Mengapa dengan mengetahui tujuan yang harus dicapai dapat meningkatkan semangat belajar

Mengapa dengan mengetahui tujuan yang harus dicapai dapat meningkatkan semangat belajar

Oleh: Fifi Khoirunni’ma, Hanifaw Rahma Setyaningrum, Haritsah Nur Aini, Windi Astuti, Zalsabilla Sekar Fiqhanna

Prodi S1 PGSD, UNS, Surakarta

PENDAHULUAN

Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil juga pelajaran itu. Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari, muncullah minat untuk belajar. Hal ini sejalan dengan rasa keingintahuan dia yang akhirnya mendorong siswa untuk belajar. Sikap inilah yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar.

Dalam dunia pendidikan, terutama dalam kegiatan belajar, kelangsungan dan keberhasilan proses belajar mengajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual saja,faktor-faktor nonintelektual lain ikut andil dalam menentukan hasil belajar seseorang, salah satunya adalah kemampuan seseorang siswa untuk memotivasi dirinya. Mengutip pendapat Daniel Goleman (2004: 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.

Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar; seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal.

Peranan penting motivasi berada dalam proses belajar mengajar antara seorang guru dan siswanya, kemudian didalam motivasi belajar setiap individu bisa jadi tidaklah sama. Kita harus mengetahui arti motivasi itu sendiri, agar kita dapat memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat melaksanakannya ke dalam kehidupan kita. Jenis motivasi seperti apa yang kita butuhkan untuk membangkitkan agar siswa termotivasi. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Guru kreatif menjadikan siswa tergugah dalam pembelajaran yang akan dialami siswa atau siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran.

Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah kekuatan yang timbul dari dalam diri siswa untuk memberikan kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai Riduwan (2006:10). Menurut Hamalik (2007:26) motivasi adalah suatu dorongan kehndak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Wuitt, W (2001) motivasi adalah suatu kondisi atau status internal, kebutuhan, keinginan, atau hasrat yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai tujuan. Ditambahkan Gray dalam (Sadirman, 2005) motivasi adalah sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persintensi, dalam hal melaksanakan kegiatan tertentu.

Maka berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kekuatan dan dorongan yang timbul dari dalam maupun dari luar individu untuk menambah semangat dan antusiasme dalam melaksanakan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.

Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil, maka belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk pembuatan untuk mencapai tujuan (Soemanto, 1990:99). Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai (Riduwan, 2006:200). Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Kisyowati, 2011). Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar untuk menjamin tujuan belajar dapat tercapai.

Fungsi dan Tujuan Motivasi Pembelajaran

Menurut Purwanto (2015) tujuan motivasi belajar adalah untuk menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan melakukan sesuatu sehingga memperoleh hasil tertentu. Menurut Djamarah (2008), bagi seorang guru, tujuan motivasi belajar adalah untuk memacu para siswa agar timbul keinginan untuk meningkatkan presrtasi belajarnya sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sekolah dan pemerintah akan tercapai. Semakin jelas tujuan pe yang diharapkan maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi akan lebih berhasil menecapai tujuan.

Menurut Kasan dalam (Laila, 2018) tujuan motivasi pembelajaran adalah sebagai berikut, (a) untuk mendorong gairah dan semangat belajar, (b) untuk meningkatkan moral pendidikan dan semangat belajar, (c) untuk meningkatkan produktivitas siswa dalam belajar

Menurut Djamarah Syaiful Bahri (2008) fungsi motivasi belajar adalah sebagai berikut :

  1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Maksudnya adalah motivasi dapat membuat siswa memiliki hasrat untuk belajar dan mendorong siswa untuk belajar, karena dengan motivasi siswa akan lebih terdorong untuk melakukan sesuatu.

  1. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung. Siswa akan melakukan aktivitas dengan segenap jiwa dan semangat dalam melakukannya.

  1. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Dengan menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang mendukung guna mencapai tujuan, dengan mengesampingkan kegiatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan berikut.

Sehingga dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan motivasi belajar adalah untuk membuat siswa semangat dalam belajar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki semangat dan keinginan yang tinggi dalam proses belajarnya, sebaliknya siswa yang rendah  motivasinya akan sulit dan tidak bersemangat dalam proses belajarnya. Motivasi belajar siswa yang rendah secara tidak langsung dapat menurunkan prestasi belajarnya. Prestasi belajar siswa menurun akibat tujuan pembelajaran yang tidak tercapai dengan baik.

Motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

Faktor Internal

Intelegensi dalam proses pendidikan dianggap sangat penting sehingga dipandang menentukan dalam hal berhasil dan tidaknya seseorang dalam belajar. Istilah lain dari Intelegensi adalah kecerdasan, untuk menyatakan seseorang itu cerdas atau memiliki intelegensi tinggi apabila orang tersebut dapat dengan cepat dan berhasil menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapinya

Minat adalah kecenderungan seseorang pada hal-hal tertentu adalah karena mereka merasa tertarik pada hal-hal tertentu, biasanya disertai dengan rasa senang pada hal-hal tertentu. Pandangan umum mengatakan bahwa seseorang akan lebih berhasil jika belajar dalam bidang yang sesuai dengan bakatnya.

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan

Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai dengan penyesuaian mental secara umum. Bentuk-bentuk emosi adalah kemarahan, ketakutan, ketekunan dalam empati, kemandirian, rasa malu, memahami emosi dan gembira.

Indikator fisik adalah kekuatan, kecepatan, dan daya tahan. Kekuatan dapat diartikan dengan siswa mampu membuat rangkuman pelajaran dalam waktu singkat, untuk mendapatkan kekuatan siswa selalu berlatih dalam belajar. Kecepatan dapat dilihat seperti ketika guru menerangkan pelajaran siswa dapat dengan cepat merangkum penjelasan yang diberikan oleh guru. Mampu bertahan dalam belajar dari awal sampai akhir pelajaran yang diberikan guru, tidak pernah merasa lelah saat belajar, dan perlu waktu yang singkat dalam memahami pelajaran yang diberikan guru.

Sikap adalah kesiapan mental atau emosional untuk bertindak dalam situasi yang tepat. Kesiapan ditunjukkan pada siapnya siswa saat diadakan tes secara mendadak, apabila mendapatkan kritikan dari teman siap untuk memperbaiki, dan selalu membaca buku pelajaran sebelum jam pelajaran dimulai.

Faktor Eksternal

Faktor keluarga yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa, antara lain pola asuh orang tua, cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, kebudayaan keluarga , serta keadaan sosial-ekonomi keluarga .

2. Sekolah

Faktor dari lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa, antara lain metode mengajar yang digunakan guru, jenis kurikulum yang diberlakukan, hubungan antara guru dengan siswa, hubungan antar siswa, model disiplin sekolah yang dikembangkan, jenis mata pelajaran dan beban belajar siswa, waktu sekolah keadaan gedung sekolah, kuantitas tugas rumah, media pembelajaran yang sering digunakan, dan sebagainya.

3. Masyarakat

Faktor-faktor di lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa termasuk jenis kegiatan yang siswa ikuti dalam komunitas, teman bermain siswa, media massa yang dikonsumsi, kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat dan sebagainya

Jenis-jenis Motivasi Pembelajaran

Dalam kaitannya dengan belajar, biasanya para ahli membedakan dua macam motivasi berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah perubahan yang terjadi didalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas atau ketegangan psikologis. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar yang terus menerus. Sedangkan seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dan belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positip, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa mendatang.

Motivasi ekstrinsik adalah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya atau tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya.

Motivasi Belajar di SD

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indah dkk,(2020) diketahui bahwa siswa Sekolah Dasar rata-rata memiliki motivasi belajar kombinasi antara ekstrinsik dan intrinsik cukup tinggi. Kebanyakan siswa cenderung memiliki motivasi ekstrinsik. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan siswa masih menilai sesuatu berdasarkan lingkungan bukan atas dasar keinginan atau nilai-nilai yang dianut anak itu sendiri. Oleh karena itu tingkat motivasi belajar intrinsik pada siswa Sekolah Dasar lebih rendah. Tingginya tingkat motivasi belajar kombinasi siswa SD, menunjukkan bahwa peran internal diri siswa dan lingkungan bekerjasama dengan baik. Apabila motivasi belajar siswa dipertahankan sejak dini, maka kedepannya siswa akan memiliki peluang keberhasilan yang besar untuk mencapai tujuan belajar maupun cita-cita. Hal itu disebabkan motivasi belajar merupakan faktor pendorong, yang membantu siswa dalam meraih aspirasi belajarnya.

Manfaat Motivasi Pembelajaran

Motivasi belajar adalah salah satu motivasi yang baik karena memiliki tujuan dan manfaat yang baik. Manfaat motivasi belajar menurut Sardiman (2014: 85) antara lain mendorong suatu tindakan, menentukan arah tindakan, dan menyeleksi tindakan. Motivasi berfungsi untuk menyeleksi tindakan yang bermanfaat untuk dilaksanakan dan tindakan yang tidak bermanfaat untuk dilaksanakan.

Sejalan dengan Sardiman, Dimyati dan Mudjino (2013: 85) menyatakan bahwa motivasi belajar bermanfaat untuk menyadarkan peserta didik pada kedudukan awal belajar, proses, dan hasil akhir; menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar; mengarahkan kegiatan belajar; meningkatkan semangat belajar; dan menyadarkan tentang adanya proses belajar dan kemudian bekerja.

Menurut Ahmadi, Abu & Supriyono (2013: 83) motivasi bermanfaat untuk menimbulkan, mendasari, dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan apakah kegiatan belajar telah dilakukan dengan baik sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Semakin tinggi motivasi belajar peserta didik maka keberhasilan belajar peserta didik juga akan semakin tinggi. Peserta didik yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan giat berusaha, pantang menyerah, selalu optimis, rajin membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya.

Menurut Djamarah (2011:156) fungsi atau manfaat motivasi dalam belajar antara lain:

  1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Seorang anak didik memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang hal baru. Sikap tersebut yang mendasari dan mendorong kea rah sejumlah perbuatan dalam belajar. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
  2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Saat hendak melakukan sesuatu, anak didik pasti sudah memiliki keinginan atau dorongan dalam dirinya. Dalam kegiatan belajarpun seorang siswa perlu adanya dorongan atau motivasi untuk melakukannya. Jika sang siswa sudah menumbuhkan motivasi dalam dirinya, maka siswa tidak perlu terpaksa untuk belajar atau untuk melakukan kegiatan lainya.
  3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus diabaikan. Jika anak yang menyukai mata pelajaran A dan ingin mendapatkan nilai baik untuk pelajaran tersebut, maka tidak mungkin anak akan belajar untuk pelajaran B. Sesuatu yang dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang dicapainya. Tujuan itulah yang menjadi motivasi anak tersebut untuk belajar.

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Untuk membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, upaya yang harus dilakukan guru menurut Aritonang (2008:30) adalah sebagai berikut :

Perhatian siswa muncul karena didorong oleh rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu itu perlu mendapat rangsangan sehingga siswa akan memperhatikan selama belajar. Rasa ingin tahu tersebut dapat dirangsang dengan hal yang baru, aneh, kontadiktif dan kompleks.

2. Sabar

Guru tidak boleh emosi menghadapi siswa yang tidak berminat belajar atau siswa yang nakal, rebut, dan melawan

3. Memiliki 3S (Senyum, Sapa, Santun)

Ketika mengajar guru menunjukkan keramahan dan bersikap menghargai siswa

4. Adil

Artinya guru tidak membedakan antara siswa yang tidak pandai dengan siswa yang pandai selama proses pembelajaran

5. Baik

Artinya guru dengan senang hati dapat memberikan solusi jika siswa menghadapi kesulitan dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru

6. Disiplin

Guru harus selalu tepat waktu dalam mengajar baik ketika memulai maupun mengakhiri pembelajaran

  1. Tidak menakuti siswa dengan ancaman, yaitu ketika siswa tidak mengerjakan tugas guru tidak boleh mengancam siswa dengan mengatakan “kamu akan tinggal kelas” atau “kamu akan mendapat nilai yang buruk”
  2. Memiliki semangat ketika mengajar agar siswa juga ikut bersemangat.

Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan Sardiman (2005:92), yaitu:

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.

2. Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.

3. Kompetisi Persaingan.

Baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.

4. Ego-involvement.

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.

5. Memberi Ulangan.

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.

6. Mengetahui Hasil.

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.

7. Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8. Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.

Menurut Sanjaya, (2009) ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:

  1. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi nbelajar siswa (Sanjaya, 2009:29).

2. Membangkitkan motivasi siswa.

Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yang logis untuk momotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365).

3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.

4. Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik.

Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin,2009:174).

Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan membangitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran.

5. Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa.

Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya, 2009:30) Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena akan terkesan dibuatbuat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah, 2002:152).

6. Berikan penilaian Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus.

Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31). Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).

7. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa

Penghargaan bisa dilakukan dengan mmemberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21).

8. Ciptakan persaingan dan kerjasama Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pemebelajaran siswa.

Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31).

Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu.

SIMPULAN

Motivasi sangat penting dalam pembelajaran. Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar untuk menjamin tujuan belajar dapat tercapai.

Motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal (faktor dari dalam) dan faktor eksternal (faktor dari luar). Motivasi belajar dibedakan menjadi dua macam motivasi berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi belajar bermanfaat untuk menyadarkan peserta didik pada kedudukan awal belajar, proses, dan hasil akhir; menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar; mengarahkan kegiatan belajar; meningkatkan semangat belajar; dan menyadarkan tentang adanya proses belajar dan kemudian bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, & Supriyono. (2013). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djarwo, C. F. (2020). Analisis Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Motivasi Belajar Kimia Siswa Sma Kota Jayapura. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, 7(1), 2355–6358

Djamarah, S B. (2008). Motivasi Pembelajaran. Jurnal Sosial Humaniora Universitas Semarang

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

  1. Martinis, Yamin. 2009. Srategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada.

Hamalik, O. (2007). Proses Belajar. Jakarta: Buki Aksara.

Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.

Indah, M. Y. N., Yanti, M. M., Arifi, Y., Pawestri, A. A. M., & Hermahayu, H. (2020). Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Di Kota Magelang. Jurnal VARIDIKA, 32(1), 61–69. https://doi.org/10.23917/varidika.v32i1.11141

Kisyowati, A. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Terhadap Kecakapan Hidup Siswa. Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan UNESA.

Purwanto, N. (2015:73). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Riduwan. Motivasi Belajar Siswa. (2006). Jakarta: PT Nusa Indah Bangsa.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Sadirman, AM. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.

Soemanto. (1990). Psikologi Pendidikan. Saptono, Y. J. (2016). Motivasi dan Keberhasilan Belajar Siswa. Volume I | Nomor 1 | Maret, 1(1), 189–212. http://christianeducation.id/e-journal/index.php/regulafidei/article/view/9Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Wuitt, W. (2001). Motivation To Learn. An Overview. Educational Psychology Interavtive. Valdosta: Saldosta State University