Mengapa hewan ruminansia dapat mencerna selulosa sedangkan manusia tidak dapat mencerna selulosa?

Niken Bestari Rabu, 29 Desember 2021 | 10:30 WIB

Sapi adalah salah satu contoh hewan ruminansia atau memamah biak. [Pixabay]

Bobo.id - Hewan ruminansia merupakan hewan pemamah biak pemakan tumbuhan [herbivora], contohnya sapi, kambing, rusa, jerapah, kerbau, domba, dan kijang.

Sistem pencernaan pada hewan ruminansia lebih unik dibandingkan dengan manusia.

Hewan ruminansia dapat mengunyah atau memamah makanannya melalui dua tahapan, lo.

Tahapan pertama terjadi pada saat awal makanan masuk, makanan hanya dikunyah sebentar dan menghasilkan tekstur yang kasar.

Lalu, makanan akan disimpan di dalam bagian rumen lambung.

Baca Juga: Meski Tidak Sedang Makan, Mengapa Mulut Sapi Selalu Terlihat Mengunyah, ya?

Tahapan kedua yaitu ketika rumen sudah penuh, hewan ruminansia akan mengeluarkan makanan yang dikunyahnya tadi untuk dikunyah kembali hingga teksturnya lebih halus. Kemudian makanan akan masuk ke dalam lambung untuk dicerna lagi.

Berikut ini merupakan urutan sistem pencernaan hewan ruminansia beserta organnya.

Hewan ruminansia memiliki 5 organ pencernaan yang berperan dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh.

Organ-organ tersebut saling terhubung satu sama lain sehingga membentuk membentuk sistem pencernaan.

Page 2

Page 3

Pixabay

Sapi adalah salah satu contoh hewan ruminansia atau memamah biak.

Bobo.id - Hewan ruminansia merupakan hewan pemamah biak pemakan tumbuhan [herbivora], contohnya sapi, kambing, rusa, jerapah, kerbau, domba, dan kijang.

Sistem pencernaan pada hewan ruminansia lebih unik dibandingkan dengan manusia.

Hewan ruminansia dapat mengunyah atau memamah makanannya melalui dua tahapan, lo.

Tahapan pertama terjadi pada saat awal makanan masuk, makanan hanya dikunyah sebentar dan menghasilkan tekstur yang kasar.

Lalu, makanan akan disimpan di dalam bagian rumen lambung.

Baca Juga: Meski Tidak Sedang Makan, Mengapa Mulut Sapi Selalu Terlihat Mengunyah, ya?

Tahapan kedua yaitu ketika rumen sudah penuh, hewan ruminansia akan mengeluarkan makanan yang dikunyahnya tadi untuk dikunyah kembali hingga teksturnya lebih halus. Kemudian makanan akan masuk ke dalam lambung untuk dicerna lagi.

Berikut ini merupakan urutan sistem pencernaan hewan ruminansia beserta organnya.

Hewan ruminansia memiliki 5 organ pencernaan yang berperan dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh.

Organ-organ tersebut saling terhubung satu sama lain sehingga membentuk membentuk sistem pencernaan.

Selulosa merupakan senyawa organik yang melimpah-limpah didunia yaitu sekitar lebih kurang 50 % dari berat kering dari semua tumbuh-tumbuhan. Selulosa dapat dicerna sebagai bahan makanan oleh hewan mminansia. Hewan Ruminansia dapat memamfaatkan selulosa yang terdapat dalam bahan makanan berkadar serat tinggi, karena adanya mikroorganisme selulolotik yang terdapat dalam rumen, selain itu hewan Ruminansia mempunyai alat pencernaan yang paling sempurna untuk bekerjanya mikroorganisme terhadap serat kasar dan selulosa. Upaya untuk memperkirakan koefisien atau daya cerna bahan-bahan makanan berkadar serat tinggi sangat penting dalam membuat evaluasi bagaimana mekanisme hewan Ruminansia dapat memamfaatkan serat kasar yang tinggi. Pada penelitian ini, digunakan isolasi bakteri rumen kerbau yang beradaptasi terhadap selulosa yang diisolasi oleh tim peneliti balitnak, yang dipisahkan berdasarkan morfologinya yaitu bakteri batang dan bakteri Coccus yang dipacu dengan mikromineral, dalam kemampuannya mencerna selulosa. Pada penelitian ini baberapa mikromineral terbaik akan dikombinasikan [mix] untuk masing-masing isolat bakteri, dimana parameter yang diukur adalah tingkat kecernaan [KBK dan ICBO],pH, asam laktat,VFA, populasi dan Protozoa.

Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen [perut besar], retikulum[perut jala], omasum [perut kitab], dan abomasum [perut masam], dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali [kedua kali]. Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian [fermentasi].

Saat mereka makan rumput, maka makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke  retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar disebut bolus.

Sebenarnya ada banyak bakteri yang melakukan fermentasi selulosa. Total ada sekitar 32 strain bakteri yang melakukan fermentasi. Diantara sekian banyak itu yang terkenal adalah: Lachnospira multiparous, Butyrivbrio fibrisolvens, Bacteroides ruminicola, dan semua bersifat anaerob.

Saat para ruminansia ini sudah santai di kandangnya, bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut, makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya, dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim selulase yang akan menghancurkan selulosa. Mikroba penghasil selulase tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah [asam], akibatnya bakteri ini akan mati, namun para mikroba ini malah dapat dicerna sebagai sumber protein bagi hewan ruminansia. Dengan demikian, rumimansia tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia.

Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi dilakukan oleh bakteri pada sekum [semacam appendix yang membesar] yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung sapi. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh para mikroba tadi.

Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali. Karena kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang masih bisa dicerna lagi oleh kelinci.

Usus hewan herbivora lebih besar dibandingkan dengan usus karnivora. Bahkan usus halus herbivora bisa mencapai 40 meter. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora jumlahnya lebih banyak dan sulit dicerna karena kandungan selulosa. Sedangkan pada karnivora jumlah makanannya lebih sedikit sehingga pencernaan berlangsung dengan cepat.

Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri pada saluran pencernaan ruminansia ini tidak hanya berfungsi untuk merombak selulosa, tetapi juga dapat menghasilkan biogas yang berupa gas CH4 [metana] yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif bahan bakar. Jadi bisa digunakan sebagai pengganti kompor gas untuk memasak.  Bakteri yang ada di sekum atau usus akan keluar dari tubuh hewan tersebut bersama faeces [tinja]. Nah, bahan organik yang terdapat dalam faeces tadi akan diuraikan dan dapat menghasilkan biogas tadi.

Sumber : //fredikurniawan.com/sistem-pencernaan-pada-sapi-beserta-fungsinya/

Ditulis oleh Indra Setyadi,S.Pt.  Penyuluh Pertanian Muda di BPP Kecamatan Pengadegan.

Sapi adalah hewan memamah biak atau ruminansia, mereka memiliki model pencernaan yang agak berbeda dan memiliki jumlah lambung yang lebih banyak.

Hewan ruminansia memiliki 4 lambung, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Hewan ini memiliki kebiasaan mengunyah kembali makanan yang telah ditelannya.

Sapi memakan rumput dan tumbuhan lain sebagai makanan pokoknya. Tumbuhan adalah jenis makanan yang sulit dicerna karena tersusun atas serat selulosa yang kuat. Untuk dapat mencerna tumbuhan, sapi dan hewan ruminansia lain memiliki jumlah lambung yang lebih banyak dan mekanisme pencernaan yang lebih kompleks.

Sapi akan mengeluarkan kembali makanan yang telah ditelannya untuk dikunyah ulang agar dapat dicerna dengan baik. Lambung sapi dihuni bakteri dan protista yang menghasilkan enzim selulose untuk membantu sapi mencerna selulosa.

Proses pencernaan yang terjadi pada lambung sapi adalah sebagai berikut.


Rumen

Sapi akan mengunyah makanan untuk kali yang pertama, menelannya dalam bentuk bolus [gumpalan-gumpalan] dan masuk ke dalam rumen. Dalam rumen terdapat bekteri dan protista yang mencerna selulosa menjadi karbohidrat yang lebih pendek.

Retikulum

Bolus dalam rumen kemudian akan masuk menuju lambung kedua yaitu retikulum. Di dalam retikulum ini juga terdapat mikroorganisme yang mencerna serat-serat selulosa. Setelah dari retikulum, makanan akan dikeluarkan ke mulut kembali untuk dikunyah ulang agar lebih mudah dicerna.

Lambung-lambung sapi.

Omasum

Makanan kemudian ditelan kembali menuju omasum dan kandungan air dalam makanan akan diserap.

Abomasum

Makanan kemudian akan masuk ke lambung terakhir sapi, abomasum. Di dalamnya akan terjadi pencernaan secara enzimatis dengan enzim-enzim yang dihasilkan oleh sapi sendiri.

Bakteri dan protista dalam lambung akan memecah selulosa menjadi karbohidrat yang lebih pendek dan sederhana, sedangkan bakteri dan protista mendapat tempat hidup yang optimal dan selalu tersedia makanan untuk mereka. Suatu simbiosis yang saling mengutungkan antara kedua belah pihak.

Mikroorganisme tersebut akan ikut terbawa dalam makanan dan terbuang bersama kotoran. Namun bakteri dan protista dalam lambung sapi dapat berkembangbiak dengan cepat sehingga jumlahnya dalam lambung tetap stabil dan dapat terus membantu pencernaan sapi.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề