Mengapa batik tulis lebih lama pembuatannya dibandingkan batik printing?

Batik merupakan warisan kesenian budaya Indonesia yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik berasal dari kata jawa “amba” yang bermakna menulis, dan “nitik” yang bermakna membuat titik. Batik merujuk kepada kain yang mempunyai corak yang terang dan menarik dan terdapat dalam berbagai bentuk serta mempunyai motif yang berbeda-beda. Berdasarkan cara pembuatannya, batik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Batik Tulis

Batik tulis memiliki harga yang relatif mahal karena proses pembuatan batik tulis yang sangat rumit dan manual yang bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk satu lembar kain batik tulis saja. Proses pembuatan batik tulis harus melalui proses dan tahapan yang sangat panjang. Semakin banyak warna pada kain batik tulis tersebut dan semakin halus motif batik tulis yang diinginkan maka proses pengerjaan batik tulis juga akan semakin lama. Salah satu kelebihan batik tulis adalah Motif batik tulis selalu bolak-balik pada kedua sisi kain.

2. Batik Cap

Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

3. Batik Printing

Pembuatan batik print dilakukan dengan cara mencetak motif batik diatas kain yang kemudian disusul dengan pewarnaan sebagaimana proses sablon. Batik print jika mengacu pada pengertian batik secara umum jelas bukan merupakan batik karena pada proses pembuatannya tidak menggunakan metode rintang warna atau tidak mengaplikasikan lilin batik pada kain.

Mengapa batik tulis lebih lama pembuatannya dibandingkan batik printing?

Mengapa batik tulis lebih lama pembuatannya dibandingkan batik printing?
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Ilustrasi Membatik

KOMPAS.com – Batik adalah kain khas Indonesia yang dibuat dengan teknik menulis atau menerakan malam atau lilin pada kainnya, lalu mewarnainya.

Batik sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu batik tulis atau batik tradisional yang dibuat dengan menggambarkan langsung pola di atas kain dengan canting, batik cap, dibuat masih dengan lilin tapi memakai bantuan cap untuk polanya, dan batik print.

Sebenarnya batik print bukanlah batik, namun kain yang bermotif seperti batik. Pasalnya, definisi batik adalah kain dengan pola warna yang dibuat menggunakan liln, sedangkan batik print tidak melalui proses ini.

Masalahnya, jika dilihat sepintas, tiga jenis batik itu nampak tak ada bedanya. Namun jika jeli, sebenarnya ketiganya berbeda.

Baca juga: Batik Apakah yang Anda Kenakan Hari Ini?

Nah, berikut cara mudah membedakan batik tulis dengan batik cap dan batik print.

Balik kain batik

Ya, cara termudah untuk membedakan batik tulis atau batik cap dengan kain print adalah dengan membaliknya.

Batik tulis umumnya memiliki motif yang tembus hingga ke belakang karena melalui proses pencantingan dengan lilin.

Semua tintanya akan terlihat memiliki warna, corak, dan motif yang terlihat jelas, meski antara corak yang satu dan yang lain terkadang tidak sama.

Sementara itu, batik cap bisa tembus atau tidak, tergantung kekuatan menekan waktu menerakan cap.

Mengapa batik tulis lebih lama pembuatannya dibandingkan batik printing?

Mengapa batik tulis lebih lama pembuatannya dibandingkan batik printing?
Lihat Foto

Ilustrasi batik tulis

KOMPAS.com – Umumnya, orang-orang menganggap bahwa batik itu terdiri dari tiga jenis, yaitu batik tulis, batik cap, dan batik print.

Padahal, “batik print” itu sebenarnya bukan batik lho. Mengapa demikian?

Pertama-tama, mari lihat definisi batik. Menurut UNESCO, batik adalah teknik perintangan warna menggunakan lilin panas (malam) untuk membentuk motif tertentu.

Batik bukanlah pola melainkan proses. Orang-orang Jawa seringkali menyebut batik sebagai rangkaian dari dua kata, yaitu amba yang berarti menggambar atau menulis, dan tik, dari kata titik. Hambatik atau ambatik lalu diartikan sebagai menggambar titik-titik.

Artinya, jika bukan digambar langsung menggunakan lilin yang dikenal dengan sebutan malam, maka bukan batik.

Prosesnya pun panjang dan rumit, serta membutuhkan kesabaran dan ketelitian tingkat tinggi.

Sementara itu, kain “batik” print tidak melaluinya. Itu hanyalah kain yang memiliki corak dan motif yang biasa kita temui pada kain batik asli.

Kain-kain itu tidak dibuat dengan menggambar, menitik, atau memberi warna dengan menutupi bagian yang tidak ingin diwarnai dengan lilin, melainkan dicetak menggunakan mesin.

Baca juga: Batik Tulis, Cap, dan Print, Bagaimana Membedakannya?

Kalau begitu, apa saja yang termasuk batik?

Nah, menurut teknik pembuatannya, yang termasuk batik adalah:

mencanting sumber sidomi.com

Kita telah mengetahui bahwa batik merupakan sebuah seni budaya yang menjadi warisan bangsa Indonesia dan telah mendapatkan pengakuan dunia. Ragam bentuk motif batik yang indah telah juga bertahan selama ratusan tahun bahkan terus bertambah setiap harinya. Saat ini batik telah menjadi sebuah komoditas yang sangat banyak dicari oleh masyarakat Indonesia dan juga para wisatawan yang datang ke Indonesia. 

Kain batik dan juga berbagai macam model baju batik yang ditawarkan oleh para pedagang ini memiliki harga yang sangat bervariasi mulai dari harga tiga puluh ribuan hingga harga jutaan rupiah. Walau bahan yang dipakai terkadang mirip namun harga kain batik tersebut sangat jauh berbeda. Hal ini lah yang  terkadang membuat sebagian orang heran dengan perbedaan harga yang sangat jauh ini.

Harga batik printing yang relatif sangat murah ini dapat diperoleh karena proses dan biaya produksi pembuatan kain batik printing yang relatif murah karena menggunakan teknologi mesin dalam pembuatan nya. Selain itu batik printing harganya lebih murah karena kualitas kain dan juga hasil nya merupakan kain yang biasa dan bukan yang premium. Batik printing dalam proses produksi  memang dibuat dengan jumlah yang sangat banyak sehingga semakin membuat biaya produksinya semakin kecil.Harga yang ditawarkan untuk selembar kain batik tulis memang sangat jauh berbeda dengan batik yang dibuat dengan teknik printing dan juga teknik batik cap. Harga yang muncul ini disebabkan oleh perbedaan biaya produksi yang ada dan juga perbedaan dalam hal seni. Batik tulis yang telah menjadi warisan leluhur bangsa Indonesia memang tidak hanya berupa selembar kain, namun memiliki nilai seni yang sangat tinggi yang terdapat dalam motif batik yang ada pada permukaan kainnya. 

Semakin unik dan rumit motif batik tulis tersebut maka harga jual dari batik tulis tersebut akan semakin tinggi.

Selain itu ada beberapa hal lagi yang membuat batik tulis harganya mahal,

1.  Dalam membuat pola batik batik tulis tidak ditemui pengulangan gambar. Hal ini menyebabkan pola dan motif batik tulis lebih ramping jika dibandingkan dengan batik cap. Hal ini disebabkan oleh karena proses pembuatan batik tulis yang menggunakan tangan manusia. Setiap kain batik tulis yang dihasilkan merupakan sebuah karya seni yang nilainya sangat tinggi hal ini disebabkan tidak ada satu pun kain batik tulis yang sama persis. Hal ini lah yang membuat setiap lembar kain batik tulis merupakan masterpiece.

2. Proses pembuatan batik tulis yang menggunakan alat canting yang diisi dengan malam membutuhkan tingkat ketekunan, ketelitian dan juga semangat serta ketahanan kerja yang sangat tinggi. Proses pemberian malam ini bisa dilakukan berulang kali, tergantung dari jumlah warna yang diinginkan ada pada kain batik tulis tersebut.

3.  Proses pembuatan batik tulis yang seluruh prosesnya dilakukan oleh manusia ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Pada umumnya untuk satu lembar kain batik tulis dapat selesai dalam waktu 3 hingga enam bulan lamanya. Hal ini tentu berbeda dengan kain batik printing dan juga kain batik cap yang dapat diproses lebih cepat. Bahkan kain batik tulis madura yang dikenal dengan batik gentongan, untuk proses perendaman kain dalam gentong berisi zat warna saja membutuhkan waktu beberapa bulan. Hal ini membuat proses yang dibutuhkan untuk satu lembar kain batik gentongan bisa mencapai 10 bulan. Proses yang unik inilah yang membuat kain tulis gentongan lebih mahal dibanding dengan batik tulis yang lainnya. Kain batik gentongan ini bisa dijual sekitar harga delapan ratus ribu rupiah hingga lima juta rupiah untuk satu lembar nya.

Demikian lah beberapa hal yang membuat kain batik tulis memiliki harga yang jauh lebih mahal dibanding kain batik lainnya. Kain batik yang asli adalah kain batik tulis, sehingga kita sebagai bangsa Indonesia sudah seharusnya berusaha mempertahankan dan melestarikan seni budaya batik warisan leluhur bangsa Indonesia ini.

Semoga artikel mengenai batik tulis ini bisa bermanfaat untuk kita.

Mengapa batik tulis lebih lama pembuatannya dibandingkan batik printing?
Pembuatan Batik Tulis
Seringkali kita bertanya mengapa batik tulis mahal harganya?. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut diatas marilah belajar bersama cara membedakan antara batik tulis dan batik cap.
Berikut ini adalah perbedaan antara keduanya:

  • Batik Tulis dibuat dengan canting sedangkan batik cap dibuat dengan alat cap
  • Waktu pengerjaan pembuatan batik Tulis 2-3 kali lebih lama dari batik cap. Untuk membuat 1 lembar batik tulis kurang lebih 1-4 bulan tergantung tingkat kerumitan motif batik itu sendiri.
  • Untuk proses pembuatan batik tulis dibutuhkan keahlian, kesabaran, dan ketelatenan dari pembuat batik itu sendiri.
  • Tingkat kerumitan dalam proses pembuatan batik tulis lebih tinggi jika dibandingkan batik cap
  • Pada setiap potongan gambar yang sama pada batik tulis tidak sama antara satu dengan yang lain, hal ini disebabkan oleh faktor human error dari pembatik.  Tetapi dari sinilah letak seni dari batik tulis itu sendiri.
Dari perbedaan antara batik tulis dan batik cap tersebut, bisa disimpulkan bahwa batik tulis yang dibuat dengan alat tulis yang berupa canting mempunyai nilai seni yang lebih tinggi daripada batik cap yang dibuat secara mekanis.  Oleh karenanya ketika anda membeli selembar batik tulis, maka yang anda beli bukan semata-mata selembar kain; tetapi anda telah membeli suatu karya seni.


Page 2