Mengapa diadakannya Kongres Pemuda 1 dan Kongres Pemuda 2 sebelum terbentuknya Sumpah Pemuda

Artikel Yal Aziz[Tenaga Artikel] 13 Oktober 2020 13:53:32 WIB

Mengamalkan Makna Sumpah Pemuda 1928 dalam Berbangsa

Oleh Yal Aziz

Berbicaralah dengan sejarah. Untuk itu sejarah Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 mengandung isi dan makna yang mendalam bagi bangsa Indonesia.

Ada banyak makna yang mendalam bagi sejarah bangsa ini dalam isi Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada 28 Oktober 1928 itu, yakni ikrar bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu: Indonesia. 

Secara historis, Sumpah Pemuda tercetus dalam Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Namun dua tahun sebelumnya, seperti diungkap Sudiyo lewat buku Perhimpunan Indonesia sampai dengan Lahirnya Sumpah Pemuda [1989], telah dilakukan Kongres Pemuda I mulai tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926 di Batavia [Jakarta]. 

Kongres Pemuda I atau Kerapatan Besar Pemuda dihadiri oleh perwakilan dari perhimpunan pemuda/pemudi termasuk Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, Jong Bataks Bond, Pemuda Kaum Theosofi, dan masih banyak lagi. 

Waktu itu, tujuan Kongres Pemuda I, seperti dikutip dari buku Peranan Gedung Kramat Raya 106 dalam Melahirkan Sumpah Pemuda [1996] karya Mardanas Safwan, antara lain mencari jalan membina perkumpulan pemuda yang tunggal, yaitu dengan membentuk sebuah badan sentral dengan maksud: Pertama, untuk memajukan persatuan dan kebangsaan Indonesia, serta yang kedua adalah demi menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan pemuda kebangsaan di tanah air. 

Namun, Kongres Pemuda I diakhiri tanpa hasil yang memuaskan bagi semua pihak lantaran masih adanya perbedaan pandangan. Setelah itu, digelar lagi beberapa pertemuan demi menemukan kesatuan pemikiran. Maka, disepakati bahwa Kongres Pemuda II akan segera dilaksanakan. 

Lahirnya Sumpah Pemuda Kongres Pemuda II dilangsungkan selama dua hari pada 27 dan 28 Oktober 1928 di Batavia. Hari pertama, kongres menempati Gedung Katholikee Jongelingen Bond atau Gedung Pemuda Katolik, sedangkan kongres di hari kedua diadakan di Gedung Oost Java [sekarang di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat]. Tujuan Kongres Pemuda II antara lain: [1] Melahirkan cita cita semua perkumpulan pemuda pemuda Indonesia, [2] Membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia; serta [3] Memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia. 

Kongres ini diikuti oleh lebih banyak peserta dari kongres pertama, termasuk Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia [PPPI], Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Pemuda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Katholikee Jongelingen Bond, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun dan lainnya. 

Hadir pula beberapa orang perwakilan dari pemuda peranakan kaum Tionghoa di Indonesia dalam Kongres Pemuda II ini, seperti Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie, namun asal organisasi/perhimpunan mereka belum diketahui.

Dari cuplikan sejarah tentang lahirnya Sumpah Pemuda, bisa jadi bahan renungkan bagi kita dalam mengisi pembangunan sekarang ini. Tanpa persatuan dan keatuan tentu akan membuat setiap rencana pembangunan akan terhenti atau terganggu.

Untuk itu kini mari kta jadikan hari Sumpah Pemudada sebagai momentum untuk memersatukan visi dan misi kita dalam mengisi pembagunan, terutama untuk tetap mengutuhkan rasa sebangsa dan setanah air bagi kita. Sekalimerdeka tetap merdeka. Semoga. [Penulis wartawantabloidbijak.com dan berbagai sumber]

MSKI Online − Momentum Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang mendalam, yakni sebagai sebuah ikrar sekaligus cita-cita integrasi dan etos keindonesiaan. Kini Sumpah Pemuda memasuki peringatan yang ke-92

Secara Historis sebelum Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober – sehingga tercetusnya Sumpah Pemuda –  dua tahun sebelumnya, pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926 telah dilakukan Konggres Pemuda I atau Kerapatan Besar Pemuda di Batavia [Jakarta]. Konggres Pemuda I dihadiri oleh berbagai perwakilan dari perhimpunan pemuda/pemudi di antaranya Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Studerenden Minahasaers, Jong Islamieten Bond, dan lainnya.

Adapun tujuan Kongres Pemuda I seperti yang dikutip tirto.id dari buku Mardanas Safwan yang berjudul Peranan Gedung Kramat Raya 106 dalam melahirkan Sumpah Pemuda [1996], antaranya sebagai upaya dalam pembinaan perkumpulan pemuda yang tunggal, yaitu dengan membentuk badan sentral dengan maksud: Pertama, untuk kemajuan persatuan dan kebangsaan Indonesia, kedua sebagai badan penguat hubungan antar sesama perkumpulan pemuda/pemudi di tanah air. Namun, para pihak yang tergabung dalam Kongres Pemuda I banyak berselisih perbedaan pandangan sehingga Kongres Pemuda I diakhiri tanpa hasil yang jelas.

Kemudian beberapa pertemuan digelar, setelah itu ada kesepakatan untuk melaksakan kembali Kongres Pemuda II yakni dilangsungkan selama dua hari tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Batavia. Hari pertama berlangsung di Gedung Katholikee Jongelingen Bond atau Gedung Pemuda Katolik, sedangkan kongres di hari kedua diadakan di Gedung Oost Java [sekarang di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat].

Pada kongres Pemuda II ini diikuti lebih banyak perkumpulan kepumadaan di tanah air. Termasuk didalamnya hadir Pelajar-Pelajar Indonesia [PPPI], Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Pemuda Indonesia, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun dan lainnya. turut hadir juga perwakilan pemuda dari peranakan kaum Tionghoa di Indonesia, seperti Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie, namun asal organisasi/perhimpunan mereka belum diketahui.

Ahmad Syafii Maarif dalam bukunya Islam dalam Bingkai Keindonesia dan Kemanusian [2009], menyebutkan susunan Panita Kongres Pemuda II sebagai berikut: Ketua: Sugondo Djojopuspito [PPPI] Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid [Jong Java] Sekretaris: Muhammad Yamin [Jong Sumatranen Bond] Bendahara: Amir Sjarifudin [Jong Bataks Bond] Pembantu I: Johan Mohammad Cai [Jong Islamieten Bond] Pembantu II: R. Katjasoengkana [Pemuda Indonesia] Pembantu III: R.C.I. Sendoek [Jong Celebes] Pembantu IV: Johannes Leimena [Jong Ambon] Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud [Pemuda Kaum Betawi]. Hadir pula WR.Supratman.

Adapun tujuan dari Kongres Pemuda II yaitu, [1]. Melahirkan cita-cita semua perkumpulan pemuda-pemuda Indonesia, [2]. Membahas permasalahan gerakan kepemudaan, [3]. Memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.

Selain itu, satu fakta menarik adalah pada Kongres Pemuda II ini adalah dinyanyikanlah lagu Indonesia Raya pertama kalinya oleh Dolly Salim yang merupakan putri dari H. Agus Salim diiringi oleh alunan biola W.R. Supratman.

Melalui rangakaian Kongres Pemuda II yang melelahkan. Akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928 para komite pemuda bersepakat merumuskan ikrar janji yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Adapun isi sumpah pemuda adalah sebagai berikut

[Pertama]

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

[Kedua]

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

[Ketiga]

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Kemenpora merilis logo terbaru untuk peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2020. adapun tema momentum peringatan Hari Sumpah pemuda yang ke-92 saat ini bertema “bersatu dan bangkit” tercermin dari logo Sumpah Pemuda. Di kutip dari website Kemenpora, peringatan tersebut memiliki spirit “persatuan”, gotong royong”.

Menurut Menpora, “Semangat persatuan dan gotong royong mutlak tidak dapat ditawar lagi. Termasuk dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang masih melanda negeri.”

Selain itu, pada momen Sumpah Pemuda tahun  ini, Menpora RI juga berharap peran pemuda di Tanah Air semakin signifikan. Peran pemuda harus lebih baik dan selalu siap menghadapi tantangan kedepannya. Sumpah pemuda menjadi salah satu tonggak sejarah bangsa dimana kaum muda menjadi garda depan dan pengawal kesadaran berbangsa. Sebagaimana logo angka 92 Sumpah Pemuda dengan hiasan warna-warni, perbedaan ras, agama, dan suku tidak menjadi penghalang. Semua dapat disatukan secara harmonis sebagai  perwujudan Bhineka Tuggal Ika “berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Home Nasional Nasional Lainnya

Tim | CNN Indonesia

Kamis, 28 Oct 2021 11:23 WIB

Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai lahirnya persatuan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Berikut sejarah Sumpah Pemuda melalui Kongres Pemuda II. [Ilustrasi Foto: ANTARA FOTO/Jojon]

Jakarta, CNN Indonesia --

Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Sejarah sumpah pemuda diawali dari pergerakan yang menyatukan para pemuda-pemudi Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Gerakan Sumpah Pemuda tercipta dari gagasan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia [PPPI] dalam penyelenggaraan Kongres Pemuda II.

Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia sendiri merupakan organisasi yang anggotanya adalah pelajar dari seluruh Indonesia.


Kongres Pemuda tersebut menjadi cikal bakal semangat nasionalisme kebangsaan Indonesia yang kala itu masih dalam cengkeraman Belanda.


Sejarah Singkat Sumpah Pemuda

Infografis Sejarah Sumpah Pemuda [Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi]

Jauh sebelum terciptanya Sumpah Pemuda, para pemuda telah lebih dulu membentuk sebuah organisasi yang disebut Indonesische Student Bond atau Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia pada 1926.

PPPI digawangi oleh para pemuda yang terpelajar dan berpendidikan seperti mahasiswa RHS [Rechtshogeschool te Batavia], THS [Technische Hoogeschool te Bandoeng], dan Stovia.

PPPI bertujuan menyatukan seluruh organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia karena dinilai memiliki kesamaan pandangan.

Organisasi PPPI cukup berpengaruh karena sebagian besar merupakan kaum terpelajar. Kesatuan Indonesia, dinilai para pemuda adalah kunci melawan penjajah. Para pelajar di PPPI juga aktif terjun ke politik sambil bersekolah.

Lalu untuk mewujudkan kesamaan pandangan dibentuklah Kongres Pemuda I pada 30 April sampai 2 Mei 1926. Namun pertemuan ini sempat ditunda sehingga dilanjutkan pada Kongres Pemuda II.

Kongres Pemuda II

Kongres Pemuda II merupakan lanjutan dari Kongres Pemuda I yang berlangsung pada 30 April sampai 2 Mei 1926. Itikad kuat persatuan pemuda ini kemudian direalisasikan dua tahun berikutnya melalui Kongres Pemuda II.

Pada 1928, dilansir dari situs Kemendikbud, PPPI memprakarsai Kongres Pemuda II diselenggarakan di tiga tempat berbeda dan diadakan dalam tiga kali rapat. Dari pertemuan Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 ini lahirlah Sumpah Pemuda.

Kongres tersebut dihadiri oleh organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi.

Pertemuan inilah yang kemudian menghasilkan isi Sumpah Pemuda.

Rapat pertama terjadi pada 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Dalam rapat ini, Mohammad Yamin menguraikan arti dan pentingnya persatuan pemuda.

Menurut Yamin, ada lima faktor yang bisa memperkuat kesatuan rakyat Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Belum mendapat kesepakatan rapat dilanjutkan keesokan hari yaitu pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop. Rapat kedua saat itu membahas masalah pendidikan.

Kedua pembicara yakni Purnomowulan dan Sarmidi Mangunsarkoro menyampaikan pandangannya bahwa setiap rakyat Indonesia harus mendapat pendidikan kebangsaan.

Pendidikan harus seimbang antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Masih di hari dan tanggal yang sama, rapat berpindah ke Gedung Indonesische Clubhuis Kramat.

Dalam rapat lanjutan ini dijelaskan betapa pentingnya nasionalisme dan demokrasi yang sejalan dengan gerakan kepanduan.

Pertemuan lanjutan ini sekaligus merumuskan hasil kongres dua hari sebelumnya. Para organisasi yang hadir saat itu membacakan bersama-sama isi rumusan yang telah menjadi satu visi.

Acara Kongres Pemuda II ditutup dengan lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman.


Tokoh Kunci Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda yang menampilkan diorama dan tokoh yang memprakarsai Sumpah Pemuda [Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika]

Proses di balik lahirnya Sumpah Pemuda melibatkan banyak tokoh pemuda dari pelbagai kalangan. Sejumlah nama yang tercatat di antaranya:

  • Sugondo Joyopuspito
  • Mohammad Yamin
  • Wage Rudolf Supratman
  • Amir Syarifuddin Harapan
  • Joko Marsaid
  • Sie Kong Lian
  • Sarmidi Mangunsarkoro
  • Nona Purnomowulan
  • Johannes Leimena
  • Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo
  • Kasman Singodimedjo
  • Mohammad Roem
  • Adnan Kapau Gani.

Itulah sejarah Sumpah Pemuda dan tokoh-tokoh kunci di balik lahirnya Sumpah Pemuda. Puluhan tahun kemudian hingga saat ini, 28 Oktober diperingati sebagai lahirnya persatuan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.

Melansir situs Museum Sumpah Pemuda, tema Sumpah Pemuda 2021 kali ini mengusung 'Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh'.

[imb/fef]

Saksikan Video di Bawah Ini:

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

LAINNYA DARI DETIKNETWORK

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề