Melalui cerita Fabel kita dapat belajar kerukunan dari

Melalui cerita Fabel kita dapat belajar kerukunan dari

Di sebuah hutan hiduplah seekor harimau dengan beberapa kelompoknya. Mereka selalu hidup bertengkar dan tidak ada yang mau mengalah satu sama lain. Meskipun mereka sama-sama satu spesies, tetapi mereka selalu tidak pernah rukun.

Saat itu Harimau sedang pergi ke hutan seberang yang tak jauh dari tempatnya bernaung. Dia mencari ketenangan hidup dan menjauh dari teman-temannya yang berlaku kasar dan curang. Dia ingin bisa menikmati makan dengan tenang tanpa ada keributan. Ternyata dia menemukan seeokor celeng yang tengah istirahat menikmati indahnya sinar rembulan di malam hari. Celeng adalah babi hutan atau babi liar. Dia merupakan hewan nokturnal (lebih banyak beraktifitas di malam hari). Celeng merupakan hewan omnivora. Makanan utamanya adalah berbagai tumbuhan, buah-buahan, kacang-kacangan, hingga akar. Babi hutan juga mengkonsumsi telur burung, bangkai, tikus kecil, serangga, dan cacing. ”Wah, ada celeng disana yang tengah istirahat. Pas sekali saat ini aku sedang lapar, ternyata rejeki tak kemana”, katanya. Dia mulai berjalan perlahan-lahan agar si celeng tidak terbangun. Ketika sudah sampai di depannya, harimaupun melahapnya. “Haiikkkk, kini aku sudah kenyang. Nikmat sekali daging celeng ini. Andai disini ada teman-temanku yang curang, pasti aku tak dapat menikmati santapan malam yang lezat ini”, ucap nya dalam hati sambil bersendawa.

Mataharipun bersinar menampakkan senyumnya, harimau terbangun dan siap melanjutkan perjalanan. Ditengah perjalanan dia bertemu dengan segerombol kelompok semut yang sedang berbaris rapi dengan membawa makanan yaitu ulat. Dibawanya ulat tersebut dengan bergotong royong. “Apa yang dilakukan para semut-semut itu ya? Mau dibawa kemana ulat tersebut?”, harimau bertanya dalam hati. Dia mengikuti langkah semut berjalan karena dia penasaran denga kativitas semut.

Ketika semut sudah sampai di sarangnya, harimau mendekat, “Apakah yang tadi kau lakukan bersama teman-temanmu wahai semut?”. Semut tersenyum lalu menjawab, “Kami sedang bergotong royong mengumpulkan makanan untuk persedian kita bersama”. Harimau semakin penasaran dengan kehidupan semut dan teman-temannya karena hariamau tidak pernah melihat kerukunan yang sedemikian rupa. “Apakah kalian tidak pernah bertengkar ataupun curang satu sama lain dengan makanan tersebut?”, tanyanya lagi. “Kami selalu hidup rukun dan bahagia, karena sejak kecil kami di didik untuk selalu hidup rukun dan gotong royong. Orang tua kami juga mengajarkan untuk tidak berlaku curang bahkan bengis”, jawabnya. Harimau kembali merenung, “Kenapa kehidupanku disana tidak seperti semut yang hidup rukun ya”.

Harimau melihat semut-semut tadi yang bermain bersama dan bercanda. Kemudian semut berkata, “Inilah yang kami lakukan setiap hari, kami sejak kecil diajarkan untuk saling menyayangi dan menghargai satu sama lain. Sehingga kami jarang sekali berkelahi. Kami selalu bersama-sama hidup dalam keadaan suka maupun duka”, jelasnya.

Harimau pun tersenyum dan sempat ada rasa iri karena melihat kerukunan serta rasa peduli satu sama lain. Kemudian harimau pamit, “Aku pulang dulu ya semut, terimakasih sudah mengajariku suatu pelajaran yang luar biasa yang tidak pernah aku rasakan selama ini”. Semut dan harimau saling melambaikan tangan dan tersenyum

#Day14

#30DEMJilid2

#30DaysEmakMendongeng

#Fabel

Melalui cerita Fabel kita dapat belajar kerukunan dari
Melalui cerita Fabel kita dapat belajar kerukunan dari

Di sebuah hutan hiduplah seekor gajah yang besar dan gagah. Gajah merupakan hewan mamalia, yaitu binatang yang menyusui. Dia memiliki belalai yang panjang, yang merupakan modifikasi dari bibir bagian atas dan hidung. Telinganya besar dan melebar. Memiliki gading yang memanjang kedepan karena dia adalah gajah jantan. Warna kulitnya adalah abu-abu .

Dia hidup dengan anaknya yang masih kecil. Hanya berdua saja mereka menempati kandang yang sudah agak reyot. “Aku mau cari makan dulu ah diluar. Pagi-pagi gini enaknya disambi sambil jalan-jalan pagi . Kebetulan tepat sekali udaranya sejuk”, ucapnya dalam hati. Anak gajah, si Bledug masih terbaring diatas jemari manikmati mimpi indahnya. “Bledug ayo bangun, kita cari makan sama-sama”, ucapnya sambil membangunkannya perlahan. “Hoooaaammmm, aku masih mengantuk ayah. Biarkan aku tidur sejenak dulu”, katanya sambil menggerutu. Kemudian sang ayah menunggu sejenak sambil duduk-duduk di depan kandang.

Kemudian mereka berdua berjalan beriringan untuk mencari makan. Bertemulah sang gajah dengan seekor rusa yang mencari makan juga. “Kenapa sih belum ada satupun apel disini. Aku kan lapar!”, gumamnya dalam hati sambil menggerutu. Gajah yang melihat rusa sedang mencari makan, ingin segera dihampiri. “Hai rusa, apa yang kau lakukan disini?”, tanya nya. “Aku sedang mencari makan. Kau sendiri sedang apa disini?”, rusa balik bertanya. Gajah pun tersenyum dan menjawab, “Sama, kita pun juga sedang mencari makan. Nah itu kan banyak dedaunan makanan kamu”.

Rusa hanya cemberut saja karena dia menginginkan apel. “Aku sudah bosan dengan itu, aku hanya ingin apel”, jawabnya dengan kesal. Rusa masih menggerutu saja, “Dari tadi aku tidak menemukan apel. Sejak tadi subuh aku sudah berkeliling hutan. Sekarang aku capek dan haus, aku belum menemukan sumber air juga. Masih jauh disana, ah aku haus dan lelah”.

Gajah pun bengong melihat rusa yang dari tadi mengeluh. “Ayah, kenapa sih rusa itu kok berbicara sendiri?”, tanya gajah kecil kepada ayahnya. “Dia sedang kesal atas apa yang menimpa dirinya”, jawabnya. Kemudian sang gajah berpamitan kepada rusa untuk melanjutkan perjalanan mencari makan, “Kita pamit dulu ya rusa. Semoga kamu lekas menemukan buah apel!”. Rusa menjawab sambil dia duduk santai melepas lelah, “Iya silahkan!”.

Gajah dan Bledug melanjutkan perjalanan sambil berkata, “Nak tahukah kamu apa yang dilakukan Rusa tadi? Dia sedang mengeluhkan apa yang dialaminya, seharusnya kita menjadi makhluk yang bersyukur atas apa yang telah Alloh berikan kepada kita. Karena Alloh telah memberikan kita kenikmatan yang lebih dan kitalah yang sering tidak bersyukur atas nikmatNya”. Bledugpun mendengarkan penjelasan ayahnya dengan seksama. “Mulai sekarang aku akan belajar untuk tidak mudah mengeluh dan selalu bersyukur atas apa yang terjadi padaku. Bukan begitu ayah?”, tanyanya dengan penuh semangat. “Ya harus dong nak”, jawabnya sambil tersenyum dan memeluk anaknya. Mereka berdua berjalan bergandengan tangan dengan bahagia.

#Day13

#30DEMJilid2

#30DaysEmakMendongeng

#Fabel

Suatu pagi seeokor burung pipit sudah berjalan-jalan mengitari suatu taman yang indah. Banyak bunga yang bermekaran disana dan semerbak wanginya sampai kemana-mana. Burung pipit mengepakkan sayapnya sambil bersenandung menggoyangkan kepalanya. Dia merasakan pagi ini benar-benar indah. Kemudian burung pipit hinggap di sebuah tempat duduk yang berwarna kecoklatan. Dia melihat banyak sekali kupu-kupu yang menghampari bunga yang bermekaran tersebut. “Apa yang dilakukan para kupu-kupu itu ya? Jangan-jangan dia akan merusak tanaman itu”, ujarnya dengan prasangka yang buruk.

“Ayo kita semua kesana teman-teman. Lihat itu! Banyak bunga yang mekar dan indah disana. Pasti kita akan kenyang”, ajak seekor kupu-kupu kepada teman-teman lainnya.

“Wah iya, ayo segera kita kesana”, jawab salah satu temannya.

Kemudian mereka pergi ke taman tersebut bersama-sama. Mereka adalah sekelompok kupu-kupu yang satu sama lain saling menyayangi dan tolong-menolong.

Tibalah kupu-kupu ditaman tersebut dan menghisap nektar bunga. “ehm….wanginya bunga ini”, kata kupu-kupu bicara dalam hati. Mereka semua menikmati nektar dan bahagia karena bisa membantu penyerbukan bunga. kemudian datanglah burung pipit menghampiri sekelompok kupu-kupu. “Hai kupu-kupu, apa yang kamu lakukan pada bunga ini?”, tanya nya penasaran. “Oh, kami sedang menghisap nektar bunga”, jawabnya dengan santai. “Kamu mau merusak bunga ini ya?, kejam sekali kau jika merusak bunga yang indah ini. Tau tidak bunga indah ini ciptaan Alloh yang harus kita jaga dan lestarikan”, ujarnya menasehati kupu-kupu tersebut.

Kupu-kupu pun tersenyum dan dia tetap melanjutkan tugasnya. “Apakah kau tidak mendengarkanku?”, ucapnya dengan nada marah. Kupu-kupu tersenyum lagi lalu menjelaskan kepada burung pipit, “Kami ini kupu-kupu yang baik, kami melindungi tanaman ini. Apa yang kami lakukan adalah menghisap nektar bunga dan membantu penyerbukan bunga sehingga menghasilkan biji baru dan dapat melestarikan tanaman ini. Bunga-bunga disini juga sangat membutuhkan bantuan kita untuk melakukan penyerbukan yang sempurna dalam rangka pelestarian tanaman”. Burung pipit mengangguk-angguk dan agak malu karena sudah berprasangka buruk kepada kupu-kupu. “Oh begitu ya, maafkan aku ya sudah berprasangka buruk kepadamu”, kata burung pipit. “Iya tidak apa-apa. Kita memang harus menjadi makhluk yang saling membantu satu sama lain”, kata kupu-kupu.

Akhirnya mereka semua tersenyum bersama. Si burung pipit kemudian pamit untuk pulang dan mengucapkan terimakasih serta permintaan maaf lagi kepada kupu-kupu. Kupu-kupu pun kembali melanjutkan tugasnya.

#Day11

#30DEMJilid2

#Fabel

Melalui cerita Fabel kita dapat belajar kerukunan dari

“La….lala…la….la…”, suara merdu dari seekor burung Nuri yang bernama Riri. Riri adalah seekor burung yang mempunyai bulu cantik dan menarik untuk dilihat. Dia adalah burung yang periang dan mempunyai hobi yaitu menyanyi. Dia tinggal bersama teman-temannya diatas pohon dengan membuat sebuah rumah dari jerami padi.

“Hoooaaammmmm, pagi yang indah”, sambutnya penuh bahagia. Matahari mulai terlihat melebarkan senyumnya dan menghangatkan suasana di pagi hari dengan sinarnya. “Selamat pagi Riri”, sapa Mimi dengan ramah. Mimi adalah seekor burung yang parasnya tidak begitu cantik dan mempunyai bulu-bulu yang tumbuhnya tidak rata, tidak secantik seperti bulunya Riri. Saat itu Riri hanya melirik Mimi yang sedang lewat didepannya. Riri tidak menjawab sapaan Mimi karena Riri tidak suka berteman dengan Mimi yang jelek.

Waktu itu semua burung berkumpul dan bermain di atas tanah sambil mencari makanan. Riri dan Mimi pun berkumpul menjadi satu. Mereka semua bahagia sambil bercerita dengan keindahan masing-masing parasnya. Riri dengan bangga dan percaya diri bercerita karena dia termasuk burung yang paling cantik diantara teman-temannya dengan bulu indah yang ia miliki. “Lihat nih, aku tetap cantik bukan meskipun aku jarang mandi”, ucapnya dengan sombong. “Kalau kamu sih tetap saja cantik Ri. Lihat nih buluku, ada bercak-bercak hitamnya”, sahut Sisi dengan nada mengeluh. “Iya nih Riri dari dulu kamu selalu yang paling cantik diantara kami”, sahut teman-teman lainnya. Riri pun semakin bangga dengan dirinya dan kecantikannya, sehingga dia semakin sombong.

Saat semua teman-temannya saling menonjolkan keindahan, Mimi hanya terdiam dan menundukkan kepala. “Kenapa hanya aku saja yang jelek?”, ucap Mimi sedih. “Hai Mimi, kenapa kamu melamun? Ayo kesana, kita bermain bersama!”, ajak Zizi membuyarkan lamunan Mimi. Akhirnya mereka berdua mendekat kepada Riri. “Teman-teman ternyata ada teman kita yang mempunyai bulu tidak rata tumbuhnya”, ejek Riri sambil melirik Mimi. Ada sebagian burung yang menertawakannya dan ada pula yang merasa kasihan kepada Mimi. “Seharusnya disini hanya tempat berkumpulnya burung yang berbulu cantik saja”, ucapnya lagi menegaskan menandakan semakin sombongnya Riri. “Jangan begitu Riri, Mimi ini kan juga teman kita!”, kata Zizi menegur Riri. “Tapi dia tidak cantik seperti kita-kita. Lihat bulunya? Cantik buluku bukan?”, ucapnya semakin sombong. Akhirnya Riri pergi meninggalkan teman-temannya dengan sedih. “Kenapa Riri selalu mengejekku dengan buluku yang seperti ini? Bukankah ini semua adalah ciptaan Tuhan?“, ucapnya dalam hati sambil menangis. Kemudian Riri pun terbang untuk menghibur dirinya sendiri.

#Day5

#30DEMJilid2

#Fabel

Melalui cerita Fabel kita dapat belajar kerukunan dari

Bibing adalah seekor kambing jantan yang bulunya sangat lebat. Semenjak lahir bulu-bulu nya sudah terlihat lebat. Bibing itu hewan yang baik hati tetapi sangat pemalu. Dia malu karena bulu-bulunya sangat lebat, sampai-sampai di bagian mukanya juga lebat. Sehingga matanya terlihat sipit dan lucu sekali. Postur tubuh bibing itu tinggi besar, banyak teman-teman bibing yang ingin memiliki tubuh seperti bibing.

Pagi itu bibing berpamitan kepada induknyanya untuk pergi mencari makan, “Bu, aku pergi dulu ya. Aku mau ke lahan kosong disebelah yang rumputnya tumbuh subur”, Bibing berpamitan. “Iya Bing, hati-hati ya! Lekas pulang jika sudah kenyang”, pesan Buni induknya. Bibingpun jalan perlahan-lahan sambil menikmati suasana pagi hari yang sejuk disertai semilir angin sepoi-sepoi. Di persimpangan jalan Bibing bertemu dengan Sisi, seekor sapi betina yang cantik dan ramah. “Hai Bing! Mau kemana kamu pagi-pagi begini?”, tanya Sisi. “Aku mau makan di lahan situ. Kalau kamu?”, jawab Bibing sambil menunjuk lahan kosong yang tempatnya tidak jauh lagi. “Sama, aku juga mau cari makan. Ayo kita sama-sama kesana!”, ajak Sisi.

Di sepanjang jalan Sisi banyak berbicara, tetapi Bibing lebih banyak diamnya. Bibing malu dengan bulu-bulunya yang lebat itu dan matanya yang terlihat sipit karena bulu lebatnya. “Bing, kamu kok diam saja, kenapa?”, tanya sisi. “Ehm….tidak, tidak apa-apa”, jawabnya malu sambil menundukkan kepala.

Akhirnya sampailah mereka di lahan kosong yang rumputnya tumbuh subur. “Wah, asyiknya makan disini. Rumputnya banyak sekali dan hijau-hijau”, kata Sisi. Bibing hanya tersenyum tanpa ada ungkapan sedikitpun. Tiba-tiba angin bertiup sangat kencang dan Sisi merasa kedinginan. “Bbrrrrr…..dingin sekali,”, ucapnya sambil memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya. Bibing hanya terdiam melihat Sisi kedinginan karena Bibing merasa cuaca nya tidak dingin. Dia tetap melanjutkan makan dengan santainya. “Ehm…, Sisi kamu kedinginan ya?”, tanyanya pelan. “Iya nih dingin sekali pagi ini. Apakah kamu tidak kedinginan Bing?”, jawab Sisi dan dia balik bertanya. Bibing hanya menjawab dengan menggelengkan kepala.

Tiba-tiba datanglah teman Bibing yang bernama Juju. Juju adalah kambing yang mempunyai bulu yang bagus tapi dia sombong. “Hai Bibing, si bulu lebat!”, sapanya. Bibing dan Sisi diam tidak menjawab sapannya. “Juju, kamu jangan mengejek Bibing, itu tidak baik. Bibing orangnya baik lho tidak sombong seperti kamu”, kata Sisi. “Emang benar kan, bulunya dia lebat. Lihat nih bulu ku, bagus kan!”, jawabnya dengan sombong. Bibing masih terdiam dan dia merasa semakin malu.

Sampai dirumah Bibing bercerita kepada induknya tentang kejadian tadi. “Biarkan saja Juju begitu, kamu tidak usah malu dan bersedih. Kamu harus percaya diri dengan bulu yang lebat ini karena ini adalah ciptaan Tuhan. Kita harus mensyukurinya”, kata Buni sambil meyakinkan Bibing. Bibingpun memeluk induknya dengan erat. “Kamu adalah kambing yang baik, sehingga banyak teman. Sedangkan Juju tidak punya teman karena kesombongannya”, lanjutnya. “Iya bu”, jawabnya. Akhirnya Bibing bisa tersenyum lebar.

#Day4

#30DEMJilid2

#Fabel

Cerita fabel apa saja?

Cerita fabel adalah sebuah dongeng yang para tokohnya diperankan oleh binatang dengan perilaku yang menyerupai manusia..
Si Kancil Mencuri Timun. ... .
Kura-kura dan Kelinci. ... .
Anjing dan Bayangannya. ... .
Burung Gagak yang Cerdik. ... .
Burung Jalak dan Kerbau. ... .
Kisah Semut dan Belalang. ... .
Rusa dan Pemburu..

Apa saja contoh cerita fabel dan legenda?

Meskipun kisah binatang, fabel mengandung pelajaran yang mudah dipahami oleh Si Kecil..
Cerita Kancil dan Buaya. Cerita kancil dan buaya termasuk salah satu fabel yang paling dikenal di Indonesia. ... .
Cerita Keong Mas. ... .
Legenda Danau Toba. ... .
Legenda Batu Menangis. ... .
Legenda Rawa Pening. ... .
Legenda Roro Jonggrang. ... .
Ibrahim dan Api..

Apa perbedaan cerita fantasi cerita fabel dan dongeng?

Teks cerita fantasi mencakup seluruh cerita yang didasari imajinasi pengarang, fabel ditujukan untuk mendidik melalui cerita dengan tokoh utama hewan, dan dongeng adalah cerita fantasi yang mengutamakan unsur hiburan melalui berbagai cerita keajaiban, bisa melalui tokoh hewan ataupun tokoh manusia.

Apa pesan moral dalam dongeng tupai yang sombong?

Si tupai merasa sangat malu dengan kesombongannya dan berjanji tidak akan mengulangnya. Pesan moral dari kisah ini adalah belajar untuk tidak sombong serta tidak meremehkan kemampuan orang lain.