya. Pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia turut mengubah pemerintahan yang sebelumnya Republik Indonesia Serikat [RIS] menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI]. Perubahan juga terjadi pada De Javasche Bank yang didirikan Hindia Belanda pada 1828. Peran dan fungsi bank ini kemudian digantikan Bank Indonesia [BI] yang resmi berdiri pada 1953. Saat berjalannya peran dan fungsi BI sebagai bank sentral, uang baru mulai dirilis yang kemudian dikenal dengan nama Rupiah.

11. Anjlok Pada Tahun 1998

Krisis moneter yang melanda Asia memengaruhi situasi di Indonesia. Krisis yang bermula di Thailand kemudian merambat ke Indonesia melemahkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat waktu itu. Nilai tukar Rupiah yang berada di angka Rp2.500 per Dolar Amerika Serikat tahun 1997 anjlok menjadi Rp17.000 per Dolar Amerika Serikat. Perekonomian negara memburuk seketika, perusahaan-perusahaan bangkrut, dan bank-bank besar kolaps. Keadaan mulai membaik setelah Soeharto mengundurkan diri dari posisi sebagai Presiden.

Jakarta -

Setiap negara di dunia pasti memiliki mata uang masing-masing sebagai instrumen pembayaran tunai. Di Indonesia, sebagaimana diketahui, mata uang yang berlaku adalah mata uang rupiah.

Namun, jauh sebelum dikenal dengan sebutan rupiah, nama mata uang Indonesia awalnya adalah Oeang Republik Indonesia [ORI].

Tapi tahukah kamu bagaimana asal mula kemunculan mata uang pertama di Indonesia ini?

Pemerintah Indonesia memberlakukan ORI secara resmi sebagai mata uang pertama pada 30 Oktober 1946, setahun setelah kemerdekaan RI. Sejarah berharga ini kemudian disahkan dalam UU RI NO. 19 Tahun 1946. Akan tetapi, penerbitan ORI sendiri ternyata melalui berbagai perjuangan panjang yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa ini.

Sebelum disahkannya ORI, Indonesia punya lebih dari satu mata uang yang beredar. Terdiri dari tiga jenis mata uang berasal dari Jepang dan satu jenis dari peninggalan pemerintah Hindia Belanda. Tiga jenis mata uang dari Jepang disebut Gulden Jepang, Gunpyo dan uang Invasi. Satu jenis mata uang lainnya dari Belanda merupakan keluaran Bank Sentral Hindia Belanda atau De Javasche Bank yang disebut Gulden.

Beragamnya mata uang saat itu dianggap merugikan perekonomian Indonesia. Maka, dua bulan setelah kemerdekaan, tepatnya pada Oktober 1945, ide mencetak mata uang tunggal Republik Indonesia muncul. Digagas pertama kali oleh Sjafruddin Prawiranegara, anggota Badan Pengurus Komite Nasional Indonesia Pusat [badan legislatif sementara RI/BP-KNIP] yang kemudian menjabat sebagai Menteri Keuangan. Pada waktu itu, Sjafruddin menyodorkan usulannya itu kepada Wakil Presiden Indonesia Mohammad Hatta.

Awalnya Hatta sempat ragu, namun perlahan diyakinkan Sjafruddin hingga akhirnya pemerintah sepakat mencetak uang sendiri.

Pada 7 November 1945, Menteri Keuangan A.A Maramis membentuk Panitia Penyelenggara Pencetakan Uang Kertas Republik Indonesia. Panitia tersebut diketuai oleh T.R.B. Sabaroedin dari Kantor Besar Bank Rakyat Indonesia [BRI] yang anggotanya terdiri dari Kementerian Keuangan, Kementerian Penerangan, Serikat Buruh Percetakan yaitu Oesman dan Aoes Soerjatna.

Pencetakan uang pertama pun akhirnya dimulai. Tepatnya pada Januari 1946 di Jakarta. Lalu, pada Mei 1946, saat situasi keamanan tidak kondusif, pencetakan uang di Jakarta dihentikan. Pencetakan uang itu kemudian beralih ke kota-kota lain, seperti Yogyakarta, Surakarta, Malang, dan Ponorogo.

Akhirnya, mulai 30 Oktober 1946 pukul 00.00 WIB ORI ditetapkan secara sah sebagai mata uang Indonesia.

Dengan penerbitan ORI, pemerintah kemudian menarik uang invasi Jepang dan Hindia Belanda yang beredar. Sebagai gantinya, setiap penduduk diberi Rp 1 sebagai pengganti sisa uang-uang tadi. Secara bersamaa, penarikan mata uang lama terus dilakukan berangsur-angsur lewat pembatasan pemakaian uang dan larangan membawa uang dari dari daerah ke daerah lain.

Namun, pada saat itu peredaranORI belum bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan selain faktor perhubungan, masalah keamanan juga berpengaruh karena sebagian wilayah Indonesia masih berada di bawah kedudukan Belanda. Hal ini dikarenakan selain faktor perhubungan, masalah keamanan juga berpengaruh karena seb

agian wilayah Indonesia masih berada di bawah kedudukan Belanda. Kedua hal itu membuat pemerintah kewalahan untuk menyatukan Indonesia sebagai satu kesatuan moneter.

Oleh karena itu, mulai tahun 1947 pemerintah terpaksa memberikan otoritas kepada daerah-daerah tertentu untuk mengeluarkan uangnya sendiri yang disebut Oeang Republik Indonesia Daerah [ORIDA].

Uang tersebut bersifat sementara dan kebanyakan dinyatakan oleh pemimpin setempat sebagai alat pembayaran yang hanya berlaku di tempat tertentu. Akibatnya, jumlah uang beredar di wilayah Republik Indonesia sulit dihitung dengan tepat. Kesulitan melakukan pemisahan data juga terjadi dalam memperkirakan indikator-indikator perekonomian lainnya, seperti neraca perdagangan, posisi cadangan devisa dan keuangan negara.

Beberapa tahun berselang, konferensi meja bundar [KMB] pada 1949 menyepakati pembentukan Republik Indonesia Serikat [RIS]. Sebagai upaya untuk menyeragamkan uang di wilayah Republik Indonesia Serikat, pada 1 Januari 1950, ORI dan ORIDA ditarik dari peredaran. Penggantinya adalah uang federal atau rupiah RIS.

Menteri Keuangan Sjafruddin diberi kuasa untuk mengeluarkan uang kertas rupiah RIS tersebut. Mulai 27 Maret 1950 telah dilakukan penukaran ORI dan ORIDA dengan uang baru yang diterbitkan dan diedarkan oleh De Javasche Bank. Sejalan dengan masa Pemerintah RIS yang berlangsung singkat, masa edar uang kertas rupiah RIS juga tidak lama, yaitu hingga 17 Agustus 1950 ketika Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI] terbentuk kembali.

Dengan terbentuknya NKRI, dikeluarkan pulalah Undang-Undang Mata Uang [//www.detik.com/tag/mata-uang] 1951 untuk mengganti Indische Muntwet 1912. Salah satunya ialah mengganti mata uang rupiah RIS menjadi rupiah yang disingkat Rp.

Simak Video "Kisah Yudo Trader 16 Tahun yang Cuan Miliaran dari Kripto"


[Gambas:Video 20detik]
[erd/erd]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề