cara membedakan toga aini asli dan palsu

* Produk dijamin ORIGINAL 100%. Jika terbukti palsu. Uang kembali 100%.* HARI LIBUR TETAP BUKA. Pesanan yang masuk dihari Libur akan kami kirim dihari yang sama.* PACKING AMAN.* Untuk sekelas Produk Original. Kami jamin harga yang kami tawarkan adalah harga TERMURAH dipasaran. Itu karena kami adalah Distributor. Bukan Reseller ataupun Dropshipper.* Bagi yang minat menjadi Reseller ataupun Dropshipper silahkan. Karena harga satuan kami saja lebih murah dibandingkan dengan harga grosiran dipasaran. Apalagi harga grosiran kami.Herbal Toga Aini merupakan Herbal kapsul dari ekstraks buah bilberry hpai dan daun sambiloto sangat berkhasiat positif untuk menguatkan dan menormalkan fungsi syaraf otot otot mata, mengkonsumsinya sacara rutin akan mempertahankan fungsi mata.Komposisi :- Ekstrak Bilberry [Vacinium myrtillus fructus extractum] 350 mg- Ekstrak Sambiloto [Andrographis paniculata herba extractum] 150 mgKhasiat :- Memelihara kesehatan mata dan mengatasi gangguan mata- Melancarkan sistem sirkulasi pembuluh darah.- Mencegah pengentalan darah sehingga mampu berfungsi sebagai herbal darah tinggi.- Memperkuat fungsi otot syaraf retina mata.- Sangat baik di konsumsi teratur oleh penderita mata lelah karena pekerja di depan komputer, supir dll.- Meringankan mata gatal dan berair.- Aman di konsumsi anak anak agar mata sehat dan tidak mudah terjangkit penyakit mataAturan Pemakaian :

2 kali sehari 2 kapsul, diminum setelah makan

Apakah kemasan obat sudah rusak? Apakah kemasan obat masih tersegel dengan baik dan tidak ada perubahan pada kemasan produk? Anda harus jeli sebelum memutuskan untuk membeli obat tersebut. Kadang, obat palsu dijual tanpa menggunakan kemasan dan tidak mencantumkan label. Sekecil apapun perubahan atau perbedaan pada kemasan obat, Anda harus mencurigainya. Ingat, obat palsu bisa sangat mirip dengan obat asli.

3. Periksa tanggal kedaluwarsa obat dan izin edar

Obat palsu biasanya mencantumkan tanggal kedaluwarsa yang dapat dibedakan dengan obat asli, misal cetakan tanggal kedaluwarsa sulit terbaca, tanggal kedaluwarsa hanya ditempel atau diganti dengan tulisan pulpen, atau bahkan tidak mencantumkan tanggal kedaluwarsa. Tanggal kedaluwarsa juga bisa saja dalam bentuk cap. Cap palsu ini dapat hilang tintanya dengan mudah jika diusap. Selain itu, periksa juga izin edar obat. Obat palsu biasanya juga tidak mempunyai izin edar. Bagaimanapun, obat palsu bisa mempunyai kecacatan dibandingkan dengan obat asli jika diperhatikan dengan seksama.

BACA JUGA: Jangan Membuang Obat Kedaluwarsa Sembarangan! Ini Cara yang Benar

4. Tablet mudah hancur

Seperti yang dikutip dari laman health.detik.com, menurut mantan Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga BPOM, Drs. Roland Hutapea, MSc., Apt., salah satu ciri obat palsu adalah tablet obat mudah dihancurkan. Biasanya para produsen obat palsu tidak mementingkan kualitas, sehingga obat dibuat sembarangan. Akibatnya, tablet obat rapuh dan mudah hancur. Kualitas obat ini di bawah standar dan kemungkinan besar palsu.

Jika Anda menemukan salah satu ciri dari obat palsu tersebut, sebaiknya urungkan niat Anda untuk membelinya dan segera laporkan hal ini ke Badan POM.

Saat membeli obat, sebaiknya ingat 5 hal ini:

  • Obat asli diproduksi oleh industri farmasi dengan alamat jelas
  • Mempunyai nomor izin edar
  • Mempunyai tanggal kedaluwarsa [expired date] yang jelas
  • Mempunyai nomor bets dan identitas produk lainnya
  • Diperoleh dari penjual obat resmi, seperti apotek, rumah sakit atau puskesmas, toko obat berizin untuk obat bebas atau bebas terbatas

Apa risiko mengonsumsi obat palsu?

Mengonsumsi obat palsu tentu memiliki risikonya sendiri. Kualitas obat yang tidak sama dengan obat asli atau mungkin obat sudah kedaluwarsa menyebabkan orang yang mengonsumsi obat palsu tersebut mengalami kerugian. Walaupun mungkin harganya lebih murah daripada obat asli, namun obat palsu dapat berdampak negatif pada kesehatan, seperti dilansir dari BPOM, yaitu:

Endro Priherdityo | CNN Indonesia

Rabu, 03 Jun 2015 19:46 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Maraknya peredaran obat palsu di tengah-tengah masyarakat menuntut para pasien untuk lebih cerdas dalam membedakan dan mengonsumsi obat-obatan yang dijual secara bebas.Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak dari masyarakat yang lebih senang membeli obat di pasar yang belum tentu terdaftar dan menjual obat aman sesuai dengan syarat Badan Pengawasan Obat dan Makanan [BPOM]. Semuanya dengan alasan harga."Obat palsu menurut WHO adalah obat-obatan yang secara sengaja penandaannya dipalsukan, baik identitas maupun sumbernya," kata Parulian Simanjuntak, Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufactures Group [IPMG] atau Asosiasi Produsen Farmasi Internasional dalam seminar hari anti obat palsu dunia di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu [3/6]. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI [Permenkes] 1010 menyatakan obat palsu merupakan obat yang diproduksi oleh produsen yang tidak berhak berdasarkan Undang-undang atau produksi obat dengan penandaannya meniru obat lain yang telah berizin.Beredarnya obat palsu menurut Parulian sebenarya berawal dari mahalnya dana yang dibutuhkan untuk memproduksi satu jenis obat baru, sehingga merembet kepada harga obat tersebut di pasaran. Setidaknya, menurut Parulian, untuk menghasilkan jenis obat baru, produsen obat perlu 10 -15 tahun dengan dana riset mencapai $ 2,6 miliar berdasarkan penelitian Tufts University, Boston, USA."Indonesia masih belum sanggup memproduksi obat keluaran hasil riset sendiri, karena membutuhkan dana yang sangat mahal," kata Parulian.Kondisi seperti ini memicu pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memproduksi obat sejenis namun dengan kandungan yang biasanya hampa, ataupun di bawah ambang batas yang sudah ditetapkan. Tentu dengan jenis obat bodong ini menjadi murah dibanding obat asli dan menarik perhatian pasien yang kurang cerdas.Padahal dampak yang ditimbulkan dari penggunaan obat palsu, terutama dalam jangka waktu yang lama, dapat menimbulkan masalah kesehatan baru yang lebih mahal ketimbang harga obat bodong tersebut.Menurut BPOM, mengonsumsi obat dengan kadar yang asal-asalan terutama antibiotik, dapat menyebabkan kekebalan bagi penyebab penyakit yang ada di dalam tubuh. Kekebalan ini dapat berbahaya karena artinya akan membutuhkan dosis yang lebih besar ataupun jenis obat yang lain agar kuman dan mikroba penyebab penyakit dapat dimatikan."Pengurangan zat tersebut dapat berbahaya bagi penderita diabetes, yang membutuhkan kontrol obat dalam kesehariannya, bisa-bisa menimbulkan akibat yang fatal," kata Arus Setiono, Dirut Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA BPOM.Obat palsu secara kasat mata memang sangat sulit dibedakan dengan obat yang asli. Obat palsu memilii bentuk, warna, dan kemasan yang mirip dengan bentuk aslinya. Hanya pengujian laboratorium yang dapat membedakan di antara keduanya.Namun, bukan berarti masyarakat tidak dapat menghindar dari obat palsu. Arus sangat menekankan pentingnya membeli obat dalam toko obat terdaftar atau apotek resmi, kemudian secara teliti memperhatikan obat yang dibeli dari segi penampilan hingga warna. Masyarakat juga perlu curiga jika obat memiliki harga yang jauh lebih murah ketimbang harga pasaran pada umumnya."Penting juga untuk melapor ke BPOM jika menemukan atau menjadi korban obat palsu," kata Arus. "Jika kemudian ada sisa obat asli, jangan dibuang dalam bentuk utuh, agar mencegah didaur ulang dan digunakan secara tidak bertanggung jawab. Ini membantu sekali mencegah beredarnya obat palsu." ujarnya.

[mer/mer]

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Hidup sehat dan bugar adalah dambaan setiap orang. Terlebih di era modern ini yang menuntut setiap orang untuk selalu aktif berkarya. Oleh karena itu, kesehatan menjadi salah satu aset berharga yang kita rawat. Gaya hidup back to nature saat ini seakan membawa masyarakat kembali memanfaatkan bahan alam yang menjadi tren akhir-akhir ini.

Menurut dr. Ratna Asih, M.Si [Herb] dari Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia [PDHMI], pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasarkan pada pengalaman dan keterampilan telah diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi.

Obat Herbal telah diterima secara luas hampir seluruh negara di dunia. Menurut WHO, negara-negara seperti Asia, Afrika dan Amerika Latin menggunakannya sebagai pelengkap pengobatan primer. Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju antara lain usia harapan hidup yang lebih panjang, prevalensi penyakit kronis yang meningkat, dan semakin luasnya akses informasi mengenai obat herbal seluruh dunia.

Baca juga: Obat Tidur Alami dan Aman untuk Atasi Insomnia

Penggunaan obat herbal di Indonesia

Berdasarkan data yang diambil dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Kemenkes RI],sempat terjadi peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang melakukan pengobatan sendiri sebanyak 41.7 % pada tahun 2012 dan tren peningkatan terus bertambah seiring pertambahan tahun.

Masih banyaknya masyarakat yang memutuskan menggunakan obat tradisional karena faktor kekayaan alam yang melimpah. Obat herbal bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Terlebih obat-obatan tersebut mudah ditemukan dimana-mana, dapat dibuat sendiri, dan mungkin sudah dikonsumsi secara turun -temurun sejak ratusan tahun yang lalu. Ramuan obat tradisional yang diracik dari dedaunan, bunga buah, dan akar-akaran wangi telah dipercaya dan digunakan untuk pengobatan serta dirasakan khasiatnya. Tidak heran, jika penjualan jamu atau obat tradisional terus melesat.

Badan Kesehatan Dunia [WHO], merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal untuk menangani gangguan kesehatan ringan dan meningkatkan kebugaran. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional.

Namun, tidak semua obat herbal aman dikonsumsi. Pasalnya, banyak produk herbal di pasaran yang diketahui mengandung bahan kimia sehingga dapat menimbulkan efek samping serius seperti serangan jantung atau tekanan darah. Banyak pula obat herbal yang masih diragukan keasliannya seperti tidak memiliki izin edar BPOM alias ilegal mudah ditemukan di pasaran. Nah, Anda sebagai konsumen wajib untuk lebih bijak dalam memilih obat herbal yang asli dan aman. Simak tipsnya dibawah ini FarmaFriends!

Baca juga: 5 Obat Batuk Alami Yang Ada di Dapur Anda Sekarang!

Bagaimana cara membedakan obat herbal asli dan palsu?

Pengguna produk herbal khususnya obat tradisional China di Indonesia semakin banyak, sehingga para penggemar produk tersebut menjadi lebih mudah untuk mendapatkannya. Terlebih kini semakin banyak ditemukan pada pada situs dan platform belanja daring yang dapat diakses dimanapun kapanpun dibutuhkan. Masalahnya, bagaimana cara mengetahui obat itu palsu atau tidak?

Obat Palsu

Sebelum membahas tentang apa saja ciri-ciri obat palsu, sebaiknya Anda mengerti terlebih dahulu apa yang disebut sebagai obat palsu. Nyatanya, obat ini bisa sangat mirip dengan obat asli, tapi mempunyai kualitas yang tentu berbeda.

Food and Drug Administration [FDA] Amerika Serikat, obat palsu adalah obat yang dijual dengan memakai nama produk, namun tidak mempunyai izin yang jelas.Biasanya tidak hanya nama merek yang disamakan tetapi juga kemasan yang dibuat semirip mungkin.

Secara diam-diam ternyata sudah banyak industri berskala besar yang dengan sengaja memproduksi obat palsu, tentu dengan tujuan untuk meraup keuntungan.

Tips Memilih Obat Herbal

Untuk mengatasi hal tersebut berikut beberapa tips memilih obat herbal yang baik menurut doktor ilmu pengobatan China tradisional [Traditional Chinese Medicine] Dr. dr William Adi Teja agar mudah membedakan mana yang asli dan palsu.

1. Konsultasi pada dokter

Sebelum Anda memutuskan untuk mengonsumsi obat herbal, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda untuk menghindari risiko kesehatan yang lebih buruk.

2. Cek kemasannya

Teliti terlebih dahulu kemasan produk sebelum membeli. Pastikan tidak ada yang cacat pada kemasan [tidak robek, gompal, berlubang, berkarat, atau bocor]. Periksa kapan produk tersebut dibuat dan kapal tanggal kadaluarsanya. Pastikan juga hal-hal seperti dibawah ini disertakan pada kemasan:

  • Tercantum nomor izin BPOM yang dicetak pada kemasan
  • Nama atau alamat perusahaan pengimpor tercantum jelas
  • Terdapat hologram nama perusahaan dan pengimpornya
  • Terdapat keterangan kandungan isi atau komposisi
  • Tertulis secara jelas saran penyajian, dosis, aturan pakai, indikasi, dan kontraindikasi.

Tahukah Anda, terkadang obat herbal yang dipalsukan dijual tanpa menggunakan kemasan semestinya serta tidak mencantumkan label. Sekecil apapun perubahan atau perbedaan pada kemasan obat, Anda harus mencarinya. Ingat, obat palsu bisa sangat mirip dengan obat asli.

Obat palsu umumnya mencantumkan tanggal kadaluwarsa yang dapat dibedakan dengan obat asli, misal cetakan tanggal kadaluwarsa sulit terbaca, tanggal kadaluwarsa hanya ditempel atau diganti dengan tulisan pulpen, atau bahkan tidak mencantumkan tanggal kedaluwarsa. Tanggal kedaluwarsa juga bisa saja dalam bentuk cap. Cap palsu ini dapat hilang tintanya dengan mudah jika diusap.

Mau bagaimanapun obat palsu bisa mempunyai kecacatan dibandingkan dengan obat asli jika diperhatikan dengan seksama.

3. Baca labelnya

Baca dan teliti lagi label kemasan. Apakah ada kontraindikasi dan larangan? Seperti apa aturan pakai yang benar dan adakah dosis perharinya? Apakah Anda memiliki alergi salah satu dari komposisi yang tertera? Apakah dokter atau kondisi kesehatan yang Anda miliki saat ini melarang Anda untuk mengonsumsi salah satu bahan yang ada? Apa ada pantangan makanan, minuman, obat-obatan, dan aktivitas yang harus dihindari sewaktu minum obat herbal tersebut?

Produsen produk herbal bertanggung jawab untuk memastikan bahwa klaim mereka untuk produk yang dijual tidak salah dan menyesatkan konsumen dan didukung oleh bukti yang memadai.

Oleh karena itu, meski terbuat dari bahan herbal dan alami, produk obat tradisional yang mengandung senyawa kimia alami tidak menutup kemungkinan berpotensi menimbulkan risiko efek samping lainnya yang merugikan kesehatan tubuh.

Sebagai salah satu apotek online yang jual obat cina  yang diimpor ke Indonesia oleh PT. Saras Subur Abadi, farmaku mengutamakan keaslian, keamanan, dan legalitas dari tiap produk itu sendiri. Satu diantaranya yaitu obat penghilang rasa sakit yang juga berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah dan menyembuhkan luka operasi, Pien Tze Huang.

4. Pastikan memiliki izin edar

Pastikan kembali produk herbal yang ingin Anda beli memiliki izin edar dari BPOM. Untuk memastikan keasliannya, Anda dapat mengecek nomor yang tercantum di tautan berikut //cekbpom.pom.go.id/. Klik di sini untuk melihat daftar lengkap obat tradisional yang diakui BPOM.

Atau untuk mengetahui keaslian produk obat cina Pien Tze Huang pada setiap kemasan dus besarnya terdapat stiker yang dibuat menggunakan code security laser yang didalamnya terdapat 16 digit kode yang dapat dimasukan pada website resmi www.t3315.com. 

Cara pengecekan nomor security:

1. Lihat bagian belakang stiker pada dus Pien Tze Huang

2. Masukan 16 digit angka pada www.t3315.com

3. Sedangkan untuk dus kecilnya, Anda dapat mengecek keaslian produk Pien Tze Huang melalui 5 macam stiker yang terdapat pada kemasan yakni:

  • Stiker Hologram PT. Saras Subur Abadi
  • Stiker Hologram Pien Tze Huang yang bertuliskan www.t3315.com
  • Stiker Segel Hologram bertuliskan Zhanglong
  • Stiker PT. Saras Subur Abadi yang bertuliskan Nomor POM TI 164 250 351
  • Stiker warna Hijau CBWM yang bertuliskan Pien Tze Huang

5. Cek produsen obat

Cek apakah ada nomor telepon, alamat, atau situs yang terdaftar sehingga Anda sebagai konsumen dapat mengetahui lebih banyak informasi tentang produk tersebut.

6. Perhatikan karakteristik produk

Pada umumnya yang asli, bila kemasan dibuka bau obat tradisional Cina berbeda dengan obat kimia sintetis [seperti jamu]. Jika kapsul dibuka, bubuk obat lebih besar dan warnanya cenderung lebih kecoklatan.

Siapa saja yang boleh mengonsumsi obat herbal?

Mengonsumsi obat-obatan herbal sebagai salah satu alternatif pelengkap dari obat yang sudah diresepkan dokter sebenarnya sah- sah saja dilakukan. Akan tetapi biasanya menampakkan manfaatnya jika dikonsumsi rutin dalam jangka panjang. Hanya saja, perhatikan dosis dan waktu penggunaan jamu herbal jika Anda sedang menggunakan obat lain.

Perlu diingat juga, penggunaan produk herbal sebaiknya di konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter jika memiliki kondisi seperti ini:

  • Memiliki kondisi kesehatan serius seperti penyakit hati dan ginjal
  • Orang tua lanjut usia
  • Anak-anak
  • Memiliki riwayat alergi dengan produk herbal
  • Hamil atau menyusui
  • Sedang mengkonsumsi obat lain

Apa risiko mengonsumsi obat palsu?

Mengonsumsi obat palsu baik itu obat generik atau herbal tentu memiliki risiko tersendiri meski harganya terbilang lebih murah daripada obat asli. Seperti yang dilansir dari BPOM, obat palsu dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan, yaitu :

  • Obat palsu dapat menyebabkan gangguan pada lambung, aliran darah, hati, dan ginjal. Selain itu, obat palsu juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada obat, serta resistensi kuman.
  • Orang yang mengonsumsi obat palsu dapat membuat penyakitnya semakin parah dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Nah itu dia beberapa cara cerdas yang bisa Anda lakukan ketika akan membeli obat-obatan herbal. So, pastikan Anda membeli di toko obat atau apotek online yang terpercaya ya! [PR]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề