SEBAGAI negara multikultural, Indonesia terdiri dari sekitar 300 kelompok etnik atau suku bangsa, lebih tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS 2010.
Dengan banyaknya suku bangsa tersebut, bahasa daerah yang digunakan juga beragam dan berbeda satu sama lain. Indonesia memiliki 718 bahasa daerah atau terbanyak kedua di dunia setelah Papua Nugini.
Layaknya hutan tropis Nusantara yang memiliki keanekargamanan hayati, bahasa daerah pun demikian. Di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur sebagai identitas, karakter dan kekayaan bangsa berbineka.
Baca juga: Kuatkan Warga Terpapar Covid-19, Ganip: Jaga Pikiran, Semangat Terus
"Keragaman bahasa daerah adalah refleksi atau cerminan kekayaan bangsa yang berbineka," ujar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Endang Aminudin Aziz kepada Media Indonesia, Kamis (5/8).
Dijelaskannya, bahasa daerah memiliki nilai sosiologis yang sangat lekat kepada penuturnya. Semua penutur bahasa daerah hidup, berkembang dan berpikir dalam bahasa daerah. Bahasa daerah juga memiliki nilai emosional bagi para penuturnya.
"Dalam konteks inilah bangsa Indonesia melihat bahasa daerah sebagai salah satu bentuk kekayaan tak benda bagi masyarakat dan bangsa," tutur Endang.
Sebagai bahasa lokal, bahasa daerah bukanlah penghambat perkembangan Bahasa Indonesia. Menggunakan bahasa daerah bukan berarti tidak menghargai Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
Salah satu sumber pengayaan kosa kata Bahasa Indonesia berasal dari bahasa daerah. Dari 114.665 entri di dalam KBBI, 6.075 atau 5,3% diantaranya berasal dari bahasa daerah. Sampai saat ini hadir sekitar 228 kamus dwibahasa daerah. "Ini adalah wujud dari rekaman kekayaan dan peradaban dari masyarakat bangsa Indonesia," kata dia.
Meski demikian, seiring berkembangnya zaman, eksistensi bahasa daerah kian terancam dan beberapa bahasa daerah di Indonesia pun sudah dinyatakan punah. Pada Februari 2020, Badan Bahasa mencatat sedikitnya ada 11 bahasa daerah sudah punah dan 25 lainnya terancam punah.
Baca juga: Ini 3 Penyebab Harimau ke Luar Hutan
Bahasa yang punah dan terancam punah banyak terdapat di wilayah Indonesia timur. Mengingat, dari 718 bahasa daerah, sebanyak 428 bahasa daerah berasal dari Papua dan pada kenyataannya nyaris tidak dijumpai aksara lokal.
Menurut ahli bahasa Universitas Indonesia (UI) Multamia Lauder, masalah kepunahan bahasa dan bahasa yang terancam punah merupakan topik hangat yang diperbincangkan para pakar bahasa di seluruh dunia. Akan tetapi, masalah ini kurang dipahami orang awan dan para petinggi pengambil keputusan.
"Secara umum jika kita membicarakan masalah bahasa dan budaya, acap kali dianggap tidak penting atau tidak ada urgensinya. Padahal, apabila sebuah bahasa punah, secara otomatis kebudayaannya akan ikut punah," ungkapnya.
Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Alie Humaedi menerangkan bahasa daerah menjadi identitas kebudayaan suku bangsa dan penyusun khazanah kebudayaan nasional Indonesia.
"Perkembangan bahasa dan budaya daerah seolah dilemahkan dan menjadi lemah karena berbagai faktor internal dan eksternal," tuturnya.
Faktor internal datang dari masyarakat penuturnya, seperti berkurangnya penutur dan ketidakpedulian generasi penerus untuk melestarikan bahasa daerah. Faktor eksternal datang dari kebijakan pemerintah yang tidak melindungi bahasa daerah dan pengaruh budaya serta bahasa asing.
Lantas, menjaga dan melestarikan bahasa daerah merupakan tanggup jawab bersama. Bahasa daerah merupakan identitas dan karakter dari bangsa yang berbineka.
Melestarikan bahasa daerah menjadi bagian penting untuk menjaga kekayaan bangsa. Bagi generasi penerus pesannya masih sama utamakan Bahasa Indonesia, kuasai bahasa asing dan lestarikan bahasa daerah. (H-3)
Halaman ini memuat daftar bahasa di Indonesia berdasarkan pulau utama. Daftar ini tidak dimaksudkan sebagai suatu daftar yang lengkap atau selalu terbarui. Jika Anda melihat artikel yang seharusnya tercantum di sini, silakan sunting halaman ini dan tambahkan pranala ke artikel tersebut. Gunakan perubahan terkait untuk melihat perubahan terbaru dari artikel-artikel yang tercantum pada halaman ini.
Indonesia memiliki 718 bahasa daerah[1] dan bahasa Indonesia itu sendiri sebagai bahasa resmi nasional. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 718 bahasa yang ada di Indonesia di bawah ini sebagai bahasa ibu.[2] Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari dan mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa Indonesia.
Berdasarkan data BPS di tahun 2015, maka hanya terdapat 14 bahasa daerah yang memiliki penutur di atas 1.000.000 jiwa atau sekitar 69.22% dari sekitar 252.200.000 jiwa total penduduk Indonesia.[3] Adapun ke-14 bahasa daerah dengan jumlah penutur terbanyak di Indonesia tersebut adalah:[4][5]
- Bahasa Aceh (3.500.000 jiwa penutur)
- Bahasa Bali (3.330.000 jiwa penutur)
- Bahasa Batak (7.045.000 jiwa penutur)
- Bahasa Betawi (5.000.000 jiwa penutur)
- Bahasa Bugis (5.000.000 jiwa penutur)
- Bahasa Gorontalo (1.000.000 jiwa penutur)
- Bahasa Jawa (84.300.000 jiwa penutur)
- Bahasa Lampung (1.834.000 jiwa penutur)
- Bahasa Madura (6.770.000 jiwa penutur)
- Bahasa Makassar (2.130.000 jiwa penutur)
- Bahasa Melayu (16.140.000 jiwa penutur)
- Bahasa Minangkabau (5.530.000 jiwa penutur)
- Bahasa Sasak (2.100.000 jiwa penutur)
- Bahasa Sunda (42.000.000 jiwa penutur)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 juga menyebutkan tentang Bahasa Isyarat Indonesia, yang digunakan oleh 2.000.000 jiwa penutur.
- Bahasa Abung
- Bahasa Aceh
- Bahasa Alas Kluet
- Bahasa Angkola
- Bahasa Bangka
- Bahasa Batak
- Batak Mandailing
- Batak Medan
- Batak Palpak
- Batak Simalungun
- Batak Toba
- Bahasa Belalau
- Bahasa Col
- Bahasa Daya
- Bahasa Devayan
- Bahasa Duano
- Bahasa Enggano
- Bahasa Enim
- Bahasa Gayo
- Bahasa Haji
- Bahasa Karo
- Bahasa Kaur
- Bahasa Kerinci
- Bahasa Kikim
- Bahasa Kisam
- Bahasa Komering
- Bahasa Krui
- Bahasa Kubu
- Bahasa Lampung
- Lampung Api
- Lampung Melinting
- Lampung Menggala
- Lampung Metro
- Lampung Nasal
- Lampung Nyo
- Lampung Pubian
- Lampung Way Kanan
- Bahasa Lematang
- Bahasa Lintang
- Bahasa Loncong
- Bahasa Lubu
- Bahasa Melayu Tengah
- Bahasa Melayu Jambi
- Bahasa Melayu Palembang
- Bahasa Mentawai
- Bahasa Meranjat
- Bahasa Minangkabau
- Bahasa Musi
- Bahasa Nias
- Bahasa Ocu
- Bahasa Ogan
- Bahasa Pekal
- Bahasa Penesak
- Bahasa Rambang
- Bahasa Rawas
- Bahasa Rejang
- Bahasa Sigulai
- Bahasa Simeulue
- Bahasa Singkil
- Bahasa Sungkai
- Bahasa Baduy
- Bahasa Banten
- Banten Sunda
- Bahasa Betawi
- Pinggiran
- Betawi Tengah
- Bahasa Cirebon
- Cirebon Sunda
- Cirebon Jawa
- Bahasa Javindo
- Bahasa Jawa
- Bagelan
- Banyumasan
- Blora
- Indramayu
- Jombang
- Kedu
- Kudus
- Lamongan
- Malang
- Mataraman
- Pantura
- Pasuruan
- Pekalongan
- Pemalang
- Semarang
- Serang
- Surabaya
- Surabaya Pecinan
- Surakarta
- Tegal
- Yojo
- Bahasa Osing
- Bahasa Peranakan
- Bahasa Tengger
- Bahasa Kangean
- Dandung
- Duko
- Laok Jangjang
- Pagerungan
- Pajanangger
- Saebus
- Saebus
- Sapeken
- Torjek
- Bahasa Lampung Cikoneng
- Bahasa Madura
- Madura Bangkalan
- Bawean
- Pamekasan
- Sampang
- Sapudi
- Sumenep
- Bahasa Pecok
- Bahasa Orang Pulo
- Bahasa Sunda
- Banyumas
- Bogor
- Brebes
- Ciamis
- Majalengka
- Priangan
- Bahasa Abui [abz]
- Bahasa Adang [adn]
- Bahasa Adonara [adr]
- Bahasa Alor [aol]
- Bahasa Amarasi [aaz]
- Bahasa Anakalangu [akg]
- Bahasa Bali [ban]
- Kata Kolok [bqy]
- Bahasa Bilba [bpz]
- Bahasa Bima [bhp]
- Bahasa Blagar [beu]
- Bahasa Bunak [bfn]
- Bahasa Dela-Oenale [row]
- Bahasa Dengka [dnk]
- Bahasa Dhao [nfa]
- Bahasa Ende [end]
- Bahasa Hamap [hmu]
- Bahasa Helong [heg]
- Bahasa Ile Ape [ila]
- Bahasa Kabola [klz]
- Bahasa Kafoa [kpu]
- Bahasa Kamang [woi]
- Bahasa Kambera [xbr]
- Bahasa Kedang [ksx]
- Bahasa Kelon [kyo]
- Bahasa Kemak [kem]
- Bahasa Ke’o [xxk]
- Bahasa Kepo’ [kuk]
- Bahasa Kodi [kod]
- Bahasa Komodo [kvh]
- Bahasa Kui [kvd]
- Bahasa Kula [tpg]
- Bahasa Lamaholot [slp]
- Bahasa Lamalera [lmr]
- Bahasa Lamatuka [lmq]
- Bahasa Lamboya [lmy]
- Bahasa Lamma [lev]
- Bahasa Laura [lur]
- Bahasa Lembata
- Bahasa Lembata Selatan [lmf]
- Bahasa Lembata Barat [lmj]
- Bahasa Levuka [lvu]
- Bahasa Lewo Eleng [lwe]
- Bahasa Lewotobi [lwt]
- Bahasa Li’o [ljl]
- Bahasa Lole [llg]
- Bahasa Melayu
- Bahasa Melayu Bali [mhp]
- Bahasa Melayu Kupang [mkn]
- Bahasa Melayu Larantuka [lrt]
- Bahasa Mamboru [mvd]
- Bahasa Manggarai [mqy]
- Bahasa Nage [nxe]
- Bahasa Nasal [nsy]
- Bahasa Nedebang [nec]
- Bahasa Ngad’a [nxg]
- Bahasa Ngad’a Timur [nea]
- Bahasa Palu’e [ple]
- Bahasa Portugis [por]
- Bahasa Rajong [rjg]
- Bahasa Rembong [reb]
- Bahasa Retta [ret]
- Bahasa Ringgou [rgu]
- Bahasa Riung [riu]
- Bahasa Rongga [ror]
- Bahasa Sabu [hvn]
- Bahasa Sasak [sas]
- Bahasa Sawila [swt]
- Bahasa Sika [ski]
- Bahasa So’a [ssq]
- Bahasa Sumbawa [smw]
- Bahasa Tereweng [twg]
- Bahasa Termanu [twu]
- Bahasa Tetun [tet]
- Bahasa Tewa [twe]
- Bahasa Tii [txq]
- Bahasa Uab Meto [aoz]
- Bahasa Wae Rana [wrx]
- Bahasa Wanukaka [wnk]
- Bahasa Wejewa [wew]
- Bahasa Wersing [kvw]
- Bahasa Ampanang
- Bahasa Aoheng
- Bahasa Bahau
- Bahasa Bakati
- Bahasa Bakumpai
- Bahasa Benyadu
- Bahasa Biatah
- Bahasa Bukar Sadong
- Bahasa Bukat
- Bahasa Bukitan
- Bahasa Darat
- Bahasa Daro Matu
- Bahasa Dohoi
- Bahasa Dusun
- Bahasa Dusun Deyah
- Bahasa Dusun Malang
- Bahasa Dusun Witu
- Bahasa Hovongan
- Bahasa Iban
- Bahasa Jagoi
- Bahasa Jangkang
- Bahasa Kahayan
- Bahasa Kajaman
- Bahasa Kanayatn
- Bahasa Kanowit
- Bahasa Katingan
- Bahasa Kayan Baram
- Bahasa Kayan Busang
- Bahasa Kayan Mahakam
- Bahasa Kayan Mendalam
- Bahasa Kayan Rejang
- Bahasa Kayan Sungai
- Bahasa Kayan Wahau
- Bahasa Kembayan
- Bahasa Keninjal
- Bahasa Kereho
- Bahasa Kohin
- Bahasa Lahanan
- Bahasa Lara
- Bahasa Lawangan
- Bahasa Maanyan
- Bahasa Mali
- Bahasa Melanau
- Bahasa Milikin
- Bahasa Modang
- Bahasa Mualansudah
- Bahasa Murik
- Bahasa Ngaju
- Bahasa Nyadu
- Bahasa Paku
- Bahasa Punan Aput
- Bahasa Punan Batu
- Bahasa Punan Merah
- Bahasa Ribun
- Bahasa Sara
- Bahasa Seberuang
- Bahasa Sebuyau
- Bahasa Segai
- Bahasa Sekapan
- Bahasa Selako
- Bahasa Semandang
- Bahasa Senganan
- Bahasa Seru
- Bahasa Sian
- Bahasa Siang
- Bahasa Sibu
- Bahasa Tanjong
- Bahasa Tawoyan
- Bahasa Tringgus
- Bahasa Tunjung
- Bahasa Ukit
- Bahasa Alor
- Bahasa Alune
- Bahasa Ambalau
- Bahasa Ambelan
- Bahasa Aru
- Bahasa Asilulu
- Bahasa Bacan
- Bahasa Balkewan
- Bahasa Banda
- Bahasa Barakai
- Bahasa Batuley
- Bahasa Belu
- Bahasa Bobot
- Bahasa Boing
- Bahasa Buru
- Bahasa Damar Timur
- Bahasa Dawelor
- Bahasa Dobel
- Bahasa Elnama
- Bahasa Emplawas
- Bahasa Fordata
- Bahasa Geloli
- Bahasa Goram
- Bahasa Helo
- Bahasa Hoti
- Bahasa Iha
- Bahasa Illiun
- Bahasa Kadang
- Bahasa Kaham
- Bahasa Kai
- Bahasa Kaiely
- Bahasa Kaisar
- Bahasa Karey
- Bahasa Kei
- Bahasa Kola
- Bahasa Kompane
- Bahasa Kroe
- Bahasa Kur
- Bahasa Lain
- Bahasa Leinam
- Bahasa Leti
- Bahasa Lola
- Bahasa Loon
- Bahasa Luhu
- Bahasa Makatian
- Bahasa Marlasi
- Bahasa Marsela Barat
- Bahasa Marsela Tengah
- Bahasa Marsela Timur
- Bahasa Masarete
- Bahasa Moa
- Bahasa Nila
- Bahasa Nuaulu
- Bahasa Oirata
- Bahasa Oroyliye
- Bahasa Pantar
- Bahasa Piliana
- Bahasa Piru
- Bahasa Roma
- Bahasa Rote
- Bahasa Salas
- Bahasa Saleman
- Bahasa Samasuru
- Bahasa Sawai
- Bahasa Selaru
- Bahasa Seluwasan
- Bahasa Seram
- Bahasa Serili
- Bahasa Serua
- Bahasa Solor
- Bahasa Sula
- Bahasa Tagalisa
- Bahasa Taliabo
- Bahasa Tanibar
- Bahasa Tarangan Barat
- Bahasa Tarangan Timur
- Bahasa Telaah Babar
- Bahasa Teon
- Bahasa Ternate
- Bahasa Tetun
- Bahasa Tidore
- Bahasa Timor
- Bahasa Wemale
- Bahasa Wetar
- Bahasa Windesi
- Bahasa Woda-Woda
- Bahasa Yalahatan
- Bahasa Yamdena
- Bahasa Yatoke
- Daftar Bahasa di Indonesia Menurut BPS 2010
- Daftar Bahasa di Indonesia Menurut Jumlah Penutur
- Daftar Bahasa di Indonesia Menurut Abjad
- Daftar Suku Bangsa di Indonesia
- ^ Bahasa Daerah di Indonesia - Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan, Kemdikbud RI, diakses tanggal 27 Maret 2020
- ^ Depdiknas Terbitkan Peta Bahasa Blog BahasaKita 4 Maret 2009, mirror dari berita AntaraOnline edisi 22 Oktober 2008.
- ^ Badan Pusat Statistik. (2015). https://www.bps.go.id/
- ^ Putrohari, R. D., dkk. (2015). "Diaspora Melanesia di Nusantara". Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Halaman: 191-192. ISBN : 978-602-1289-19-8
- ^ Lewis, M. Paul, Simons, Gary F., and Fennig, Charles D. eds. 2015. Ethnologue: Languages of the World. Eighteenth edition. Dallas, Tex.: SIL International
- Daftar Aksara di Indonesia
- (Indonesia) Kamus Online berbagai Bahasa Daerah di Indonesia
- (Indonesia) Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Bahasa dan Kesusatraan
- Kamus Bahasa
- Sastra Indonesia
- (Inggris) Daftar bahasa menurut katalog Ethnologue
- (Inggris) OLAC Language Resource Catalog: Indonesia Diarsipkan 2015-05-11 di Wayback Machine.
- (Inggris) Peta bahasa-bahasa di Indonesia[pranala nonaktif permanen]
- (Inggris) Linguistik peta Indonesia
- (Inggris) Daftar bahasa yang nyaris punah[pranala nonaktif permanen]
- (Inggris) All Languages of Indonesia
- (Inggris) Languages of Indonesia[pranala nonaktif permanen]